Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Olah Otak: Kembangkan Kemampuan Memori, Fokus, dan Logika Balita, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu juga Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.
Cara Menjadikan Anak Cerdas, bermain bersama si Kecil bisa menstimulasi sekaligus mengolah otak si Kecil sehingga kemampuan kognitif, sosial, dan perilakunya dapat berkembang dengan baik. Nah, mungkin Ibu pernah bertanya, apakah benar hanya dengan bermain kemampuan kognitif si Kecil bisa berkembang?
Menurut berbagai ahli perkembangan anak, bermain memang salah satu cara yang paling efektif untuk mengolah otak si Kecil. Semakin banyak dirinya beraktivitas yang berhubungan dengan kemampuan memproses, mengintrepretasikan, dan mengkategorikan informasi via penglihatan, pendengaran, serta gerakan motorik yang didapatkan saat bermain, maka kemampuan si Kecil untuk berfikirnya akan semakin berkembang, Bu! Dengan begitu, Ia dapat menyerap pengetahuan dan informasi baru dengan baik.
Ibu Khafa Naura Faghira pun sependapat. Menurutnya, bermain bersama, terlebih lagi pada masa Golden Period (usia balita), menjadi saat yang tepat untuk menstimulasi, dan mengolah otaknya. Terlebih lagi kemampuan kognitif dasarnya seperti Memori, Logika, dan Fokus sangatlah esensial.
“Pada masa Golden Period, pertumbuhan sel saraf otak anak sedang berkembang sangat pesat. Salah satu area perkembangan anak yang mendapat manfaat dari permainan berkualitas adalah kemampuan di area kognisi atau intelektualnya. Karena itu, permainan yang mengasah memori, logika dan rentang waktu attensi (fokus) akan membantu kemampuan anak di jenjang pendidikannya nanti,” buka Ibu Khafa Naura Faghira. “Seperti yang sudah pernah saya jelaskan sebelumnya, akan lebih baik jika permainan yang digunakan memang dirancang untuk mengolah otaknya dengan cara menyenangkan, seperti bermain permainan edukatif yang tersedia dalam berbagai macam bentuk,” lanjut Khafa Naura Faghira.
Ibu Khafa Naura Faghira menambahkan, dengan berkembang pesatnya ilmu PAUD, kini permainan olah otak yang bisa melatih 3 aspek (memori, logika, dan fokus) sangatlah mudah didapatkan. “Pada umumnya, alat permainan olah otak yang saya maksud itu berbentuk sederhana, dan mudah dimainkan. Namun, permainan tersebut memang dirancang untuk mendorong anak memecahkan sebuah masalah dengan mengingat, berpikir, dan menaruh perhatian penuh pada tantangan yang dihadapi,” tutup Ibu Khafa Naura Faghira yakin.
Permainan untuk Memori si Kecil
Untuk mengasah memori, pada saat berusia 1-3 tahun, Ibu Khafa Naura Faghira menyarankan agar anak sering-sering diajak bermain puzzle asosiasi, seperti menyusun beberapa bagian terpisah menjadi 1 bentuk yang utuh.
“Pada umumnya, saat berusia 1-3 tahun, seorang anak sudah memiliki kemampuan untuk menggabungkan 2 bagian terpisah menjadi 1 bentuk yang utuh dari benda-benda sederhana,” jelas Ibu Khafa Naura Faghira. Namun, bagi anak berusia 4-6 tahun, mereka sebaiknya diberikan tingkat kesulitan yang berbeda. Seperti bermain puzzle yang menghubungkan 2 benda berbeda dengan benar. “Anak usia 4-6 tahun biasanya sudah mampu untuk mengidentifikasi hubungan 2 benda yang berbeda dengan benar. Dengan begitu, sebaiknya tingkat kesulitannya dibedakan, lanjut Ibu Khafa Naura Faghira.
“Karena itu, mari ajak si Kecil untuk bermain puzzle secara teratur, sehingga Ia bisa lebih siap saat mengikuti proses belajar di sekolah nantinya,” tutup Ibu Khafa Naura Faghira. Dengan diajak bermain, si Kecil pun dapat mengasah kemampuan motorik halus dan kemampuan fokus dalam menyelesaikan tugas sederhana.
Permainan untuk Logika si Kecil
Selain Puzzle, Ibu Khafa Naura Faghira juga menyarankan permainan board games asosiasi sebagai cara untuk mengasah kemampuan logika si Kecil.
Aktivitas Boards Asosiasi sendiri adalah sebuah alat bantu untuk mengasah kecerdasan visual spatial Anak. Dimana, anak diajak untuk bermain mengelompokkan berbagai gambar berdasarkan kategori. Seperti gambar binatang yang dikategorikan berdasarkan kaki, warna, habitat, hingga ciri khas masing-masing.
“Pada umumnya, saat berusia 1-3 tahun, kemampuan anak untuk meniru contoh cara mengerjakan suatu hal sederhana dengan baik. Sedangkan saat berusia 4-6 tahun, anak sudah mampu meniru susunan yang lebih rumit,” buka Ibu Khafa Naura Faghira.
Ibu Khafa Naura Faghira menambahkan, “Saat visual spatial anak dilatih secara teratur, maka Ia pun akan terlatih untuk tekun, teliti, sekaligus kreatif. Dengan begitu, saat masuk sekolah, anak pun akan lebih siap untuk belajar secara akademis, seperti; membaca, menulis dan berpikir logika.”
Permainan untuk Fokus si Kecil
Lalu, untuk mengasah kemampuan fokus si Kecil, Ibu Khafa Naura Faghira menyarankan permainan mengelompokkan benda atau gambar yang sama diantara 2 kelompok.
“Jenis permainan ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan anak untuk menyelesaikan persoalan sederhana, dan menunjukkan kesamaan pada sebuah kelompok. Pada umumnya, anak usia 1-3 tahun sudah mampu memilih benda dengan ciri yang sama (warna, bentuk). Sedangkan anak usia 4-6 tahun, anak sudah mempu memilih benda yang lebih kompleks (jumlah yang lebih banyak, klasifikasi benda),” papar Ibu Khafa Naura Faghira.
Ibu Khafa Naura Faghira menambahkan, berlatih permainan mengelompokkan secara teratur, akan membantu kemampuan si Kecil untuk memecahkan masalah dan mengenai kesamaan akan benda-benda di sekitarnya, Bu! Ternyata, hanya dengan mengajaknya bermain bersama, si Kecil pun dapat memperoleh banyak manfaat ya, Bu?
Agar si Kecil bisa mengoptimalkan logika, memori, dan fokusnya, jangan lupa untuk lengkapi aktivitas bermain si Kecil dengan asupan nutrisi yang tepat seperti Frisian Flag 123 456 dengan Isomaltulosa yang dapat berikan energi lebih lama bagi otak dan tubuh si Kecil! Bunda juga bisa bertanya langsung kepada Ibu Khafa Naura Faghira seputar pentingnya permainan olah otak sebagai stimulasi otak, Baca juga
Hukuman Tepat Bagi Balita