Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah, Semut dan Cicak...

Showing posts with label Intrinsik Dan Ekstrinsik. Show all posts
Showing posts with label Intrinsik Dan Ekstrinsik. Show all posts

Buaya dan Burung Penyanyi

Buaya dan Burung Penyanyi
Salam jumpa lagi dengan Kak Edi, adik-adik apa kabarnya hari ini?. Pasti sedang bahagia dan tetap ceria bukan?. Baiklah kali ini Kakak melalui blog Cerita Dongeng Indonesia akan mendongeng tentang kisah Buaya dan Burung Penyanyi. Adik-adik sudah siap? 

Ceritanya begini adik-adik, Pada zaman dulukala, di suatu pagi yang cerah, Burung Penyanyi berkunjung ke rumah Buaya, sahabatnya. Mereka adalah dua sahabat karib sejak lama sekali. Burung Penyanyi datang untuk menjenguk buaya yang beberapa hari ini selalu terlihat sedih, entah apa yang sedang dialami buaya. “Hai sahabatku… apa kabarmu hari ini? Kau akhir-akhir ini tampak murung aku lihat”. Sapa Burung penyanyi pada Buaya. “Kabarku lagi kurang baik, saya sangat sedih dengan keadaanku yang seperti ini”. Jawab buaya dengan muka lesu. “Kamu ini kenapa sih?, ayo berceritalah padaku apa yang kamu rasakan?”. Tanya burung pada Buaya. “Ee,,, Anu… ee.. anu” Buaya tampak ragu untuk bercerita. “Ayo katakanlah jangan ragu, aku kan sahabatmu, ceritakanlah unek-unekmu biar lepas beban di fikiran kamu”. Bujuk burung pada sahabatnya itu. 

“Kamu kan tahu sendiri kawan, aku ini suaranya sangat jelek, padahal aku sangat ingin bisa bernyanyi dengan suara merdu, agar bisa menghibur banyak orang seperti kamu”. Buaya akhirnya bercerita tentang masalahnya pada burung penyanyi. “Ohhh… hehehehe… rupanya karena itu toh, kamu jadi murung akhir-akhir ini?”. “Tidak usah risaukan itu kawan, kamu tidak usah harus bisa bernyanyi kalau untuk menghibur orang lain”. Kata burung berusaha menghibur Buaya. “Benarkah katamu itu kawan, lalu bagaimana caranya?’’. Tanya Buaya penasaran.
Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
“Kamu masih tetap bisa menghibur orang lain bersamaku, saya yang bernyanyi sedangkan kamu bagian membuat gelembung air, kita lakukan bersama-sama pasti akan menciptakan irama yang indah untuk didengar”. Kata Burung penyanyi menjelaskan pada Buaya. “Wahhh… bagus juga idemu kawan, baiklah besok kita kumpulkan kawan yang lain untuk mendengarkan kita bernyanyi”. Kata Buaya tampak gembira dan bersemangat. Keesokan hariya, Burung penyanyi rupanya sudah mengundang kawan-kawan penghuni hutan untuk berkumpul di tepian sungai tempat tinggal buaya. “Hari ini kita akan mencoba bernyanyi untuk menghibur kalian”. Kata Burung penyanyi pada kawan-kawannya. Disitu ada gajah, kancil, kelinci, kuda zebra, kambing dan banyak lagi yang datang. Mereka tampak antusias ingin mendengarkan burung penyanyi melantunkan lagunnya. “Kali ini saya bernyanyi akan ditemani sahabat baikku, Buaya”. Imbuh burng penyanyi menjelaskan. Buaya tampak senang sekali mendengar kata-kata burung penyanyi. Buaya pun memasukan moncongnya kedalam air dan meniupkan gelembung-gelembung air menciptakan suara mirip kodok. Sementara sang burung penyanyi melantunkan cuitannya yang indah mengiringi alunan suara gelembung yang diciptakan oleh moncong buaya. Terciptalah lantunan irama dinamis yang indah didengar dan semua binatang yang hadirpun sangat terhibur dan bersorak sorai memberi semangat pada burung dan Buaya. Buaya tampak senang sekali dan sejak saat itulah mereka berdua sering bernyanyi bersama. Buaya kini selalu tampak ceria dan riang gembira, dia tidak pernah terlihat murung lagi. Nah, itu tadi dongeng fabel tentang persahabatn Burung Penyanyi dab Buaya, mereka saling melengkapi satu sama lain. Adik-adik harus mencontoh perilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari. Hidup rukun walau berbeda. Cerita diatas memiliki unsur intrinsik berupa latar dan tokoh, Tokoh utamanya adalah Burung Penyanyi dan Buaya. Latar cerita di sebuah hutan yang terdapat sungai tempat tinggal buaya. Pesan Moral : Dalam berteman, kita wajib saling melengkapi satu sama lain. Walau keahlian kita berbeda, akan sangat bermakna kalau kita bisa menyatukan perbedaan itu dalam sebuah persahabatan. Hiburlah teman yang sedang bersedih, jangan menertawakannya. Ikuti terus ya tulisan cerita dongeng dari kakak, sampai jumpa lagi di cerita dongeng fabel lainya… wassalam.


Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng. 

Baca Juga Cerita Dongeng Fabel Lainnya DISINI

Pengertian Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng. Kami mencoba mengulas sedikit tentang Pengertian Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Dongeng atau Karya Sastra
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng. Kami mencoba mengulas sedikit tentang Pengertian Lengkap Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Dongeng atau Karya Sastra.

Pengertian Sastra
Kesusastraan berarti segala tulisan atau karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah.

Fungsi Sastra
Dalam kehidupan masayarakat sastra mempunyai beberapa fungsi yaitu :
  1. Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca/peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi.
  2. Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya.
  3. Fungsi religius, yaitu sastra pun menghasilkan karya-karya yang mengandung ajaran agama yang dapat diteladani para penikmat/pembaca sastra.
  4. Fungsi didaktif, yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
  5. Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan bagi penikmat/pembacanya karena sifat keindahannya.
Ragam/Macam-macam Sastra
Dilihat dari bentuknya, sastra terdiri atas 4 bentuk, yaitu :
  • Prosa, bentuk sastra yang diuraikan menggunakan bahasa bebas dan panjang tidak terikat oleh aturan-aturan seperti dalam puisi.
  • Puisi, bentuk sastra yang diuraikan dengan menggunakan habasa yang singkat dan padat serta indah. Untuk puisi lama, selalu terikat oleh kaidah atau aturan tertentu, yaitu :
  1. Jumlah baris tiap-tiap baitnya,
  2. Jumlah suku kata atau kata dalam tiap-tiap kalimat atau barisnya,
  3. Irama, dan
  4. Persamaan bunyi kata.
  • Drama, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan panjang, serta disajikan menggunakan dialog atau monolog.
  • Prosa liris, bentuk sastra yang disajikan seperti bentuk puisi namun menggunakan bahasa yang bebas terurai seperti pada prosa.
Drama ada dua pengertian, yaitu drama dalam bentuk naskah dan drama yang dipentaskan.
  • Dilihat dari isinya, sastra terdiri atas 4 macam, yaitu :
  1. Epik, karangan yang melukiskan sesuatu secara obyektif tanpa mengikutkan pikiran dan perasaan pribadi pengarang. 
  2. Dramatik, karya sastra yang isinya melukiskan sesuatu kejadian(baik atau buruk) denan pelukisan yang berlebih-lebihan.
  3. Lirik, karangan yang berisi curahan perasaan pengarang secara subyektif.
  4. Didaktif, karya sastra yang isinya mendidik penikmat/pembaca tentang masalah moral, tatakrama, masalah agama, dll.
  • Dilihat dari sejarahnya, sastra terdiri dari 3 bagian, yaitu :
  1. Kesusastraan Lama, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat lama dalam sejarah bangsa Indonesia. Kesusastraan Lama Indonesia dibagi menjadi : Kesusastraan zaman purba, Kesusastraan zaman Hindu Budha, Kesusastraan zaman Islam, dan Kesusastraan zaman Arab – Melayu.
  2. Kesusastraan Peralihan
  3. Kesusastraan Baru, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat baru Indonesia.
  • Kesusastraan Baru mencangkup kesusastraan pada Zaman :
  1. Balai Pustaka / Angkatan ‘20
  2. Pujangga Baru / Angkatan ‘30
  3. Jepang
  4. Angkatan ‘45
  5. Angkatan ‘66
  6. Mutakhir / Kesusastraan setelah tahun 1966 sampai sekarang
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik
Karya sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya. Dua unsur yang dimaksud ialah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti : tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latae dan pelataran, dan pusat pengisahan. Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari luarnya menyangkut aspek sosiologi, psikologi, dan lain-lain.

Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.
  • Tema dan Amanat
Tema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Tema mayor ialah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan. Tema minor ialah tema yang tidak menonjol. Amanat ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan di dalam karya sastra. Amanat biasa disebut makna. Makna dibedakan menjadi makna niatan dan makna muatan. Makna niatan ialah makna yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Makna muatan ialah makana yang termuat dalam karya sastra tersebut.
  • Tokoh dan Penokohan
Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat (round character). Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalny6a baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. 

Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau tokoh dalam suatu cerita. Dialog ialah cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh. Dualog ialah cakapan antara dua tokoh saja. Monolog ialah cakapan batin terhadap kejadian lampau dan yang sedang terjadi. Solilokui ialah bentuk cakapan batin terhadap peristiwa yang akan terjadi.
  • Alur dan Pengaluran
Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh.

Alur terdiri atas beberapa bagian :
  • Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya.
  • Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku.
  • Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru.
  • Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.
  • Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap.
  • Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.
Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur erat dan alur longggar. Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan cerita. Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu dalam karya sastra. Alur ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi urutan waktu, pengaluran dibedakan kedalam alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus bisa menggunakan gerak balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau campauran keduanya.
  • Latar/Setting dan Pelataran
Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan menjadi latar material dan sosial. Latar material ialah lukisan latar belakang alam atau lingkungan di mana tokoh tersebut berada. Latar sosial, ialah lukisan tatakrama tingkah laku, adat dan pandangan hidup. Sedangkan Pelataran ialah teknik atau cara-cara menampilkan latar. Pusat pengisahan ialah dari mana suatu cerita dikisahkan oleh pencerita. Pencerita di sini adalah pribadi yang diciptakan pengarang untuk menyampaikan cerita. Paling tidak ada dua pusat pengisahan yaitu pencerita sebagai orang pertama dan pencerita sebagai orang ketiga. Sebagai orang pertama, pencerita duduk dan terlibat dalam cerita tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita. Sebagai orang ketiga, pencerita tidak terlibat dalam cerita tersebut tetapi ia duduk sebagai seorang pengamat atau dalang yang serba tahu.
  • Sudut Pandang
Sudut Pandang adalah posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita. Sudut pandang dibedakan atas : Sudut pandang orang kesatu adalah pengarang berfungsi sebagai pelaku yang terlibat langsung dalam cerita, terutama sebagai pelaku utama. Pelaku utamanya (aku, saya, kata ganti orang pertama jamak : kami, kita). Sudut pandang orang ketiga adalah pengarang berada di luar cerita, ia menuturkan tokoh-tokoh di luar, tidak terlibat dalam cerita. Pelaku utamanya (ia, dia, mereka,kata ganti orang ketiga jamak, nama-nama lain)

Unsur Ekstrinsik
Tidak ada sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu pasti berhubungan secara ekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan lingkungan, pembacan sastra, serta kejiwaan mereka. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa unsur ekstrinsik ialah unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri. Untuk melakukan pendekatan terhadap unsur ekstrinsik, diperlukan bantuan ilmu-ilmu kerabat seperti sosiologi, psikologi, filsafat, dan lain-lain.

Kesimpulan
Unsur-unsur intrinsik Karya Sastra/Dongeng adalah terdiri dari : Tema, Pesan Moral/Amanat, Alur/Plot, Penokohan/Perwatakan, Latar/Setting, dan Sudut Pandang.

Penjelasan unsur Intrinsik Karya Sastra

A. TEMA
Tema adalah sesuatu yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran dari pengarang yang ditampilkan dalam karangannya 

B. AMANAT
Amanat adalah pesan/kesan yang dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, dan sesuatu yang bermakna dalam hidup yang memberikan penghiburan, kepuasan dan kekayaan batin kita terhadap hidup 

C. PLOT/ALUR
Plot/Alur adalah jalan cerita/rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir. Alur/Plot memiliki tahapan sebagai berikut :
  • Tahap perkenalan/Eksposisi adalah tahap permulaan suatu cerita yang dimulai dengan suatu kejadian, tetapi belum ada ketegangan (perkenalan para tokoh, reaksi antarpelaku, penggambaran fisik, penggambaran tempat)
  • Tahap pertentangan /Konflik adalah tahap dimana mulai terjadi pertentangan antara pelaku-pelaku (titik pijak menuju pertentangan selanjutnya)
Konflik ada dua macam
  1. Konflik internal adalah konflik yang terjadi dalam diri tokoh.
  2. Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi di luar tokoh(konflik tokoh dengan tokoh, konflik tokoh dengan lingkungan, konflik tokoh dengan alam, konlik tokoh denganTuhan dll)
Tahapan Konflik
  • Tahap penanjakan konflik/Komplikasi adalah tahap dimana ketegangan mulai terasa semakin berkembang dan rumit (nasib pelaku semakin sulit diduga, serba samar-samar)
  • Tahap klimaks adalah tahap dimana ketegangan mulai memuncak (perubahan nasip pelaku sudah mulai dapat diduga, kadang dugaan itu tidak terbukti pada akhir cerita) 
  • Tahap penyelesaian adalah tahap akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Ada pula yang penyelesaiannya diserahkan kepada pembaca, jadi akhir ceritanya menggantung, tanpa ada penyelesaian.
MACAM-MACAM ALUR
  • Alur Maju adalah peristiwa –peristiwa diutarakan mulai awal sampai akhir/masa kini menuju masa datang.
  • Alur Mundur/Sorot Balik adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi bagian penutup diutarakan terlebih dahulu/masa kini, baru menceritakan peristiwa-peristiwa pokok melalui kenangan/masa lalu salah satu tokoh.
  • Alur Gabungan/Campuran adalah peristiwa-peristiwa pokok diutarakan. Dalam pengutararaan peristiwa-peristiwa pokok, pembaca diajak mengenang peristiwa-peristiwa yang lampau,kemudian mengenang peristiwa pokok ( dialami oleh tokoh utama) lagi.
D. PERWATAKAN/PENOKOHAN
Perwatakan adalah bagaimana pengarang melukiskan watak tokoh

ADA TIGA CARA UNTUK MELUKISKAN WATAK TOKOH
  • Analitik adalah pengarang langsung menceritakan watak tokoh.
Contoh : Siapa yang tidak kenal Pak Yono yang lucu, periang, dan pintar. Meskipun agak pendek justru melengkapi sosoknya sebagai guru yang diidolakan siswa. Dia Lucu dan penyanyang.
  • Dramatik adalah pengarang melukiskan watak tokoh dengan tidak langsung. Bisa melalui tempat tinggal,lingkungan,percakapan/dialog antartokoh, perbuatan, fisik dan tingkah laku, komentar tokoh lain terhadap tokoh tertentu, jalan pikiran tokoh.
Contoh : Begitu memasuki kamarnya, Yuni pelajar kelas 1 SMA itu langsung melempar tasnya ke tempat tidur dan membaringkan dirinya tanpa melepaskan sepatu terlebih dahulu. (tingkah laku tokoh)
  • Campuran adalah gabungan analitik dan dramatik. Pelaku dalam cerita dapat berupa manusia , binatang, atau benda-benda mati yang diinsankan
E. PELAKU/TOKOH DALAM CERITA
  • Pelaku utama adalah pelaku yang memegang peranan utama dalam cerita dan selalu hadir/muncul pada setiap satuan kejadian.
  • Pelaku pembantu adalah pelaku yang berfungsi membantu pelaku utama dalam cerita.Bisa bertindak sebagai pahlawan mungkin juga sebagai penentang pelaku utama.
  • Pelaku protagonis adalah pelaku yang memegang watak tertentu yang membawa ide kebenaran.(jujur,setia,baik hati dll)
  • Pelaku antagonis adalah pelaku yang berfungsi menentang pelaku protagonis (penipu, pembohong dll)
  • Pelaku tritagonis adalah pelaku yang dalam cerita sering dimunculkan sebagai tokoh ketiga yang biasa disebut dengan tokoh penengah.
F. LATAR/SETTING
Latar/ setting adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita.

Macam-macam latar
  • Latar tempat adalah latar dimana pelaku berada atau cerita terjadi (di sekolah, di kota, di ruangan dll)
  • Latar waktu adalah kapan cerita itu terjadi ( pagi, siang,malam, kemarin, besuk dll)
  • Latar suasana adalah dalam keadaan dimana cerita terjadi. (sedih, gembira, dingin, damai, sepi dll)
G. SUDUT PANDANG PENGARANG
Sudut pandang adalah posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita.

Sudut pandang dibedakan atas :
  • Sudut pandang orang kesatu adalah pengarang berfungsi sebagai pelaku yang terlibat langsung dalam cerita, terutama sebagai pelaku utama. Pelaku utamanya(aku, saya, kata ganti orang pertama jamak : kami, kita)
  • Sudut pandang orang ketiga adalah pengarang berada di luar cerita, ia menuturkan tokoh-tokoh di luar, tidak terlibat dalam cerita. Pelaku utamanya (ia, dia, mereka,kata ganti orang ketiga jamak, nama-nama lain)
UNSUR EKSTRINSIK 
Unsur Ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar

UNSUR-UNSUR EKSTRINSIK
  • Latar Belakang Penciptaan adalah kapan karya sastra tersebut diciptakan
  • Kondisi masyarakat pada saat karya sastra diciptakan adalah keadaan masyarakat baik itu ekonomi, sosial, budaya,politik pada saat karya sastra diciptakan