Abu Nawas dan Telor Onta

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Hikayat Abu Nawas Mengobati Penyakit Raja Menggunakan Telor Onta, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Hikayat Abu Nawas Mengobati Penyakit Raja Menggunakan Telor Onta, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Suatu ketika, raja Harun sedang menderita sakit. Meski para tabib dikerahkan untuk mengobatinya, penyakit beliau tak kunjung sembuh jua. Maka, sayembara berhadiah pun digelar. Siapa yang bisa mengobati raja, berhak mendapatkan hadiah besar. Ternyata Abu Nawas tidak mau ketinggalan untuk ikut dalam sayembara ini.

Penyakit yang diderita oleh baginda, termasuk aneh. Beliau merasakan tubuhnya kaku dan terasa pegal di seluruh anggota badan. Suhu tubuh beliau panas dan tidak mampu untuk melangkahkan kakinya. Selera makan baginda hilang, dan sakit menjadi semakin parah. Raja Harun bukanlah seseorang yang mudah putus asa dan menyerah. Beliau punya tekad kuat untuk sembuh dari penyakitnya. Abu Nawas yang telah mendengar desas-desus perihal penyakit raja, berfikir keras dan memutar otaknya untuk mendapatkan cara pengobatan yang tepat. Bagaimana pun, akhirnya ia pergi juga ke istana.

Abu Nawas berjalan perlahan dan akhirnya tiba di istana. Raja terkejut melihat kedatangannya. "Abu Nawas, engkau memang seorang sastrawan hebat tapi bukan seorang tabib. Atas dasar apa, engkau hendak menyembuhkan penyakitku ini?" raja menyapa kedatangannya, sekaligus heran. Abu Nawas hanya tersenyum tulus, kemudian berusaha meyakinkan raja atas kemampuannya sebagai tabib. Awalnya sulit bagi raja menerima pengakuan Abu Nawas itu. Namun, bukan Abu Nawas kalau tidak mampu meyakinkan lawan bicara.

Kemudian Abu Nawas melakukan diagnosa, layaknya seorang tabib. "Apa keluhan tuan raja?" Tanya Abu Nawas, meniru gaya seorang tabib. "Aku tidak tahu penyebabnya, sekujur tubuhku terasa sakit dan panas. Aku merasa sangat lesu" tutur baginda. Abu Nawas langsung tertawa seketika, setelah mendengar keluhan baginda. Tentu saja, raja sangat tersinggung dengan sikap Abu Nawas. "Tenangkan diri anda, tuanku. Menurut hamba, penyakit seperti itu mudah sekali mengobatinya" Abu Nawas menjelaskan alasan ketawanya.

Raja menanyakan obat apa untuk menyembuhkan penyakitnya, dimana bisa diperoleh. "Obatnya adalah sebutir telur unta, tuanku. Telur tersebut ada di kota baghdad" Abu Nawas memberi keterangan. Raja yang ingin segera sembuh dari penyakitnya itu, sangat antusias mendengar keterangan yang diberikan oleh Abu Nawas. Esok harinya, raja beserta pengawalnya berangkat untuk mencari obat yang dimaksud. Agar tidak mengundang perhatian rakyat, raja dan para pengawal mengenakan pakaian biasa. Raja dan pasukannya mendatangi seluruh pasar yang ada di kota Baghdad. Sekeras apa pun usaha mereka, telur unta yang dimaksud tidak didapat. Raja tetap bersikeras mencarinya, meski seluruh pasukan mulai merasa kelelahan. Raja kelihatan menggerutu, serta punya rencana memberi hukuman kepada Abu Nawas jika telur unta tidak juga ditemukan.

Akhirnya raja menyerah, dan memutuskan untuk kembali ke istana. Namun, di tengah perjalanan nampak seorang lelaki tua yang sedang membawa ranting kayu. Raja menyapanya. "Sebentar kek, saya ingin menanyakan sesuatu hal" raja mencegah kakek tersebut. Setelah melihat wajah kakek, raja merasa iba. Beliau menawarkan diri untuk membawakan ranting-ranting kayu hingga ke rumah lelaki tua itu. Sesampainya di rumah kakek tua, raja mulai basa-basi. Merasa cukup dengan basa-basi, raja mulai bertanya perihal telur unta. "Mana ada telur unta?" si kakek tertawa lebar, setelah berfikir. Kakek tua memberi penjelasan, tiada telur unta di bagian dunia mana pun. Semua hewan yang punya daun telinga tidak bertelur, tapi beranak. Termasuk unta, karena ia termasuk hewan yang punya daun telinga.

Raja beserta pasukannya tersentak kaget. Raja marah besar, karena merasa bahwa Abu Nawas telah mempermainkannya. Esok harinya, Abu Nawas dipanggil untuk menghadap ke istana. "Abu Nawas, alangkah beraninya engkau mempermainkan rajamu! Mana ada unta bertelur?" raja merasa kesal luar biasa. "Benar, tuanku. Unta memang tidak mengeluarkan telur" jawab Abu Nawas, ringan. Mendengar jawaban Abu Nawas, raja segera memerintahkan kepada pengawal untuk menghukum Abu Nawas. Hukuman yang sangat berat! "Tunggu, tuanku raja. Sebelum hamba menerima hukuman, bolehkah say bertanya sesuatu hal?" ucap Abu Nawas. "Apa itu?" tanya raja penasaran. "Bagaimana kondisi kesehatan tuanku?" tanya Abu Nawas. "Tubuhku segar bugar, tidak lemas dan pegal lagi" jawab baginda. "Itu artinya, saya telah berhasil mengobati penyakit paduka. Sesuai yang tuanku janjikan, saya berhak memperoleh hadiah dari sayembara ini" Ucap Abu Nawas dengan gembira.

Raja melongo mendengar ucapan Abu Nawas. Bagaimana pun, beliau menyadari kenyataan ini. Beliau sembuh lantaran mengikuti arahan dari Abu Nawas. Sambil tersenyum, beliau mencabut hukuman kepada Abu Nawas. Tak lupa, beliau memberi hadiah kepada Abu Nawas sesuai janjinya.