Salam jumpa lagi dengan Kak Edi, adik-adik apa kabarnya hari ini?. Pasti sedang bahagia dan tetap ceria bukan?. Baiklah kali ini Kakak melalui blog Cerita Dongeng Indonesia akan mendongeng tentang kisah Buaya dan Burung Penyanyi. Adik-adik sudah siap?
Ceritanya begini adik-adik, Pada zaman dulukala, di suatu pagi yang cerah, Burung Penyanyi berkunjung ke rumah Buaya, sahabatnya. Mereka adalah dua sahabat karib sejak lama sekali. Burung Penyanyi datang untuk menjenguk buaya yang beberapa hari ini selalu terlihat sedih, entah apa yang sedang dialami buaya.
“Hai sahabatku… apa kabarmu hari ini? Kau akhir-akhir ini tampak murung aku lihat”. Sapa Burung penyanyi pada Buaya. “Kabarku lagi kurang baik, saya sangat sedih dengan keadaanku yang seperti ini”. Jawab buaya dengan muka lesu. “Kamu ini kenapa sih?, ayo berceritalah padaku apa yang kamu rasakan?”. Tanya burung pada Buaya. “Ee,,, Anu… ee.. anu” Buaya tampak ragu untuk bercerita. “Ayo katakanlah jangan ragu, aku kan sahabatmu, ceritakanlah unek-unekmu biar lepas beban di fikiran kamu”. Bujuk burung pada sahabatnya itu.
“Kamu kan tahu sendiri kawan, aku ini suaranya sangat jelek, padahal aku sangat ingin bisa bernyanyi dengan suara merdu, agar bisa menghibur banyak orang seperti kamu”. Buaya akhirnya bercerita tentang masalahnya pada burung penyanyi. “Ohhh… hehehehe… rupanya karena itu toh, kamu jadi murung akhir-akhir ini?”. “Tidak usah risaukan itu kawan, kamu tidak usah harus bisa bernyanyi kalau untuk menghibur orang lain”. Kata burung berusaha menghibur Buaya. “Benarkah katamu itu kawan, lalu bagaimana caranya?’’. Tanya Buaya penasaran.
Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
“Kamu masih tetap bisa menghibur orang lain bersamaku, saya yang bernyanyi sedangkan kamu bagian membuat gelembung air, kita lakukan bersama-sama pasti akan menciptakan irama yang indah untuk didengar”. Kata Burung penyanyi menjelaskan pada Buaya. “Wahhh… bagus juga idemu kawan, baiklah besok kita kumpulkan kawan yang lain untuk mendengarkan kita bernyanyi”. Kata Buaya tampak gembira dan bersemangat.
Keesokan hariya, Burung penyanyi rupanya sudah mengundang kawan-kawan penghuni hutan untuk berkumpul di tepian sungai tempat tinggal buaya. “Hari ini kita akan mencoba bernyanyi untuk menghibur kalian”. Kata Burung penyanyi pada kawan-kawannya. Disitu ada gajah, kancil, kelinci, kuda zebra, kambing dan banyak lagi yang datang. Mereka tampak antusias ingin mendengarkan burung penyanyi melantunkan lagunnya. “Kali ini saya bernyanyi akan ditemani sahabat baikku, Buaya”. Imbuh burng penyanyi menjelaskan. Buaya tampak senang sekali mendengar kata-kata burung penyanyi. Buaya pun memasukan moncongnya kedalam air dan meniupkan gelembung-gelembung air menciptakan suara mirip kodok. Sementara sang burung penyanyi melantunkan cuitannya yang indah mengiringi alunan suara gelembung yang diciptakan oleh moncong buaya. Terciptalah lantunan irama dinamis yang indah didengar dan semua binatang yang hadirpun sangat terhibur dan bersorak sorai memberi semangat pada burung dan Buaya. Buaya tampak senang sekali dan sejak saat itulah mereka berdua sering bernyanyi bersama. Buaya kini selalu tampak ceria dan riang gembira, dia tidak pernah terlihat murung lagi.
Nah, itu tadi dongeng fabel tentang persahabatn Burung Penyanyi dab Buaya, mereka saling melengkapi satu sama lain. Adik-adik harus mencontoh perilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari. Hidup rukun walau berbeda.
Cerita diatas memiliki unsur intrinsik berupa latar dan tokoh, Tokoh utamanya adalah Burung Penyanyi dan Buaya. Latar cerita di sebuah hutan yang terdapat sungai tempat tinggal buaya.
Pesan Moral : Dalam berteman, kita wajib saling melengkapi satu sama lain. Walau keahlian kita berbeda, akan sangat bermakna kalau kita bisa menyatukan perbedaan itu dalam sebuah persahabatan. Hiburlah teman yang sedang bersedih, jangan menertawakannya.
Ikuti terus ya tulisan cerita dongeng dari kakak, sampai jumpa lagi di cerita dongeng fabel lainya… wassalam.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng.
Hai adik-adik yang pintar dan manis, bagaimana kabarnya hari ini? Tentu sedang sangat baik dan bahagia bukan?. Jumpa lagi dengan Kak Edi nih. Kali ini Kakak akan mendongeng tentang Kisah Riwayat Sang Lutung. Ikutin terus ya dongeng kak Edi di blog ini, blog Cerita Dongeng IndonesiaPortal Edukasi yang berisi tentang Kumpulan Dongeng Anak Bergambar Indonesia, Cerita Rakyat Indonesia, Cerita Binatang atau Fabel, Hikayat, Legenda Indonesia, Dongeng Asal Usul dan Cerita Rakyat Nusantara.
Ceritanya begini adik-adik, Pada zaman dulukala, di suatu pagi yang cerah, Seekor lutung (kera hitam) tampak berjalan dengan terseok-seok sambil menahan sakit di sekujur tubuhnya. Akibat jatuh dari sebatang pohon, tubuhnya menjadi lemah tak bertenaga. Ia tampak sangat lapar, sementara hutan tempat yang biasa menyediakan makanan masih jauh. Dengan memaksa diri, ia tiba di tepi sebuah sungai. Ia minum dengan rakusnya. “Kenapa kamu tampak lemas dan pucat lutung? Kamu sakit atau kenapa?” tegur seekor ayam Jantan besar yang kebetulan sedang mencari makan di tepi sungai itu. “Ya, saya memang sedang tidak sehat, ayam. tolong bawa aku ke hutan di seberang sungai ini,” pinta lutung memelas. Ayam hutan itu pun merasa iba dan setuju, ia pun terbang membawa lutung yang berpegangan erat di kakinya yang kokoh.
Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Sesampainya di dalam hutan, lutung tak mau melepaskan kaki ayam hutan. Ia bahkan mencabuti semua bulu ayam hutan yang berwarna kuning keemasan itu. Sang ayam hutan pingsan karena kesakitan. Dia sudah mati, pikir lutung. Kemudian bangkai ayam hutan disembunyikannya di balik rerimbunan semak belukar, lalu ia segera beranjak pergi mencari kayu bakar di dalam hutan.
Sementara sang Ayam Hutan yang sedari tadi pingsan kemudian sadar. Dia menangis tersedu-sedu sedih sebab kehilangan semua bulunya. “Heyy, kenapa badanmu, siapa yang telah mencabuti bulu-bulumu yang lebat itu?” tanya seekor kambing dengan heran. Ayam hutan menceritakan semua yang terjadi padanya. Alangkah marahnya si kambing mendengar cerita dari sang ayam, ia sangat geram terhadap perlakuan si lutung. “Kurang ajar betul si lutung!” Biarlah nanti aku yang memberi pelajaran pada si lutung itu. Sembunyilah kau di balik pohon besar itu,” ujar kambing sambil menunjuk sebuah pohon besar yang tidak jauh dari tempat itu. Ayam hutan pun menurutinya. Tak berselang lama, tampak dari kejauhan si lutung datang dengan membawa kayu bakar. Melihat ada kambing disitu, lutung menanyakan di mana si ayam hutan pada Kambing Kambing yang sudah geram pun mengattakan kalau si ayam sudah pergi, rupanya dia berusaha membohongi si lutung. “Ayam hutan itu rupanya belum mati, ia berenang ke tengah laut,” kata kambing. “ahh masa sih?’’ Lutung tampak tidak percaya. Ia lalu meminta kambing untuk mengantarnya ke gundukan batu karang di tengah laut, di mana ia mengira si ayam hutan bersembunyi. Dengan ramah kambing bersedia mengantarnya. Tanpa pikir panjang lutung naik ke punggung kambing yang kemudian berenang ke gundukan batu karang di tengah laut. Akan tetapi, setelah lutung loncat ke gundukan batu karang itu, segera kambing meninggalkannya. “Semoga kau betah dan berdoalah agar tidak disergap ikan hiu” ujar kambing sambil terkekeh puas membalaskan sakit hati si ayam akibat perbuatan si lutung.
Lutung ketakutan dan hanya bisa duduk di puncak batu karang sambil menangis. “Mengapa kamu menangis?” tegur seekor kepiting tua. “Aku heran, bagaimana kau dapat ke sini.” Aku naik sampan, kemudian sampanku terbalik dan aku terdampar disini,” jawab lutung berbohong. Karena kasihan, kepiting pun mengantarkan lutung ke tepi.
“Bagaimana kau dapat berenang dengan cepat sekali?” tanya lutung. “Dengan kayuhan kaki-kakiku,” jawab kepiting tanpa curiga. Ketika tiba di pantai, lutung ingin melihat kaki kepiting. Tanpa curiga kepitingpun setuju dan segera tubuhnya dibalikkan oleh lutung. Ternyata lutung segera meninggalkan kepiting dalam keadaan terbalik. Ia bermaksud mencari harimau, karena hanya harimaulah yang dapat mengeluarkan daging kepiting besar dari kulitnya yang keras seperti baja itu.
Sementara kepiting menangis dan berteriak-teriak minta tolong. “Mengapa kamu?” tanya seekor bebek yang mendekat. kepiting lalu menceritakan pengalamannya. Bebek pun menjadi sangat marah terhadap lutung yang tak tahu membalas budi itu. Ia bersama sahabatnya si tikus lalu menggali pasir di bawah badan kepiting, dengan harapan apabila air pasang naik penyu dapat membalikkan tubuhnya dengan mudah.
Sementara menunggu kedatangan lutung, tikus-tikus itu menutupi tubuh kepiting dengan tubuh mereka sendiri. Dan menari-nari sambil bersayir : “Lalalala…lalalal..lala…Mari kita ikut gembira ria … bersama sang lutung yang jenaka … yang berhasil menipu Raja Rimba … yang mengira betul ada kepiting, padahala hanya kita yang ada…” Lutung yang datang bersama harimau sangan heran, dimanakah kepiting? Mendengar syair tikus-tikus, harimau pun menjadi marah karena merasa ditipu oleh lutung. “Mana kepiting besar gemuk dengan banyak daging yang kau katakan itu?” geramnya. Lutung yang ketakutan akan kemarahan harimau berusaha lari sekuat tenaga, namun karena kakainya yang masih sakit dia tidak bias lari jauh. Dengan mudah si lutung itu pun diterkam oleh sang Harimau dan dibawanya masuk kedalam hutan. Si lutung pun mati menjadi santapan harimau dan keluarganya.
Nah begitulah adik-adik sekalian, dongeng tentang si lutung yang tidak tau balas budi telah usai. Semoga adik-adik terhibur dan bisa memetik hikmah dari dongeng yang kaka bacakan ya.
Dongeng ini memiliki tema persahabatan, dengan latar sebuah hutan belantara dan pantai sebagai unsur intrinsiknya.
Pesan moral yang dapat kita petik adalah jangan pernah memeperdaya sahabat sendiri, jangan curang dan sebagai manusia yang hidup bersama tentu kitaharus saling tolong menolong. Dan sudah seharusnya pula kita tau balas budi jika telah ditolong oleh orang lain.
Adik-adik juga bisa membaca lebih banyak lagi dongeng Fabel/Cerita Binatang dengan KLIK DISINI
Semoga adik-adik dan sahabat dongeng semua terhibur dan bisa menjadikan blog ini sebagai bahan referensi untuk mendongeng dimasa mendatang. Sampai jumpa lagi di dongeng menarik lainnya ya, salam dongeng dari Kak Edi.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng.