Kerajaan Galuh Purba
Kerajaan Galuh Purba adalah sebuah kerajaan kuno yang dibangun imigran/pendatang dari Kutai, Kalimantan sebelum agama Hindu masuk di Kutai. Keturunan Galuh Kuno lalu melanjutkan Pemerintahan kerajaan di Garut - Kawali (Ciamis) yang sudah memiliki budaya Sunda, dan kemudian terjadi kawin silang dengan keturunan kerajaan Kalingga (Jawa Tengah). Campuran Darah (pernikahan) juga terjadi pada masa kerajaan Galuh Kawali menjadi kerajaan Galuh Pajajaran karena banyak terjadi pernikahan antara kerabat istana Galuh Pajajaran dengan kerabat kerajaan Majapahit (Jawa), dari perkawinan itulah yang membentuk Banyumas.
Sejarah Banyumas juga tidak dapat dipisahkan dengan sejarah Kerajaan Galuh Kawali yang daerahnya lebih dari separuh wilayah Jawa Tengah sekarang (kemungkinan meliputi Kedu dan Purwodadi), dan wilayah Banyumas. Sejarah Banyumas juga tidak bisa lepas dari Joko Kahiman Raden (putra Raden Banyak Cotro, cucu Pangeran Baribin) yang mempunyai sifat ksatria.
Sejarah Banyumas juga tidak dapat dipisahkan dengan sejarah Kabupaten-kabupaten dan kerajaan-kerajaan di wilayah Banyumas dan sekitarnya, antara lain : Kabupaten Pasir Luhur, Kabupaten Wirasaba, Kabupaten Bonjok dan lain-lain.
Sejarah Banyumas juga tidak dapat dipisahkan dengan sejarah Kerajaan besar di Jawa Tengah dan Jawa Barat antara lain : Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Kalingga, Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Mataram, Kesultanan Demak, Kesultanan Pajang dan lain-lain. Sejarah Banyumas juga tidak dapat dipisahkan dengan legenda dan mitos di kalangan Banyumasan: Raden Kamandaka, Wijayakusuma, Batutulis, Jatijajar dan lain-lain.
Makna Kata Banyumas
Kosakata Banyumas memiliki makna yang luas dan dalam. Kata-kata pertamanya adalah: Air, adalah harta yang memiliki keunggulan antara lain:
- Air mengalir: aliran, stabil, tidak berhenti sebelum habis, tidak pernah menerjang benda-benda yang menghalangi. Misalnya jika ada batu atau pohon yang menghadang dia akan menyisi/menyingkir. Interpretasi bisa hidup rukun dalam harmoni dan mengalah yang penting tetap objektif. Banyumili/air mengalir juga lincah dan gesit, semua pasti dilewati sampai tujuannya tercapai. Tujuannya adalah bahwa tempat yang paling dasar, paling prinsip, laut adalah sumber kehidupan. Banyumili berarti bahwa jika Anda ingin menjadi seorang pemimpin harus seperti air, tampak tidak memiliki kekuatan, tetapi punya manfaat dasar untuk hidup, memiliki kekuatan yang luar biasa, kuat dalam prinsip, manfaat bagi lingkungan dan kehidupan manusia , dan siapa saja yang membutuhkan.
- Dan kata kedua adalah emas. Simbol benda yang berharga dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Cerita sejarah Kerajaan-Kerajaan di kabupaten Banyumas umumnya dimulai dari Kerajaan Majapahit (abad XIII) padahal jauh sebelumnya (abad V), sudah ada Kerajaan Galuh Purba yang menguasai wilayah ini. Kerajaan Galuh Purba diduga punya Kerajaan-Kerajaan bawahan yang umurnya bisa saja lebih tua.
Wilayah kabupaten Banyumas menjadi bagian kerajaan-kerajaan lain tidak melalui perang atau penaklukan, melainkan kabupaten-kabupaten dan pemimpin-pemimpinnya (para adipati) tunduk pada kerajaan-kerajaan itu.
Abad XIII tahun 1293 M, Raden Wijaya membangun Kerajaan Majapahit, akhirnya wilayah kabupaten Banyumas juga menjadi bagian kerajaan Majapahit sampai Abad XV utau tahun 1520 M pada saat Majapahit runtuh. Pada saat itu sebagian kerabat keraton mengungsi ke kerajaan Pajajaran sampai akhirnya ada kawin campur antara keturunan keraton Majapahit dengan kerabat keraton Pajajaran yaitu antara Raden Baribin dengan Dyah Ayu Ratu Pamekas. Salah satu putranya yaitu Raden Banyak Cotro ayahanda R. Joko Kahiman.
Sejarah Berdirinya Kabupaten Banyumas
Riwayat singkat Kabupaten Banyumas dari berbagai sumber. Kabupaten Banyumas berdiri pada tahun 1582, tepatnya pada hari Jum’at Kliwon tanggal 6 April 1582 Masehi, atau bertepatan tanggal 12 Robiul Awwal 990 Hijriyah. Kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Daerah Tingkat II Banyumas Nomor 2 tahun 1990.
Keberadaan sejarah Kabupaten Banyumas tidak terlepas dari pendirinya yaitu Raden Joko Kahiman yang kemudian menjadi Bupati yang pertama dikenal dengan julukan atau gelar ADIPATI MARAPAT (ADIPATI MRAPAT). Riwayat singkatnya diawali dari jaman Pemerintahan Kesultanan PAJANG, di bawah Raja Sultan Hadiwijaya. Kisah pada saat itu telah terjadi suatu peristiwa yang menimpa diri (kematian) Adipati Wirasaba ke VI (Warga Utama ke I) dikarenakan kesalahan paham dari Kanjeng Sultan pada waktu itu, sehingga terjadi musibah pembunuhan di Desa Bener, Kecamatan Lowano, Kabupaten Purworejo (sekarang) sewaktu Adipati Wirasaba dalam perjalanan pulang dari pisowanan ke Paiang. Dari peristiwa tersebut untuk menebus kesalahannya maka Sultan Pajang, memanggil putra Adipati Wirasaba namun tiada yang berani menghadap.
Kemudian salah satu putra menantu memberanikan diri menghadap, dengan catatan apabila nanti mendapatkan murka akan dihadapi sendiri, dan apabila mendapatkan anugerah/kemurahan putra-putra yang lain tidak boleh iri hati. Dan ternyata diberi anugerah diwisuda menjadi Adipati Wirasaba ke VII. Semenjak itulah putra menantu yaitu R. Joko Kahiman menjadi Adipati dengan gelar ADIPATI WARGA UTAMA II. Kemudian sekembalinya dari Kasultanan Pajang atas kebesaran hatinya dengan seijin Kanjeng Sultan, bumi Kadipaten Wirasaba dibagi menjadi empat bagian diberikan kepada iparnya. Yaitu :
- Wilayah Banjar Pertambakan diberikan kepada Kyai Ngabei Wirayuda.
- Wilayah Merden diberikan kepada Kyai Ngabei Wirakusuma.
- Wilayah Wirasaba diberikan kepada Kyai Ngabei Wargawijaya.
- Wilayah Kejawar dikuasai sendiri dan kemudian dibangun dengan membuka hutan Mangli dibangun pusat pemerintahan dan diberi nama Kabupaten Banyumas.
Karena kebijaksanaannya membagi wilayah Kadipaten menjadi empat untuk para iparnya itulah maka dijuluki Adipati Marapat (dibagi empat).
Siapakah Raden Joko Kahiman?
R. Joko Kahiman adalah putra R. Banyaksasro dengan ibu dari Pasir Luhur. R. Banyaksosro adalah putra R. Baribin seorang pangeran Majapahit yang karena suatu kesalahan maka menghindar ke Pajajaran yang akhirnya dijodohkan dengan Dyah Ayu Ratu Pamekas putri Raja Pajajaran. Sedangkan Nyi Banyaksosro ibu R. Joko Kahiman adalah putri Adipati Banyak Galeh (Mangkubumi II) dari Pasir Luhur semenjak kecil
R. Joko Kahiman diasuh oleh Kyai Sambarta dengan Nyai Ngaisah yaitu putrid R. Baribin yang bungsu. Dari sejarah terungkap bahwa R. Joko Kahiman adalah merupakan SATRIA yang sangat luhur untuk bisa diteladani oleh segenap warga Kabupaten Banyumas khususnya karena mencerminkan :
- Sifat altruistis yaitu tidak mementingkan dirinya sendiri.
- Merupakan pejuang pembangunan yang tangguh, tanggap dan tanggon.
- Pembangkit jiwa persatuan kesatuan (Majapahit, Galuh Pakuan, Pajajaran) menjadi satu darah dan memberikan kesejahteraan ke kepada semua saudaranya.
Dengan demikian tidak salah apabila MOTO DAN ETOS KERJA UNTUK Kabupaten Banyumas SATRIA. Candra atau surya sengkala untuk hari jadi Kabupaten Banyumas adalah “BEKTINING MANGGALA TUMATANING PRAJA” Hari jadi Kabupaten Banyumas adalah tahun 1582.