Halo adik-adik yang manis, salam jumpa lagi dengan Kak Edi di Cerita Dongeng Indonesia. Kali ini kakak akan mendongeng tentang kisah Burung Bangau dan ketam/Kepiting. Ceritanya begini, Pada zaman dahulu diceritakan terdapat sebuah danau atau tasik yang sangat indah. Airnya sungguh jernih dan di dalamnya ditumbuhi oleh bunga teratai yang berbunga sepanjang masa. Suasana di sekitar danau tersebut sungguh indah. Pepohonan yang tumbuh di sekitarnya hidup dengan subur dan rindang. Banyak kawanan burung yang tinggal di kawasan tasik tersebut. Salah satunya adalah burung bangau. Di dalam danau/ tasik itu hidup bermacam-macam ikan dan hewan lain. Selain ikan, hidup juga seekor kepiting atau ketam.
Ikan-ikan kecil di tasik tersebut sangat jinak dan mudah ditangkap. Setiap hari burung bangau sentiasa menunggu di tepi tasik untuk menagkap ikan yang lengah.
Beberapa tahun kemudian burung bangau semakin tua. Ia tidak lagi gesit menangkap ikan.
Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Bahkan tidak jarang ia tidak memperoleh ikan satupun untuk dimakan. Ia berkata dalam hati “Kalau begini terus, aku bisa mati kelaparan kerana tidak mampu lagi untuk menangkap ikan. Aku mesti mencari jalan supaya aku dapat memperoleh makanan dengan mudah”.
Burung bangau mendapat ide dan berpura-pura duduk termenung dengan perasan sedih di tepi tasik. Seekor
mati.” Katak mengangguk- ngangukkan kepalanya sebagai tanda sepakat dengan perkataan bangau tadi. Tanpa membuang waktu katak terus melompat ke dalam tasik untuk menceritakan hal tersebut kepada kawan-kawan yang lain.
Berita bencana kemarau telah tersebar ke seluruh tasik begitu cepat dan semua penghuni tasik berkumpul ditempat dimana bangau berada. Mereka riuh menanyakan kepada bangau akan kebenaran berita tersebut.
Seekor ikan gabus bertanya kepada bangau “Apakah persiapanmu untuk membantu kami semua?” Burung bangau berkata “Aku ada satu cara, tetapi aku khawatir kamu semua tidak setuju.” “cepat katakan saja” kata Gabus seolah-olah tidak sabar lagi mendengarnya. Bangau berkata ” Tidak jauh dari sini ada sebuah tasik yang besar dan airnya dalam, aku percaya tasik tersebut tidak akan kering walaupun kemarau yang panjang.” “Bisakah engkau membawa kami ke sana” tanya ketam yang berada di situ. “Aku bisa membawa kamu seekor demi seekor karena aku sudah tua dan tidak berdaya membawa kamu lebih daripada itu” kata burung bangau lagi.. Mereka pun setuju dengan pendapat burung bangau.
Burung bangau mulai mengangkut seekor demi seekor ikan dari tasik tersebut, tetapi ikan- ikan tersebut tidak dipindahkan ke tasik yang dikatakannya. Malahan ia membawa ikan-ikan tersebut ke batu besar yang berada di tepi tasik dan dimakannya ikan itu dengan lahap sekali karena ia belum makan selama beberapa hari. Setelah ikan yang dibawanya dimakan habis, ia terbang lagi untuk mengangkut ikan yang lain. Begitulah seterusnya sampai akhirnya tiba giliran ketam.
Oleh karena ketam mempunyai capit ia hanya bergantung pada leher burung bangau dengan menggunakan capitnya. Ketika hampir sampai ke tasik, ketam melihat ke bawah dan melihat tulang-tulang ikan berserakan di atas batu besar. Melihat hal tersebut ketammerasa cemas dan berfikir di dalam hatinya “Matilah aku kali ini dimakan oleh burung bangau.” Lalu ia memikirkan sesuatu untuk menyelamatkan dirinya dari bangau yang jahat dan rakus tersebut. Setelah tiba di atas batu besar ketam masih lagi berpegang pada leher bangau sambil berkata “Dimanakah tasik yang engkau katakan itu dan kenapa engakau membawa aku di sini?” Bangau pun tertawa terbahak-bahak lalu berkata “Kali ini telah tiba saatnya engkau menjadi makananku hay ketam !!.” Dengan perasaan marah ketam menjepit leher bangau dengan lebih kuat lagi menyebabkan bangau sukar untuk bernafas, sambil merayu minta di lepaskan, ia berjanji akan mengantar ketam kembali ke tasik tersebut. Ketam tidak mempedulikan rayuan bangau malah ia menjepit lebih kuat lagi sehingga leher bangau terputus dua dan bangau pun almarhum.
Ia bersyukur karena selamat dari kekejaman bangau, ia berjalan menuju ke tasik sambil membawa kepala bangau. Setibanya di tasik, kawan-kawannya masih setia menunggu giliran masing-masing. Setelah melihat ketam sudah kembali dengan membawa kepala bangau mereka heran, ketam lalu menceritakan apa yang terjadi pada ikan-ikan yang dibawa bangau. Semua binatang di tasik tersebut merasa gembira sebab mereka dan tidak menjadi makanan burung bangau yang tamak dan mementingkan diri sendiri. Mereka mengucakpan terima kasih kepada ketam karena telah menyelamatkan mereka semua.
Itulah tadi adik-adik, cerita tentang bangau dan seekor ketam. Adik –adik tidak bloeh meniru sifat burung bangau yang jahat dan licik. Demi kepentingan dirinya ia berbohong pada kawan-kawan hewan lainnya. Kita tidak boleh bohong kepada teman atau siapapun. Karena berbohong sangat dilarang oleh agama, berbuatlah jujur kepada siapapun. Tokoh antagonis?tokoh jahat dalam cerita dongeng diatas adalah burung Bangau, sedangkan Ketam adalah tokoh Protagonis/tokoh baik dalam cerita tersebut. Semoga kita bisa mengambil hikmah dan bisa mencontoh perbuatan baik dalam dongeng yang kakak hadirkan ya. Sampai jumpa di cerita dongeng Indonesia selanjutnya. Wassalam.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng.
Baca juga Cerita Dongeng Fabel seru lainnya DISINI