Sahabat Pak Kancil

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Sahabat Pak Kancil, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Sahabat Pak Kancil, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Di sebuah hutan yang lebat, hiduplah keluarga Pak kancil. Dia tinggal di sebuah lembah dengan Istri dan anak-anaknya yang berjumlah tiga ekor. Rumput yang hijau menghiasi sekitar tempat tinggalnya. Tidak ada seekor binatang pun yang menganggap Pak Kancil sombong, bahkan banyak sekali binatang yang memanggil Pak Kancil sebagai sahabat terbaik mereka. Pak Kancil sangat bahagia karenanya.

Pada suatu hari yang cerah, dia ingin mencari makanan untuk istri dan ketiga anaknya. Dia bangun pagi sekali dan berjalan dengan riang di hutan, tapi tiba-tiba sebuah ranting besar jatuh menimpanya dan melukai sebelah kaki belakangnya. Lukanya tidak parah, tapi ada satu alasan yang membuatnya khawatir. Besok jika para penduduk desa datang ke hutan untuk berburu dengan membawa anjing pemburu, untuk bisa melepaskan diri dari mereka ia harus waspada dan harus bisa berlari. Dia berjalan tertatih-tatih beberapa langkah dan kemudian terduduk, ia menggaruk kepalanya, Sesuatu pasti ada yang salah, pikirnya. "Kenapa?" tanyanya sambil menggoyangkan telinganya, "Kenapa aku harus lari setiap kali bertemu anjing pemburu? Benar-benar menggelikan!" Dia menunjuk dirinya sendiri dan berkata lagi, "Dan aku akan melakukan sesuatu untuk itu!"

Dia bangkit dan berusaha berjalan, dengan terpincang-pincang akhirnya sampai juga ke sebuah lapangan rumput tempat sahabatnya Pak Kuda berada. "Selamat pagi, Pak Kuda kawanku!" katanya. "Aku sedang dalam kesulitan. Besok, kau pun tahu, adalah hari berburu. Dengan kakiku yang terluka ini, aku kesulitan melarikan diri dari kejaran anjing pemburu. Bolehkah aku naik ke punggungmu esok hari?" "Kamu tentu tahu aku akan mengijinkannya," kata Pak Kuda. "Tetapi besok aku harus kerja seharian dengan majikanku. Tapi tentunya hal itu tidak membuat orang baik sepertimu khawatir. Kamu pasti akan dapat banyak pertolongan. Aku yakin sekali!"

Pak Kancil berterimakasih padanya lalu pergi ke tempat lainnya. Kakinya sakit sekali, dan dia lega ketika akhirnya bertemu dengan Pak Kerbau. Tanpa beristirahat dulu, dengan segera ia menceritakan kisahnya. "Dengan tandukmu yang tajam itu, kamu pasti dapat menghadang sekumpulan anjing pemburu, bahkan menakuti para pemburunya sekalian," katanya. "Ya, tentu saja aku dapat melakukannya dengan mudah!" jawab Pak Kerbau. "Sayangnya, aku telah berjanji pada kawanku, aku akan mengunjungi keluarganya besok." "Aku mengerti," jawab Pak Kancil cepat. "Sudahlah, jangan dipikirkan." "Aku lihat kawanmu si Kambing gunung beberapa hari yang lalu," saran Pak Kerbau. "Dia mungkin dengan senang mau menolongmu."

Akhirnya pak Kancil berusaha mencari pak Kambing. Butuh waktu yang lama untuk menemukan Pak Kambing, tapi akhirnya Pak Kelinci berhasil menemukannya lalu mengulang lagi kisahnya. "Kamu tentu tahu bagaimana perasaanku terhadapmu," kata Pak Kambing. "Semua akan aku lakukan untuk orang baik sepertimu. Tetapi sejujurnya, aku sedang merasa tidak enak badan sehingga tidak bisa berbuat apa-apa. Aku sendiri tidak tahu kenapa." Dia berkata sambil mengelengkan kepalanya yang besar berbulu. "Mungkin karena sesuatu yang kumakan tadi pagi."

Sampai sore hari menjelang senja, Pak Kancil sudah mengunjungi Pak Keledai, kawan lamanya Pak Lembu, dan bahkan dia bertemu Pak Beruang yang dahulu nyawanya pernah diselamatkannya. Semuanya berkata ingin menolongnya, tetapi tampaknya mereka sedang sangat sibuk lebih dari biasanya. Pak Kancil berjalan tertatih-tatih ke rumahnya. Ketika malam tiba dia duduk di ruang tengah rumahnya, istri dan anak-anaknya yang berkumpul disekelilingnya hanya diam memandang Pak Kancil. Hari itu Pak Kancil mendapat pelajaran berharga dan sekaligus pengalaman pahit, dan ia ingin menyampaikan pada seluruh keluarganya. "Jika kalian ingin tahu teman macam apa yang kalian punya," Pak Kancil berkata pada istri dan anak-anaknya. "Cobalah meminta pertolongan dari mereka. Maka kalian akan tahu jawabannya."

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Sahabat Pak Kancil adalah : Carilah kawan yang sejati, kawan yang bisa dipercaya dan peduli apapun keadaan kita. Kadang ada kawan yang sangat dekat dengan kita ketika kita dalam keadaan serba ada, namun ketika kita dalam keadaan susah mereka pelan-pelan meninggalkan kita. Teman sejati akan selalu ada dan siap membantu kesusahan sahabatnya, dalam suka maupun duka.

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.