Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah, Semut dan Cicak...

Showing posts with label TK. Show all posts
Showing posts with label TK. Show all posts

Membentuk Moral Anak Melalui Dongeng

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cara Membentuk Moral Anak Melalui Mendongeng Sebagai Cara Efektif Penyuluhan Dini, Cara dan Strategi Mendongeng, Dongeng Anak Indonesia
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cara Membentuk Moral Anak Melalui Mendongeng Sebagai Cara Efektif Penyuluhan Dini, Cara dan Strategi Mendongeng, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Era globalisasi sangat berdampak pada gaya hidup, cara berpikir, dan berperilaku manusia, khususnya anak-anak. Peran orang dewasa, baik orangtua, guru, dan semua individu sangat diperlukan dalam mempersiapkan anak-anak tumbuh menjadi pribadi baik dan berkembang utuh melalui komunikasi yang baik dan efektif . Salah satu media komunikasi yang efektif dalam membentuk moral anak adalah dengan mendongeng, sebagai bentuk penyuluhan dini seperti diucapkan oleh Bapak Sapto Waluyo Tenaga Ahli Menteri Sosial Bidang Tata Kelola Pemerintahan dan Hubungan Masyarakat pada kegiatan Pengembangan Kapasitas Tenaga Penyelenggara Penyuluhan Sosial.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Dongeng adalah Nasihat”, memiliki arti Dongeng sebagai cara memberikan nasihat kepada anak sehingga anak mau mendengarkan dan menurut apa yang dikatakan orangtua, guru, maupun teman. Mendongeng merupakan rangkaian tutur kata yang dijadikan sarana alat bantu komunikasi, dengan muatan nilai-nilai positif, dan pesan moral yang akan lekat terpatri dalam ingatan anak. Mendongeng termasuk aktivitas berkomunikasi yang mudah dan murah. Mendongeng pada anak bisa dilakukan kapan dan di mana saja, Dongeng membuat nyaman, tenang sekaligus senang untuk membantu anak dalam berimajinasi.

Dengan mendengarkan dongeng, anak tidak merasa dinasihati oleh orangtua maupun guru.Kegiatan mendongeng memiliki muatan atau esensi sebagai berikut: Mendongeng membuat anak lebih menghargai martabat bangsa, menghormati budaya dan tradisi sehingga dapat membentuk anak menjadi pribadi yang berwawasan nusantara.Mendongeng selain menjadi media penyuluhan dini dan media ajar, juga merupakan gelanggang pewarisan tradisi bercerita dan berkisah secara lisan di tengah arus globalisasi.

Terciptanya Keterampilan anak dalam berbahasa.Membentuk pola berfikir anak perihal gagasan-gagasan cerita, alur dan jalan cerita, konflik dan penyelesaian serta relevansinya. Mengasah kreativitas, daya pikir dan imajinasi anak melalui visualisasi cerita yang didengarkan sehingga anak dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh maupun situasi yang muncul dari dongeng.Membangun motivasi dan keyakinan personal dalam berelasi antar sesama manusia serta relasi manusia dengan Sang Pencipta.Membantu perkembangan psikologis dan kecerdasan emosional anak.

Selain itu, mendongeng merupakan media yang efektif untuk menanamkan etika dan berbagai nilai seperti kejujuran, rendah hati, empati, kerja keras, serta kesetiakawanan sosial.Kegiatan mendongeng sebagai penyuluhan dini pada anak-anak sangatlah mudah dan menyenangkan. Namun sayangnya, tidak semua orang tua atau pendidik dapat melakukan kegiatan mendongeng. Hal ini dikarenakan pendidik merasa tidak bisa mendongeng. Ada beberapa teknik-teknik mendongeng yang efektif. Tidak perlu menjadi pendongeng yang profesional untuk dapat diterima oleh anak-anak, cukup mengetahui beberapa teknik mendongeng agar komunikasi dan kedekatan emosional dapat terbentuk. Antara lain:
  • Rangkaian kata dan efek suara kreatif, Lafal ucapan harus menarik, keras dan jelas. Intonasi suara mengikuti alur cerita, kapan harus bersuara keras atau lembut. Suara boleh dibuat berbeda-beda antar tokoh. Salah satu yang paling disukai anak-anak adalah menirukan suara.
  • Gerak tubuh dan mimik
    Gerak tangan, kaki atau anggota tubuh lain disesuikan dengan alur cerita. Ekspresi dan mimik wajah mempunyai peranan penting untuk dapat menampilkan dongeng yang menarik dan tidak membosankan. Ekspresi marah, bahagia, sedih atau bingung dapat ditunjukkan melalui mimik wajah. 
  • Pilih dongeng sesuai dengan usia Anak Pemilihan jenis cerita dongeng disesuaikan dengan usia anak agar mudah diterima dan dipahami anak. Jangan takut untuk berimprovisasi untuk membuat dongeng menjadi lebih menarik. Perlu diperhatikan dalam pengemasan dongeng dibuat secara singkat, padat dan tepat.
  • Gunakan alat peraga. Untuk dapat lebih membangun daya imajinasi anak, bisa menggunakan alat peraga, berupa boneka tangan, boneka, atau alat-alat lain yang ada dalam cerita dongeng. Perhatikan Konsentrasi anak Tingkat konsentrasi anak terbatas. Anak cenderung cepat bosan dengan cerita yang terlalu panjang dan alur cerita yang datar. 
  • Ciptakan partisipasi anak dan keaktifannya dengan memberi pertanyaan di sela-sela cerita, sehingga melatih anak untuk dapat menyimak informasi yang disampaikan dalam dongeng.Kegiatan mendongeng harus disesuaikan dengan kebutuhan psikologi perkembangan anak. Bila dongeng yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan usia mereka, maka dongeng yang disampaikan akan sia-sia, bahkan dikhawatirkan akan menimbulkan reaksi yang negatif dari anak, misalnya apatis atau bahkan mencemooh isi cerita. Oleh karena itu, berikanlah dongeng yang tidak hanya mengandung unsur edukatif saja, tetapi juga dongeng yang bersifat inspiratif serta menghibur.
Berikut ini strategi mendongeng yang disesuaikan dengan perkembangan anak
  • Di dalam kandungan. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa mendongeng pada anak merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat. Ketika sang ibu memberikan cerita pada si anak dan mengusap perut, janin akan memberikan reaksi berupa tendangan. Meskipun bayi belum bisa memahami betul apa yang diceritakan, tapi dengan perubahan ekspresi dan intonasi dapat memancingnya untuk mengeksplorasi lebih lanjut dongeng yang diceritakan. Jadi ketika janin berfungsi indera pendengarannya dalam kandungan, sejak itu janin sudah dapat merasakan kasih sayang orangtuanya lewat pemberian dongeng. Sehingga anak merasakannya meski belum memahami.
  • Bayi usia 6 bulan hingga anak usia 2 tahun. Ketika anak berusia enam bulan, meskipun anak belum sepenuhnya mengerti tentang dongeng, namun anak dapat belajar memahaminya dari ekspresi sang ibu. Pada usia satu tahun, anak sudah dapat mengerti dan menangkap isi dari dongeng itu. Hingga pada usia dua tahun anak mulai menghapal dan mampu mengulanginya lagi. Walaupun anak usia dua tahun belum bisa berfantasi karena kemampuan bahasa masih terbatas.
  • Anak usia 2 tahun - 4 tahun. Anak usia 2 tahun sampai 4 tahun sedang berada dalam fase pembentukan. Banyak sekali konsep baru yang harus dipelajarai pada masa-masa ini. Anak sangat suka mempelajari manusia dan kehidupan. Itulah sebabnya anak senang meniru tingkah laku orang dewasa. Ia biasanya mengungkapkan dengan bermain peran.Pada usia ini anak sudah pandai berfantasi, yang mencapai puncaknya pada usia empat tahun. Para ahli percaya bahwa usia 2 tahun sampai 4 tahun adalah masa penuh fantasi dan serba mungkin (magic) sehingga masa ini cukup ideal bagi orangtua untuk menceritakan dongeng-dongeng yang agak panjang. Pada usia ini anak juga mulai mengagumi dan suka membayangkan dirinya sebagai tokoh tertentu didalam dongeng yang diceritakan. Dongeng yang diceritakan akan berbicara langsung dengan alam bawah sadar anak. 
  • Anak usia 4 tahun - 7 tahun. Ketika anak berada pada usia 4 tahun sampai 7 tahun, orangtua dapat memperkenalkan dongeng-dongeng yang lebih kompleks. Anak mulai menyukai cerita-cerita tentang terjadinya suatu benda dan bagaimana cara kerja sesuatu. Pada tahap inilah orangtua mendorong minat anak. Interaksi yang penuh kasih sayang selama mendongeng akan terjalin indah dan membekas begitu dalam di sanubarinya. Anak berada pada usia sekolah ini juga lebih menyukai cerita tentang masa kecil orangtuanya atau neneknya. Biasanya anak sangat menikmati cerita tentang momen-momen yang tidak terlupakan. Semua itu akan mendorong anak untuk mendapatkan perbandingan dan pelajaran jika anak sendiri mengalami hal yang serupa. Dari sinilah orangtua dapat membagi pengalaman dengan anak, menanamkan budi pekerti dan nilai-nilai luhur serta melatih berpikir rasional dan praktis dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan. 
  • Anak usia 7 tahun - 12 tahun. Ketika anak berada pada usia 7 tahun sampai 12 tahun, lebih menyukai cerita-cerita tokoh heroik, penuh tantangan dan bahaya, cerita misterius, dan sifatnya lebih realistis. Pada usia ini, dapat diberikan dongeng tentang sejarah yang menampilkan jiwa patriotisme, sikap kepahlawanan yang di cerminkan oleh tokoh-tokoh heroik yang ada dalam cerita. Dunia anak adalah dunia yang penuh dengan imajinasi. Anak yang cerdas adalah anak paling kuat daya imajinasinya. 
Melalui metode mendongeng diberikan berbagai stimulus yang dapat merangsang anak untuk bisa bermain dengan kekuatan imajinasinya. Kegiatan mendongeng juga mampu merekatkan hubungan emosional orangtua dengan anak. Anak bisa tumbuh menjadi pribadi menyenangkan dan kemampuan interaksi bertambah. Mereka mudah beradaptasi dan mendapat teman baru. Efek mendongeng sangat memengaruhi perilaku anak dalam bertindak. Anak yang tumbuh dari suasana kerekatan baik dengan orangtua akan menentukan pola asuh anak ketika menjadi orangtua. Pola asuh orangtua yang baik membuat anak menjadi orangtua mewariskan pola asuh baik kepada anaknya kelak. Mari kita budayakan dongeng sebagai penyuluhan dini pada anak-anak yang bisa menjembatani kedekatan emosional orang tua dengan anak.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Sekarang kita tahu tentang Cara Membentuk Moral Anak Melalui Mendongeng Sebagai Cara Efektif Penyuluhan Dini, Teknik Mendongeng juga Cara dan Strategi Mendongeng, semoga bermanfaat.

Cara Agar Anak Gemar Menbaca

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Tips Mudah dan Cara Agar Anak Gemar Menbaca, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Tips Mudah dan Cara Agar Anak Gemar Menbaca, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita. 


Banyak cara agar Anak-anak kita belajar gemar/suka membaca sejak usia dini. Tentu kita sebagai orang tua harus memiliki banyak trik agar putra-putri kita merasa senang dan tidak merasa terbebani dengan metode pembelajaran tersebut. Berikut ini macam-macam cara agar anak suka membaca sejak dini, yaitu :

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
  • Buat Perpustakaan Pribadi
Sediakanlah fasilitas perpustakaan pribadi di rumah anda, meskipun anda tahu kalau buah hati anda belum bisa baca. Buatlah dekorasi perpustakaan pribadi tersebut semenarik mungkin. Namun jangan satukan mainan dengan perpustakaan pribadi tersebut. Karena anak-anak biasanya lebih suka bermain daripada membaca. Hal ini bisa memacu kecintaan anak pada buku.
  • Bacakan Dongeng
Membacakan dongeng sangat besar manfaatnya bagi buah hati anda. Pilihlah buku-buku dongeng yang bermutu dan pantas buat dikonsumsi anak-anak. Pilihlah cerita yang menarik dan memiliki gambar dan warna yang “catching”, sehingga anak-anak pun akan penasaran dengan gambaran peristiwa yang termuat di dalam sebuah dongeng. Mendongenglah dengan gaya dan expresi yang menarik pula. Dengan begitu, anak-anak pun akan tertarik untuk membaca buku.
  • Buat Poster Bergambar
Ajarkan buah hati anda membuat sebuah poster bergambar. Gambar bisa menyesuaikan dengan tokoh favorit buah hati anda. Bila buah hati anda nge-fans dengan Spongebob. Mintalah buah hati anda untuk menggambar Spongebob, dan meminta anak mendeskripsikan gambar tersebut. Misalnya…. “Spongebob sedang berenang.” Dan tempelkanlah poster tersebut di kamar tidur sang anak, supaya setiap hari mereka bisa melihat dan membacanya.
  • Ajarkan Cara Menulis
Menulis dan membaca sangat erat hubungannya. Ajaklah buah hati anda untuk belajar menulis dari buku-buku yang menarik. Misalnya, mewarnai huruf dan gambar, dan masih banyak contoh-contoh buku belajar menulis dengan cara yang menarik, yang banyak tersedia di toko-toko buku.
  • Pasang Poster Huruf-huruf
Hal ini mungkin masih berhubungan dengan “Mengajarkan Cara Menulis.” Sebelum anak bisa membaca, mereka harus mengenal huruf-huruf. Supaya mereka bisa membaca, mereka harus mengenal macam-macam huruf. Dan supaya mereka bisa mengenal macam-maca huruf, anda bisa memasangkan poster-poster yang berisikan huruf-huruf dengan bentuk yang menarik.
  • Nyanyi Lagu “AKU BISA BACA”
Supaya buah hati anda suka dengan kegiatan membaca, anda bisa mengajarkan lagu AKU BISA BACA kepada buah hati anda. Selain bermanfaat untuk mengajarkan anak cara membaca, lagu ini juga bisa meningkatkan kecintaan anak pada kegiatan membaca.
  • Berikan Hadiah Sebuah Buku
Tanamkan di dalam hati anak bahwa buku adalah sesuatu benda yang sangat berharga dan besar nilainya. Agar anak bisa lebih mencintai dan menghargai sebuah buku, anda bisa menjadikan buku sebagai hadiah di hari-hari special. Misalnya, sebagai kado ulang tahun, hadiah karena anak mendapat nilai raport yang bagus, dan lain-lain. Dan jangan lupa membungkus kado tersebut dengan hiasan-hiasan yang menarik.
  • Ikutkan anak menjadi anggota perpustakaan
Hal ini sangat bermanfaat bagi buah hati anda, supaya buah hati anda bisa mengenal bermaca-macam buku dengan biaya yang lebih murah. Dengan mengenal berbagai macam buku, anda pun tahu buku macam apa yang digemari buah hati anda. Dan kalau kita mengenal buku seperti apa yang digemari buah hati kita, maka kita pun akan tahu buku apa yang bisa kita belikan buat buah hati kita.
  • Berikan Uang Jajan Buku
Pelitlah dalam memberi uang jajan kepada buah hati kita, bila hanya untuk jajan benda-benda yang tidak terlalu penting. Namun jangan pelit untuk memberikan uang jajan kepada buah hati kita bila bertujuan untuk membeli buku.
  • Buat Jadwa Membaca
Supaya buah hati kita memiliki sebuah kebiasaan dalam membaca buku, buatlah sebuah jadwal membaca buku buat buah hati anda. Misalnya, setiap jam 7 malam, buah hati kita harus membaca buku minimal 30 menit, atau dalam satu hari buah hati kita diminta untuk membaca minimal dua halaman buku.
  • Ajak Pergi ke Toko Buku
Luangkan waktu berbelanja anda untuk sekedar berkunjung ke toko buku, meskipun anda tidak akan membeli buku. Hal ini sangat berguna agar buah hati kita semakin mencintai toko buku, dan terbiasa mengunjungi toko buku.
  • Mengerti buku yang sesuai dengan usia mereka.
Jangan segan bertanya kepada petugas perpustakaan atau toko buku, untuk menanyakan buku apa yang cocok dengan usia buah hati anda. Hal ini sangat bermanfaat agar buku yang kita beli hanya menjadi alas duduk atau alas tidur buah hati kita. Tidak mungkin seorang anak balita kita belikan sebuah novel yang gambarnya jarang-jarang dan kurang menarik kan?
  • Ajarkan Anak Untuk Membaca Sambil Bersuara
Tips ini hanya untuk anak sudah bisa membaca. Bila buah hati kita sudah bisa membaca, mintalah dia untuk membaca buku dengan bersuara.Tips ini juga sangat bermanfaat agar buah hati kita bisa mengerti isi buku yang dia baca. Hal ini juga akan sangat bermanfaat agar kita tahu sejauh mana kemapuan membaca buah hati kita. Kalau ada kesalahan-kesalahan pada saat mereka membaca, kita pun bisa cepat mengajarkannya cara membaca yang benar.
  • Menjadi Teladan Membaca
Sebelum anda mengajarkan buah hati anda, tanyakanlah pada diri anda sendiri, ”Sudahkah saya gemar membaca buku?”
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Sekarang kita tahu bagaimana Tips/Trik dan cara mudah agar anak kita gemar membaca. Mulailah dari usia dini agar anak kita menjadi anak yang gemar membaca dan pintar.


Manfaat Dongeng Bagi Anak

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Manfaat Dongeng Bagi Pertubuhan dan Perkembangan Anak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Manfaat Dongeng Bagi Pertubuhan dan Perkembangan Anak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Penting untuk diketahui oleh setiap orang tua yang mencintai anaknya adalah betapa aktivitas membacakan dongeng kepada anak banyak sekali manfaatnya bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Diantaranya adalah memberikan teladan, motivasi positif kepada anak, mengajarkan anak untuk berkomunikasi, dan meningkatkan kecerdasan anak. Dengan membacakan dongeng sebelum tidur orang tua dapat memberikan contoh sikap-sikap perbuatan terpuji dan menghindari sikap atau perbuatan yang buruk dari cerita yang dibacakan.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Mendongeng adalah cara paling efektif untuk menanamkan gagasan atau pemikiran, nilai moral, budi pekerti serta konsep sebab akibat terutama pada anak. Pada saat orang tua membacakan atau menceritakan sebuah dongeng, biasanya sang anak berimajinasi sebagai tokoh dalam dongeng yang dituturkan atau diceritakan oleh orang tuanya tersebut. Nah, inilah kesempatan bagi orang tua untuk memberikan motivasi kepada sang anak tercinta melalui sebuah dongeng. Sedangkan untuk anak yang belum dapat berkomunikasi, orang tua dapat merangsang kemampuan berkomunikasi verbal sang anak dengan cara membacakan dongeng atau cerita yang mudah dimengerti oleh sang anak. Salah satu cara untuk meningkatkan kecerdasan anak ialah dengan mendongeng. Anak yang cerdas adalah anak yang mendapat stimulasi tepat sesuai dengan usianya, terutama pada usia keemasan atau golden age (usia 0-5 tahun). Usia keemasan anak ialah masa keemasan pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga pada masa ini anak membutuhkan pendampingan dari sosok yang dapat terus memantau pertumbuhan dan perkembangannya. Serta membutuhkan orang tua yang mampu memberikan stimulasi optimal dengan penuh kasih sayang. Dan salah satu bentuk stimulasi untuk mencerdaskan anak ialah dengan cara mendongeng.

Banyak penelitian yang sudah dibuktikan bahwa aktivitas mendongeng pada anak memang banyak sekali manfaatnya. Jangankan sejak kecil atau bayi, bahkan pada saat sang anak masih dalam kandungan pun mendongeng sudah bisa dilakukan. Jadi kalau ada pertanyaam mulai kapan anak atau bayi bisa didongengi? Jawabannya adalah sejak indra pendengaran bayi mulai berfungsi di dalam kandungan.

Ibarat sebuah gelombang radio, dengan bercerita kepada anak berarti orang tua mengirim sinyal pada buah hatinya. Yang harus ditekankan di sini adalah bahwa dongeng bisa mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan ketahanan mental pada anak. Berikut ini diuraikan tentang manfaat yang bisa diperoleh dari aktivitas mendongeng untuk mengaktifkan simpul-simpul syaraf pada anak, diantaranya :
  • Mengaktifkan simpul-simpul syaraf : Banyak penelitian membuktikan, cerita-cerita yang didengar anak sejak bayi dapat mengaktifkan simpul-simpul syaraf di otaknya (myelin). Cara kerjanya sederhana. Seperti halnya senam otak, banyaknya informasi yang didapat anak dapat membuat otak si anak menjadi lebih aktif. Ini pun berimbas pada perkembangan Intelegen Quetion (IQ) pada sang anak.
  • Merangsang indra : Dongeng yang disampaikan dapat memberikan rangsangan pada indra sang bayi/anak, terutama indra pendengaran dan penglihatan. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa 5 tahun pertama dalam kehidupan anak merupakan masa emas atau masa sedang giat-giatnya anak menyerap berbagai yang didengar dan dilihat. Jadi, walaupun belum dapat memberikan respon yang berarti, semua cerita yang diceritakan oleh orang tua akan ditangkap oleh indra pendengaran dan penglihatannya untuk kemudian direkam dalam memorinya. Kedua indra tersebut juga terlatih menangkap sedemikian banyak informasi.
  • Perkembangan lebih cepat : Banyaknya informasi yang didapat oleh bayi atay anak bisa mengoptimalkan pertumbuhannya. Berangkat dari sini, jangan heran apabil bayi yang lebih sering didongengi menjadi lebih cepat tengkurap, merangkan dan sebagainya. Itu semua akibat perkembangan otaknya lebih optimal karena banyaknya rangsangan yang diterimanya. Perkembangan kemampuan ini tidak berhenti sampai di usia bayi saja. Setelah anak tumbuh lebih besar pun banyak manfaat yang masih terasa apabila dongeng sering diperdengarkan pada bayi. Paling tidak, karena perkembangan otaknya optimal, stimulus apa pun yang diajarkan padanya akan ditangkap lebih cepat.
  • Lebih peka : Selain perkembangan kemampuan fisik dan intelektual, bayi-bayi yang sering mendengarkan orang tuannya bercerita diyakini akan tumbuh menjadi anak yang lebih peka. Seiring dengan pertambahan usianya, kepekaan ini akan mendukung sederet sikap positif lainnya, seperti rasa ingin tahu, percaya diri, sikap kritis, kamauan eksploratif, dan sebagainya. Dengan kata lain kecerdasan emosional, spiritual, dan ketahanan mentalnya kian terasah. Memang, tidak semua manfaat positif langsung terasa pada nakan sejak bayi karena ada sifat-sifat yang mungkin baru terlihat setelah si anak tumbuh besar.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Nah, sekarang kita sebgai orang tua sudah tahu betapa pentingnya Dongeng bagi anak-anak. Dari banyaknya Manfaat Dongeng Bagi Anak tersebut, mari kita mulai menyukai dongeng sebagai media mendidik anak kita.

SDIT Uswatun Hasanah Kota Banjar Jawa Barat

SDIT Uswatun Hasanah Kota Banjar adalah Sekolah Dasar Islam Terpadu yang sudah terakreditasi dan banyak menorehkan banyak prestasi dari siswa siswinya.
SDIT Uswatun Hasanah Kota Banjar adalah Sekolah Dasar Islam Terpadu yang sudah terakreditasi dan banyak menorehkan banyak prestasi dari siswa siswinya. Sebagai orang tua, kita tentu tidak akan ragu memasukan anak kita untuk belajar disana. Terlebih jika sudah mengetahui prestasi yang telah dihasilkan oleh SDIT ini. Baik prestasi Tingkat Daerah, Nasional maupun Internasional sudah pernah dihasilkan dari anak didik di Sekolah Dasar Islam Terpadu yang berlokasi tidak jauh dari Pusat Kota Banjar ini. Walaupun berlokasi dekat dengan pusat kota, namun suasana di SDIT ini sangat terlindung dari kebisingan. tepat berhimpitan dengan bekas Bioskop Kota banjar yang saat ini sedang dalam renovasi.

Alamat SDIT Uswatun Hasanah Kota Banjar Jawa Barat, Kota Banjar, Kecamatan Pataruman, Desa Hegarsari, Jln. Pegadean No. 91 memang sangat strategis dan representatif sebagi tempat pendidikan bagi putra putri anda yang ingin berp[restasi. Didukung oleh para pengajar yang sudah berpengalaman dan ramah, tentu akan memberikan suasana dan iklim belajar yang menyenangkan. Selain SDIT, disini juga ada Pendidikan setingkat TK yaitu TKIT Uswatun Hasanah Kota Banjar - Jawa Barat.

VISI dan Misi SDIT dan TKIT Uswatun Hasanah Kota Banjar
  • VISI : 
  1.  Membentuk dan meluluskan siswa-siswi yang Qurani dan berprestasi Akademik optimal
  • MISI
  1. Meningkatkan efektifitas pengelolaan sekolah Islam terpadu sehingga terwujud sekolah yang berkualitas dan suasana belajar yang menyenangkan.
  2. Melaksanakan pemberdayaan tenaga kependidikan.
  3. Melaksanakan pengembangan kurikulum sekolah Islam Terpadu.
  4. Menjalin kemitraan strategis membangun pendidikan Islam yang Professional.
  5. Membiasakan membaca Alquran.
  6. Membiasakan berperilaku akhlak mulia di sekolah dan rumah.
  7. Membiasakan berbahasa Arab dan Inggris sederhana.
  8. Melaksanakan pembelajaran berbasis ICT
Berikut ini kami sampaikan sebagian kecil catatan prestasi yang telah diraih oleh anak didik  SDIT Uswatun Hasanah Kota Banjar Jawa Barat.

CATATAN PRESTASI SDIT Uswatun Hasanah Kota Banjar :
  • PRESTASI SISWA TA 2009/2010
No. Jenis Prestasi Tingkat Tahun Peringkat
1  Hafalan Al Qur’an  Kec. Pataruman  2009  Juara I
2  Hafalan Al Qur’an  Kota Banjar  2009  Juara I
3  Fashion Show  Kota Banjar  2009  Juara III
4  Coret Bebas  Kota Banjar  2009  Juara II
5  Hafalan Al Qur’an  Kec. Pataruman  2010  Juara I
6  Hafalan Al Qur’an  Kota Banjar  2010  Juara I
7  Peragaan Sholat Berjamaah  Kec. Pataruman  2010  Juara III
8  Lomba Nasyid  Kec. Pataruman  2010  Harapan I
  • PRESTASI SISWA TA 2010/2011
No. Jenis Prestasi Tingkat Tahun Peringkat
1  Pengetahuan Sejarah Perjuangan Bangsa (Pi)  Kec. Pataruman  2010  Juara I
2  Masak Rimba (Pa)( LT II PRAMUKA )  Kec. Pataruman  2010  Juara I
3  Peta Pita(Pa)( LT II PRAMUKA )  Kec. Pataruman  2010  Juara I
4  Peta Lapangan (Pa)(LT II PRAMUKA)  Kec. Pataruman  2010  Juara III
5  Renang Tingkat SD  Kec. Pataruman  2010  Juara II
6  Tahfidz (Pa) Tingkat SD  Kec. Pataruman  2010  Juara I
7  Tahfidz (Pa) Tingk SD  Kec. Pataruman  2010  Juara III
8  Tahfidz (Pa) Tingk SD  Kec. Pataruman  2010  Juara I
9  Tahfidz (Pa) Tingk SD  Kota Banjar  2010  Juara I
10  Karate  Provinsi Jawa Tengah  2010  Juara III
11  Kaligrafi (Pi)  Kec. Pataruman  2010  Juara III
12  Pildacil (Pi)  Kec. Pataruman  2010  Harapan I
13  Melukis Dekoratif  Kota Banjar  2010  Harapan II
14  Renang  Priangan Timur  2010  Juara I
15  Hifdzil Qur’an  Kota Banjar  2010  Juara I
16  Membaca Sajak (Pa)  Kec. Pataruman  2010  Juara I
17  Renang (Pi)  Kec. Pataruman  2010  Juara II
18  Karate (Pi  Kec. Pataruman  2010  Juara I
19  Karate (Pi)  Kec. Pataruman  2010  Juara II
  • PRESTASI SISWA TA 2011/2012
No. Jenis Prestasi Tingkat Tahun Peringkat
1  Olimpiade Matematika  Kec. Pataruman  2011  Juara I
2  Olimpiade Matematika  Kota Banjar  2011  Juara II
3  Renang Gaya Dada 50m  Priangan Timur  2011  Medali Emas
4  Renang Gaya Dada 100m  Priangan Timur  2011  Medali Emas
5  Renang Gaya Bebas 50m  Priangan Timur  2011  Medali Emas
6  Renang Gaya Bebas 100m  Priangan Timur  2011  Medali Emas
7  Renang Gaya Punggung 50m  Priangan Timur  2011  Medali Emas
8  Karate Club BKC  Provinsi Jawa Barat  2011  Juara III
9  Musabaqoh Tilawah Qur’an  Kec. Pataruman  2012  Juara I
10  Hifdzil Qur’an (Pa)  Kec. Pataruman  2012  Juara II
11  Hifdzil Qur’an (Pi)  Kec. Pataruman  2012  Juara II
12  Gerakan dan Bacaan Sholat  Kec. Pataruman  2012  Juara III
13  Lomba Cerdas Cermat SMPN I  Kota Banjar  2012  Harapan I
14  Lomba Cerdas Cermat Daarul Huda  Kota Banjar  2012  Juara III
15  Pidato Bhs. Sunda Daarul Huda Competition  Kota Banjar  2012  Juara III
16  Hifdzil Qur’an (Pa)  Kota Banjar  2012  Juara III
18  Hifdzil Qur’an (Pi)  Kota Banjar  2012  Juara III
19  Calistung Tk Kls 2  Kec. Pataruman  2012  Juara III
20  Calistung Tk Kls 2  Kota Banjar  2012  Juara I
21  Maca Sajak (Pi)  Kec. Pataruman  2010  Juara I
22  Maca Sajak (Pa)  Kec. Pataruman  2012  Juara II
23  Tenis Lapangan  Kec. Pataruman  2012  Juara I
24  Tenis Lapangan  Kota Banjar  2012  Juara I
25  Renang OOSN (Pi)  Kec. Pataruman  2012  Juara I
26  Renang OOSN (Pa)  Kec. Pataruman  2012  Juara II
27  Renang OOSN (Pi)  Kota Banjar  2012  Juara II

Dan Masih banyak lagi prestasi dalam rentang Tahun Ajaran 2012/2013 dan TA 2013/2014 yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu disini. Untuk Tahun Ajaran 2014 kemarin, SDIT Uswatun Hasanah Kota Banjar Jawa Barat juga menorehkan kembali prestasinya. Diantaranya sebagai berikut :
  • PRESTASI SISWA TA 2014/2015
No. Jenis Prestasi Tingkat Tahun Peringkat
1  Saintika  Kota Banjar  2014  Juara III
2  Story Telling  Kota Banjar  2014  Harapan III
3  Renang (Pi)  Priangan Timur  2009  Juara III
4  Coret Bebas  Priangan Timur  2009  Juara I
SDIT Uswatun Hasanah Kota Banjar Jawa Barat, Kota Banjar, Kecamatan Pataruman, Desa Hegarsari, Jln. Pegadean No. 91. Membuka Penerimaan Siswa Baru (PSB)TA 2015/2016 dengan ketentuan sebagai berikut : WAKTU PENDAFTARAN Gelombang 1 : Januari- Maret, Gelombang 2 : April- Juni, Gelombang 3 : Juli- September.

TEMPAT PENDAFTARAAN : SDIT USWATUN HASANAH : Dusun Gudang RT.02 RW. 02 No. 91 Kelurahan Hegarsari-Kecamatan Pataruman-Kota Banjar


Kesalahan Dalam Mengasuh Balita

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Tips Cara Mengasuh Anak Yang Baik Dan Benar, Fokus, dan Logika Balita, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu juga Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Anak balita sangat lucu dan menggemaskan, tetapi ada saat-saat mereka sangat menjengkelkan dan Anda ingin menghukumnya. Anak balita bukan seperti mainan yang datang dengan buku manual dan cara pengoperasian. Menjadi orangtua, seperti sering diucapkan oleh orang bijak, adalah pekerjaan yang tak pernah ada hentinya. Berikut adalah 9 kesalahan yang umum dilakukan orangtua kepada anak balitanya:

Tidak konsisten
Pernah menyaksikan program Nanny 911 atau Super Nanny? Terlihat betapa sulitnya si kecil diajak kerja sama dan sulitnya mereka menurut jika Anda tidak konsisten dengan perkataan? Ya, anak balita harus mulai belajar mengenai konsekuensi sejak awal. Ia harus mengetahui apa yang akan didapatkan jika tidak pergi mandi atau tidur pada waktu yang seharusnya. Semakin konsisten dan bisa ditebak apa yang akan ia alami jika peraturan tak dipatuhi, semakin mudah anak diajak kerja sama.

Maka, buatlah rutinitas yang tetap untuk si anak. Membuat konsistensi untuk orangtua atau pengasuh anak bisa menjadi tantangan yang amat sulit. Upayakan untuk tidak mencoba melakukan negosiasi dengan anak. Ragu-ragu apa yang harus dilakukan untuk menghadapi anak yang membandel dan tidak menuruti aturan? Duduklah bersama pasangan Anda sejak awal dan bicarakan bagaimana merespons anak yang tak mematuhi peraturan agar si anak tidak mendapat pesan yang salah dan mengadu domba orangtuanya.

Terlalu fokus pada waktu keluarga
Memang, menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga adalah hal baik, tetapi ada keluarga tertentu yang terlalu mengultuskan hal ini. Padahal, ada kalanya si anak ingin merayakan waktu pribadi dengan orangtuanya, hanya berduaan atau bertigaan. Waktu berduaan dan pribadi bisa menjadi hal menyenangkan bagi anak dan orangtuanya karena tak ada persaingan di antara saudara kandung. Cara yang bisa mengikat hubungan orangtua adalah bermain bersama.

Terlalu sering menawarkan bantuan
Beberapa orangtua menganggap si anak balita masih seperti bayi yang belum mengerti banyak hal sehingga mereka lebih sering memberikan bantuan untuk segala macam. Sebelum menawarkan bantuan, pikirkan kemungkinan bahwa si anak akan berpikir bahwa memberikan bantuan kepada si kecil, itu berarti ia tak bisa melakukannya sendiri. Dengan kata lain, si kecil tak berkompeten. "Orangtua yang menawarkan terlalu banyak bantuan kepada anak balitanya bisa menyabotase kemampuan anak untuk percaya akan kemampuan dirinya sendiri," terang Betsy Brown Braun, penulis You're Not the Boss of Me. Kita harus membuat anak mampu berjuang sendiri. Tentu tak ada salahnya memberikan pujian dan dorongan, seperti mengatakan, "Kamu pasti bisa melakukan hal ini."

Terlalu banyak bicara
Perlu diingat, anak balita bukanlah orang dewasa dalam tubuh kecil. Mereka belum paham bagaimana cara berpikir dengan logika. Bayangkan, jika anak berusia 2 tahun minta kue, dan si orangtua menjawab "tidak", lalu si anak merengek, si ibu menjelaskan bahwa sudah saatnya makan malam, si ibu pun menarik kuenya, lalu mencoba menjelaskan lagi, dan si anak pun merampas, lalu berulang terus.

Yang seharusnya dilakukan orangtua adalah setelah memberi tahu si anak untuk melakukan sesuatu, jangan memaksa untuk menjelaskan segalanya atau mencoba melakukan kontak mata. Jika si anak tak mau mematuhi, berikan peringatan dengan kata-kata sedikit atau hitung hingga 3. Jika si anak masih melanggar, lakukan time out atau konsekuensi langsung. Tanpa penjelasan!

Hanya menghidangkan makanan khusus anak
Si kecil sulit diberikan makanan orang dewasa? Atau ia hanya mau makan makanan ringan untuk anak-anak? Hal ini bisa terjadi karena kebiasaan. Cobalah mengajak anak mengonsumsi apa yang Anda makan di meja makan jika ia seharusnya sudah siap makan makanan berat. Banyak anak sudah mau mencoba makanan baru jika ia melihat ayah dan ibunya menikmati makanan itu. Jika ia menolaknya, tetap sodorkan kembali. Beberapa anak balita harus mencoba banyak tipe makanan hingga mereka memutuskan mereka menyukai makanan itu.

Braun mengatakan, banyak anak suka keributan gara-gara makanan. Asalkan ada makanan pada piring si anak, jangan khawatir. Jangan biarkan si anak menjadikan Anda koki khusus untuknya yang menyajikan makanan berbeda daripada yang lain, padahal ia sudah bisa mengonsumsi makanan yang sama dengan orang dewasa.

Terlalu dini menyingkirkan tempat tidur bayi
Tempat tidur khusus untuk bayi bukan hanya dibuat untuk menjaga keamanan si bayi saat tertidur, tetapi juga untuk membuat kebiasaan tidur yang sehat. Saat anak terlalu dini dipindahkan ke kasur, mereka bisa sulit tidur, kadang di pengujung malam, mereka akan datang ke kamar orangtuanya, minta ditemani. Saat yang tepat untuk memindahkan anak ke tempat tidur besar adalah saat ia sudah mulai memanjat ingin keluar dari tempat tidurnya atau saat ia sudah minta keluar dari tempat tidurnya tersebut. Kebanyakan anak sudah siap pindah di antara rentang usia 2-3 tahun.

Memulai latihan menggunakan toilet terlalu awal
Beberapa orangtua memaksa anaknya menggunakan toilet saat dirasa si anak harusnya sudah belajar, padahal bisa saja si anak belum mau, dan ini bisa mengakibatkan tarik ulur kekuatan. Anak akan belajar menggunakan toilet saat mereka siap dan prosesnya tidak harus diburu-buru. Namun, Anda bisa siapkan langkah-langkahnya. Tunjukkan toilet kepada anak, beri tahu fungsinya dan cara penggunaannya. Beri pujian jika si anak mau mencoba menggunakannya.

Tidak membatasi jam nonton televisi
Banyak anak balita menghabiskan waktunya untuk menonton televisi. Hal ini bisa membuatnya sulit belajar. Studi mengatakan bahwa anak di bawah usia 2 tahun sebenarnya belum paham apa yang ditayangkan di televisi atau monitor komputer. Coba buat si kecil sibuk dengan kegiatan lain, seperti membaca bersama atau kegiatan kreatif lainnya. Coba lakukan perbincangan dan mendengarkan agar si kecil bisa belajar berkomunikasi.

Mencoba menghentikan rengekan besar
Beberapa orangtua khawatir, jika si anak yang tak bisa diatur akan membuatnya terlihat seperti orangtua yang tidak efektif. Namun, ada kalanya si anak akan melakukan rengekan besar. Ketika mereka melakukan hal tersebut, percuma kita meminta mereka berhenti melakukannya, bahkan jika hal tersebut terjadi di depan orang banyak.

"Saat tantrum terjadi di depan orang banyak, kita akan merasa seperti dihakimi. Kita merasa ada papan neon di atas kita yang mengatakan bahwa kita adalah orangtua yang tak kompeten," ungkap Braun. Padahal, para orangtua harusnya ingat, yang lebih penting adalah apa yang terjadi pada si anak, bukan pendapat orang lain, apalagi orang asing. Jika ini terjadi, cobalah membawa si anak ke lokasi yang sepi agar si kecil berhenti berteriak dan mengeluarkan emosinya. Ketika hal ini selesai, Braun menyarankan agar Anda menawarkan pelukan untuk si anak dan jalani lagi hari Anda.



Pentingnya Mengasuh Anak Cerdas Dan Kreatif

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Tips Cara Mengasuh Anak Yang Baik Dan Benar, Fokus, dan Logika Balita, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu juga Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita. Tak ada yang salah dengan upaya mencetak anak cerdas dan kreatif. Persoalannya, sampai di mana upaya-upaya tersebut bermanfaat bagi anak? Selain itu, persoalan berikutnya, sampai sejauh mana anak dapat mengikuti tanpa merasa terpaksa sehingga akhirnya justru tidak produktif dan menjadi masalah di kemudian hari?

Jangan lupa juga, secara alamiah, usia kanak-kanak adalah saat untuk bermain. Bermain juga penting untuk melatih fisik, emosi, imajinasi, dan kreativitas anak. Sayang sekali apabila ibu sampai melarang anak bermain semata karena "program anak cerdas dan kreatif".

"Mencetak" anak cerdas dan kreatif juga berarti ibu harus berperan aktif. Memang, anak yang kreatif tidak aakn jadi dengan sendirinya, melainkan harus diarahkan. Namun, di sisi lain, kreativitas -yang mensyaratkan kebebasan- tidak akan berkembang apabila anak tidak diberi kesempatan. Kebebasan tanpa batas dapat berakibat buruk dan justru tidak menunjang kreativitas. Sebaliknya, disiplin kaku tanpa toleransi berpotensi mematikan kreativitas anak. Oleh karena itu, kebebasan dan disiplin harus dimainkan secara serasi agar anak dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

Kreativitas
Imajinasi adalah kata kunci kreativitas. Menurut para ahli, potensi kreativitas itu mulai meningkat pada usia 3 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 4,5 tahun. Kemudian, potensi itu akan segera menurun pada saat masuk sekolah dasar. Oleh karena itu, upaya perangsangan kreativitas pada usia prasekolah menjadi sangat penting. Ada banyak cara untuk mengembangkan kreativitas anak. Di rumah, ibu dapat melakukannya, misalnya dengan membiarkan anak mengatur kamar tidurnya sendiri. Sedangkan di sekolah, dapat dilakukan dengan mengembangkan cara belajar-mengajar yang mendorong anak untuk aktif. Cara-cara belajar yang mengandalkan metode hafalan atau memaksa anak untuk mengikuti berbagai kursus justru merusak kreativitas dan imajinasi anak.

Anak bermain bagi banyak ibu dianggap sebagai "pemborosan waktu". Dalam pandangan mereka akan lebih baik jika waktu untuk bermain itu dipakai untuk kegiatan belajar yang tidak mengandung unsur permainan. Anggapan ini sangat keliru, karena bermain bagi anak bukanlah sekadar untuk mengisi waktu senggang. Seorang pakar bahkan mengingatkan, jika kebebasan bermain tersebut dihambat, pada masa selanjutnya daya kreatif, daya imajinasi, bahkan kemampuan belajar anak bakal mengalami hambatan yang serius.

Musik, olahraga, dan berbagai kegiatan yang melibatkan gerakan lainnya banyak menentukan perkembangan anak untuk masa depan. Banyak ibu hanya peduli dengan hasil akhir, tanpa tahu bagaimana proses belajar terjadi. Hal itu yang mengakibatkan pengajaran hal yang bersifat kreatif, misalnya musik, sama seperti mengajar ilmu-ilmu lain. Padahal, jika diajarkan dengan benar, dapat meningkatkan daya imajinasi da pemahaman anak.



Cara Mengasuh Anak Yang Baik Dan Benar

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Tips Cara Mengasuh Anak Yang Baik Dan Benar, Fokus, dan Logika Balita, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu juga Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Orang tua perlu belajar menerapkan pola pengasuhan yang positif pada anak agar dapat membentuk karakter positif anak di masa depan. Ilmu pengasuhan ini dapat Anda peroleh dari berbagai sumber, seperti seminar atau artikel di majalah dan buku-buku. Pada dasarnya, ada enam pilar penting dalam pengasuhan anak, demikian menurut Hanny Muchtar Darta, saat peluncuran sekaligus bedah bukunya, Six Pillars of Positive Parenting, di arena Islamic Book Fair, Istora Senayan, Jakarta, Selasa (8/3/2011). Hal ini yang belum diketahui orangtua pada umumnya.

"Tanpa disadari, masih banyak orangtua yang menerapkan pola asuh atau pendekatan negatif dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Sebagai orangtua saya mengusahakan untuk belajar. Saya belajar untuk anak-anak saya, termasuk mempelajari enam pilar dalam mendidik anak-anak. Ini juga berdasarkan pribadi saya sebagai orangtua," ungkap Hanny.

Kemitraan atau kerja sama antara ayah dan ibu (partnership parenting)
Orangtua harus belajar bekerja sama dengan baik, terutama dalam mengajarkan nilai-nilai kehidupan kepada anak. Jangan sampai ada perbedaan pendapat dalam mengajarkan kedisplinan dan norma-norma kehidupan. Dengan demikian, anak akan mematuhi bimbingan orangtua karena melihat baik ayah maupun ibunya sepakat memberikan pandangan yang sama.

Belailah, bicaralah, bermain, dan berpikir (4B)
Hanny memaparkan hasil penelitian Dr Harold Voth, psikiater dari Kansas, Amerika, mengenai unsur belaian. Berapa kali belaian yang Anda berikan pada anak setiap harinya akan memengaruhi tumbuh-kembangnya. Misalnya, empat belaian pada anak dalam sehari bisa membuat anak selalu survive. Delapan belaian sehari dapat mendukung masa tumbuh anak. Sedangkan 12 belaian akan membuat anak sehat secara fisik maupun emosi. Fungsi belaian ini pun berlaku bagi pasangan suami-istri. Belaian mampu mengusir depresi, membuat kita awet muda, tidur lebih nyenyak, dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Kemudian Hanny menganjurkan orangtua untuk menjalin komunikasi dengan anak. Komunikasi dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya dengan membacakan buku untuk anak dan menanyakan pendapatnya mengenai isi buku itu.

Selain ngobrol, orangtua juga harus menyempatkan waktu untuk mengajak anak bermain dengan melibatkan fisik. Pada kesempatan bermain, peran ayah jauh lebih besar untuk mengajak anak melakukan kegiatan seperti olahraga maupun melakukan permainan lain. Tak hanya bermain secara fisik, anak juga harus diajarkan bermain dengan menggunakan ekspos pikiran. Hal ini membantu anak untuk mengelola alam pikirannya. Latihan berpikir juga membantu anak mengomunikasikan apa yang dipikirkannya karena belum tentu pikiran anak dan orangtua sama.

Kedisiplinan, dan terapkan aturan secara konsisten
Aturan tidak harus selalu dibuat oleh orangtua. Contohnya dalam menyepakati jam belajar. Anak dan orangtua bisa berdiskusi, berapa jam yang dibutuhkan anak untuk mengulang pelajaran sekolahnya. Orangtua menunjukkan cinta kasih tetapi tetap dengan ketegasan.

Memahami emosi negatif anak sejak dini
Ketika anak kita sedih dan menangis, tanyakan mengapa ia sedih, atau apa yang membuatnya menangis. Kita coba pahami perasaan anak untuk memperbaiki emosi-emosi negatifnya," ujar Hanny.

Gaya bahasa positif agar anak sehat secara fisik dan emosional
Pada bagian ini, Hanny mengutip pernyataan dari Task Force for Personal and Social Responsibilities di Amerika yang menjelaskan bahwa setiap harinya orang mendengarkan 432 kata dan kalimat negatif, dan hanya 32 kata dan kalimat positif. Sebanyak 80 persen kata-kata tersebut menyakitkan, memberikan dampak psikologis yang buruk, dan tidak memotivasi orang untuk bangkit. Sisanya, 20 persen orang bertahan meskipun mendengar kata-kata tersebut. Oleh karena itu, orangtua perlu belajar untuk tidak marah secara berlebihan, apalagi mengancam anak.

Terapkan pola asuh tanpa hukuman
Ternyata hukuman saja tidak membuat anak mampu melakukan perubahan positif. Orangtua sepatutnya memberikan kebebasan pada anak, bukan dalam arti kebebasan penuh, melainkan membiarkannya memilih konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya. Dengan demikian anak bisa memetik pelajaran atas apa yang sudah dilakukannya. Selain memaparkan tentang pilar-pilar pengasuhan anak, buku ini juga membeberkan hasil penelitian para ahli dan serangkaian cerita-cerita tentang keluarga.


Tips Dan Cara Memilih Playgroup Yang Baik Bagi Anak

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Tips Dan Cara Memilih Playgroup Yang Baik Bagi Anak , Fokus, dan Logika Balita, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu juga Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Orang tua harus melihat kesiapan anak secara mental. Karena menurut Sani, Psi, anak harus merasa nyaman dengan lingkungan baru. "Jangan hanya ikut-ikutan melihat tetangga akhirnya menyekolahkan balita. Karena dengan memasukkan balita playgroup, anak tanpa sadar dilatih untuk mandiri. Dan hal itu perlu kesiapan mental yang baik," katanya. Maka, sebelum memilih sekolah untuk anak balita, inilah beberapa hal yang sebaiknya dipertimbangkan.

Untuk balita yang sudah belajar bicara dianggap oleh Sani, Psi, sudah cukup matang untuk masuk playgroup. Ibu, juga harus melihat apakah anak memang sudah membutuhkan playgroup di usianya yang dini. Karena pada usia balita, anak masih banyak bermain dengan lingkungan terdekat, seperti lingkungan di rumah. Banyaknya pilihan playgroup atau Taman Kanan-Kanak bisa membuat Ibu bingung. Berikut hal yang perlu menjadi pertimbangan sebelum Ibu akhirnya memutuskan untuk memilih sekolah untuk anak.

Fasilitas Sekolah
Perhatikan fasilitas yang diberikan sekolah, seperti kebersihan toilet, sarana bermain, ruang kelas, ruang makan, sirkulasi ruangan sampai dengan fasilitas antar jemput. Tanyakan pula rasio perbandingan staf pengajar dan murid dalam satu kelas. Untuk usia balita yang aktif bergerak tentu saja perlu pengawasan lebih dari staf pengajar.

Anak Bermain dan Belajar
Untuk playgroup sebaiknya Ibu memperhatikan kurikulum yang diberikan. Untuk usia balita-batita, pilihlah playgroup yang memberikan kesempatan anak untuk bermain dan eksplorasi dengan rasa ingin tahunya. Carilah playgroup yang bisa merangsang tumbuh kembang anak bukan pada kemampuan akademik. Tetapi melatih kepekaan serta empati anak, mengajarkan tentang kerjasama, dan cara mengendalikan emosi.

Perhitungkan Jarak Tempuh
Hal penting yang harus kamu jadi pertimbangan adalah jarak tempuh playgroup dengan tempat tinggal. Karena menurut Sani, Psi, jarak tempuh yang jauh dan berisiko macet akan membuat anak tidak nyaman selama perjalanan. Ingat, dunia anak adalah dunia bermain. Jangan sampai anak harus mengejar waktu dan merasa kelelahan karena mengalami kemacetan saat menuju sekolah. Sani, Psi, menyarankan untuk Ibu memilih sekolah yang relatif dekat dengan rumah. Karena lebih banyak hal positif jika playgroup mudah dijangkau dari rumah.

Mencari Informasi
Saat memilih sekolah jangan tergesa-gesa ya Bu. Karena kamu perlu melakukan survey kecil dan mencari informasi sebanyak mungkin tentang playgroup yang akan dipilih. Carilah informasi dari pengalaman ibu yang menyekolahkan anak di playgroup tersebut. Ibu bisa mencari melalui internet atau mengunjungi langsung playgroup. Luangkan waktu untuk bisa melihat aktivitas di playgroup tersebut dan catatlah beberapa poin untuk menjadi bahan referensi.

Keluarga Sebagai Pembentukan Kepribadian Anak

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Keluarga Sebagai Pembentukan Kepribadian Anak, Fokus, dan Logika Balita, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu juga Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Keluarga Sebagai Pembentukan Kepribadian Anak, Fokus, dan Logika Balita, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu juga Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Keluarga dengan pembentukan kepribadian sangat berkaitan erat. Keluarga merupakan wadah pembentukan kepribadian. Proses pembentukan kepribadian seseorang terjadi dalam keluarga. Keluarga menjadi titik sentral ketika seseorang membicarakan tentang kepribadian. Kepribadian apa pun yang melekat pada seseorang dipengaruhi oleh keluarganya.

Pengertian kepribadian adalah ciri watak seorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang mandiri. Kepribadian seseorang merupakan ciri khas yang dimiliki oleh seseorang. Kepribadian seseorang tercermin dalam tingkah laku, tindak tanduk, dan cara berpikir seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

Pembentukan Karakter Sejak Usia Dini
Pembentukan kepribadian seseorang biasanya terjadi semenjak orang tersebut dilahirkan ke dunia ini. Para ahli telah menyepakati bahwa tahap-tahap awal kehidupan seseorang menjadi suatu moment atau waktu yang terpenting. Penting karena pada tahap-tahap awal ini menjadi waktu ketika seseorang meletakkan dasar-dasar kepribadian bagi dirinya. Dasar-dasar kepribadian ini nantinya akan memberikan warna bagi kehidupannya kelak ketika sudah dewasa.

Pada usia dini pula anak mulai membentuk dasar kemampuan penginderaan, dan berpikir secara sederhana. Pembelajaran tentang moral atau tentang baik buruk juga terjadi pada saat usia dini. Oleh sebab itu, sikap, kebiasaan, dan perilaku anak yang dibentuk pada tahun-tahun awal sangat menentukan sejauh mana seorang anak dapat beradaptasi (menyesuaikan diri) pada lingkungan sosial. Hal ini juga menentukan pula sejauh mana seseorang dapat menjalani kehidupan secara baik dan harmonis ketika seseorang telah mencapai usia dewasa nanti. Usia dini menjadi tahap ketika seseorang mendapatkan rangsangan yang tepat. Karena pada usia dini ini seorang anak otaknya mengalami pertumbuhan. Seorang ibu atau orang tua mempunyai peranan penting dalam memberikan rangsangan yang baik bagi anaknya ini. Pola asuh orang tua kepada anaknya ini menentukan pola bagaimana sikap dan perilaku anak nantinya. Karena rangsangan yang diberikan oleh orang tua sejak usia dini menjadi pengalaman yang akan membentuk kepribadian anak.

Pola Asuh dalam Membentuk Kepribadian
Dalam sebuah keluarga, anak pertama kali belajar tentang sesuatu dari orang tuanya. Peran orang tua untuk membina dan mengasuh anak menjadi sangat penting. Orang tua menjadi tempat pertama pembelajaran anak. Apa yang dilakukan oleh orang tua, anak akan memperhatikannya. Kemudian, anak menirukan. Bila orang tua sering bertindak halus, penuh kasing sayang, dan menghargai orang lain, anak pun akan belajar hal tersebut. Sebaliknya, jika orang tua sering berbuat kasar, anak pun lambat laun akan meniru tingkah laku tindakan kasar yang biasa dilakukan oleh orang tua.

Peranan orang tua adalah memenuhi kebutuhan anak. Caranya dengan memberikan kasih sayang yang tulus, perhatian, rasa aman, dan kebutuhan lain terhadap anak. Dengan demikian, pemenuhan kebutuhan anak di usia dini dapat tercapai. Pemenuhan kebutuhan kasih sayang, perhatian, dan sebagainya ini mempunyai manfaat yang paling penting bagi anak. Oleh sebab itu, pola asuh orang tua terhadap anak mempunyai peran penting dalam membentuk kepribadian anak. Seorang pakar anak bernama Diana Baumrinde mengemukakan tiga macam pola asuh anak, yaitu pola asuh yang otoriter (authoritaria), membolehkan (permissive), dan seimbang (authoritative).

Pola Asuh yang Otoriter (Authoritaria)
Pola asuh yang otoriter adalah pola asuh yang dilakukan oleh orang tua kepada anak yang menekankan pada kontrol. Orang tua sangat menginginkan anaknya mutlak patuh kepadanya. Mereka menginginkan anaknya mematuhi segala peraturan yang ada di keluarga. Jangan sampai sedikitpun peraturan keluarga itu dilanggar. Apabila seorang anak secara sengaja atau tidak sengaja melanggar peraturan yang ada di keluarga, sanksi berat pun segera menghadang. Hukuman yang diterima anak atas kesalahan yang dilakukan biasanya dibuat sedemikian rupa agar anak kembali menuruti segala keinginan dan perintah orang tua. Hukuman yang diberikan oleh orang tua yang otoriter kepada anaknya membuat anak mejadi takut, minder, menarik diri dari pergaulan. Selain itu, anak juga menjadi kurang percaya kepada orang lain. Pikirannya akan selalu diliputi rasa was-was dan tidak aman. Hal ini tentunya membuat kehidupan anak menjadi kurang baik yang pada akhirnya terbawa sampai ketika dewasa. Maka, tidak mustahil jika anak dibesarkan pada lingkungan yang otoriter, kepribadian anak menjadi kurang baik, murung, berontak, dan mungkin juga kasar.

Pola Asuh yang Membolehkan (Permissive)
Pola asuh yang membolehkan (permissive) adalah pola asuh yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak dengan cara memberikan kebebasan berekspresi dan mengatur diri sendiri. Anak dibiarkan untuk mempunyai sebanyak mungkin kegiatan. Orangtua bukanlah pemberi kegiatan atau tugas. Anak sendirilah yang mencari kegiatan dan tugas sendiri dalam keluarga. Bila anak melakukan kesalahan terhadap peraturan yang ada di keluarga anak jarang dihukum. Bila ada hukuman tidak terlalu berat. Jika anak melanggar dari kegiatan yang ia kerjakan, orang tua tidak memberikan hukuman. Sikap orang tua biasanya hangat, tidak menuntut, tidak mengontrol, tidak memaksa, dan memberikan kebebasan kepada anak. Jika seorang anak dibesarkan di dalam keluarga yang pola asuh yang membolehkan, biasanya anak tumbuh menjadi pribadi yang kurang matang, kurang mampu menahan diri atau mengontrol diri.

Pola Asuh yang Seimbang (Authoritative)
Pola asuh seimbang (authoritative) adalah pola asuh yang dilakukan orang tua kepada anaknya dengan cara menghargai anak tapi juga menekankan pentingnya aturan dalam keluarga. Jadi, ada keseimbangan antara penghargaan kepada anak dan peraturan keluarga. Anak tidak diatur sedemikian rupa agar sangat patuh pada orangtua. Akan tetapi, anak juga tidak dibiarkan bebas. Ada peraturan yang mengatur kehidupan anak sehari-hari dalam keluarga. Peraturan ini bukanlah penghukuman yang ditekankan, tetapi pembelajaran anak agar anak mampu menerapkan peraturan dangan benar. Ketika anak melakukan kesalahan tidak lantas omelan yang menghadangnya. Nasihat-nasihat yang baik dan menyejukkan yang keluar dari mulut orang tuanyalah yang diterima baik oleh anak. Hukuman tidak begitu ditekankan agar anak tidak menjadi penakut. Anak tetap diberikan ekspresi yang wajar dan dibatasi oleh norma dan aturan yang ada. Tapi bukan berarti anak tidak boleh kreatif mengembangkan diri. Justru anak dituntut agar mampu mengembangkan diri sesuai dengan tahapan umur dan perkembangan otaknya.

Anak tidak dituntut untuk hal-hal yang kemungkinan anak tidak mampu mencapai. Akan tetapi, anak dibimbing dan dibina dalam menapaki kehidupan secara benar. Ada keseimbangan antara kewajiban dan hak dia sebagai seorang anak dalam keluarga. Orangtua memberikan kasih sayang dan perhatian yang membuat anak menjadi pribadi yang kuat dan berkarakter baik.

Perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh orangtua membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang baik, hangat, menyenangkan, dan dapat dipercaya. Keluarga membuat ia menjadi pribadi yang merasa aman dan bahagia. Orangtua dan keluarga menjadi sumber inspirasi bagi kehidupannya kelak ketika dia dewasa. Pola asuh yang seimbang inilah yang merupakan pola asuh yang sangat dianjurkan di banyak keluarga. Baca Juga Tips Cara Mudah Menghafal Bagi Anak



Tips Cara Mudah Menghafal

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Tips Cara Mudah Menghafal, Fokus, dan Logika Balita, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu juga Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Ketika anak sukar menghafal, sebagai orangtua tentunya Anda takut anak “tertinggal” di kelas. Bantu anak untuk mengejarnya dengan metode paling tepat, yuk. Sebenarnya, apa yang membuat anak menjadi sulit menghafal? Berikut penjelasan Dra. Henny E. Wirawan, M.Hum., QIA, Psi. “Ketika anak diperhadapkan pada sesuatu yang abstrak, ia akan berusaha mengenalinya (recognition ), lalu memasukannya ke dalam memori. Prosesnya mungkin sukar karena proses pengenalan yang tidak tepat (salah konsep). Jadi, boro-boro menghafal, mengenali sesuatu saja anak tidak bisa,” urai Dekan Fakultas Psikolog Universitas Tarumanegara ini. Dengan kata lain, anak kurang bisa memahami konsep besar yang sedang dihadapinya.

Penyebab lainnya berkaitan dengan atensi sehingga Si Buyung tidak memfokuskan pikiran pada objek yang seharusnya dia bentuk. Bisa saja karena konsentrasinya terbatas. Padahal untuk menghafal sebuah materi, konsentrasi dan atensi saling berhubungan erat. Kemampuan organisasi yang terbatas juga bisa memengaruhi kemampuan menghafal. “Belum terbiasa atau masih sangat muda sehingga pemikiran anak dalam menyusun ingatan secara sistematis masih sangat terbatas. Jadi, harus dilatih terus,” ujar Henny.

Menurut Henny, ketiga penyebab tadi bisa terjadi karena adanya keterlambatan perkembangan sehingga proses belajar terhambat. “Belum tentu keterlambatan perkembangan ini disebabkan keturunan atau genetik! Bisa jadi karena anak tersebut memang lambat dalam proses belajarnya. Dan, ini merupakan salah satu learning disability juga, kan? Ada anak yang susahnya di matematika, olahraga, cara bicara, atau cara menghafalnya,” ujar Henny.

Bukan Berarti Bodoh
Orangtua tidak perlu malu atau merasa disusahkan jika anak sulit menghafal. Menurut Henny, sulit menghafal merupakan hal yang wajar terjadi pada anak-anak. “Orang dewasa juga enggak semuanya bisa menghafal, kok.”

Ketika orangtua mendampingi anak untuk membantu masalah ini, ingatlah bahwa tidak semua pelajaran harus dihafal. Beberapa materi bisa saja cukup diketahui garis besarnya. “Nah, yang repot kalau hal yang tidak harus dihafal juga dipaksakan untuk dihafal. Itu sama saja menimbulkan beban pada anak.” Henny menyadari, ada beberapa guru yang senang sekali memaksakan anak didiknya untuk menghafal secara textbook. “Itu sebenarnya enggak bagus karena justru akan membatasi anak berkreasi dengan segala sesuatu di luar buku.”

Ketika anak masih sulit menghafal padahal sudah diberikan bantuan, orangtua sekali lagi harus ingat bahwa kemampuan anak tak sama rata. Ada yang memang lemah di hafalan, namun kuat di pelajaran berhitung, misalnya. Jadi, jangan pernah mengecap anak bodoh karena tidak maksimal ketika menghafal. Orangtua harus sabar dan bekerjasama dengan anak menangani atau mengantisipasi hal ini dengan cara:
  • Orangtua mengajak anak untuk rajin rehearsal (mengulang) pelajarannya.
  • Jangan melakukan pembiaran pada proses belajar anak yang salah. Misalnya, membiarkan anak belajar di depan televisi. Jika anak bersikukuh mampu berkonsentrasi saat belajar di depan televisi, beri kesempatan untuk membuktikan melalui nilai-nilainya. Jika ternyata nilainya malah stagnan atau menurun, pindahkan ruang belajar ke tempat yang tidak memecah konsentrasinya.
  • Jangan memaklumi kelemahan anak dan tidak melakukan apapun untuk mengatasi kelemahannya. Anda harus membantunya!
  • Jangan membandingkan anak Anda dengan anak lain.
  • Kembangkan bakat anak di bidang lain agar ia tidak merasa rendah diri.
  • Masukkan anak ke sekolah yang tidak semata-mata mementingkan hafalan. Dan, pilahlah materi hafalan dan materi yang cukup dipahami konsep besarnya.
Alternatif Penanganan
Agar kesulitan menghafal ini tidak berkelanjutan hingga anak dewasa, ada baiknya orangtua mengantisipasinya sejak awal. Caranya, coba perhatikan hal-hal di bawah ini.
  • Harus membuat sesuatu yang dihafal (bahan hafalan) dekat dengan kehidupan anak. Misal, penjelasannya harus konkrit (bisa dilihat, diraba) agar anak bisa lebih cepat mengenali pola recognition-nya (objek, kata, kalimat, dan lain-lain). Hal ini lebih mudah dilakukan anak agar anak bisa memenuhi kebutuhannya, bahkan sampai pada kebutuhan yang sangat kecil.
  • Melatih atensi dan konsentrasi anak dengan cara mendampingi anak ketika sedang belajar (terutama soal menghafal) dan memberikan ruang yang kondusif sehingga ia lebih fokus. Usahakan agar waktunya tidak terbagi dengan kegiatan yang lain. Jadi, saat anak sedang belajar, jangan menyuruhnya melakukan hal lain atau membiarkan ia berada di tempat yang salah (seperti belajar di depan televisi). Ini dilakukan semata-mata untuk menghindari konflik yang menyebabkan konsentrasi terpecah.
  • Mind mapping merupakan salah satu cara mengajarkan anak untuk menghafal yang tepat. Apalagi jika anak tidak terbiasa belajar dengan cara sistematis. Mind mapping paling sederhana adalah mengaitkan objek hafalan dengan contoh yang dapat diaplikasikan dalam keseharian. Anda bisa menggunakan pengklasifikasian benda atau kata dengan diagram, garis, atau yang lainnya. Yang penting, gunakan konsep “kategorisasi” agar pola pikirnya jadi lebih runtut dan memudahkan dia mengaitkan sesuatu dengan yang lain.
  • Jika masalahnya developmental delay atau keterlambatan perkembangan, gunakan pola “mengulang” sampai anak betul-betul hafal.
  • Kenali gaya atau kebiasaan belajar anak. Apakah anak merupakan tipe auditory (pendengar), visual, atau taktil kinestetik dengan cara meraba atau memegang (biasanya dilakukan pada anak disleksia), atau yang lain. Apapun gayanya, itu dapat membantu anak menghafal lebih cepat. Baca Juga Cara Merangsang Anak Untuk Belajar.

Cara Merangsang Anak Untuk Belajar

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cara Merangsang Anak Untuk Belajar
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cara Merangsang Anak Untuk Belajar, Fokus, dan Logika Balita, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu juga Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Kadang kita melihat, ada sebagian anak tampak senang sekali dengan situasi sekolahnya. Otak anak diibaratkan seperti spons yang dapat menyerap apa saja yang terjadi dengan lingkungannya. Anak-anak seperti ini biasanya menunjukkan prestasi belajar yang baiknantinya. Namun sebagian lain dari anak-anak tersebut tampak menunjukkan sikap negatif terhadap sekolah. Mereka tampak enggan melakukan berbagai kegiatan. Atau malah suka menyendiri dari pada bergabung bersama teman-temannya. Jika demikian, bagaimana mengharapkan anak-anak ini berprestasi kelak? Yang sering terjadi kemudian, orang tua lalu menyalahkan guru dan sekolah karena rendahnya motivasi anak-anak mereka untuk belajar. Padahal, menurut Dr. Sylvia Rimm dalam bukunya Smart Parenting , How to Raise a Happy Achieving Child , orang tua memiliki pengaruh positif yang sangat besar terhadap pendidikan anak-anaknya.

Berikut ini beberapa kiat/cara yang dapat diterapkan sejak dini untuk membantu meningkatkan keinginan si kecil belajar dan berprestasi di sekolahnya kelak. Tentu saja tidak dengan cara memaksa maupun menuntut, namun lebih pada berbagai arahan dan dukungan yang membuat anak merasa nyaman berkegiatan.

Menciptakan Rutinitas
Rutinitas membantu anak mandiri menjalani hari-harinya. Jika terus bergantung pada orang dewasa, anak-anak ini akan memiliki perasaan negatif terhadap dirinya, dan belajar bahwa orang lain akan selalu mengambil tanggung jawab dirinya. Akibatnya, aktivitas Anda juga terganggu dengan ketergantungan anak. Karenanya, ciptakan rutinitas sejak dini dengan membiarkan si kecil melakukan sendiri kegiatan rutinnya. Misalnya, bangun tidur, diikuti dengan membersihkan tempat tidur, menggosok gigi lalu sarapan bersama-sama Anda.

Membiasakan Anak Belajar
Pembiasaan Belajar Anak usia pra sekolah memang belum memiliki beban akademis yang mengharuskannya belajar pada waktu-waktu tertentu di rumah. Namun tidak ada salahnya Anda membiasakan anak duduk di meja belajar yang disediakan baginya pada saat yang sama setiap harinya, dan untuk jangka waktu yang sama pula.

Meningkatkan Komunikasi
Komunikasi yang baik merupakan prioritas utama dari semua kebiasaan yang dapat meningkatkan keinginan anak berprestasi. Mendengar adalah salah satu bagian penting dalam komunikasi. Jika orang tua terbiasa mendengar anaknya berbicara, maka anak juga akan mendengar jika Anda berbicara. Menurut Dr. Rimm, jika orang tua memiliki kebiasaan bercakap-cakap secara teratur setiap harinya, anak akan lebih terbuka kelak ketika memasuki usia remaja. Terkadang, keengganan anak untuk berprestasi (underachievement) merupakan efek lanjutan dari komunikasi yang buruk antara orang tua dan anak.

Bermain dan Permainan
Bermain merupakan sarana utama bagi anak untuk belajar dan permainan merupakan bentuk latihan yang bagus untuk menghadapi kompetisi. Manfaat mainan dan permainan, antara lain meningkatkan imaginasi dan pelampiasan emosi. Cobalah bersenang-senang bersama dengan menciptakan berbagai permainan dengan anak.

Menjadi Model
Bagi Anak Anak akan meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya. Mereka menjadikan Anda, orang tuanya, sebagai model yang patut diikuti. Namun, tentu saja si kecil hanya akan meniru perilaku yang terlihat olehnya. Anda bisa mulai menunjukkan pada si kecil bahwa Anda sangat menyukai apa pun yang Anda kerjakan. Karena, jika tidak, si kecil akan meniru perilaku Anda yang gemar mengeluhkan pekerjaan. Bukan tidak mungkin jika nantinya si kecil akan sering mengeluhkan pelajaran maupun guru-guru di sekolahnya jika Anda tidak segera mengubah sikap. Baca Juga Alat Bantu Peraga Untuk Pendidikan Balita 




Alat Bantu Peraga Untuk Pendidikan Balita

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Alat Bantu Peraga Untuk Pendidikan Balita, Fokus, dan Logika Balita, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu juga Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Alat Bantu Peraga Untuk Pendidikan Balita, Fokus, dan Logika Balita, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu juga Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Mengamati perkembangan anak memang sangat mengasikkan sekaligus mengagumkan akan kebesaran sang pencipta. Bagaimana tidak, tiap kali kita dihadapkan pada perubahan yang tidak kita sangka-sangka. Terkadang kita geleng-geleng kepala, terkadang kita terperangah dan berbagai ekspresi lainnya.

Apalagi pada anak balita, termasuk anakku. Perbendaharaan kata hampir tiap hari bertambah, dan terkadang saya dibikin tercengang dengan kata-katanya dengan keahlian dia menyusun kata-kata dsb. Dengan demikian faktor lingkungan dan dengan siapa anak kita berteman menjadi sangat dominan. Bahkan kalau kita sempat ngomong yang tidak baik, baik itu katanya atau intonasinya, anak dengan cepat merekamnya.

Salah satu hal yang sangat mudah dicerna anak-anak dan direkam adalah tontonan di televisi. Oleh karena itu salah satu langkah yang saya ambil untuk mengantisipasi hal tersebut, saya lakukan dengan memberikan tontonan melalui VCD ato DVD sehingga acaranya dapat dengan mudah kita kontrol. Untuk acara televisi terpaksa orang tua harus mengalah. Tontonan yang saya pilih saya sesuaikan dengan umur anak, karena umurnya sekarang baru 3.5 tahun, kebanyakan yang saya pilih adalah kartun, misal Tomas and his friend atau Finley fire engine dll. Sebisa mungkin saya hindari kartun dengan kekerasan. Untuk menambah nilainya, sebagian saya pilih yang menggunakan bahasa inggris agar si anak terbiasa dengan "omongan bule".

Tentu saja tiap orang tua mempunyai kebijaksanaan atau cara sendiri dalam mengajar anaknya. Pengalaman di atas hanya sekedar sharing pengalaman saya, kalau sekiranya pembaca ingin berbagi pengalaman, silahkan mengisi comment yang telah disediakan, agar kita bisa saling berbagi pengalaman. Baca Juga Permainan Olah Otak Bagi Balita