Kisah Ikan dan Bangau

Cerita Dongeng Indonesia - Dongeng Fabel tentang Ikan dan Bangau
Cerita Dongeng Indonesia - Dongeng Fabel tentang Ikan dan Bangau. Dahulu kala, di sebuah danau/tasik/telaga yang airnya jernih dan luas, hiduplah sekelompok burung bangau yang setiap harinya memangsa ikan-ikan yang ada di danau tersebut. Semula di danau tersebut banyak sekali ikan. Namun, setelah sekelompok burung bangau mendatangi dan menetap di sekitar danau, perlahan-lahan habislah ikan-ikan yang ada di danau. Tetapi ada seekor ikan yang selalu bersembunyi di balik bebatuan yang ada di danau tersebut, sehingga ia terhindar dari ancaman para burung bangau.

Suatu ketika, karena danau itu mulai langka ikan, kawanan burung bangau tersebut ingin pergi mencari di tempat lain. Diutuslah sekelompok kecil burung bangau untuk mencari tempat baru yang masih lumayan banyak ikannya. Setelah terbang cukup lama, mereka berhasil menemukan danau lain yang ternyata masih banyak ikan yang menghuni di tempat itu. Mereka pun kemudian terbang kembali untuk memberitahukan hal tersebut kepada teman-temannya yang lain. Akhirnya mereka semua bersepakat untuk meninggalkan danau tersebut. Berbondong-bondong mereka terbang melewati banyak pulau, dan hutan-hutan. Akhirnya, sampailah mereka di danau yang sangat indah, jernih dan masih banyak ikan juga binatang lain yang bisa dijadikan santapan mereka.

Akan tetapi, tanpa mereka sadari, di danau yang lama masih tertinggal seekor burung bangau tua yang enggan meninggalkan danau tersebut. Setelah sekelompok burung bangau itu pergi, seekor ikan yang semula selalu bersembunyi mulai berani muncul dan berenang kesana kemari meskipun hatinya sedih kerena tidak ada teman seekor ikan pun, semua telah tiada dimangsa kawanan bangau. Namun ia masih berharap sebentar lagi dirinya akan segera bertelur dan setelah menetas kelak danau ini akan dipenuhi ikan-ikan lagi. Ikan tersebut terus asyik berenang kian kemari, tetapi tiba-tiba ia terkejut ketika melihat di pinggir danau masih ada seekor burung bangau yang tertinggal.

Dari kejauhan ikan pun memberanikan diri untuk menyapanya. “Hai burung bangau! Kenapa kau masih ada di sini? Bukankah kelompokmu sudah pergi jauh meninggalkan danau ini? Apakah kamu masih ingin memangsaku? Sehingga danau ini menjadi mati dan tak berpenghuni?” Tanya ikan. Burung bangaupun menjawab dengan ramah, “Hei ikan! Jangan takut denganku, aku akan tinggal di danau ini sampai akhir hayatku karena aku sudah tua. Aku tidak akan memangsamu, aku ingin memangsa yang lain yang ada disekitar danau ini, “ujar bangau.

Tanpa ia sadari, ikan tersebut meneteskan air matanya. Ia sangat berterima kasih pada burung bangau tua tersebut dan ikan pun berkata, “Burung bangau yang baik, sebentar lagi aku akan bertelur dan anak-anakku akan menetas. Aku ingin danau ini dipenuhi ikan lagi. Sehingga suatu saat nanti menjadi sebuah danau yang bisa dinikmati keindahannya oleh siapapun yang berkunjung kesini,”ujar ikan. Bangau yang mendengar perkataan ikan pun terharu dan mengerti akan sebuah kebaikan. Akhirnya, ikan pun menghilang, bersembunyi disela-sela batu. Ternyata ikan itu sedang bertelur. Sempat danau itu sepi bak tak berpenghuni, dan bangau tua itu pun sempat khawatir dengan keadaan si ikan.

Hari demi hari dilalui bangau dalam kesendirian. Sampai pada suatu saat, menetaslah semua anak ikan. Sang Bangau belum juga menyadari ada perubahan apa di dalam danau, karena ikan-ikan itu masih sangat kecil. Sebulan telah berlalu, mulailah anak-anak ikan bisa dilihat dengan mata, karena mereka sudah mulai sadar bahwa ikan yang selama ini tidak menampakkan diri ternyata sedang bertelur dan mengasuh anak-anaknya sampai mereka bisa mencari makan sendiri.

Kini induk ikan merasa senang karena di dalam danau itu mulai banyak penghuninya. Dan ia teringat pula tentang keberadaan bangau tersebut. Masih adakah? Atau sudah mati? Ternyata, di suatu pagi yang sangat cerah, ia masih dipertemukan dengan sang bangau tua itu, lalu induk ikan pun menyapanya. Dengan perasaan haru ia melihat keadaan sang bangau yang terlihat makin tua dan bungkuk. Hampir setiap hari bangau itu berdiri di atas batu di tepi danau, memandang jauh kedepan seolah hidup ini sangat melelahkan.

Akhirnya, saat berbincang dengan induk ikan, ia pun berkata, “Sahabatku ikan, aku sudah lelah menghadapi hidup ini. Jika suatu saat datang ajalku di atas batu ini, semoga pengunjung disini berminat membuat patung bangau di atas batu ini dan menguburku di tepi danau ini, agar semua orang tahu bahwa dahulu kala danau ini pernah dihuni oleh sekelompok burung bangau.”

Ternyata apa yang dikatakan burung bangau pun menjadi kenyataan, seminggu hari setelah bangau tua dan induk ikan berbincang, burung bangau tua itu menerima ajalnya tepat di atas batu. Badannya terbujur kaku, dan induk ikan yang setiap hari menemani burung bangau itu pun terkejut melihat jasad sang bangau tua itu tergolek diatas batu. Menangislah induk ikan tersebut, dikumpulkanlah anak-anaknya dan ia pun berucap pada mereka, “Anak-anakku, kau melihat apa yang ada di atas batu? Itu adalah jasad seekor burung bangau yang sangat baik hati. Ia tidak memangsaku, tetapi ia memberi kesempatan aku dan kalian untuk bisa hidup dan berkembang biak. Karena itu pengunjung yang datang bisa menikmati keindahan danau ini.”

Setelah hari beranjak siang, mulailah pengunjung mendatangi danau itu dan mereka masih sempat menyaksikan jasad burung bangau di atas batu dan mereka bersepakat untuk menguburkan burung bangau itu di tepi danau. Ternyata di antara pengunjung ada seorang seniman yang berniat membangun patung bangau di atas batu tersebut.

Setelah beberapa waktu, patung itu selesailah sudah. Legalah hati induk ikan karena apa yang diinginkan sahabatnya terwujud sudah. Akhirnya, danau itu banyak dikunjungi oleh para wisatawan dan dikenal dengan sebutan “Danau Berikan Jinak”.

Karena ikan yang ada di danau itu akrab dengan para pengunjung dan pengunjung pun tidak ada yang bermaksud menangkap atau memancingnya. Mereka membiarkan ikan-ikan itu hidup bebas dan berkembang biak.

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.