Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah, Semut dan Cicak...

Showing posts with label Cerita Dongeng. Show all posts
Showing posts with label Cerita Dongeng. Show all posts

Dongeng Fabel Keledai Yang Cerdas

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Keledai Yang Cerdas, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Keledai Yang Cerdas, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.

Alkisah di sebuah perkampungan, tinggalah seorang Petani dengan keledainya. Suatu hari, keledai milik petani terperosok ke dalam lubang bekas galian yang cukup dalam. Hewan itu tidak bisa keluar dari parit tersebut dan terus menangis antara takut dan kesakitan, sementara Pak Tani berusaha sebisanya mengeluarkan hewan itu dari sana. Upaya penyelamatan itu berkali-kali dilakukan namun selalu gagal. Dari dalam lubang galian itu sudah tidak terdengar lagi rengekan si keledai. Baik Pak Tani maupun si keledai sama-sama terkuras tenaganya dan merasa letih.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Dengan putus asa akhirnya, Pak Tani memutuskan untuk meninggalkan keledainya di dalam lubang itu sendirian. Dia berpikir keledainya sudah sangat tua dan tidak produktif lagi maka tidak ada ruginya jika ia ditinggalkan dan mati di dalam lubang itu.

Setelah beberapa hari, dan mengira si keledai telah mati. Pak Tani datang ke lubang bekas galian itu dengan mengajak para tetangganya untuk datang membantunya menguruk lubang bekas galian itu. Selain lubang itu berbahaya jika dibiarkan ada, dia juga bermaksud mengubur si keledai. Mereka membawa cangkul dan sekop dan mulai melemparkan tanah ke dalam lubang yang menyerupai sumur itu. Mereka pun mulai menimbun keledai itu. Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi dan menimpanya, ia menangis sedih, ternyata Pak Tani tega berbuat seperti itu padanya. Tetapi kemudian, semua orang kagum dan takjub karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah dituangkan ke dalam lubang, si petani melihat ke dalam lubang untuk memastikan keadaan si keledai yang malang itu. Namun ia kaget dan tercengang, dia tidak percaya pada apa yang dilihatnya.

Walaupun punggungnya terus ditimpa bersekop-sekop tanah dan pasir, si keledai melakukan sesuatu yang diluar nalar manusia. Ia menggoyang-goyangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu ia berpijak diatas tanah itu. Sementara para tetangga Pak Tani terus menuangkan tanah dan pasir makin banyak ke atas punggung hewan itu. Si keledai terus melanjutkan menggoyangkan badannya dan melangkah naik diatas tanah yang turun dari punggungnya. Sampai akhirnya kepala si keledai bisa melihat permukaan tanah yang hampir rata menutup lubang tempatnya terjebak. Segera saja si keledai melompat keluar dari lubang dan menyepak pak petani hingga jatuh tersungkur dan lalu melarikan diri ke rerimbunan pohon di pinggiran hutan.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Keledai Yang Cerdas adalah : Kadang sesuatu yang dianggap oleh kita sebagai sebuah derita atau hal yang tidak disukai, jika kita mampu memahami dan memanfaatkan dengan bijak maka akan berubah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi kita. Permasalahan dalam hidup bukanlah suatu alasan untuk kita berputus asa, belajar dari cerita keledai yang pintar kita bisa merubah suatu masalah menjadi solusi yang bisa mendewasakan dan berpengaruh baik buat kita.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Dongeng Fabel Kerbau dan Sapi

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kerbau dan Sapi, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kerbau dan Sapi, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.

Pada zaman dahulu kala, di suatu tempat terdapat sebuah desa yang pemandangannya sangat indah. Tapi, di tempat itu pada siang hari matahari bersinar sangat panas. Di sawah, para petani mengairi sawah-sawah mereka secara rutin dan tidak boleh sampai lupa untuk mengairinya sebab bila lupa, sawah mereka bisa mengering seketika dan akan menyebabkan tanaman padinya mati. Tampak seekor kerbau sedang mondar mandir kepanasan mencari kubangan untuk berendam mendinginkan badan. Dari arah lain tampak seekor Sapi yang juga sedang mencari air, rupanya dia juga sedang kegerahan siang itu. Akhirnya kerbau dan sapi bertemu dan sepakat untuk mencari kubangan untuk berendam bersama-sama.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Mereka berjalan menyusuri pematang sawah yang tampak basah, rupanya pak Tani baru saja mengairi sawahnya. Si sapi berkata kepada kerbau. "Aduh hari makin panas saja. Aku serasa mau pingsan. Bagaimana ya kita bisa mendinginkan badan kita agar tidak kepanasan?" Lalu si kerbau menjawab, "Bagaimana kalau kita berendam di sawah pak petani saja, tampaknya sawahnya banyak airnya?" Lalu si sapi berkata lagi. "Tapi apakah pak petani tidak akan marah bila kita berendam di sawahnya,sedangkan disana banyak tanaman padi?" Tanya si Sapi, lalu kerbau menjawab. "Tenang saja pak petani pasti sedang beristirahat dan tidak menjaga sawahnya. Kita akan berendam hingga puas di sawah pak petani."

Kemudian mereka berduapun pergi berendam ke sawah pak petani. Sesampainya mereka disana, mereka langsung melepas baju (kulit) mereka dan segera berendam di sawah tersebut. Mereka merasa lega karena dapat berendam untuk mendinginkan badan. Si sapi berkata. "Asyikk... Akhirnya kita bisa berendam juga." Lalu kerbau berkata, "Iya. Aku juga merasa lega sekarang."

Namun, tiba-tiba tanpa di sangka-sangka pak petani datang untuk memeriksa sawahnya. Seketika kerbau dan sapi langsung mengambil baju mereka dan lari terbirit-birit. Ketika mereka sampai di rumah masing-masing, mereka memakai baju mereka dan ternyata baju mereka tertukar. Akhirnya mereka memakai baju yang ada yaitu sapi memakai baju kerbau yang sangat longgar dan kerbau memakai baju sapi yang sangat sempit. Itulah sebabnya sampai saat ini sapi bajunya longgar dan kerbau bajunya sempit.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Kerbau dan Sapi adalah : Jangan melakukan sesuatu dengan terburu-buru karena hasilnya tidak akan memuaskan, bahakan bisa merugikan diri kita. Seperti sapi dan kerbau karena terburu-buru akhirnya bajunya tertukar dan merugikan mereka sendiri.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Cerita Dongeng Nelayan dan Peri Ikan

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Ikan Emas Ajaib, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat dan Dongeng Asal Usul.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Ikan Emas Ajaib, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat dan Dongeng Asal Usul.

Dahulu kala, ada seorang nelayan yang bernama Pak Jaya yang tinggal dengan Istri dan seorang anak laki-lakinya yang bernama Parta. Kesehariannya menangkap ikan dan menjualnya ke pasar. Suatu hari dia menderita sakit keras. Ia merasa sakitnya tidak mempunyai harapan lagi untuk bisa disembuhkan, dia pun berwasiat/berpesan kepada istrinya agar istrinya tidak pernah membuka rahasia kepada anak laki-laki satu-satunya yang saat itu masih sangat kecil bahwa selama ini mereka hidup dari hasil penjualan ikan.

Setelah sakitnya lama tak kunjung sembuh, Akhirnya nelayan itu pun meninggal. Waktu terus berlalu hingga anaknya beranjak dewasa dan mulai berpikir untuk mendapatkan pekerjaan. Dia telah mencoba banyak hal, tetapi dia tidak pernah berhasil. Ibunya kian renta dan mulai sakit-sakitan, tak beberapa lama ibunya juga meninggal, anak itu akhirnya menjadi yatim piatu dan hidup dalam kemiskinan. Suatu hari dia masuk ke bekas kamar ayahnya, berharap bahwa dia akan menemukan sesuatu untuk dijual.


Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Dalam pencariannya, dia menemukan sebuah peti yang terkunci. Dengan susah payah akhirnya peti itu berhasil ia buka. Ternyata di dalamnya terdapat sebuah jala peninggalan ayahnya. Dengan melihat jala itu, dia akhirnya sadar bahwa semasa muda, ayahnya adalah seorang nelayan. Lalu dia mengambil jala itu keluar dan pergi ke laut untuk menangkap ikan. Karena kurang terlatih, dia hanya dapat menangkap beberapa ekor ikan saja, beberapa dari hasil tangkapanya dia jualnya untuk membeli makanan dan keperluan dapur. Dia masih menyimpan beberapa ekor ikan di dalam rumah, rencananya untuk dimasak sebagai lauk makan malam nanti.

Suatu malam Parta berniat melaut untuk mencari ikan. Dengan perahu sederhana peninggalan sang ayah di mulai mendayung ke tengah lautan. Sesampainya di tengah laut dia mulai menebar jala. Tampaknya malam itu sangat sulit untuk mendapatkan ikan, lama Parta menebar jala dan berpindah-pindah namun tidak satu pun ikan yang masuk ke dalam Jala miliknya. Hingga suatu ketika, dia berhasil menangkap seekor ikan yang sangat indah warnanya, diamatinya ikan itu penuh keheranan. baru kali ini ia melihat ikan memiliki warna seindah itu. Dia tidak rela untuk menjual atau memakannya sendiri. Dia lalu membawanya pulang ke rumah, menggali sebuah sumur kecil, dan menempatkan ikan tersebut disana. Kemudian dia tertidur karena kelelahan dan kelaparan. Dia berharap bahwa keesokan harinya dia dapat bangun lebih pagi dan menangkap ikan yang lebih banyak, esok dia berencana akan melaut pagi hari.

Keesokan harinya Parta berangkat melaut dengan harapan mendapat banyak ikan, dan memang benar, hari itu dia dapat menagkap banyak ikan dalam waktu singkat dan dia bisa cepat pulang. Alangkah terkejutnya Parta ketika dia pulang mendapati rumahnya menjadi sangat bersih dan seolah telah di sapu orang. Dia menyangka bahwa tetangganya datang dan membersihkan rumahnya, dan atas kebaikan tetangganya membersihkan rumahnya, dia berdoa agar tetangganya tersebut mendapat berkah dari Tuhan.

Pagi-pagi sekali Parta sudah bangun, dengan gembira dia menengok ikannya yang ada di sumur kecil yang ada di dapur. Tampak ikan itu berenang kesana kemari dengan riang. Melihat ikannya masih hidup dan sehat, Parta kemudian pergi untuk bekerja melaut lagi. Pada saat pulang di malam hari, dia kembali menemukan bahwa rumahnya menjadi bersih dan rapih. Kemudian dia menghibur dirinya sendiri dengan memandangi ikannya. Parta duduk termenung dan berpikir, siapa kira-kira yang telah merapihkan rumahnya. Untuk mengetahui itu Parta pun mempunyai akal, esok dia pura-pura akan keluar bekerja dan dia akan bersembunyi mengawasi siapa yang akan datang kerumahnya untuk bersih-bersih.

Keesokan paginya, rencana itu pun dilakukan. Dia membuka pintu dan menutupnya kembali, kemudian dia bersembunyi di dalam rumah. Alangkah terkejutnya Parta, ketika ia melihat ikannya meloncat keluar dari sumur dan menggoyangkan dirinya, berubah menjadi besar dan akhirnya kulit ikan menjadi terkelupas dan menjelma menjadi seorang wanita yang sangat cantik jelita. Dengan cepat Parta mengambil kulit ikan yang terkelupas tadi dan membuangnya ke dalam perapian. Ikan Ajaib itu terkejut melihat Parta yang tiba-tiba datang. Ikan yang sudah berubah menjadi manusia itu pun berkata "Kamu seharusnya tidak melakukan hal itu, Tapi apa boleh buat, yang terjadi biarlah terjadi".

Sejak saat itu mereka berdua tinggal serumah. Dan untuk menghindari pergunjingan dan fitnah, wanita tersebut dilamar oleh si Parta dan wanita tersebut menyetujui lamarannya. Kabar adanya pemuda nelayan yang meminang putri cantik pun segera menyebar ke penjuru kampung. Hampir semua yang melihat wanita itu menjadi kagum dan terpana oleh kecantikannya dan mereka berbisik-bisik bahwa wanita tersebut lebih pantas menjadi pengantin seorang saudagar kaya. Kabar ini dengan cepat menyebar ke telinga seorang saudagar kaya raya dari Desa Karanggintung bernama Regen, lalu ia memerintahkan agar wanita tersebut di bawa ke hadapannya. Saat saudagar melihat wanita yang sangat cantik jelita itu, dia langsung jatuh cinta, dan bertujuan untuk menikahinya.

Karena itu dia menemui anak nelayan tersebut dan berkata "Jika dalam sepuluh hari kamu bisa membangunkan saya istana dari emas dan permata di tengah-tengah lautan, saya tidak akan mengambil wanita yang akan kamu nikahi itu, tetapi apabila kamu gagal, saya akan mengambilnya dan membawanya pergi." Lalu anak nelayan itu pulang ke rumah dengan hati sedih dan menangis. "Mengapa kamu menangis kang?" tanya wanita yang merupakan peri ikan itu. Parta lalu menceritakan apa yang diperintahkan oleh saudagar kaya, tetapi wanita itu berkata dengan gembira: "Jangan menangis, kita pasti bisa menyelesaikannya. Pergilah ke tempat dimana kamu pernah menangkapku semasa menjadi ikan dan lemparkan sebuah batu ke tempat itu. Sesosok jin akan muncul dan mengucapkan kata 'apa perintahmu?' Katakan bahwa seorang wanita mengirimkan salam untuknya dan meminta sebuah bantal guling. Dia akan memberikannya dan lemparkan bantal guling tersebut ke tengah laut dimana saudagar kaya menginginkan istananya di bangun. Kemudian kembalilah ke rumah menemuiku."

Parta mengikuti semua petunjuk, dan singkat cerita dia telah bertemu dengan Jin dan mendapatkan bantal guling seperti yang diminta tunanganya. Ia segera melemparkan bantal guling tersebut ke tengah laut. Seketika itu juga, dia melihat sebuah istana yang lebih indah dari apa yang saudagar kaya itu gambarkan dan minta. Dengan gembira mereka cepat-cepat menyampaikan ke saudagar tamak itu bahwa tempat tersebut telah di bangun.

Saudagar menjadi terkejut, tetapi karena tujuan utamanya bukanlah istana itu melainkan untuk memisahkan Parta dengan wanita yang diidam-idamkannya, Ia lalu memberi perintah lain pada Parta untuk membuatkan jembatan dari Emas menuju ke rumahnya. Selanjutnya Parta pulang dan menangis sedih kembali. Saat wanita yang sebenarnya adalah Peri Ikan tersebut melihatnya bersedih dan mendengarkan keluhan dari anak nelayan tersebut, dia berkata: "Pergilah ke tempat sesosok jin seperti sebelumnya, dan mintalah padanya sebuah bantal, Ketika kamu sudah mendapatkannya, buanglah ke tempat dimana istana itu berada." Kemudian anak nelayan tersebut melakukan apa yang disuruhkan oleh calon istrinya dan begitu berbalik, dia melihat sebuah jembatan yang indah dari emas berkilauan. Dia kemudian menemui saudagar serakah dan memberitahu bahwa tugasnya telah selesai.

Saudagar Tamak itu merasa tidak puas kemudian memerintahkan anak nelayan itu menyiapkan perjamuan yang besar hingga seluruh penduduk dapat makan disana dan harus masih ada makanan yang tersisa. Seperti sebelumnya, anak nelayan itu pulang dan menceritakan hal itu kepada calon istrinya. Mendengar perintah dari saudagar kaya kepada Parta, dia berkata "Pergilah kembali ke tempat sesosok jin tadi, dan mintalah nampan berisi delapan piring beras dari dia, tetapi hati-hatilah agar jangan sampai menumpahkannya dalam perjalanan." Anak nelayan itu kemudian berhasil mengambil nampan berisi beras dari jin tanpa mengalami kesulitan. Tetapi saat membawanya pulang, dengan ceroboh dia menumpahkannya, hingga tujuh dari delapan piring terjatuh keluar dari nampan. Dia lalu memungutnya dan membawanya pulang.

Pada hari yang telah ditentukan, semua penduduk datang memenuhi undangan dari saudagar kaya yang tamak dan licik itu, mereka beramai-ramai menuju ke rumah Parta dan mengambil bagian dalam perjamuan besar tersebut. Walaupun semua tamu dapat makan sekenyang-kenyangnya, masih juga banyak makanan yang tersisa. Parta berhasil memenuhi tugasnya kembali.

Karena keras kepala, Saudagar Licik memerintahkan Parta untuk menghasilkan seekor keledai dari sebuah telur. Parta sangat jengkel, namun ia tetap memberi tahu wanita calon istrinya itu, apa saja yang diperintahkan oleh Saudagar Licik, dan wanita tersebut memberi tahu dia bahwa dia harus memberikan tiga telur ke sosok Jin di tengah laut kemudian membawanya pulang kembali tanpa memecahkannya. Parta kemudian melakukan apa yang disuruhkan oleh wanita itu, tetapi di tengah jalan pulang, dia menjatuhkan satu biji telur dan memecahkannya. Dari telur tersebut, meloncatlah keluar seekor keledai besar, yang akhirnya lari dan menceburkan dirinya ke laut sampai tidak kelihatan lagi.

Anak nelayan tersebut tiba di rumah dengan aman dan membawa dua buah telur yang tersisa. "Mana yang ketiga?" tanya wanita itu kepadanya. "Pecah di perjalanan," katanya. "Kamu seharusnya lebih berhati-hati," kata wanita itu, "tapi apa yang telah terjadi, biarlah terjadi." Kemudian Parta membawa telur-telur itu ke Saudagar Licik, dan meminta agar dia diijinkan naik ke atas sebuah bangku untuk melemparkan telur tersebut di lantai. Saudagar Licik mengijinkannya dan Parta lalu berdiri diatas bangku dan melemparkan telur ke lantai. Saat itu seekor keledai yang besar meloncat keluar dari telur yang pecah dan jatuh ke atas Saudagar Licik yang langsung mencoba menghindar untuk menyelamatkan diri. Melihat itu, Parta kemudian menyelamatkan Saudagar Licik dari bahaya, dan keledai yang tadi lalu berlari keluar ruangan. Saudagar Licik pun selamat, namun tidak ada ucapan terimakasih pun yang keluar dari mulutnya. Dia malah semakin merasa benci dengan Parta.

Dengan rasa putus asa, Saudagar Licik tadi mencari-cari hal yang mustahil dan yang tidak mungkin dapat di kerjakan oleh anak nelayan. Dia lalu meminta agar Parta tersebut membawakan dia anak bayi yang umurnya sehari tetapi sudah dapat berbicara dan berjalan. Wanita peri lagi-lagi menyuruh Parta untuk datang ke sesosok jin di tengah laut dan membawakan hadiah-hadiah dari wanita itu, dan memberitahunya bahwa dia berharap dapat melihat kemenakannya yang masih bayi. Parta kemudian pergi ke tengah laut dan memanggil sosok jin itu dan menyampaikan pesannya. Sosok Jin itu berkata, "Dia masih berumur beberapa jam, ibunya mungkin tidak mau memberikannya, tapi, tunggulah sebentar, saya akan mencoba menanyakannya"

Singkat kata, jin tersebut pergi dan segera muncul kembali dengan bayi yang baru lahir ditangannya. Ketika Parta melihat anak bayi itu, anak bayi itu berlari ke pangkuannya dan berkata "Kita akan ke bibi saya ya paman?" Anak nelayan mengiyakan dan membawa anak bayi itu ke rumah, dan ketika bayi tersebut melihat wanita itu, dia berteriak "Bibi!" dan memeluknya. Anak nelayan kemudian membawa bayi itu ke hadapan Saudagar Licik.

Saat bayi tersebut dibawa ke hadapan Saudagar Licik, bayi tersebut naik ke pangkuannya dan memukul wajahnya, dan berkata: "Bagaimana mungkin orang dapat membangun istana dari emas dan permata dalam sepuluh hari? membangun jembatan dari Emas juga dalam waktu yang sama? Bagaimana satu orang bisa memberi makan seluruh penduduk yang ada di kampung ini? Bagaimana mungkin keledai dapat dimunculkan dari sebuah telur?" setiap kalimat yang meluncur dari mulut sang bayi diiringi dengan tamparan keras ke wajah Saudagar Licik, hingga akhirnya Saudagar Licik berkata kepada Parta bahwa dia boleh menikahi wanita itu bila dia dapat menjauhkan dirinya dari bayi yang menampari wajahnya terus menerus. Parta kemudian pulang sambil menggendong bayi itu ke rumah, kemudian menikahi wanita itu dan mengadakan pesta selama empat puluh hari empat puluh malam. Sementara Saudagar Licik yang tidak kesampaian menikahi wanita itu akhirnya gila dan bunuh diri terjun ke laut.

Pesan Moral Cerita Dongeng Nelayan dan Peri Ikan adalah : Jangan suka memaksakan kehendak pada orang lain. Berusahalah menjadi orang yang bijak dan mampu melihat kebahagiaan orang lain. Orang yang tidak mampu melihat kebahagiaan orang lain adalah ciri orang yang iri dan dengki.

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.


Kumpulan Cerita Dongeng Anak Terlengkap

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Kumpulan Cerita Dongeng Anak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Kumpulan Cerita Dongeng Anak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Dongeng memang identik dengan anal-anak. Sejak jaman dulu, anak-anak sudah menyukai dongeng. Ternyata, dongeng tidak hanya menghibur, tetapi juga memiliki manfaat bagi anak/bayi dan balita. Misalnya dongeng Si Kancil, cerita Si Rubah, Dongeng Buaya, cerita rakyat dan legenda Bawang Merah - Bawang Putih, dan sebagainya, dongeng tersebut membawa pesan yang begitu menyentuh, sehingga diharapkan mampu membentuk mental anak agar berperilaku baik, dan menjauhi perilaku dan sifat tokoh-tokoh jahat dalam dongeng.

Dari cerita dongeng, ada banyak Manfaat Cerita Dongeng yang bisa diambil, antara lain:
  • Merangsang kreativitas dan imajinasi anak.
  • Meningkatkan keterampilan bicara anak, karena bayi atau balita akan kenal banyak kosa kata.
  • Meningkatkan minat membaca bagi anak.
  • Dengan mendengarkan struktur kalimat, dapat mengembangkan kemampuan berbahasa bagi anak.
  • Mengembangkan keterampilan berpikir.
  • Meningkatkan keterampilan problem solving.
  • Mengembangkan emosi anak/balita.
  • Memperkenalkan nilai-nilai moral pada anak.
  • Memperkenalkan ide-ide baru bagi anak.
  • Mengalami budaya lain bagi anak.
  • Relaksasi. dan Mempererat ikatan emosi dengan orang tua.
Nah, dengan segudang manfaat cerita dongeng bagi perkembangan anak/balita, tentunya kita sebagai orang tua tidak ragu lagi untuk mendongengkan cerita pada anak/bayi/balita Anda? Apa dongeng favorit putra putri anda? Berikut ini kami sampaikan secara lengkap Kumpulan Cerita Dongeng Anak Terlengkap untuk bahan mendongeng dengan putra putri anda.



Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Si Lugu dan Angsa Berbulu Emas

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Si Lugu dan Angsa Emas, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Si Lugu dan Angsa Emas, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Alkisah, Disebuah kampung pinggiran hutan hiduplah keluarga Pak Tani dengan tiga anaknya, anak yang termuda disebut si Lugu, dan ia paling sering diejek, ditertawakan, bahkan diabaikan keberadaannya pada setiap kesempatan. Pada suatu hari, anak yang tertua ingin pergi ke hutan untuk menebang kayu, dan sebelum dia pergi, ibunya memberinya bekal makanan dan  minuman agar dia tidak menderita kelaparan atau kehausan.

Ketika dia tiba di hutan, seorang pria tua kecil berkulit hitam bertemu dengannya, yang menyapanya dan berkata, "Berikanlah aku sedikit makanan, dan biarkan aku meminum sedikit minumanmu, aku sangat lapar dan haus." Tetapi pemuda ini menjawab, "Apabila aku memberikan makanan dan minumanku, maka aku tidak akan dapat makan dan minum apa-apa lagi, pergilah kamu sekarang."

Dia pun meninggalkan pria kecil itu berdiri di sana. Kemudian pemuda itu mulai menebang pohon, dan saat itu kapaknya terselip dan melukai tangannya sendiri sehingga dia terpaksa pulang ke rumah untuk membalut lukanya. Ternyata, semua kecelakaan yang terjadi itu adalah hasil perbuatan dari si Pria Tua kecil yang tadi ditemuinya. Anak kedua pun lalu masuk ke dalam hutan untuk menebang pohon, dan ibunya memberikan makanan dan minuman seperti yang diberikan kepada anak tertua.

Pria tua kecil juga bertemu dengannya, dan memohon untuk diberikan sedikit makanan dan minuman, tetapi si Putra Kedua menjawab, "Apabila aku memberikan makanan lezat dan minuman segar ini, aku tidak memiliki apa-apa lagi, jadi pergilah kamu sekarang." Dia pun lalu meninggalkan si Pria Tua kecil berdiri di sana. Tidak lama kemudian, si Anak Kedua pun mengalami kecelakaan saat menebang pohon, di mana tanpa sengaja kapaknya melukai kakinya sendiri dengan begitu parahnya sehingga dia harus digotong pulang ke rumah.

Kemudian si Lugu berkata kepada ayahnya, "Ayah, biarkan aku pergi ke hutan untuk menebang pohon. Namun ayahnya menolaknya, dengan menjawab, "Saudara-saudaramu telah mengalami kecelakaan sampai melukai diri sendiri, apalagi kamu yang tidak mengerti apa-apa tentang bagaimana cara menebang pohon." Tetapi si Lugu terus memohon sampai lama, hingga akhirnya ayahnya berkata, "Baiklah, pergilah kamu jika kamu mau, pengalaman akan membuatmu lebih bijaksana."

Kemudian ibunya memberinya makanan untuk bekal, makanan sederhana, dan sebotol minuman yang sudah sedikit kecut, berebda dengan makanan dan minuman yang dibawa oleh  dua saudaranya. Ketika dia tiba di hutan, si Pria Tua kecil itu bertemu dengannya, menyapanya dan berkata, "Berikanlah aku sedikit bekal makananmu, dan minumanmu, aku sangat lapar dan haus."

Si Lugu pun menjawab, "Aku hanya memiliki makanan yang sederhana dan minuman yang rasanya sedikit kecut, tetapi jika kamu merasa makanaan dan minuman ini cukup baik bagi kamu, mari kita duduk bersama dan memakannya." Lalu mereka duduk, dan saat si Lugu mengeluarkan bekal dan minumannya yang dibawanya dari rumah, makananya menjadi makanan yang lezat dan minumannya menjadi minuman yang sangat segar. Kemudian mereka pun makan dan minum bersama.

Tidak lama, si Pria Tua kecil itu berkata, "Kamu memiliki hati yang baik, dan membagi apa yang kamu miliki dengan sukarela, aku akan memberikan kamu suatu keberuntungan. Berdirilah di pohon tua itu, tebanglah, dan di balik akarnya kamu akan menemukan sesuatu." Setelah mengatakan hal itu, si Pria Tua kecil itu pun pergi. Si Lugu pun beranjak, kemudian berdiri di dekat pohon yang ditunjuk, lalu mulai menebang pohon tersebut. Ketika pohon itu tumbang, dia melihat seekor angsa dengan bulu terbuat dari emas murni, duduk di antara akar pohon. Dia pun mengangkatnya dan membawanya pergi ke sebuah penginapan di mana dia bermaksud untuk menginap karena hari telah hampir larut malam.

Pemilik penginapan ini memiliki tiga anak perempuan, dan pada saat mereka melihat angsa yang dibawa oleh si Lugu, menjadi penasaran untuk mengetahui apa sebenarnya jenis angsa yang terlihat indah itu. Mereka pun ingin memiliki satu bulu angsa yang berwarna emas. Putri tertua berpikir, "Aku akan menunggu kesempatan yang baik, dan pada saat yang tepat, aku akan mencabut salah satu bulu angsa emas itu untuk diriku sendiri."

Ketika si Lugu pergi keluar rumah, putri yang tertua dengan cepat berusaha mencabut sebuah bulu pada sayap angsa itu, akan tetapi jari dan tangannya malah melekat pada angsa itu. Setelah itu, datanglah putri kedua yang memiliki gagasan yang sama untuk mencabut salah satu bulu emas untuk dirinya sendiri, tetapi saat dia menyentuh kakaknya, dia juga ikut melekat pada kakaknya. Terakhir datanglah putri ketiga dengan niat yang sama, tetapi yang lainnya berteriak, "Menjauhlah! jangan mendekat!"

Akan tetapi, putri ketiga tidak tahu mengapa kakak-kakaknya menyuruhnya pergi, dan dia pun berpikir, "Jika mereka berniat mencabut satu bulu angsa emas itu, mengapa aku tidak diperbolehkan?" Setelah berpikir begitu, dia pun tetap maju untuk mencabut sebuah bulu angsa. Tetapi ketika dia menyentuh kakak-kakaknya, dia pun melekat pada kakaknya tersebut. Mereka terpaksa harus tinggal bersama angsa emas itu sepanjang malam.

Keesokan paginya, si Lugu mengambil angsa emas itu dan mengempitnya di bawah lengannya dan berjalan pergi tanpa mempedulikan mengapa ketiga gadis itumengikutinya ke manapun dia pergi. Ketiga gadis ini selalu mengikutinya, ke mana pun kakinya melangkah. Saat berjalan di tengah-tengah ladang, mereka bertemu seorang pemuka adat yang saat melihat barisan ini, berkata kepada ketiga orang gadis yang mengikuti si Lugu, "Apakah kalian tidak merasa malu? Berjalan mengikuti seorang anak muda melalui jalan-jalan umum seperti ini? Ayo, tinggalkanlah pemuda itu dan pergilah!"

Dia pun segera menyambar lengan gadis yang termuda, dan saat itu pula tangannya melekat dan menyeret dia pergi bersama si Lugu. Tidak lama setelah itu, seorang pengurus adat melihat pemuka adat yang dihormati ini berbaris mengikuti si Lugu dan tiga orang gadis, maka dia pun berseru, "Hai, ke manakah Anda akan pergi? Apakah Anda lupa akan ada acara yang harus kita laksanakan?" Lantas, dia memegang jubah sang Pemuka Adat, tetapi setelah dia menyentuhnya, dia pun melekat dan terseret dalam barisan si Lugu. Saat kelima orang ini berjalan beriringan, mereka bertemu dua orang petani yang baru kembali dari ladang, dan sang Pemuka Adat berseru kepada mereka dan meminta mereka untuk datang dan melepaskan mereka dari barisan, tetapi kedua petani ini pun mengalami nasib yang sama dengan yang lainnya, sehingga sekarang ada tujuh orang yang mengikuti si Lugu dan angsa emasnya.

Dalam perjalanan ini, si Lugu tiba di sebuah kota di mana raja yang memerintah hanya memiliki seorang putri yang tidak pernah tertawa dan tak ada orang yang pernah bisa membuatnya tertawa. Oleh karena itulah sang Raja memberikan pengumuman bahwa barang siapa yang bisa membuatnya tertawa, diizinkan untuk menikahi sang Putri.

Si Lugu, yang mendengar sayembara ini, pergi menghadap ke sang Putri bersama dengan angsa emasnya dan barisan orang yang mengikutinya. Setelah sang Putri melihat tujuh orang yang berjalan beriringan dan terseret-seret antara satu dengan yang lainnya, dia pun tertawa terbahak-bahak, dan seolah-olah sulit untuk berhenti tertawa. Saat itu pula, ketujuh orang yang saling melekat, bisa terbebas. Si Lugu pun menagih janji sang Raja agar sang Putri dinikahkan dengannya, tetapi sang Raja merasa bahwa si Lugu kurang pantas menjadi menantunya, membuat berbagai alasan untuk menolak si Lugu. Sang Raja pun mensyaratkan bahwa si Lugu harus bisa membawakan seorang pria yang mampu meminum seluruh minuman yang ada dalam gudang minuman sang Raja.

Si Lugu tiba-tiba teringat pada si Pria Tua kecil di hutan yang dipikirnya akan bisa membantunya. Dia pun pergi menuju hutan, dan di tempat yang sama di mana dia dulu menebang pohon, dia melihat seorang pria duduk dengan wajah sangat sedih. Ketika si Lugu bertanya apa yang terjadi, pria itu menjawab, "Saya sangat haus, dan apapun yang saya minum, tidak bisa memuaskan rasa dahaga saya. Saya tidak senang meminum air dingin, saya lebih senang meminum minuman segar dalam botol kecil ini, tetapi apalah artinya minuman yang hanya sebotol kecil? Rasanya seperti setetes saja bagi pria yang haus seperti saya."

Lalu berkatalah si Lugu, "Aku mungkin bisa membantumu, ikutlah denganku, dan rasa dahagamu akan terpuaskan." Si Lugu lalu membawanya langsung ke gudang minuman sang Raja, dan pria itu kemudian duduk sendiri di depan sebuah tong minuman yang besar, lalu minum dan minum, dan sebelum hari menjelang malam, dia telah meminum seluruh minuman yang ada di gudang. Si Lugu lalu menagih janji agar sang Putri bisa menjadi istrinya, tetapi sang Raja menjadi kesal karena si Lugu berhasil memenuhi tugas yang diberikan.

Sang Raja pun membuat satu persyaratan baru. Si Lugu harus bisa menemukan orang yang bisa memakan segundukan makanan yang sangat banyak. Tanpa bertanya-tanya lagi, si Lugu pun berangkat ke hutan, dan di tempat yang sama duduklah seorang pria yang perutnya dililit dengan tali dan berwajah sedih. Pria itupun berkata kepadanya, "Aku sudah makan seluruh makanan yang saya punya, tetapi semuanya tidak terasa bagi orang yang sangat lapar seperti aku. Perutku terasa kosong, dan aku terpaksa melilitkan tali di perutku karena terlalu lapar."

Si Lugu sangat senang mendengar perkataan orang itu dan berkata, "Bangkitlah segera, dan ikutlah bersamaku. Aku akan memberikan kamu makanan sehingga kamu puas." Dia membawanya langsung ke halaman istana, di mana semua makanan di istana telah dikumpulkan. Pria dari hutan ini lalu bergegas untuk makan, dan dalam waktu satu hari seluruh tumpukan makanan telah menghilang.

Kemudian si Lugu menagih calon istrinya kepada sang Raja untuk ketiga kalinya, tetapi sang Raja, menemukan satu alasan lagi, dan ia pun mengatakan bahwa si Lugu harus membawakan dia sebuah kapal yang mampu berlayar di darat atau di air. "Jika kamu menemukan kapal seperti itu, kamu akan aku nikahkan dengan putriku."

Si Lugu langsung pergi ke hutan, dan di sana duduklah si Pria Tua kecil berkulit hitam, pria tua yang pernah mendapatkan makan dari si Lugu. Si Pria Tua kecil itu pun berkata kepadanya, "Aku sudah menghabiskan minuman dari sebuah gudang istana demi kamu, dan aku telah memakan semuanya demi kamu. Aku juga akan memberikan kamu kapal. Semua ini aku lakukan karena kamu sangat baik kepadaku."

Lalu si Pria Tua kecil itu pun memberinya kapal yang bisa berlayar di darat dan di air, dan ketika sang Raja melihat kapal ini, dia tahu dia tidak bisa lagi menahan putrinya untuk tidak menikah dengan si Lugu. Pernikahan pun segera dilangsungkan. Saat sang Raja wafat, si Lugu mewarisi tahta kerajaan, dan hidup berbahagia selamanya bersama sang Putri. Sementara keluarganya, Pak tani, istinya dan kedua saudaranya yang pernah mengabaikan dia, sangat menyesali perbuatanya yang tidak bersikap adil. Kini merekapun ikut dibawa ke Istana oleh si Lugu yang telah menjadi raja menggantikan mertuanya.

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Legenda Cerita Rakyat Si Pahit Lidah

Legenda Cerita Rakyat Si Pahit Lidah
Zaman dahulu kala, di wilayah Sumatera Selatan tepatnya di daerah Sumidang, hidup seseorang pangeran yang bernama Serunting. la memiliki sifat iri hati juga dengki terhadap apa yang dimiliki orang lain. Pangeran Serunting telah memiliki istri. lstrinya memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Aria Tebing, yang kini menjadi adik ipar Pangeran Serunting itu sendiri.

Serunting dan Aria Tebing memiliki ladang masing-masing, letak ladang mereka bersebelahan yang hanya dipisahkan oleh batas berupa pepohonan. Dan di bawah pepohonan itu tumbuh tanaman Jamur/cendawan. Namun, Cendawan yang tumbuh itu menghasilkan hal yang jauh berbeda. Jika diamati Cendawan yang menghadap ke arah ladang milik Aria Tebing tumbuh menjadi logam emas. Sedangkan Cendawan yang menghadap ke arah ladang milik Serunting tumbuh menjadi tanaman hama/parasit tanaman tidak berguna.

Mengetahui hal tersebut, Serunting menjadi iri hati pada Aria Tebing, setiap hari ia terus berburuk sangka pada adik iparnya itu, "Cendawan yang menghadap ke ladangku tumbuh menjadi tanaman yang tidak berguna, sedangkan yang menghadap ke arah ladang milik Aria Tebing tumbuh menjadi logam emas. Aku yakin, Ini pasti perbuatan Aria Tebing yang tidak jujur".

Keesokan harinya, Serunting menghampiri Aria Tebing dengan perasaan dendam dan marah, ia kemudian mengajak Aria Tebing untuk berduel. "Kau telah berbuat curang kepadaku! Aku menantangmu untuk berduel esok hari!!" ucap Serunting. "Tapi, tapi aku tidak pernah berbuat curang," sahut Aria Tebing. Serunting tidak memperdulikannya, ia tetap menantangnya untuk berduel. Aria Tebing kebingungan. la tahu bahwa kakak iparnya itu adalah orang yang sakti, setelah lama berpikir, akhirnya Aria Tebing mendapat ide.

la kemudian menceritakan kejadian itu dan membujuk kakak kandungnya yang tak lain adalah istri dari serunting untuk memberitahukan rahasia kelemahan Serunting. "Kak, beritahukanlah aku rahasia kelemahan suamimu. Aku dalam keadaan terdesak, jika aku kalah maka aku akan mati," ucap Aria Tebing memohon. "Maaf adikku, aku tak mau mengkhianati suamiku, aku tak bisa memberi tahumu," jawab istri serunting keberatan. "Percayalah kak, ini demi adikmu! Jika aku mengetahui kelemahan suamimu, aku tidak akan membunuhnya," bujuk Aria tebing tidak berputus asa. Akhirnya istri Serunting iba melihat adiknya yang terus memohon, kemudian ia memberitahukan bahwa kesaktian Serunting berada pada tumbuhan ilalang yang bergetar meskipun tak tertiup angin.

Keesokan harinya, sebelum bertanding, Aria Tebing sudah menancapkan tombaknya ke ilalang yang bergetar meskipun tak tertiup angin. Serunting pun akhirnya terluka parah dan kalah. Serunting mengetahui bahwa istrinya lah yang memberi tahu Aria Tebing tentang kelemahannya, merasa dikhianati akhirnya Serunting pergi mengembara, ia bertapa di Guning Siguntang.

Saat sedang bertapa, ia mendengar suara Hyang Mahameru, "Wahai Serunting! Aku akan menurunkan ilmu kekuatan gaib kepadamu, apakah kau maul' tanya Hyang Mahameru. "Aku mau kekuatan gaib itu, wahai Hyang Mahameru, aku mau kekuatan itu," jawab Serunting. "Tapi, ada satu syarat yaitu kau harus bertapa di bawah pohon bambu. Setelah tubuhmu ditutupi oleh daun-daun dari pohon bambu itu, maka kamu berhasil mendapatkan kekuatan itu," ucap Hyang Mahameru.

Tahun telah berlalu berlalu, Serunting masih bertapa, akhirnya daun-daun dari pohon bambu sudah menutupinya. Kini ia memiliki kesaktian yaitu setiap perkataan yang keluar dari mulutnya akan menjadi kenyataan dan kutukan.

Suatu hari, ia berniat ingin pulang ke kampung halamannya, di Sumidang. Di perjalanannya, ia mengutuk semua pohon tebu menjadi batu. "Hai pohon tebu, jadilah Batu," teriaknya lantang. Dan dalam sekejap, pohon-pohon tebu tersebut menjadi batu. Lalu di sepanjang tepi Sungai iambi, ia kembali mengutuk semua orang yang ia jumpai menjadi batu.

Berkat kesaktian yang dimiliki, Serunting menjadi orang yang angkuh dan sombong. Akhirnya orang menjulukinya dengan nama Si Pahit Lidah. Namun saat Serunting tiba di sebuah Bukit Serut yang gundul, ia mulai menyadari kesalahannya. Lalu ia mengubah Bukit Serut menjadi hutan kayu. Dalam sekejap bukit itu berubah menjadi hutan kayu hingga masyarakat setempat berterima kasih kepadanya karena bukit itu telah menjadi hutan kayu yang akan menghasilkan hasil kayu yang berlimpah dan dijual di pasar untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Kemudian ia melanjutkan perjalanan dan tiba di Desa Karang Agung. Serunting melihat gubuk tua yang dihuni suami-istri yang sudah tua. Serunting mendatangi sepasang suami istri tua renta itu. Serunting berpura-pura meminta seteguk air minum. Sepasang kakek dan nenek itu sangat ramah dan baik hati. Ternyata sudah lama mereka ingin dikaruniai seorang anak untuk membantu mereka bekerja. Serunting pun mengabulkannya.

Ketika melihat ada sehelai rambut yang rontok menempel pada baju sang nenek, Serunting mengambilnya lalu mengubah rambut itu menjadi seorang bayi. Pasangan tua itu bahagia dan berterima kasih kepada Serunting. Serunting bahagia bisa membantu orang lain. Di sisa perjalanannya, Serunting belajar untuk membantu dan berusaha menolong orang yang kesulitan. Namun meskipun kalimat yang keluar dari mulutnya adalah kalimat baik dan untuk membantu orang yang membutuhkan, tetap saja orang-orang masih menjulukinya dengan nama Si Pahit Lidah.

Pesan Moral Legenda Dongeng Cerita Rakyat Si Pahit Lidah adalah Hendaknya manfaatkan ilmu yang telah kita miliki untuk berbuat baik dan membantu sesama. Hati-hati dalam berucap karena ucapan kita bisa menyakiti orang lain. Mulutmu harimaumu.

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.


Macam-Macam Jenis Dongeng

Macam-Macam Jenis Dongeng
Dongeng adalah bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa, terjadi diluar nalar manusia yang penuh Fantasi dan khayalan (fiksi). Dongeng dianggap oleh masyarakat suatu hal yang tidak benar-benar terjadi di dunia nyata. Dongeng memang sudah menjadi pelajaran lama dalam bidang studi Bahasa Indonesia. Oleh karena itu banyak siswa dituntun untuk mengerti tentang dongeng sejak di bangku sekolah dasar. Mulai dari apa itu dongeng, pengertian dongeng, cara membuat dongeng, contoh dongeng sampai macam-macam dongeng atau jenis-jenis dongeng. Berikut adalah beberapa macam jenis-jenis dongeng yang ingin kami sampaikan dalam tulisan kami.

Macam-Macam Dongeng atau Jenis-Jenis Dongeng
  • Fabel, yaitu dongeng yang tokohnya adalah binatang yg berperilaku seperti manusia, misalnya dapat berbicara dan berjalan. Contohnya, dongeng Si Kancil, Dongeng Buaya dan kerbau, Dongeng Kancil dan Buaya serta Dongeng Kancil Mencuri Timun.
  • Sage, yaitu dongeng yang mengandung unsur sejarah atau kisah kepahlawanan. Contohnya kisah Jaka Tingkir, Ramayana, Si Buta Dari Gua Hantu.
  • Legenda/Cerita Rakyat, yaitu dongeng yang menceritakan tentang kejadian alam atau suatu tempat. Contohnya, legenda Rawa Pening dan Legenda Danau Toba.
  • Mite/Mitos, yaitu dongeng yang berkaitan dengan kepercayaan masyarakat tentang dewa-dewa dan mahluk halus. Contohnya, mitos Nyi Roro Kidul, Wewe Gombel dll.
  • Parabel, yaitu dongeng yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Parabel juga dapat berupa cerita pendek dan sederhana yang mengandung hikmah atau pedoman hidup. Contohnya, dongeng Si Maling Kundang.
Itulah beberapa macam jenis-jenis dongeng yang kerap kali menjadi bahan mata pelajaran Bahasa Indonesia. semoga bermanfaat dan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua atau sekedar mengingatkan kita pada bangku sekolah waktu kita masih kanak-kanak dulu.


Si Kikir dan Emasnya

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Dongeng Si Kikir dan Emasnya, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Dongeng Si Kikir dan Emasnya, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Dikisahkan, di suatu sore Pak Tani berjalan kaki di tepian sebuah hutan dekat desa, tibalah ia disebuah tanah lapang di tepi hutan tersebut. Pak Tani terkejut, disana ia melihat seorang kakek tua renta yang sedang sibuk mengais-ngais tanah dari sebuah lubang di dekat bebatuan. lelaki tua yang jenggot dan rambut kepalanya sudah memutih kusam tidak dipelihara.

Dengan tersedu-sedu, sesekali tangannya yang gemetar mengusap air mata yang menetes di pipinya yang keriput. Pak Tani yang baik itu merasa iba, dihampirinya Kakek tua itu dan bertanya, "Ada apa Kek, apakah yang terjadi dengan kakek disini?" "Aku sedang mencari hartaku yang paling berharga, beberapa keping emas hartaku satu-satunya" lelaki tua itu menjawab sambil terus menangis."Aku menjual semua harta bendaku, rumahku, kebunku, ternak dan semua yang aku punya, semuanya untuk membeli emas itu. Dan sekarang emas hasil penjualannya semua hilang diambil orang!, kemarin aku menaruhnya di dalam lubang ini!" Sambung kakek tua itu. Air matanya terus turun membasahi pipinya. Tanganya masih terus mengais-ngais tanah dengan harapan emasnya bisa ditemukan.

"Saya khawatir kek," kata Pak Tani, "bahwa kakek sedang mendapatkan teguran bahkan hukuman sebagai orang kikir. Kamu sudah menukar semua kepunyaan dan barang barangmu yang bermanfaat untuk seonggok emas yang tidak berharga, yang tidak bisa kamu makan atau pakai." "Ini!" Pak Tani itu menambahkan. "Ini adalah sebuah batu, Kubur batu ini dan anggaplah ini adalah bongkahan emas milik kakek! Kamu tidak akan tahu bedanya." Kata pak tani sambil memberikan sebongkah batu kepada kakek Tua. kakek itu hanya diam, pandanganya menerawang seperti menyesali sesuatu. Sementara Pak Tani berlalu meninggalkan lelaki tua yang masih termangu sambil memegang batu dan menatap lubang kosong di hadapannya. Dia sangat menyesali kesalahan yang telah dilakukannya.

Pesan Moral Dongeng Si Kikir dan Emasnya adalah : Sebaik-baiknya harta adalah harta yang bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan juga orang lain. Menimbun dan menyimpan harta dengan tidak dimanfaatkan adalah perbuatan orang kikir. 

Angsa Ajaib dan Telur Emas

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Dongeng Angsa Ajaib dan Telur Emas, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Dongeng Angsa Ajaib dan Telur Emas, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Suatu hari, terjadi kehebohan di sebuah pasar kampung. Orang orang berkerumun di depan sebuah toko penjual telur. Yang berada di luar ingin maju masuk ke dalam, sedangkan yang di dalam ingin lebih dekat lagi ke depan meja. Mereka datang dari seluruh penjuru negeri karena mendengar ada seekor angsa yang bisa bertelur emas, mereka ingin melihatnya dengan mata kepala sendiri. Dan akhirnya, di depan mereka semua, hal ajaib itu terjadi persis seperti yang mereka dengar. Di atas meja, berkilauan sebuah telur angsa emas!

Mereka berebutan ingin membeli telur itu. Namun si Pedagang hanya bisa menjual satu butir telur emas sehari. Yang lain terpaksa menunggu karena si Angsa hanya bisa bertelur satu butir sehari. Si Pedagang benar-benar tidak puas dengan hal itu, dia ingin segera punya banyak uang. Lalu terlintas ide di pikirannya. Pedagang yang rakus itu akan memotong si Angsa ajaib. Dia berfikiran kakau angsa tersebut di bunug dan perutnya dibelah pasti di dalamnya terdapat banyak telur emas. Ia akan mengambil semua telur yang ada di dalam tubuhnya sekaligus. Dia sudah tidak sabar ingin segera cepat kaya.

Para pembeli bersorak gembira ketika si Pedagang mengumumkan ide hebatnya itu pada mereka. Kemudian dengan hati-hati ia mengeluarkan sebuah pisau tajam dan membelah dada angsa ajaib itu. Orang-orang menahan nafasnya. Darah si Angsa menetes merah membasahi bulu bulunya yang putih bersih. "Dia membunuh angsa peliharaanya" orang-orang riuh bersorak sorai.

Lalu tiba-tiba datang seorang kakek tua dan berkata dengan bijak,"Ya, dan dia telah melakukan kesalahan yang amat besar! Kamu semua akan lihat, angsa itu sekarang hanya seekor burung biasa. Tentu saja karena ia sudah mati. Kamu terlalu serakah ! sehingga tidak bisa berfikir dengan jernih !"

Apa yang di katakan okeh kakek itu memang benar. Di sana terbaring seekor angsa yang cantik, dadanya terbelah lebar, tapi tak ada sebutir telur pun ada di dalam tubuhnya. Sekarang angsa itu hanya berguna untuk jadi angsa panggang. "Dia sudah membunuh angsa yang memberinya telur emas!" seorang petani tua berkata sedih. Orang-orang pun meninggalkan toko dan berjalan pulang dengan gontai dan kecewa. sementara si pemilik angsa hanya bisa diam menyesali keserakahan dan perbuatan bodohnya.

Pesan Moral Dongeng Angsa Ajaib dan Telur Emas adalah : Sebagai manusia kita tidak boleh rakus, tamak, dan serakah. Karena keserakahan sering kali membuat kita berbuat bodoh tanpa berfikir jangka panjang. Keserakahan, tamak dan loba adalah perbuatan yang sangat tercela.


Kancil Dan Raja Singa

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Kancil dan Raja Singa, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Kancil dan Raja Singa, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Tersebutlah sebuah desa kecil tempat para binatang yang bernama Alas Roban. Di desa itu dihuni oleh beberapa keluarga binatang. Dan salah satunya adalah keluarga pak Kancil, dia hidup bersama isterinya. Pada waktu itu istri pak kancil tengah hamil tua. Dan pada hari yang di sudah tunggu-tunggu oleh keluarga kecil itu,ahirnya lahirlah seekor bayi laki-laki yang melengkapi kebahagiaan keluarga kecil itu.

"Kita kasih nama siapa bu?".Tanya pak kancil. "Bagaimana kalau kita beri nama Kancil Junior saja pak?".Jawab bu istrinya. "Lho? Apa tidak terlalu aneh?".Kata pak kancil heran. "Hahaha..Kenapa harus heran pak? Nama adalah sebuah do'a.. Dan ku harap dengan memberi anak kita nama Kancil Junior, suatu saat nanti dia bisa menjadi orang besar dan cerdik seperti bapaknya.. "Hehehe..Benar juga kata mu bu. Aku setuju dengan nama itu..Yah,moga-moga saja ketika dia besar nanti dia mewarisi kecerdasan ibunya juga ".Kata pak kancil. "Dan juga kelincahan dan kegesitan bapaknya.. ".Sambung bu istrinya menimpali.

Dan sejak saat itu,di mulailah kehidupan si kancil kecil yang di didik dengan kasih sayang oleh keluarganya. Dia tumbuh menjadi kancil yang cerdas dan lincah,dan di desa kecil itu pun si kancil selalu terlihat menonjol di antara anak-anak binatang lain. Bahkan di sekolah pun si kancil terkenal sebagai anak yang cerdas,bahkan dia selalu mendapat ranking satu. Yah..Walau tak dapat di pungkiri dia juga sedikit nakal dan bandel karena terlalu ceroboh dan mudah penasaran.

Pada suatu hari, si kancil mengajak teman-temanya untuk berjalan-jalan keluar desa. Dia sangat penasaran dengal hal apa saja yang ada di luar desanya. Si kelinci dan si tupai yang selalu menjadi teman setianya mengikutinya dari belakang.

"Cil..Apa kita tak terlalu jauh dari desa?Yuk kita pulang saja yuk..Aku takut..".Kata si kelinci. "iya cil..Kata ibu ku,area di luar desa tidak aman. Daerah ini di kuasai oleh para bandit yang di juluki the Lion". Kata tupai menimpali. "Halah..Kalian gak usah takut,kan ada aku..Emangnya ada apa dengan para Lion itu?".Tanya kancil. "Mereka itu adalah kelompok singa yang suka memakan bangsa lain, kadang mereka juga masuk ke desa kita. Pimpinan mereka sangat menyeramkan,bertubuh besar dan bercakar serta bertaring tajam. Itulah yang membuatnya sangat di takuti dan di segani,karena sangat jarang yang bisa lolos dari pemburu hidup-hidup..".Kata tupai menjelaskan. "Ah..Masa? Kalo cuma lolos dari pemburu saja..Itu urusan kecil..". "Jaga mulut mu bocah..Kau tak tahu di mana kau berada. Ini daerah kekuasaan ku".Tiba-tiba sebuah suara memotong perkataan kancil. Dalam sekejap tempat itu telah di kepung para Singa, mereka menghampiri kancil dan kawan-kawan.

"Sungguh anak kecil yang pemberani tapi ceroboh..Kau berani menghina ku di daerah kekuasaan ku..".Kata pemimpin Singa itu. "Lho..Memang kau ini siapa? Emang hutan ini milik bapak mu?".Jawab kancil santai, sementara kedua temanya menggigil ketakutan di belakangnya. "Lancang sekali kau bocah..!! Lihat baik-baik diri ku.. Dengan tubuh yang besar dan kuat. Nama ku melegenda..Akulah hewan terkuat di wilayah ini, akulah satu-satunya hewan yang mampu lepas dari para pemburu..Akulah pimpinan the Lion". Jawab Singa itu dengan penuh gaya..

"Huuaahmmmm.....Sampai ngantuk aku dengernya..Udah ngocehnya? Terus kalau kamu pimpinan Lion, emangnya kenapa? Terus kalo kamu punya nama the king kong raja kera emang kenapa? Terus kalo kamu pernah bebas dari para pemburu aku harus apa? Harus bilang "Wooww..!!" gitu? Sudahlah paman,paman singa gak usah sok nakut-nakuti aku. Lagian semua kisah tentang paman juga belum ada buktinya..Kalo cuma kabur dari pemburu saja aku juga bisa paman. Jangankan cuma di tangkap,di bawa sampai rumah mereka saja aku juga masih bisa pulang..".Raja Singa sangat terkejut mendengar jawaban kancil itu, bahkan semua singa dan kedua teman kancil ikut melongo di buatnya.

"Hmm..Besar juga mulut mu bocah..Kalau begitu,bagaimana kalau kita bertaruh untuk membuktikan ocehan mu..".Kata raja Singa. "Boleh..Emang taruhan paman apa kalau aku menang? Dan pastinya sih aku bakal menang.. ".Jawab kancil enteng. "hahaha..Aku suka gayamu bocah.. Sangat percaya diri dan bersemangat..Tapi juga sangat ceroboh.. Baiklah..Apapun yang kau minta katakan pada ku..". "Oke..Aku gak minta yang aneh-aneh.. Aku cuma minta kalau aku menang, paman dan para gerombolan paman tidak boleh jadi bandit lagi. Dan tentunya tidak boleh menjarah barang yang bukan haknya, mulailah hidup dengan baik.. Dan yang kedua..Jika aku berhasil lolos, paman dan para gerombolan paman..Harus menceritakan kisah tentang diri ku kesemua penjuru Alas roban ini. Agar semua tahu tentang kisah ku.. Bagaimana paman Singa? Setuju?".Tanya kancil. "Hahaha..Dasar kau bocah yang aneh.. Kau mempertaruhkan nyawa mu hanya untuk hal sebodoh itu? Kau tak berminat jadi raja menggantikan ku?". "Tidak paman..Cuma itu aja.. Lagian aku juga gak minat jadi raja..Kebanyakan mikir,takut botak. Dan lagi takut gendut karena kebanyakan makan, contohnya seperti perut paman..Hehehe".Kata kancil.

"Huahahahaha..Gue suka gaya loe bocah..Baru kali ini aku bertemu bocah bernyali besar seperti mu..Baiklah,aku sanggupi permintaan mu.. Sekarang buktikan semua ocehan mu barusan..Atau kau akan menyesal karena telah berani mempermainkan aku..".Ancam Raja Singa. "Oke..Siapa takut..Sekarang antar aku di mana tempat perangkap para pemburu..".Kata kancil menyanggupi.

"Cil..Kamu yakin mau melakukan ini? Itu sangat berbahaya lho cil, sama saja kamu mengantar nyawa. Lebih baik kita lari saja dan pulang ke desa".Bisik kelinci dan tupai pada kancil. "kalian tenang saja kawan-kawan..Aku pasti baik-baik saja. Aku punya seribu satu rencana,kalian tak usah hawatir. Kalian tunggu saja aku di sini..".Kata kancil menenangkan kedua temanya.

Akhirnya dengan di pandu seekor singa anak buah raja Singa, si kancil berjalan menuju tempat perangkap berada. Perjalanan yang lumayan jauh,karena letak perangkap itu berada di pinggiran hutan. "Nah..Kita sudah sampai, aku hanya bisa mengantarmu sampai sini saja. Itu dia letak perangkapnya..Kamu lihat daun-daun kering itu? Jika kamu menginjaknya..Maka sebuah akan menjerat kaki mu hingga kau akan terperangkap.. Aku akan mengawasi mu dari sini untuk memastikan kamu benar-benar terperangkap oleh tali itu, kemudian aku akan pergi menghadap raja untuk melapor".Kata singa pemandu itu menjelaskan.

"Ok..Cuma hal yang simpel.. Baiklah,kamu tunggu di sini. Aku akan menuju ke arah perangkap itu..Gitu aja kok repot".Kata si kancil sambil berlalu.

Kemudian si kancilpun menuju ke arah perangkap itu dan menginjaknya,hingga kakinya terjerat dan terikat terbalik di atas pohon. Setelah memastikan si kancil benar-benar terjebak dan tak dapat lepas, singa pemandu pun kembali untuk melapor ke rajanya. "hmm..Jadi bocah itu benar-benar melakukanya?". Tanya raja. "Benar paduka..".Jawab singa pemandu. "Benar-benar bocah yang bernyali besar,aku salut dan akan berkabung untuk kematianya sebagai ungkapan rasa penghormatan ku..".Kata raja Singa.

Sementara si kelinci dan Tupai hanya bisa menangisi nasib yang menimpa kancil. Mereka tak mengira si kancil akan mati dengan cara yang mengenaskan. Sementara itu di tempat lain..Si kancil masih tergelantung di atas perangkap. Sudah berkali-kali dia berusaha melepaskan diri, tapi tetap tak berhasil melepaskan kakinya dari jerat tali itu. "Ternyata tali ini benar-benar erat.. Aku tak mampu lepas sendiri.Wah..Bisa-bisa aku benar-benar tertangkap pemburu nih.. Aku harus cepat-cepat cari akal..".Gumam kancil. Ketika si kancil sedang berfikir keras,tiba-tiba tiga ekor elang hinggap di pohon itu. "Kamu sedang apa cil? Kenapa kamu bisa ada di tempat ini?Ini kan sudah terlalu jauh dari desa..".Tanya ketiga merpati itu serentak.

Kancil seperti mengenali suara itu,itu seperti suara teman lamanya. Lalu dia pun melihat ke atas pohon.. "Elang?! Kenapa kamu bisa ada di sini?".Kata kancil senang sekaligus terkejut. "Aku sedang cari makan, lalu aku melihat mu tergelantung. Memangnya ceritanya gimana kok sampai kamu bisa terjebak di perangkap ini?".Tanya si Elang.

Lalu kancil pun menceritakan semua hal yang dia alami kepada elang itu. "Nah..Kamu sudah tahu ceritanya. Sekarang aku membutuhkan bantuanmu sebelum para pemburu datang..".Pinta kancil. "Apa yang bisa saya lakukan untukmu cil?".Tanya Elang. "Kamu buanglah kotoran di tubuhku sebanyak-banyaknya,kalau bisa lumuri seluruh tubuh ku dengan kotoran kamu. Kalian tak usah tanya alasanya apa, yang penting lakukan saja. Dan setelah itu,cepat-cepat kalian pergi sebelum para pemburu datang..".Perintah kancil. Elang pun segera melakukan perintah si kancil,setelah semua selesai dan di rasa cukup..Dia kemudian terbang meninggalkan si kancil.

Tak lama setelah elang pergi, para pemburu datang. Mereka melihat tubuh si kancil yang tergantung terkena perangkap mereka. "Hei lihat apa yang kita tangkap..Seekor kancil..".Kata pemburu 1. "hmm..Tapi sepertinya kancil itu sudah membusuk,mungkin sudah beberapa hari dia terjebak dan mati kelaparan. Kita kan sudah hampir satu minggu tidak melihat perangkap gara-gara kita pergi ke kota menjual hasil panen. Lihat saja..Tubuhnya sudah berbau busuk dan di kerubungi banyak lalat..".Kata pemburu 2.

"Wah..Sepertinya benar kak..Lalu mau kita apakan bangkai ini?".Tanya pemburu 1. "Ya kita turunkan lalu kita buang ke hutan biar di makan harimau, memangnya bangkai busuk mau kita apakan lagi? Setelah itu kita pasang lagi perangkapnya..".Jawab pemburu 2. "Baik kak..".Kata pemburu 1 kemudian melepaskan tali perangkap yang menjerat si kancil. Kemudian tubuh si kancil mereka gotong dan di buang ke hutan kemudian mereka tinggalkan. Setelah memastikan para pemburu sudah pergi,si kancil yang dari tadi pura-pura mati segera bangun. Dia merasa lega karena rencananya benar-benar berhasil. Si kancilpun kemudian membersihkan diri di sungai dan pulang menemui raja kong untuk menagih taruhan mereka.

Kontan saja para Singa dan kedua temanya di buat terkejut dengan kembalinya si kancil,lebih-lebih raja Singa. Dia hampir tak percaya dengan apa yang di lihatnya,bahkan sikancil bisa pulang tanpa ada luka sedikit pun..

"Hai paman Singa.. Sekarang tepati janji mu..Lihat,aku menang taruhan seperti yang ku katakan..Hehehe ".Kata kancil. "Ba..Ba..Bagaimana kau bisa lolos? Sungguh di luar duga'an..Tak masuk akal..".Tanya raja Singa tergagap tak percaya. "hehehe..Sudah..Tak perlu aku jelaskan.Sekarang yang penting aku sudah membuktikan omongan ku dan sekarang paman harus menepati janji paman..". Jawab kancil.

"Hahahaha..Kau memang punya banyak kejutan bocah..Sebagai raja,aku akan menepati janji ku. Aku dan semua rakyat ku tidak akan menjarah lagi..Dan aku akan menyebarkan semua kisah mu keseluruh pelosok hutan, agar mereka mengalmu dan mengetahui akan kehebatanmu. Tapi bocah..Aku belum tahu siapa nama mu..Dan harus ku panggil apa diri mu dalam cerita ku?".Tanya raja Singa. "Sebut saja nama ku..Kancil Junior.. Lalu setelah kejadian itu, kancilpun mengajak kedua temanya kembali ke desa. Sungguh petualangan yang melelahkan.

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng.


Arti Sebuah Persahabatan

Cerita Dongeng Indonesia - Arti Sebuah Persahabatan. Portal dongeng anak Indonesia, cerita dongeng, cerita rakyat Indonesia, Dongeng Nusantara, cerita binatang Fabel, Hikayat, Legenda Indonesia dan Dongeng Asal Usul.
Cerita Dongeng Indonesia - adalah Portal Edukasi yang berisi tentang Kumpulan Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Indonesia, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Legenda Indonesia, Dongeng Asal Usul, Cerita Rakyat Nusantara, Kumpulan Kisah Dongeng Anak Indonesia, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Pada dahulu kala hiduplah seekor kura-kura dan seekor burung elang. Walaupun sang kura-kura dan elang jarang bertemu karena sang kura-kura lebih banyak menghabiskan waktu disemak-semak sedangkan sang elang lebih banyak terbang, namun tidak menghalangi sang elang untuk selalu mengunjungi teman kecilnya yang baik hati, sang kura-kura.

Keluarga sang kura-kura sangat ramah dan selalu menyambut kedatangan sang elang dengan gembira. Mereka juga selalu memberi sang elang makanan dengan sangat royalnya. Sehingga sang elang selalu berkali-kali datang karena makanan gratis dari keluarga kura-kura tersebut. Setiap kali sehabis makan dari keluarga kura-kura sang elang selalu menertawakan sang kura-kura : "ha ha betapa bodohnya si kura-kura, aku dapat merasakan kenikmatan dari makanan yang selalu dia berikan, namun tidak mungkin dia dapat merasakan nikmatnya makananku karena sarangku yang terletak jauh diatas gunung"

Karena begitu seringnya sang elang menertawakan dan dengan egoisnya menghabiskan makanan sang kura-kura, maka seluruh hutan mulai menggunjingkan sikap sang elang tersebut. Para penghuni hutan tersebut merasa tidak suka dengan sikap seenaknya sang elang kepada sang kura-kura yang baik hati. Suatu hari seekor kodok memanggil kura-kura yang sedang berjalan dekat sungai. "Hai temanku sang kura-kura, berilah aku semangkok kacang polong, maka aku akan memberikan kata-kata bijak untukmu" seru sang kodok. Setelah menghabiskan semangkuk kacang polong dari sang kura-kura, sang kodok berkata lagi: "kura-kura, sahabatmu sang elang telah menyalahgunakan persahabatan dan kebaikan hatimu. Setiap kali sehabis bertamu di sarangmu, selalu saja dia mengejekmu dengan berkata " ha ha betapa bodohnya si kura-kura, aku dapat merasakan kenikmatan dari makan yang selalu dia berikan, namun tidak mungkin dia dapat merasakan nikmatnya makananku karena sarangku yang terletak jauh diatas gunung". Pada suatu hari nanti sang elang akan datang kembali dan akan meminta sekeranjang makanan darimu dan berjanji akan memberikan makanan kepadamu dan anak-anakmu"

Benarlah yang dikatakan oleh sang kodok, sang elang datang dengan membawa keranjang dan seperti biasanya sang elang menikmati makanan dari sang kura-kura. Sang elang berkata: "hai temanku kura-kura, ijinkan aku mengisi keranjangku dengan makanan darimu, maka akan kukirimkan kepada anak istriku dan istriku akan memberimu makanan buatannya untuk istri dan anakmu". Kemudian sang elang terbang dan kembali menertawakan sang kura-kura. Maka segeralah sang kura-kura masuk kedalam keranjang tersebut dan ditutupi dengan sayuran buah-buahan oleh istrinya, sehingga tidak terlihat. Ketika sang elang kembali, istri sang kura-kura mengatakan bahwa suaminya baru saja pergi dan memberikan keranjang penuh berisi makanan kepada sang elang. Sang elang segera bergegas terbang sambil membawa keranjang tersebut.

Kembali dia menertawakan kebodohan sang kura-kura. Namun kali ini sang kura-kura mendengar sendiri perkataannya. Sampailah mereka di sarang sang elang, dan sang elang segera memakan isi keranjang tersebut sampai habis. Betapa terkejutnya melihat sang kura-kura keluar dari keranjang tersebut. "Hai temanku sang elang, engkau sudah sering mengunjungi sarangku namun belum pernah sekalipun aku mengunjungi sarangmu. Kelihatannya akan sangat berbahagianya aku kalau dapat menikmati makananmu seperti engkau menikmati makananku." Betapa marahnya sang elang karena merasa tersindir. Dengan marah ia mematuk sang kura-kura.Namun berkat batok rumah sang kura-kura yang keras, kura-kura tidak dapat dipatuk oleh sang elang. Dengan sedihnya sang kura-kura berkata: "Aku telah melihat persahabatan macam apa yang engkau tawarkan padaku hai sang elang. Betapa kecewanya aku. Baiklah antarkan aku kembali ke sarangku dan persahabatan kita akan berakhir." Sang elangpun berkata :"Baiklah kalau itu maumu. Aku akan membawamu pulang" Namun timbul pikiran jahat pada diri sang elang. "Aku akan menjatuhkanmu dan memakan sisa-sisa dirimu" pikirnya lagi.

Begitulah, sang kura-kura memegang kaki sang elang yang terbang tinggi. "lepaskan kakiku" seru sang elang marah. Dengan sabar sang kura-kura menjawab: "Aku akan melepaskan kakimu apabila engkau sudah mengantarkanku pulang ke sarangku" dengan kesal sang elang pun terbang tinggi, menungkik dan menggoyang-goyangkan kakinya dengan harapan sang kura-kura akan jatuh. Namun tidak ada gunanya. Akhirnya dia menurunkan sang kura-kura di sarangnya, dan segera terbang tinggi dengan perasaan malu.

Ketika sang elang terbang, sang kura-kura berseru : " Hai temanku persahabatan membutuhkan rasa saling membagi satu dengan lainnya. Aku menghargaimu dan kaupun menghargaiku. Namun bagaimanapun, sejak engkau menjadikan persahabatan kita hanya permainan, mentertawakan keramahan keluargaku dan aku maka sebaiknya engkau tidak usah lagi datang kepadaku".

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng.