Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah, Semut dan Cicak...

Showing posts with label Babad Banyumas. Show all posts
Showing posts with label Babad Banyumas. Show all posts

Cerita Legenda Asal-Usul Baturaden

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Legenda Asal- usul Baturaden, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Banyumas Jawa Tengah, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Legenda Asal- usul Baturaden, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Banyumas Jawa Tengah, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang pemuda tampan bernama Suta. Sehari-hari Suta bekerja sebagai seorang kacung di Kadipaten Kutaliman, Banyumas, Jawa Tengah. Tugasnya adalah merawat sekaligus membersihkan kandang kuda milik Adipati Kutaliman. Oleh karena dia adalah seorang baik dan jujur, maka selama bekerja tidak pernah mendapatkan masalah yang berarti.

Suatu ketika, selepas bekerja mengurus kuda-kuda milik Adipati Kutaliman, Suta memutuskan berkeliling kadipaten mencari suasana baru. Namun karena wilayah kadipaten sangatlah luas, maka dia hanya dapat mencapai satu lokasi saja. Keesokan harinya diulangi lagi perjalanan menuju ke lokasi lain. Begitu seterusnya hingga hampir seluruh wilayah Kadipaten Kutaliman berhasil didatangi.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :

Pada perjalanannya yang terakhir, dia mendengar suara jeritan seorang perempuan. Ketika didatangi, tampaklah olehnya ada seekor ular sangat besar yang sedang membuka mulut lebar-lebar dan siap memangsa seorang perempuan di hadapannya. Perempuan itu dibelit dengan kuat sehingga wajahnya tampak pucat pasi karena aliran darah tersumbat.

Meskipun sangat takut, Suta memberanikan diri mendekati Sang ular. Dengan berbekal sebilah pedang kusam dia segera menyabetkannya ke arah tubuh Sang ular. Tetapi karena Suta tidak pandai berkelahi, perlu butuh waktu lama untuk dapat menaklukkan ular tersebut. Dan, setelah sang ular mati, tubuh sang perempuan pun terlepas dengan sendirinya. Dia segera jatuh tergolek dalam keadaan pingsan.

Tidak lama kemudian seorang emban datang dan membopong perempuan itu ke sisi pendopo. Suta lalu mendekati dan bertanya para Sang emban, "siapakah perempuan ini, Bi?" "Dia adalah puteri dari Adipati Kutaliman," jawab emban singkat.

Mendengar penjelasan itu, Suta sangat terkejut karena perempuan yang telah dia tolong ternyata adalah anak dari majikannya sendiri. Selama ini Suta hanya mendengar bahwa Sang Adipati memiliki seorang puteri yang cantik jelita, tetapi dia sendiri belum pernah bertemu atau melihatnya.

Sejak peristiwa tersebut, keduanya pun sering bertemu untuk hanya sekedar berbincang-bincang santai. Lama-kelamaan, timbullah rasa sayang dan cinta di antara mereka hingga akhirnya Suta memberanikan diri datang pada Adipati Kutaliman untuk melamar puteri kesayangannya. Sang Adipati yang sudah mendengar kabar tentang kedekatan puteri kesayangannya dengan si pengurus kuda tentu saja menjadi terkejut. Dia tidak menyangka kalau kedekatan itu ternyata bukan hanya sebatas teman. Maka ketika Suta selesai mengutarakan niat, dengan sangat marah Adipati berkata, "Engkau ini hanyalah seorang kacung. Sungguh tidak pantas bila disandingkan dengan puteriku! Pengawal, tangkap orang ini dan masukkan ke penjara bawah tanah!"

Sang puteri yang mendengarkan percakapan Ayahandanya dengan Suta dari balik tirai tentu saja menjadi sedih. Dia tidak menyangka kalau Ayahanda akan sangat marah terhadap Suta hingga memasukkannya ke penjara bawah tanah yang lembab, pengap, dan gelap. Padahal, penjara itu hanya dikhususkan bagi orang-orang yang melakukan kejahatan luar biasa sehingga sangat jarang diberi makan dan minum.

Agar sang kekasih dapat segera keluar dari penjara, malam harinya Sang Puteri langsung meminta bantuan emban kepercayaannya mencuri kunci untuk membuka pintu sel tempat Suta dikurung. Sementara itu, dia menunggu bersama kudanya di salah satu sudut Kadipaten yang jarang didatangi orang.

Singkat cerita, Sang emban pun melaksanakan tugasnya dengan mengelabuhi penjaga penjara. Tetapi ketika berhasil membuka pintu sel, dia mendapati Suta tengah terbaring lemah dalam kondisi menggigil karena kekurangan pasokan makanan dan minuman. Sang emban yang membawa sedikit bekal segera memberi Suta makan dan minuman agar tubuhnya kuat kembali. Selain itu, dia juga memberi pakaian agar ketika keluar dari penjara dapat langsung membaur dengan penduduk.

Setelah berpakaian layaknya penduduk kebayakan, Suta bersama emban lalu berjalan mengendap agar dapat keluar keluar dari penjara tanpa diketahui oleh penjaga. Sesampainya di sudut Kadipaten, Suta dan Sang Puteri segera menaiki kuda dan pergi ke arah selatan menuju lereng Gunung Selamet, sementara Sang emban kembali ke kediaman Adipati Kutaliman.

Keesokannya, menjelang tengah hari mereka memutuskan untuk beristirahat di tepi sebuah sungai sambil memulihkan tenaga. Tempat itu berhawa sejuk serta memiliki panorama alam yang sangat indah sehingga membuat Sang Puteri takjub dan ingin menetap. Ternyata Suta pun demikian dan mereka sepakat untuk menetap serta membina rumah tangga di sana. Dan, seiring berjalannya waktu, tempat mereka menetap dan beranak-pinak tersebut oleh masyarakat sekitar kemudian dinamakan Baturaden. Kata "batu" berarti "batur atau pembantu" dan "raden" berarti "bangsawan". Jadi, Baturaden dapat diartikan sebagai tempat menetapnya seorang batur/pembantu/rewang keluarga bangsawan dan seorang bangsawan untuk membina sebuah rumah tangga yang bahagia hingga akhir hayat.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk belajar memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari Cerita Legenda Asal- usul Baturaden diatas temanya apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.


Cerita Legenda Babad Banyumas

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Legenda Babad Banyumas dan Asal Usul Banyumas, Dongeng Anak Indonesia, Makna Kata Banyumas, Cerita sejarah Kerajaan-Kerajaan di kabupaten Banyumas, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Legenda Babad Banyumas dan Asal Usul Banyumas, Sejarah Berdirinya Kabupaten Banyumas, Dongeng Anak Indonesia, Makna Kata Banyumas, Cerita sejarah Kerajaan-Kerajaan di kabupaten Banyumas, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.


Sejarah Banyumas tidak dapat dipisahkan dengan sejarah Galuh Kuno (dibangun jauh sebelum abad ke-5 Masehi). Krajaan tersebut dibangun di sekitar Gunung Slamet namun setelah itu dipindahkan ke Garut - Kawali (abad 6-7 Masehi) terus membentuk dan melanjutkan pemerintahan di kerajaan Galuh Kawali.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Kerajaan Galuh Purba
Kerajaan Galuh Purba adalah sebuah kerajaan kuno yang dibangun imigran/pendatang dari Kutai, Kalimantan sebelum agama Hindu masuk di Kutai. Keturunan Galuh Kuno lalu melanjutkan Pemerintahan kerajaan di Garut - Kawali (Ciamis) yang sudah memiliki budaya Sunda, dan kemudian terjadi kawin silang dengan keturunan kerajaan Kalingga (Jawa Tengah). Campuran Darah (pernikahan) juga terjadi pada masa kerajaan Galuh Kawali menjadi kerajaan Galuh Pajajaran karena banyak terjadi pernikahan antara kerabat istana Galuh Pajajaran dengan kerabat kerajaan Majapahit (Jawa), dari perkawinan itulah yang membentuk Banyumas.

Sejarah Banyumas juga tidak dapat dipisahkan dengan sejarah Kerajaan Galuh Kawali yang daerahnya lebih dari separuh wilayah Jawa Tengah sekarang (kemungkinan meliputi Kedu dan Purwodadi), dan wilayah Banyumas. Sejarah Banyumas juga tidak bisa lepas dari Joko Kahiman Raden (putra Raden Banyak Cotro, cucu Pangeran Baribin) yang mempunyai sifat ksatria.

Sejarah Banyumas juga tidak dapat dipisahkan dengan sejarah Kabupaten-kabupaten dan kerajaan-kerajaan di wilayah Banyumas dan sekitarnya, antara lain : Kabupaten Pasir Luhur, Kabupaten Wirasaba, Kabupaten Bonjok dan lain-lain.

Sejarah Banyumas juga tidak dapat dipisahkan dengan sejarah Kerajaan besar di Jawa Tengah dan Jawa Barat antara lain : Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Kalingga, Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Mataram, Kesultanan Demak, Kesultanan Pajang dan lain-lain. Sejarah Banyumas juga tidak dapat dipisahkan dengan legenda dan mitos di kalangan Banyumasan: Raden Kamandaka, Wijayakusuma, Batutulis, Jatijajar dan lain-lain.

Makna Kata Banyumas
Kosakata Banyumas memiliki makna yang luas dan dalam. Kata-kata pertamanya adalah: Air, adalah harta yang memiliki keunggulan antara lain:
  • Air mengalir: aliran, stabil, tidak berhenti sebelum habis, tidak pernah menerjang benda-benda yang menghalangi. Misalnya jika ada batu atau pohon yang menghadang dia akan menyisi/menyingkir. Interpretasi bisa hidup rukun dalam harmoni dan mengalah yang penting tetap objektif. Banyumili/air mengalir juga lincah dan gesit, semua pasti dilewati sampai tujuannya tercapai. Tujuannya adalah bahwa tempat yang paling dasar, paling prinsip, laut adalah sumber kehidupan. Banyumili berarti bahwa jika Anda ingin menjadi seorang pemimpin harus seperti air, tampak tidak memiliki kekuatan, tetapi punya manfaat dasar untuk hidup, memiliki kekuatan yang luar biasa, kuat dalam prinsip, manfaat bagi lingkungan dan kehidupan manusia , dan siapa saja yang membutuhkan.
  • Dan kata kedua adalah emas. Simbol benda yang berharga dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Cerita sejarah Kerajaan-Kerajaan di kabupaten Banyumas umumnya dimulai dari Kerajaan Majapahit (abad XIII) padahal jauh sebelumnya (abad V), sudah ada Kerajaan Galuh Purba yang menguasai wilayah ini. Kerajaan Galuh Purba diduga punya Kerajaan-Kerajaan bawahan yang umurnya bisa saja lebih tua.

Wilayah kabupaten Banyumas menjadi bagian kerajaan-kerajaan lain tidak melalui perang atau penaklukan, melainkan kabupaten-kabupaten dan pemimpin-pemimpinnya (para adipati) tunduk pada kerajaan-kerajaan itu.

Abad XIII tahun 1293 M, Raden Wijaya membangun Kerajaan Majapahit, akhirnya wilayah kabupaten Banyumas juga menjadi bagian kerajaan Majapahit sampai Abad XV utau tahun 1520 M pada saat Majapahit runtuh. Pada saat itu sebagian kerabat keraton mengungsi ke kerajaan Pajajaran sampai akhirnya ada kawin campur antara keturunan keraton Majapahit dengan kerabat keraton Pajajaran yaitu antara Raden Baribin dengan Dyah Ayu Ratu Pamekas. Salah satu putranya yaitu Raden Banyak Cotro ayahanda R. Joko Kahiman.

Sejarah Berdirinya Kabupaten Banyumas
Riwayat singkat Kabupaten Banyumas dari berbagai sumber. Kabupaten Banyumas berdiri pada tahun 1582, tepatnya pada hari Jum’at Kliwon tanggal 6 April 1582 Masehi, atau bertepatan tanggal 12 Robiul Awwal 990 Hijriyah. Kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Daerah Tingkat II Banyumas Nomor 2 tahun 1990.

Keberadaan sejarah Kabupaten Banyumas tidak terlepas dari pendirinya yaitu Raden Joko Kahiman yang kemudian menjadi Bupati yang pertama dikenal dengan julukan atau gelar ADIPATI MARAPAT (ADIPATI MRAPAT). Riwayat singkatnya diawali dari jaman Pemerintahan Kesultanan PAJANG, di bawah Raja Sultan Hadiwijaya. Kisah pada saat itu telah terjadi suatu peristiwa yang menimpa diri (kematian) Adipati Wirasaba ke VI (Warga Utama ke I) dikarenakan kesalahan paham dari Kanjeng Sultan pada waktu itu, sehingga terjadi musibah pembunuhan di Desa Bener, Kecamatan Lowano, Kabupaten Purworejo (sekarang) sewaktu Adipati Wirasaba dalam perjalanan pulang dari pisowanan ke Paiang. Dari peristiwa tersebut untuk menebus kesalahannya maka Sultan Pajang, memanggil putra Adipati Wirasaba namun tiada yang berani menghadap.

Kemudian salah satu putra menantu memberanikan diri menghadap, dengan catatan apabila nanti mendapatkan murka akan dihadapi sendiri, dan apabila mendapatkan anugerah/kemurahan putra-putra yang lain tidak boleh iri hati. Dan ternyata diberi anugerah diwisuda menjadi Adipati Wirasaba ke VII. Semenjak itulah putra menantu yaitu R. Joko Kahiman menjadi Adipati dengan gelar ADIPATI WARGA UTAMA II. Kemudian sekembalinya dari Kasultanan Pajang atas kebesaran hatinya dengan seijin Kanjeng Sultan, bumi Kadipaten Wirasaba dibagi menjadi empat bagian diberikan kepada iparnya. Yaitu :
  1. Wilayah Banjar Pertambakan diberikan kepada Kyai Ngabei Wirayuda.
  2. Wilayah Merden diberikan kepada Kyai Ngabei Wirakusuma.
  3. Wilayah Wirasaba diberikan kepada Kyai Ngabei Wargawijaya.
  4. Wilayah Kejawar dikuasai sendiri dan kemudian dibangun dengan membuka hutan Mangli dibangun pusat pemerintahan dan diberi nama Kabupaten Banyumas.
Karena kebijaksanaannya membagi wilayah Kadipaten menjadi empat untuk para iparnya itulah maka dijuluki Adipati Marapat (dibagi empat). 

Siapakah Raden Joko Kahiman?
R. Joko Kahiman adalah putra R. Banyaksasro dengan ibu dari Pasir Luhur. R. Banyaksosro adalah putra R. Baribin seorang pangeran Majapahit yang karena suatu kesalahan maka menghindar ke Pajajaran yang akhirnya dijodohkan dengan Dyah Ayu Ratu Pamekas putri Raja Pajajaran. Sedangkan Nyi Banyaksosro ibu R. Joko Kahiman adalah putri Adipati Banyak Galeh (Mangkubumi II) dari Pasir Luhur semenjak kecil 

R. Joko Kahiman diasuh oleh Kyai Sambarta dengan Nyai Ngaisah yaitu putrid R. Baribin yang bungsu. Dari sejarah terungkap bahwa R. Joko Kahiman adalah merupakan SATRIA yang sangat luhur untuk bisa diteladani oleh segenap warga Kabupaten Banyumas khususnya karena mencerminkan :
  • Sifat altruistis yaitu tidak mementingkan dirinya sendiri.
  • Merupakan pejuang pembangunan yang tangguh, tanggap dan tanggon.
  • Pembangkit jiwa persatuan kesatuan (Majapahit, Galuh Pakuan, Pajajaran) menjadi satu darah dan memberikan kesejahteraan ke kepada semua saudaranya.
Dengan demikian tidak salah apabila MOTO DAN ETOS KERJA UNTUK Kabupaten Banyumas SATRIA. Candra atau surya sengkala untuk hari jadi Kabupaten Banyumas adalah “BEKTINING MANGGALA TUMATANING PRAJA” Hari jadi Kabupaten Banyumas adalah tahun 1582.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Itu tadi sedikit gambaran sejarah singkat Cerita Legenda Babad Banyumas, semoga bermanfaat.