Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah, Semut dan Cicak...

Showing posts with label Mendongeng. Show all posts
Showing posts with label Mendongeng. Show all posts

Dongeng Fabel Kura-Kura dan Seekor Kadal

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kura-Kura dan Seekor Kadal, Dongeng Bahasa Sunda, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kura-Kura dan Seekor Kadal, Dongeng Bahasa Sunda, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel.

Zaman dahulu kala, disebuah kampung hiduplah seekor kura-kura. Suatu hari dia pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan dapurnya. Walau sangat lambat jalannya, tetapi akhirnya sampai juga dia ke pasar. Dia membeli bahan makanan di pasar. Setelah mengikat Dia membeli banyak belanjaan sampai dua karung. Satu karung terdiri dari bahan bunbu dapur, dan sekarung lainnya berisi sayuran kegemarannya. Setelah dia mengikat karung-karung itu dengan tali, ia pun menyeretnya pulang.

Dalam perjalanan pulang ia melewati depan rumah Kadal. Saat itu Kadal sedang duduk-duduk santai di teras rumahnya. Dia melihat Kura-kura menyeret sekarung makanan. "Ahaa..., kini aku bisa mendapat banyak makanan!" pikir si Kadal.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Perlahan-lahan dia membuntuti si Kura-kura. Di tempat yang sepi Kadal memotong satu tali penarik karung milik Kura-kura dan karung itu dibawanya pulang. Kura-kura mula-mula tidak tahu kalau satu karung belanjaanya sudah tidak ada lagi. Namun ketika dia menoleh ke belakang ... "Waduh, mana karungku yang satunya??" teriaknya bingung. "Belanjaanku hilang satu karung!"

Dia pun segera berbalik. Ia menelusuri kembali jalan yang tadi dilaluinya, untuk mencari harungnya barangkali putus dan tertinggal di jalanan itu. Dia menoleh ke kiri dan ke kanan, namun tak juga ditemui. Akhirnya di depan rumah Kadal, Kura-kura melihat karung belanjaannya ada di sana. Kura-kura segera menghampiri si Kadal. "Maaf Kadal, mungkin kamu telah salah mengambil karung saya. Saya paham betul kalau ini belanjaan yang aku beli di pasar tadi!" kata Kura-kura menjelaskan.

"Oh, tidak mungkin, kamu jangan mengaku-ngaku!" kata si Kadal, "Ini bukan karungmu!. Aku tadi menemukannya di jalan, Benda ini tergeletak di jalanan. Aku mengambil dan membawanya pulang. Berarti ini miliku sekarang!" Kadal pun memasukkan karung belanjaan tersebut ke dalam rumahnya.

Beberapa hari kemudian tampak Kura-kura berjalan melalui jalan itu kembali. Dia lewat di depan rumah si Kadal. Dilihatnya Kadal sedang tertidur pulas sedangkan ekornya menjulur keluar tergeletak melintang di jalanan. Perlahan Kura-kura mendekat. Dipegangnya ekor si Kadal erat-erat lalu ditariknya sekuat tenaga. Dan ... ekor itu pun putus. "Aduh! sakit sekali!!!" teriak si Kadal. "Hai kau apakan ekorku! Oh, rupanya kamu memutuskan ekorku yah?!!! Cepat sini!.. kembalikan ekor itu padaku!"

Dengan enteng si Kura-kura menjawab. "Tidak bisa! Ini bukan ekormu! Aku mengambilnya di jalan. Benda ini tergeletak begitu saja di jalanan. Jadi aku ambil. dan sekarang benda ini adalah punyaku, bukan punyamu!" jawab si Kura-kura sambil berlalu. Sementara si Kadal hanya bengong sambil sesekali melihat pantatnya yang tampak lucu tanpa ekor. Dia kini paham dengan apa yang barusan di lakukan si Kura-kura. Rupanya si Kura-kura ingin memberi pelajaran berharga tentang perilaku dalam kehidupan. Si kadal lalu berjanji dalam hati, kalau dia tidak akan mengulangi kesalahannya lagi, mengambil barang yang bukan haknya adalah perbuatan tidak baik dan tercela.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk belajar memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari cerita Dongeng Fabel Kura-Kura dan Seekor Kadal diatas bertema apa, pesan/amanatnya apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.


Dongeng Fabel Ayam dan Musang

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Ayam dan Musang, Dongeng Bahasa Sunda, Dongeng Anak Indonesia
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Ayam dan Musang, Dongeng Bahasa Sunda, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia

Di sebuah hutan yang lebat, langit tampak mendung dan menghitam. Gerimis pun mulai turun membasahi dedaunan dan membuat suara gemericik. Angin pun berhembus agak kencang seolah akan terjadi hujan lebat. Di sebuah goa kecil yang berada di tebing curam, tinggal seekor ayam betina yang sedang mengerami telurnya. Menurut perhitungan nenek dukun ayam, telur tersebut tidak lama lagi akan menetas. Tentu hal tersebut sangat membuat induk ayam bahagia, karena Sang induk ayam memang sangat menyayangi bakal anak-anaknya tersebut. Dari kejauhan tampak seekor musang mendekati goa tempat tinggal si ayam betina. Tampaknya dia sudah paham betul tempat tinggal si ayam dan dia yakin kalau si jago tidak ada di rumah kalau sore-sore seperti ini. Dia pun mulai mengendap-endap supaya kedatanganya tidak di ketahui si ayam betina.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Sesampai di dekat goa, Musang terhenti. Nampaknya dia sedang berfikir, karena jalan menuju goa tidak semudah yang ia bayangkan apalagi suasana hujan seperti saat itu, si musang harus menaiki sebuah batu besar yang memang satu-satunya jalan untuk menuju mulut goa tersebut, sayangnya musang tidak bisa memanjat batu itu. Memang untuk keluar masuk goa si ayam pun biasanya menggunakan tangga.

Akhirnya akal licik dan akal bulus musang muncul, ia mondar-mandir di sekitar mulut goa, lalu berteriak "Hai ayam, aku membawa pesan penting dari Tuan Singa, tolong turunkan tangga tali yang biasa kamu pakai" pinta si musang.

Rupanya si ayam betina sudah mengetahui bahwa musang sedang mengincarnya. "Ya tunggulah sebentar, akan saya turunkan tangga untukmu. Tapi sebelum itu aku juga ada pesan dari serigala sahabatku, dia punya sesuatu untuk kamu....sebentar ya..serigala...serigala...kemari sini!! Ini ada si Musang kebetulan datang!! Cepatlah kemari Serigala!" si induk ayam berteriak-teriak dari dalam goa.

Mendengar si ayam berteriak memanggil Serigala, Nyali Si musang langsung ciut dan ia pun berfikir "Wah ternyata dia sahabat serigala yang menjadi musuhku, Bahaya nih, dari dulu aku selalu babak belur dibuatnya! Sebaiknya aku pergi saja!". Si musang langsung lari terbirit-birit meninggalkan kediaman induk ayam.

Akhirnya si ayam dan telur-telurnya selamat dari akal licik si musang yang hendak memangsanya. "Bukan hanya kamu, aku saja takut dan lari kalau beneran ada serigala disini, ahihihi" tawa induk ayam sambil membetulkan posisi duduknya mengerami telur-telur kesayanganya. Tak beberapa lama, benar saja perkiraan nenek dukun ayam. Telur-telur tersebut mulai menetas dan bersamaan dengan itu ayam jago pulang dari mencari makanan di hutan. Dia membawa banyak sekali makanan untuk keluarganya. Mereka pun hidup bahagia dengan kehadiran anggota keluarga yang baru, sepuluh anak ayam telah menetas dan membuat hangat suasana di goa terpencil itu.

Pesan Moral Dongeng Fabel Ayam dan Musang adalah : Janganlah suka berbohong kepada siapapun karena bohong itu perbuatan dosa dan tercela, apalagi jika berbohong untuk sebuah tindak kejahatan. Hendaknya kita saling menyayangi dan kasih mengasihi sesama makhluk Tuhan, karena itu adalah perbuatan mulia.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk belajar memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari cerita diatas temanya apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.


Dongeng Gajah dan Orang Buta

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Gajah dan Orang Buta, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Gajah dan Orang Buta, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia.

Dahulu kala, di sebuah negeri ada seorang raja yang mengalami kerepotan dengan para menterinya. Mereka terlalu banyak berbantah sehingga nyaris tak satupun keputusan dapat diambil. Para menteri itu mengikuti tradisi kuno, masing-masing menyatakan bahwa dirinyalah yang paling benar dan yang lainnya salah. Meskipun demikian, ketika sang raja yang penuh kuasa menggelar sebuah pesta di negeri tersebut, mereka semua bisa sepakat untuk cuti bersama. Intinya, jika hal tersebut menguntungkan mereka, maka mereka baru sependapat.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Pesta rakyat yang luar bisa itu digelar di alun-alun istana. Ada banyak atraksi yang ditampilkan, ada nyanyian dan tarian tradisional, akrobat, musik dan banyak lagi. Dan di puncak acara, di kerumunan banyak orang dengan para menteri yang tentunya menempati tempat duduk terbaik, tampak sang raja menuntun sendiri seekor gajah ke tengah arena pesta. Di belakang gajah itu berjalanlah beriringan orang-orang buta.

Setekah sampai di tengah arena, Sang raja kemudian meraih tangan orang buta pertama, menuntunnya untuk meraba belalai gajah itu dan memberitahunya bahwa itulah gajah. Raja lalu membantu orang buta kedua untuk meraba gading sang gajah, orang buta ketiga meraba kupingnya, yang keempat meraba kepalanya, yang kelima meraba badannya, yang keenam meraba kaki, dan yang ketujuh meraba ekornya, lalu menyatakan kepada masing-masing orang buta bahwa itulah yang dinamakan gajah.

Lalu raja kembali kepada si buta pertama dan memintanya untuk menyebutkan dengan lantang seperti apakah gajah itu.

"Menurut pertimbangan dan pendapat saya," kata si buta pertama, yang meraba belalai gajah, "saya nyatakan dengan keyakinan penuh bahwa seekor ‘gajah’ adalah sejenis ular"

"Sungguh omong kosong," seru si buta kedua yang meraba gading gajah. "Seekor ‘gajah’ terlalu keras untuk dianggap sebagai seeokr ular. Fakta sebenarnya, dan saya tak pernah salah, gajah itu seperti bajak petani."

"Jangan ngawur kamu!," cemooh si buta ketiga yang meraba kuping gajah. "Seekor ‘gajah’adalah seperti daun kipas yang besar dan lebar."

"Kalian semua makin ngawur... hahahahaha...!" tawa si buta keempat yang meraba kepala gajah. "Seekor ‘gajah’ sudah pasti adalah sebuah gentong air yang besar."

"Makin aneh saja kalian ini!," cibir si buta kelima yang meraba badan gajah. "Seekor ‘gajah’adalah sebuah batu karang besar."

"Dasar orang-orang aneh dan pembohong semua!" kata si buta terakhir yang meraba ekor gajah. "Aku akan memberitahu kalian apa sebenarnya ‘gajah’ itu. Seekor gajah adalah semacam pecut. Aku tahu, aku dapat merasakannya dengan sangat."

"Sumpah! Gajah itu seekor ular.". "Tidak bisa! Itu gentong air!". "Bukan! Gajah itu… " Dan para buta itu pun mulai berbantah dengan sengitnya, semuanya bicara berbarengan, menyebabkan kata-kata melebur menjadi teriakan-teriakan yang lantang dan panjang. Tatkala kata-kata penghinaan mulai mengudara, lantas datanglah jotosan. Para buta itu tidak yakin betul siapa yang mereka jotos, tetapi tampaknya itu tidak terlalu penting dalam tawuran semacam itu. Mereka sedang berjuang demi pronsip, demi integritas, demi kebenaran. Kebenaran masing-masing pada kenyataannya.

Saat prajurit raja melerai perkelahian diantara orang-orang buta itu, kerumunan hadirin di alun-alun istana terpaku diam dan wajah para menteri tampak malu. Setiap orang yang hadir menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh raja melalui pelajaran itu.

Masing-masing dari kita hanya mengetahui sebagian saja dari kebenaran. Bila kita memegang teguh pengetahuan kita yang terbatas itu sebagai kebenaran mutlak, kita tak ubahnya seperti salah satu dari orang buta yang meraba satu bagian dari seekor gajah dan menyimpulkan bahwa pengalaman mereka itu sebagai sebuah kebenaran, dan yang lainnya: salah.

Bayangkanlah jika ketujuh orang buta itu mampu menarik suatu kesimpulan bahwa ‘seekor gajah’ adalah sesuatu yang seperti batu karang besar, yang ditopang oleh empat batang pohon. Di bagian belakang batu karang itu ada seutas pecut pengusir lalat, dan di depannya ada gentong air besar. Di setiap sisi gentong air itu terdapat dua daun kipas, dengan dua bajak yang mengapit seekor piton panjang! Mewreka tentu akan tahu gambaran seekor gajah yang sebenarnya, bagi orang yang tak akan pernah melihatnya.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.


Dongeng Si Buta dan Si Bongkok

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Si Buta dan Si Bongkok, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Si Buta dan Si Bongkok, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia.

Pada zaman dahulu kala, hiduplah dua orang pemuda yang tinggal di sebuah kampung terpencil. Mereka berdua bersahabat karib, kemana pun mereka pergi selalu bersama, dan hampir tidak ada perselisihan yang mereka alami. Mereka memang saling butuh karena keadaan fisik mereka yang sama-sama tidak sempurna. Pemuda yang bertubuh kekar dan kuat tidak bisa melihat/buta matanya, sementara yang dapat melihat mempunyai kekurangan yaitu tubuhnya bungkuk/bongkok. Oleh karena fisik mereka itulah, orang di kampung tersebut kemudian menyebut mereka dengan julukan si Buta dan si Bongkok.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Si Buta sangat ramah dan baik hati, dan selalu percaya pada si Bungkuk teman karibnya. Sementara si Bungkuk sebenarnya sering menipu si Buta. Setiap ada undangan kenduri si Buta duduk berdampingan dengan si Bungkuk. Saat makan si Buta selalu mengeluh, “Pemilik rumah ini kikir ya,” bisiknya,
“masak tak ada dagingnya, lauknya cuma sayur dan kerupuk.”

Si Bungkuk hanya tersenyum karena diam-diam sudah mengambil daging dari piring si Buta. Si Bungkuk bahagia bersahabat dengan si Buta. Setiap ada kesempatan, ia manfaatkan kebutaan temannya itu untuk menguntungkan dirinya sendiri. Si Buta yang tidak mengetahui kelicikan dan kcurangan si Bungkuk juga merasa senang. Setiap saat si Bungkuk dapat jadi matanya dan bisa membantu kemanapun dia pergi.

Pada suatu hari si Bungkuk mengajak si Buta pergi ke hutan untuk berburu. Kebetulan tidak jauh dari kampungnya memang ada hutan lebat tempat bermacam binatang hidup. Pada waktu itu belum ada senapan untuk berburu. Penduduk yang ingin mendapatkan buruan biasa menggunakan jerat sebagai jebakan dan tombak, begitu juga si Bungkuk dan si Buta.

“Kalau nanti kita mendapat rusa atau hewan apa pun, pokoknya hasilnya kita bagi sama rata,” ujar si Bungkuk. Tentu saja si Buta sangat setuju dengan usul si Bungkuk. Sementara si Bungkuk sibuk menyiapkan jerat dan tombak sebagai senjatanya untuk berburu.

Rupanya hari itu mereka sangat beruntung. Seekor rusa yang cukup gemuk berhasil mereka tangkap. Si Bungkuk segera membagi rusa hasil buruan jadi dua bagian, namun dengan licik ia mengatakan kalau rusa yang mereka tangkap adalah rusa kurus dan tua, si Bungkuk pun menyisihkan tulang-tulang dan sebagian kecil dagingnya untuk si Buta. Sementara daging yang besar dan empuk dia sisihkan untuk dirinya sendiri.

“Kita masak sendiri-sendiri saja ya, biar sesuai selera kita,” kata si Bungkuk sambil memberikan bagian Si Buta. Si Buta pun menurut saja, dan pergi ke rumah untuk mulai memasak. Walaupun tidak melihat, kemampuan si Buta dalam memasak tidak meragukan. Aromanya mengundang si Bungkuk untuk datang, dan mereka pun makan bersama-sama. Si Bungkuk makan daging empuk rusa, Si Buta makan tulang-tulang dan daging yang sangat sedikit bagiannya. “Nikmat sekali daging rusa ini!” kata si Bungkuk. “Iya, Sedaaaap sekali!” kata si Buta. “Tapi sayang ya, rusanya kurus!”

Si Bungkuk hanya tersenyum tanpa merasa bersalah. Sementara si Buta, karena merasa sayang tulang-tulangnya sudah dimasak dengan susah payah, ia memaksa menggigit tulang itu lagi. la mengerahkan segenap tenaga menggigit tulang sekuat-kuatnya hingga bola matanya melotot. Ajaib! Mata si Buta seketika itu bisa melihat lagi! “Aku bisa melihat!... Aku bisa melihat!!!! Bungkuk.... Aku bisa melihat sekarang!!!” teriaknya. Si Buta menatap sekeliling, dan dilihatnya tulang-tulang di piringnya dan daging-daging di piring si Bungkuk.

“Kurang ajar! Rupanya selama ini kau telah menipuku ya?!” katanya. Si Buta pun mengambil tulang rusa paling besar, menghajar si Bungkuk dengan tulang itu dengan beberapa pukulan. Badan si Bungkuk pun babak belur. Dan seperti si Buta, keajaiban pun terjadi ketika si bungkuk bangkit dari duduknya ternyata punggungnya tidak bungkuk lagi.

“Lihat !!!... Aku berdiri tegak! Punggungku tidak bungkuk lagi!” teriaknya girang. Mereka pun berpelukan dan bermaaf-maafan, seterusnya bersama-sama makan daging rusa yang masih ada. Sejak saat itu, mereka bersahabat baik kembali, si buta yang sudah bisa melihat tidak mengingat-ingat lagi kesalahan si bungkuk yang telah menipunya. Dan si bungkuk yang telah sembuh juga berjanji tidak akan berbuat licik dan tidak jujur kepada siapapun. Dia telah menyadari semua kesalahannya. Mereka pun kini hidup bahagia dengan kesempurnaan fisik mereka.

Pesan Moral Cerita Dongeng Si Bungkuk dan Si Buta adalah : Ternyata, dalam penderitaan hidup ada saja hikmah yang bisa kita peroleh. Dan satu lagi, janganlah berperilaku licik, tidak jujur apalagi oleh ketika kita dipercaya oleh orang lain.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Dongeng Fabel Ayam Jantan dan Merpati

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Asal Usul dan Kenapa Ayam Jantan Berkokok, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Asal Usul dan Kenapa Ayam Jantan Berkokok, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel.

Alkisah, di sebuah hutan nun jauh disana. Hiduplah beragam jenis binatang diantaranya Gajah, singa, beruang, kancil, serigala, dan Badak. Selain hewan-hewan besar disana juga hidup bernaeka binatang dari jenis unggas dan burung, diantaranya ayam Jago dan burung Merpati/Dara. Sejak dulu ayam jago memang selalu iri pada merpati. Ayam jago punya tabiat yang kurang baik, bukan hanya pada merpati, tapi juga ke semua binatang. Ia sombong dan selalu membangga-baggakan mahkota yang ada di kepalanya. Dia selalu saja mengejek burung merpati dan binatang kecil lainnya dengan ucapan yang tidak baik. Sedangkan Burung Merpati hanya menerima saja jika diejek oleh ayam jago, dia lebih baik diam daripada melayani ejekan si jago.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Suatu hari, dihutan itu akan diadakan perlombaan mengambil seikat padi yang di gantung di dahan pohon. Perlombaan itu memang di khususkan untuk kalangan burung yang bisa terbang. Merpati yang mengetahui akan ada lomba segera mendaftar pada panitia lomba. Mengetahui hal itu tentu saja Si ayam Jago tidak senang. Ia tidak ingin melihat merpati menang dalam lomba tersebut, lalu ia pun memaksakan untuk ikut lomba itu walau sebenarnya dia tidak pandai terbang. Karena memaksa, akhirnya panitia pun memperbolehkan si Jago untuk ikut mendaftar. Perlombaan itu tampaknya akan cukup ramai karena diikuti banyak bangsa burung. Diantara peserta ada sekelompok burung bagau, burung gagak, burung elang, burung pipit dan burung kakak tua. Dalam perlombaan tersebut yang mendapat perhatian paling banyak adalah ayam jago dan juga burung merpati. Karena semua hewan tahu kalau Ayam jago dan merpati memang tidak Akur.

Tepat pukul sembilan pagi perlombaan pun segera dimulai. Panitia lomba mengumumkan peraturan lomba. ternyata lomba tersebut menggunakan sistem gugur, dan di babak terakhir akan mempertemukan dua peserta saja. Giliran pertama adalah burung elang melawna burung gagak, mereka bersiap-siap di titik yang telah di tentukan. Setelah aba-aba di bunyikan, merekapun melesat terbang berebut siapa yang paling dulu mendapatkan seikat padi yang tergantung tersebut. Dan ternyata di menangkan oleh Elang. Begitu seterusnya hingga singkat cerita sampailah pada babak final. Di babak akhir bertemulah ayam jago dan burung merpati.

Ayam jago sudah bersiap-siap begitu pula dengan Merpati. Setelah terdengar aba-aba, ayam Jagi kangsung melompat tinggi sambil susah payah berusaha mengepakan sayapnya, sementara burung merpati hanya bengong melihat tingkah ayam jago. Ayam jago menyadari bahwa ia hanya bisa melompat dan tidak bisa terbang seperti burung merpati, namun burung merpati segera menyusul terbang dengan mudahnya. Pelan-pelan, ketika burung merpati berhasil melewati ayam jago untuk meraih ikatan padi, ayam jago mematuk kaki burung merpati agar burung merpati tidak berhasil mendapatkan padi itu.

Rupanya siasat licik ayam jago berhasil, kaki burung merpati terluka dan patah, tapi bukannya turun kembali, sambil menahan sakit burung merpati justru makin kencang mengepakkan sayapnya dan berhasil mendapatkan padi tersebut. Sementara itu, ayam jago yang sudah kelelahan mengepakkan sayapnya akhirnya terjun bebas dan harus mengakui kekalahannya dari burung merpati. Tak disangka oleh ayam jago, ternyata sang dewa melihat perbuatan yang telah dilakukannya dan kemudian memberi hukuman. Mahkota yang selalu dibanggakan dan kemana-mana dikenakan di kepala ayam jago, diambil paksa dan hanya disisakan sebagian saja di atas kepalanya. Sang dewa bilang, “Kau kuhukum karena tekah berbuat curang pada burung merpati, dan mahkotamu kuambil. Jika kau ingin mahkotamu kembali, panggil aku dan teriakkan penyesalanmu di setiap pagi. Mungkin mahkota ini akan kukembalikan.” Kemudian, sang dewa pun pergi, dan ia memberi hadiah kepada burung merpati berupa kesembuhan pada kakinya.

Sejak saat itu, Mahkota ayam jago tidak utuh lagi. Dan setiap pagi ayam jago pun meneriakkan penyesalannya serta memohon kepada sang dewa untuk mengembalikan mahkotanya yang telah diambil dari kepalanya.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Ayam Jantan dan Merpati adalah : Penyesalan selalu datang terlambat, berbuatlah jujur dan jangan pernah curang. Ketidak jujuran seringkali membawa petaka. Jika kita sudah kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidup kita, penyesalan tidak ada gunanya lagi.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.


Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.

Di sebuah hutan, huduplah seekor Kuda dan Kancil. tentu bukan hanya mereka saja penghuni di hutan tersebut. Ada Musang, serigala, Kerbau, Gajah, Keledai, Kura-kura dan hewan lainnya. Mereka saling berbagi dan hidup rukun di dalam hutan yang sejuk nan indah dengan pepohonan hijau rindang. Walau pun mereka hidup dengan rukun, namun ada saja hewan yang punya tabiat buruk yaitu si Kuda. Sifatnya yang suka usil dan agak sombong membuatnya beda dengan hewan-hewan yang lain di hutan tersebut. Menurut rencana ketua hewan di hutan itu, Beberapa hari lagi akan diadakan perlombaan lari tingkat hewan pemakan rumput untuk memperebutkan sebuah hadiah berupa sepetak padang rumput yang hijau dan muda-muda daunnya. Siapapun yang menang, hewan lain tidak boleh memakan rumput di padang rumput tersebut tanpa seijin pemiliknya/pemenang lomba.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Suatu hari, ketika si Kancil sedang berjalan-jalan menyusuri jalanan setapak di hutan itu, tiba tiba ada si Kuda yang berlari sangat kencang mendahuluinya. “Hai Kancil jelek! ayo kejar aku kalau bisa.... kamu tidak bisa berlari.. hehehehehe!” Ejek si Kuda sambil terus berlari. Si Kancil yang kaget menghentikan langkahnya. “Dasar kuda jangan sombong, aku bisa berlari cepat kok, Besok kita buktikan di perlombaan”. Gumam Kancil. sementara si Kuda sudah tidak tampak, menghilang di sebuah kelokan.

Esok paginya, acara perlombaan pun akan segera dimulai. Tampak si Kerbau dan Si sapi sudah siap-siap dengan kostum lari kebanggaan mereka. Sementara Si Kuda asyik merumput tak jauh dari tempat panitia lomba. Dia pun sudah mengenakan kostumnya. Tak jauh dari si Kuda tampak si Kambing, Si Keledai, dan Si Kancil sedang melakukan pemanasan dengan bolak-balik berlari-lari kecil. Sementara si Jerapah sedang melakukan pendaftaran di panitia lomba. Selesai merumput, si Kuda mendekati si Kancil yang masih melakukan pemanasan. "Buat apa kamu melakukan itu semua cil, buang-buang tenaga saja!!!." Kata si Kuda meremehkan. "Ini namanya pemanasan agar otot-otot kita tidak tegang tau???" Jawab si Kancil. “Ah bohong, paling-paling kamu lagi bergaya biar dilihat sama yang lain. Aku tidak pernah pemanasan tidak pernah ototnya tegang tuh!!!” Kata Kuda lagi. "Lihat itu si Kambing dan si keledai juga tau pentingnya pemanasan, mereka melakukannya". Kata kancil sambil menunjuk ke arah Kambing dan Keledai, kemudian dia berlalu meninggalkan si Kuda yang memperhatikan Si Kambing dan keledai berlari bolak-balik tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Tepat pada pukul sepuluh pagi pertandingan pun segera akan dimulai. "Priiiiiiiiiiittttttttt !!!!!!" terdengar suara pluit panjang dari panitia pertandingan menandakan agar para peserta lomba untuk segera berkumpul. Setelah mereka berkumpul dan mendengarkan beberapa instruksi dari panitia, merekapun segera menuju lintasan lari. Aba-aba pun di bunyikan, Si Kuda langsung berlari meninggalkan si kancil dan peserta lainnya. Teman-teman si kancil berteriak memberi semangat pada kancil, sehingga ia terus berusaha berlari mengejar kuda yang sudah jauh di depan. Di belakang si kancil tampak si Kambing, Keledai dan jerapah. Sementara peserta yang lain masih jauh tertinggal di belakang. Di urutan paling depan si Kuda yang merasa sudah jauh meninggalkan peserta lain seskali menengok ke belakang dan sesekali sengaja bergaya dengan berjalan mundur. Tampak olehnya si kancil sudah mulai menyusul. Dengan cepat si kuda berlari dan menambah kecepatannya. Namun tiba-tiba dia meringkik keras sambil jatuh terduduk memegangi kakinya yang terasa kaku dan sakit. Rupanya si Kuda kejang otot gara-gara malas melakukan pemanasan. Akhirnya si kancil bisa mendahului si kuda yang sedang meringis kesakitan di lintasan. Disusul kemudian oleh si Kambing, si Keledaia dan peserta yang lain. Akhirnya si kancil itupun memenangkan lomba lari sebagai juara pertama dan disusul Kambing dan Keledai.

sementara Si kuda langsung di hampiri oleh para medis yang terdiri dari si gajah dan si badak. Si gajah yang sudah hafal benar dengan tabiat buruk si kuda yang suka mengejek binatang lain sengaja menakut-nakuti si Kuda. "Wah gawat nih, otot kaki kamu kayaknya tidak bisa pulih, lihatlah !!! ini kaku sekali seperti batang kayu" Mendengar itu si Kuda sangat ketakutan dan cemas kalau dia tidak akan bisa berlari lagi. "Jangan begitu dong pak Gajah, tolong sembuhkan sakit di kakiku ini. Apapun permintaanmu akan saya penuhi" Janji si Kuda. "Benarkah??? kamu akan memenuhi permintaan saya kalau kakimu sembuh nanti?" Tanya gajah. "Iya saya janji, sembuhkan dulu kakiku ini" Jawab si Kuda. Mendengar jawaban si Kuda, gajah lalu memoleskan ramuan ke kaki si Kuda. dengan di urut sebentar, kaki kuda pun mulai bisa digerakan dan berkurang rasa sakitnya. Sebenarnya walau kuda tidak berjanji apa-apa pun, si gajah juga akan menyembuhkan kakinya karena tugasnya sebagai para medis pertandingan. Namun sekalian menyelam minum air ibarat pepatah, maka kesempatan itu ia gunakan untuk menyadarkan si Kuda atas tabiat buruknya. "Sekarang kakimu sudah baikan, sekarang aku ingin meminta sesuatu dari kamu, Kuda". Kata gajah menagih janji. "katakanlah apa yang pak gajah inginkan dari saya, pasti saya kabulkan." kata Kuda. "Saya hanya minta kamu untuk belajar merubah sifat kamu yang kurang baik, jangan suka meremehkan binatang lain dan janganlah sombong pada sesama hewan, itu saja permintaanku padamu". Kuda terdiam dan merenungi kata-kata si Gajah, "Rupanya selama ini aku telah banyak berbuat kesalahn, telah berlaku sombong dan jahat pada teman-teman saya. Dan hari ini masih ada yang peduli dan mau mengingatkan aku atas kesalahan yang selama ini aku lakukan" Kata kuda dalam hati. Akhirnya ia pun menyadari kesalahannya. dia bersumpah tidak akan melakukan kesalah yang sama. Kuda yang sombong itu pun segera meminta maaf pada si kancil dan semua teman-temannya yang pernah dia jahati. Kini si Kuda sudah banyak mempunyai teman, tidak seperti dulu yang selalu dijauhi karena sifat buruknya. Akhirnya semua hewan di hutan itu pun hidup dengan rukun dan damai.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah adalah : Hendaknya kita jauhi sifat sombong dan merasa paling bisa. Dan jangan suka jahil terhadap teman. Orang yang sombong, jahil dan nakal akan dijauhi teman. Perbuatan sombong adalah perbuatan yang dibenci Tuhan.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.


Dongeng Fabel Jerapah dan Kelinci

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Jerapah dan Kelinci, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Jerapah dan Kelinci, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.

Zaman dahulu, di sebuah hutan yang dipenuhi pohon besar nan subur menghijau tinggallah para hewan dengan berbagai jenis, mulai dari kupu-kupu, lebah, penyu, burung gagak, kura-kura, gajah, kancil, jerapah, singa, harimau, elang, bangau, kelinci hingga semut. Suatu hari, Singa sedang sakit tetapi tak satu pun binatang yang bisa memberikannya obat, dan hanya buah apel pelangi yang bisa menyembuhkannya. Tetapi dengan ketinggian bukit yang sangat curam, Si Srigala yang merupakan Tabib di hutan itu tidak bisa mengambilnya. Karena semua hewan yang dimintai tolong semuanya tidak ada yang berani mengambil, akhirnya Sang Singa itu mengadakan sayembara. Sayembaranya adalah “Bagi hewan yang dapat mengambil buah apel pelangi yang bisa menyembuhkan dirinya yang sedang sakit, dan dapat mengambilnya dengan tepat waktu di atas bukit di hutan tersebut. Singa akan memberikan mahkota pangeran sebagai pendamping Raja Hutan dan dua peti emas”.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Mendengar sayembara dengan hadiah yang cukup besar itu, para penghuni hutan yang tadinya takut dan tidak berani mengambil buah di lereng curam itu akhirnya menjadi sangat tertarik dan ingin mengikuti sayembara yang diberikan Singa. Tetapi dengan ketinggian bukit itu yang sangat curam, jarang ada hewan yang bisa melewatinya. Sayembara itu membuat hutan menjadi ramai dengan para hewan yang membicarakannya. “Hai teman-teman, Apakah kalian juga akan mengikuti sayembara dari raja hutan baginda Singa itu?”, tanya seekor Jerapah. “Iya, aku pasti akan mengikuti sayembara itu, karena aku ingin menjadi pangeran hutan dan kaya raya.”, jawab seekor Badak. “Bukan hanya kamu, aku pun ingin menjadi pangeran di hutan ini.” Kata seekor Keledai. “Kalau aku juga ingin mendapat sekarung emas.” Kata kancil juga. “Kalau hadiahnya sebesar itu, aku juga akan mengikuti sayembara itu, kamu sendiri bagaimana Jerapah?” tanya Kelinci pada Jerapah. “Itu sudah pasti, aku kan hewan yang paling kuat dan punya jangkauan paling tinggi di hutan ini, pasti dengan mudah buah itu akan saya dapatkan dan aku sudah pasti yang akan menjadi pangeran hutan ini.” Jerapah menjawab dengan sombongnya. “Hei, kamu jangan merasa paling bisa dulu Jerapah, kita kan belum bertanding.” Kata Gajah. “Belum bertanding saja aku sudah tau pasti kalian tidak akan kuat mendaki bukit itu.” Ketus Jerapah sambil mengibaskan kepalanya. “Jerapah, kamu tidak boleh sombong dengan kekuatanmu, dan untuk teman-teman yang lain. bertandinglah untuk menyelamatkan sang raja, bukan hanya untuk mendapatkan hadiah.”, jelas kelinci dengan sopan. “Iya kelinci, pada dasarnya aku ingin menyelamatkan raja.” Kata kura-kura. “Ah Sudahlah! Aku malas berbicara dengan kalian. Aku ingin pulang saja, dan aku ingin beristirahat supaya besok aku akan memenangkan sayembara itu.” kata Jerapah kesal. Mendengarkan pernyataan ketus Jerapah, hewan-hewan lainnya pun menjadi kesal akan sikap Jerapah yang sangat angkuh dan sombong itu. Dan mereka pun beranjak pulang untuk menyiapkan diri mengikuti sayembara besok.

Keesokkan harinya, Raja Hutan Baginda Singa menyatakan untuk memulai sayembara bagi warga hutan. “Bagi para penduduk hutan yang ingin mengikuti sayembara, segera maju ke depan. Karena sayembara akan segera dimulai.” Suara raja hutan Singa dari atas podium di depan Istana. Mendengar pernyataan itu, para hewan yang akan mengikuti sayembara segera berlari mendekati Singa yang tampak lemah karena sakitnya. Dengan berbekal semangat dan kekuatan, para hewan dengan percaya dirinya mengikuti sayembara. Para binatang pun sudah berkumpul di depan istana, raja Singa pun memberikan pengarahan kepada para binatang. “Peraturannya adalah bahwa para binatang harus memetik apel pelangi yang berada di atas bukit dan segera membawanya turun ke dalam istana, lalu memberikannya padaku.” Jelas raja Singa. “Pasti aku yang akan memenangkan sayembara ini, aku lebih kuat dan tangguh daripada kalian semua. Hai, kura-kura! Sebaiknya kamu tidak usah mengikuti sayembara ini, kamu terlalu lemah sudah pasti kamu kalah.” kata Jerapah mengejek kura-kura yang berada di sampingnya saat itu. “Kamu sombong sekali Jerapah, semua hewan berhak mengikuti sayembara ini.” kata kura-kura. “Iya itu benar, semua hewan berhak mengikuti ini, dan yang terpenting kami sudah melakukan pemanasan.” Kata Kelinci. “Terserah kalian sajalah! Kamu juga kelinci, kamu pasti akan aku kalahkan, meski aku tidak melakukan pemanasan seperti kalian, tapi aku sudah pasti menang.” Kata Jerapah dengan sombongnya. Mereka saling bicara hingga membuat gaduh. Tiba-tiba sang Raja Singa mengatakan bahwa sayembara akan segera dimulai. “Perhatian untuk semaunya, harap tenang.... Saya berpesan berhati-hatilah dalam mendaki bukit, dan Apakah kalian sudah siap?” . tanya Raja Singa. “Kami sudah siap Baginda!!” teriak para hewan yang mengikuti sayembara serentak.

“Guungggggggg…!!!!".  Raja baginda Singa memukul Bende/Gong sebagai tanda sayembara telah dimulai. Semua hewan yang mengikuti sayembara pun berlarian menurut rutenya masing-masing, mereka berlari sekencang mungkin saling berlomba untuk lebih dahulu mencapai puncak bukit. Dan ketika setengah perjalanan menuju atas bukit banyak hewan yang kelelahan dan akhirnya menyerah dan terkulai lemas dengan nafas yang tersengal-sengal. Si Keledai malah sampai nyungsep karena saking capeknya. Sementara Gajah terduduk di bawah pohon sambil menjulur-julurkan belalainya dan mengibaskan telinganya untuk kipasan. Bahkan si Kambing dan Serigala sudah balik arah sebelum sampai mendekati bukit. Kini peserta yang masih bertahan tinggal menyisakan dua ekor hewan yaitu, Jerapah dan Kelinci. Awalnya Jerapah memimpin di depan, tetapi ketika hampir sampai di atas bukit, tiba-tiba saja kaki Jerapah mengalami kejang-dan keram, ia pun tidak bisa melanjutkan perjalanannya mengambil buah apel pelangi, akhirnya ia berhenti di bawah pohon yang teduh sambil meringis kesakitan memegangi kakinya. Kelinci yang awalnya berada di belakang Jerapah, sekarang ia sudah sampai di atas bukit dan segera memetik beberapa buah apel tersebut untuk diberikan pada raja hutan Baginda Singa.

Ketika ia hendak turun untuk kembali ke istana, ia melihat Jerapah yang sedang merintih kesakitan sambil berguling-guling seperti anak kecil yang minta mainan. “Jerapah, Kakimu kenapa, mengapa kamu terlentang begitu?” Tanya kelinci sambil melihat kaki jerapah yang kaku mengacung ke atas. “Kakiku sakit sekali...!!! kakiku kejang, mungkin karena aku belum melakukan pemanasan seperti kamu sebelum bertanding tadi, aku sangat sulit untuk berjalan sendiri, tolong aku kelinci!!!.” Pinta Jerapah. “Baiklah Jerapah, aku akan membantumu menuruni bukit ini, dan kita harus segera memberikan buah apel ini kepada Paduka raja Singa.” Kata Kelinci sambil membantu jerapah untuk berdiri. “Maafkan aku ya kelinci, selama ini aku sudah bersikap buruk kepada kamu dan teman-teman yang lain.” Kata Jerapah sambil menampakkan raut menyesali perbuatannya yang lalu. “Kita harus selalu bersikap baik dengan semua orang sekalipun ia sudah berbuat jahat kepada kita. Mari... kita harus segera turun ke istana.” Ucap kelinci. “Kamu bergitu mulia hatinya. saya sangat menyesal dengan telah berbuat yang tidak baik padamu”. Kata Jerapah sambil beranjak menuruni bukit.

Tidak beberapa lama kemudian Jerapah dan kelinci sampai di depan istana, kelinci yang membawa buah apel pelangi langsung memberikannya kepada Singa di dalam istana. Dengan disaksikan oleh banyak binatang lain, Baginda Singa pun segera memakan buah itu dan seketika ia pun sembuh dari sakitnya. Para hewan pun bersorak gembira dan mengucapkan selamat untuk Kelinci karena ia sudah berhasil menyembuhkan sang Raja. Raja Singa memenuhi janjinya, ia memberikan mahkota pangeran dan dua peti emas kepada Kelinci. “Kelinci, Aku sangat berterima kasih kepadamu, kamu sudah berhasil menyembuhkanku dengan buah yang kau bawa. Sekali lagi, Terima Kasih Banyak.” Kata Raja Singa. “Iya Raja, aku sangat senang bisa membantu paduka. Dan terima kasih banyak atas hadiah yang paduka berikan ini.” Kata Kelinci dengan sopan.

Tiba-tiba Jerapah menghampiri Kelinci. “Kelinci, Sekali lagi terima Kasih ya, karena tadi kamu sudah menolongku, dan selamat kamu sudah menjadi Pangeran di Hutan ini. Selamat ya teman, kamu masih tetap mau menjadi temanku kan?” Kata Jerapah sambil tersenyum dan berharap. Semua pun kaget dengan sikap Jerapah yang lembut , karena selama ini ia bersikap buruk kepada semua hewan. “Iya Jerapah, aku senang bisa membantumu dan bisa membuatmu berubah sikap menjadi baik. Iya, kamu tetap akan menjadi temanku untuk selamanya.” Kata Kelinci sambil tersenyum. Hewan-hewan yang lain pun ikut terharu dan bahagia dengan kejadian yang baru saja dialaminya. Jerapah pun menjadi hewan yang baik hati, suka membantu hewan lain yang kesusahan dan tidak sombong lagi. Sementara Kelinci menjadi pangeran hutan yang selalu baik dan membantu warga hutan dan teman-temannya. Mereka pun hidup rukun damai sentausa dalam kebersamaan di Hutan itu.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Jerapah dan Kelinci adalah : Janganlah kita merasa paling pandai dan sombong kepada orang lain. Orang yang sombong dan merasa paling pintar dan serba bisa suatu saat pasti membutuhkan bantuan orang lain, bahkan bukan tidak mungkin bantuan itu datang dari orang yang kita musuhi dan dianggap bodoh dan lemah.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Dongeng Fabel Keledai Yang Cerdas

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Keledai Yang Cerdas, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Keledai Yang Cerdas, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.

Alkisah di sebuah perkampungan, tinggalah seorang Petani dengan keledainya. Suatu hari, keledai milik petani terperosok ke dalam lubang bekas galian yang cukup dalam. Hewan itu tidak bisa keluar dari parit tersebut dan terus menangis antara takut dan kesakitan, sementara Pak Tani berusaha sebisanya mengeluarkan hewan itu dari sana. Upaya penyelamatan itu berkali-kali dilakukan namun selalu gagal. Dari dalam lubang galian itu sudah tidak terdengar lagi rengekan si keledai. Baik Pak Tani maupun si keledai sama-sama terkuras tenaganya dan merasa letih.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Dengan putus asa akhirnya, Pak Tani memutuskan untuk meninggalkan keledainya di dalam lubang itu sendirian. Dia berpikir keledainya sudah sangat tua dan tidak produktif lagi maka tidak ada ruginya jika ia ditinggalkan dan mati di dalam lubang itu.

Setelah beberapa hari, dan mengira si keledai telah mati. Pak Tani datang ke lubang bekas galian itu dengan mengajak para tetangganya untuk datang membantunya menguruk lubang bekas galian itu. Selain lubang itu berbahaya jika dibiarkan ada, dia juga bermaksud mengubur si keledai. Mereka membawa cangkul dan sekop dan mulai melemparkan tanah ke dalam lubang yang menyerupai sumur itu. Mereka pun mulai menimbun keledai itu. Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi dan menimpanya, ia menangis sedih, ternyata Pak Tani tega berbuat seperti itu padanya. Tetapi kemudian, semua orang kagum dan takjub karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah dituangkan ke dalam lubang, si petani melihat ke dalam lubang untuk memastikan keadaan si keledai yang malang itu. Namun ia kaget dan tercengang, dia tidak percaya pada apa yang dilihatnya.

Walaupun punggungnya terus ditimpa bersekop-sekop tanah dan pasir, si keledai melakukan sesuatu yang diluar nalar manusia. Ia menggoyang-goyangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu ia berpijak diatas tanah itu. Sementara para tetangga Pak Tani terus menuangkan tanah dan pasir makin banyak ke atas punggung hewan itu. Si keledai terus melanjutkan menggoyangkan badannya dan melangkah naik diatas tanah yang turun dari punggungnya. Sampai akhirnya kepala si keledai bisa melihat permukaan tanah yang hampir rata menutup lubang tempatnya terjebak. Segera saja si keledai melompat keluar dari lubang dan menyepak pak petani hingga jatuh tersungkur dan lalu melarikan diri ke rerimbunan pohon di pinggiran hutan.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Keledai Yang Cerdas adalah : Kadang sesuatu yang dianggap oleh kita sebagai sebuah derita atau hal yang tidak disukai, jika kita mampu memahami dan memanfaatkan dengan bijak maka akan berubah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi kita. Permasalahan dalam hidup bukanlah suatu alasan untuk kita berputus asa, belajar dari cerita keledai yang pintar kita bisa merubah suatu masalah menjadi solusi yang bisa mendewasakan dan berpengaruh baik buat kita.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Dongeng Fabel Kerbau dan Sapi

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kerbau dan Sapi, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kerbau dan Sapi, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.

Pada zaman dahulu kala, di suatu tempat terdapat sebuah desa yang pemandangannya sangat indah. Tapi, di tempat itu pada siang hari matahari bersinar sangat panas. Di sawah, para petani mengairi sawah-sawah mereka secara rutin dan tidak boleh sampai lupa untuk mengairinya sebab bila lupa, sawah mereka bisa mengering seketika dan akan menyebabkan tanaman padinya mati. Tampak seekor kerbau sedang mondar mandir kepanasan mencari kubangan untuk berendam mendinginkan badan. Dari arah lain tampak seekor Sapi yang juga sedang mencari air, rupanya dia juga sedang kegerahan siang itu. Akhirnya kerbau dan sapi bertemu dan sepakat untuk mencari kubangan untuk berendam bersama-sama.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Mereka berjalan menyusuri pematang sawah yang tampak basah, rupanya pak Tani baru saja mengairi sawahnya. Si sapi berkata kepada kerbau. "Aduh hari makin panas saja. Aku serasa mau pingsan. Bagaimana ya kita bisa mendinginkan badan kita agar tidak kepanasan?" Lalu si kerbau menjawab, "Bagaimana kalau kita berendam di sawah pak petani saja, tampaknya sawahnya banyak airnya?" Lalu si sapi berkata lagi. "Tapi apakah pak petani tidak akan marah bila kita berendam di sawahnya,sedangkan disana banyak tanaman padi?" Tanya si Sapi, lalu kerbau menjawab. "Tenang saja pak petani pasti sedang beristirahat dan tidak menjaga sawahnya. Kita akan berendam hingga puas di sawah pak petani."

Kemudian mereka berduapun pergi berendam ke sawah pak petani. Sesampainya mereka disana, mereka langsung melepas baju (kulit) mereka dan segera berendam di sawah tersebut. Mereka merasa lega karena dapat berendam untuk mendinginkan badan. Si sapi berkata. "Asyikk... Akhirnya kita bisa berendam juga." Lalu kerbau berkata, "Iya. Aku juga merasa lega sekarang."

Namun, tiba-tiba tanpa di sangka-sangka pak petani datang untuk memeriksa sawahnya. Seketika kerbau dan sapi langsung mengambil baju mereka dan lari terbirit-birit. Ketika mereka sampai di rumah masing-masing, mereka memakai baju mereka dan ternyata baju mereka tertukar. Akhirnya mereka memakai baju yang ada yaitu sapi memakai baju kerbau yang sangat longgar dan kerbau memakai baju sapi yang sangat sempit. Itulah sebabnya sampai saat ini sapi bajunya longgar dan kerbau bajunya sempit.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Kerbau dan Sapi adalah : Jangan melakukan sesuatu dengan terburu-buru karena hasilnya tidak akan memuaskan, bahakan bisa merugikan diri kita. Seperti sapi dan kerbau karena terburu-buru akhirnya bajunya tertukar dan merugikan mereka sendiri.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Cerita Dongeng Nelayan dan Peri Ikan

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Ikan Emas Ajaib, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat dan Dongeng Asal Usul.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Ikan Emas Ajaib, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat dan Dongeng Asal Usul.

Dahulu kala, ada seorang nelayan yang bernama Pak Jaya yang tinggal dengan Istri dan seorang anak laki-lakinya yang bernama Parta. Kesehariannya menangkap ikan dan menjualnya ke pasar. Suatu hari dia menderita sakit keras. Ia merasa sakitnya tidak mempunyai harapan lagi untuk bisa disembuhkan, dia pun berwasiat/berpesan kepada istrinya agar istrinya tidak pernah membuka rahasia kepada anak laki-laki satu-satunya yang saat itu masih sangat kecil bahwa selama ini mereka hidup dari hasil penjualan ikan.

Setelah sakitnya lama tak kunjung sembuh, Akhirnya nelayan itu pun meninggal. Waktu terus berlalu hingga anaknya beranjak dewasa dan mulai berpikir untuk mendapatkan pekerjaan. Dia telah mencoba banyak hal, tetapi dia tidak pernah berhasil. Ibunya kian renta dan mulai sakit-sakitan, tak beberapa lama ibunya juga meninggal, anak itu akhirnya menjadi yatim piatu dan hidup dalam kemiskinan. Suatu hari dia masuk ke bekas kamar ayahnya, berharap bahwa dia akan menemukan sesuatu untuk dijual.


Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Dalam pencariannya, dia menemukan sebuah peti yang terkunci. Dengan susah payah akhirnya peti itu berhasil ia buka. Ternyata di dalamnya terdapat sebuah jala peninggalan ayahnya. Dengan melihat jala itu, dia akhirnya sadar bahwa semasa muda, ayahnya adalah seorang nelayan. Lalu dia mengambil jala itu keluar dan pergi ke laut untuk menangkap ikan. Karena kurang terlatih, dia hanya dapat menangkap beberapa ekor ikan saja, beberapa dari hasil tangkapanya dia jualnya untuk membeli makanan dan keperluan dapur. Dia masih menyimpan beberapa ekor ikan di dalam rumah, rencananya untuk dimasak sebagai lauk makan malam nanti.

Suatu malam Parta berniat melaut untuk mencari ikan. Dengan perahu sederhana peninggalan sang ayah di mulai mendayung ke tengah lautan. Sesampainya di tengah laut dia mulai menebar jala. Tampaknya malam itu sangat sulit untuk mendapatkan ikan, lama Parta menebar jala dan berpindah-pindah namun tidak satu pun ikan yang masuk ke dalam Jala miliknya. Hingga suatu ketika, dia berhasil menangkap seekor ikan yang sangat indah warnanya, diamatinya ikan itu penuh keheranan. baru kali ini ia melihat ikan memiliki warna seindah itu. Dia tidak rela untuk menjual atau memakannya sendiri. Dia lalu membawanya pulang ke rumah, menggali sebuah sumur kecil, dan menempatkan ikan tersebut disana. Kemudian dia tertidur karena kelelahan dan kelaparan. Dia berharap bahwa keesokan harinya dia dapat bangun lebih pagi dan menangkap ikan yang lebih banyak, esok dia berencana akan melaut pagi hari.

Keesokan harinya Parta berangkat melaut dengan harapan mendapat banyak ikan, dan memang benar, hari itu dia dapat menagkap banyak ikan dalam waktu singkat dan dia bisa cepat pulang. Alangkah terkejutnya Parta ketika dia pulang mendapati rumahnya menjadi sangat bersih dan seolah telah di sapu orang. Dia menyangka bahwa tetangganya datang dan membersihkan rumahnya, dan atas kebaikan tetangganya membersihkan rumahnya, dia berdoa agar tetangganya tersebut mendapat berkah dari Tuhan.

Pagi-pagi sekali Parta sudah bangun, dengan gembira dia menengok ikannya yang ada di sumur kecil yang ada di dapur. Tampak ikan itu berenang kesana kemari dengan riang. Melihat ikannya masih hidup dan sehat, Parta kemudian pergi untuk bekerja melaut lagi. Pada saat pulang di malam hari, dia kembali menemukan bahwa rumahnya menjadi bersih dan rapih. Kemudian dia menghibur dirinya sendiri dengan memandangi ikannya. Parta duduk termenung dan berpikir, siapa kira-kira yang telah merapihkan rumahnya. Untuk mengetahui itu Parta pun mempunyai akal, esok dia pura-pura akan keluar bekerja dan dia akan bersembunyi mengawasi siapa yang akan datang kerumahnya untuk bersih-bersih.

Keesokan paginya, rencana itu pun dilakukan. Dia membuka pintu dan menutupnya kembali, kemudian dia bersembunyi di dalam rumah. Alangkah terkejutnya Parta, ketika ia melihat ikannya meloncat keluar dari sumur dan menggoyangkan dirinya, berubah menjadi besar dan akhirnya kulit ikan menjadi terkelupas dan menjelma menjadi seorang wanita yang sangat cantik jelita. Dengan cepat Parta mengambil kulit ikan yang terkelupas tadi dan membuangnya ke dalam perapian. Ikan Ajaib itu terkejut melihat Parta yang tiba-tiba datang. Ikan yang sudah berubah menjadi manusia itu pun berkata "Kamu seharusnya tidak melakukan hal itu, Tapi apa boleh buat, yang terjadi biarlah terjadi".

Sejak saat itu mereka berdua tinggal serumah. Dan untuk menghindari pergunjingan dan fitnah, wanita tersebut dilamar oleh si Parta dan wanita tersebut menyetujui lamarannya. Kabar adanya pemuda nelayan yang meminang putri cantik pun segera menyebar ke penjuru kampung. Hampir semua yang melihat wanita itu menjadi kagum dan terpana oleh kecantikannya dan mereka berbisik-bisik bahwa wanita tersebut lebih pantas menjadi pengantin seorang saudagar kaya. Kabar ini dengan cepat menyebar ke telinga seorang saudagar kaya raya dari Desa Karanggintung bernama Regen, lalu ia memerintahkan agar wanita tersebut di bawa ke hadapannya. Saat saudagar melihat wanita yang sangat cantik jelita itu, dia langsung jatuh cinta, dan bertujuan untuk menikahinya.

Karena itu dia menemui anak nelayan tersebut dan berkata "Jika dalam sepuluh hari kamu bisa membangunkan saya istana dari emas dan permata di tengah-tengah lautan, saya tidak akan mengambil wanita yang akan kamu nikahi itu, tetapi apabila kamu gagal, saya akan mengambilnya dan membawanya pergi." Lalu anak nelayan itu pulang ke rumah dengan hati sedih dan menangis. "Mengapa kamu menangis kang?" tanya wanita yang merupakan peri ikan itu. Parta lalu menceritakan apa yang diperintahkan oleh saudagar kaya, tetapi wanita itu berkata dengan gembira: "Jangan menangis, kita pasti bisa menyelesaikannya. Pergilah ke tempat dimana kamu pernah menangkapku semasa menjadi ikan dan lemparkan sebuah batu ke tempat itu. Sesosok jin akan muncul dan mengucapkan kata 'apa perintahmu?' Katakan bahwa seorang wanita mengirimkan salam untuknya dan meminta sebuah bantal guling. Dia akan memberikannya dan lemparkan bantal guling tersebut ke tengah laut dimana saudagar kaya menginginkan istananya di bangun. Kemudian kembalilah ke rumah menemuiku."

Parta mengikuti semua petunjuk, dan singkat cerita dia telah bertemu dengan Jin dan mendapatkan bantal guling seperti yang diminta tunanganya. Ia segera melemparkan bantal guling tersebut ke tengah laut. Seketika itu juga, dia melihat sebuah istana yang lebih indah dari apa yang saudagar kaya itu gambarkan dan minta. Dengan gembira mereka cepat-cepat menyampaikan ke saudagar tamak itu bahwa tempat tersebut telah di bangun.

Saudagar menjadi terkejut, tetapi karena tujuan utamanya bukanlah istana itu melainkan untuk memisahkan Parta dengan wanita yang diidam-idamkannya, Ia lalu memberi perintah lain pada Parta untuk membuatkan jembatan dari Emas menuju ke rumahnya. Selanjutnya Parta pulang dan menangis sedih kembali. Saat wanita yang sebenarnya adalah Peri Ikan tersebut melihatnya bersedih dan mendengarkan keluhan dari anak nelayan tersebut, dia berkata: "Pergilah ke tempat sesosok jin seperti sebelumnya, dan mintalah padanya sebuah bantal, Ketika kamu sudah mendapatkannya, buanglah ke tempat dimana istana itu berada." Kemudian anak nelayan tersebut melakukan apa yang disuruhkan oleh calon istrinya dan begitu berbalik, dia melihat sebuah jembatan yang indah dari emas berkilauan. Dia kemudian menemui saudagar serakah dan memberitahu bahwa tugasnya telah selesai.

Saudagar Tamak itu merasa tidak puas kemudian memerintahkan anak nelayan itu menyiapkan perjamuan yang besar hingga seluruh penduduk dapat makan disana dan harus masih ada makanan yang tersisa. Seperti sebelumnya, anak nelayan itu pulang dan menceritakan hal itu kepada calon istrinya. Mendengar perintah dari saudagar kaya kepada Parta, dia berkata "Pergilah kembali ke tempat sesosok jin tadi, dan mintalah nampan berisi delapan piring beras dari dia, tetapi hati-hatilah agar jangan sampai menumpahkannya dalam perjalanan." Anak nelayan itu kemudian berhasil mengambil nampan berisi beras dari jin tanpa mengalami kesulitan. Tetapi saat membawanya pulang, dengan ceroboh dia menumpahkannya, hingga tujuh dari delapan piring terjatuh keluar dari nampan. Dia lalu memungutnya dan membawanya pulang.

Pada hari yang telah ditentukan, semua penduduk datang memenuhi undangan dari saudagar kaya yang tamak dan licik itu, mereka beramai-ramai menuju ke rumah Parta dan mengambil bagian dalam perjamuan besar tersebut. Walaupun semua tamu dapat makan sekenyang-kenyangnya, masih juga banyak makanan yang tersisa. Parta berhasil memenuhi tugasnya kembali.

Karena keras kepala, Saudagar Licik memerintahkan Parta untuk menghasilkan seekor keledai dari sebuah telur. Parta sangat jengkel, namun ia tetap memberi tahu wanita calon istrinya itu, apa saja yang diperintahkan oleh Saudagar Licik, dan wanita tersebut memberi tahu dia bahwa dia harus memberikan tiga telur ke sosok Jin di tengah laut kemudian membawanya pulang kembali tanpa memecahkannya. Parta kemudian melakukan apa yang disuruhkan oleh wanita itu, tetapi di tengah jalan pulang, dia menjatuhkan satu biji telur dan memecahkannya. Dari telur tersebut, meloncatlah keluar seekor keledai besar, yang akhirnya lari dan menceburkan dirinya ke laut sampai tidak kelihatan lagi.

Anak nelayan tersebut tiba di rumah dengan aman dan membawa dua buah telur yang tersisa. "Mana yang ketiga?" tanya wanita itu kepadanya. "Pecah di perjalanan," katanya. "Kamu seharusnya lebih berhati-hati," kata wanita itu, "tapi apa yang telah terjadi, biarlah terjadi." Kemudian Parta membawa telur-telur itu ke Saudagar Licik, dan meminta agar dia diijinkan naik ke atas sebuah bangku untuk melemparkan telur tersebut di lantai. Saudagar Licik mengijinkannya dan Parta lalu berdiri diatas bangku dan melemparkan telur ke lantai. Saat itu seekor keledai yang besar meloncat keluar dari telur yang pecah dan jatuh ke atas Saudagar Licik yang langsung mencoba menghindar untuk menyelamatkan diri. Melihat itu, Parta kemudian menyelamatkan Saudagar Licik dari bahaya, dan keledai yang tadi lalu berlari keluar ruangan. Saudagar Licik pun selamat, namun tidak ada ucapan terimakasih pun yang keluar dari mulutnya. Dia malah semakin merasa benci dengan Parta.

Dengan rasa putus asa, Saudagar Licik tadi mencari-cari hal yang mustahil dan yang tidak mungkin dapat di kerjakan oleh anak nelayan. Dia lalu meminta agar Parta tersebut membawakan dia anak bayi yang umurnya sehari tetapi sudah dapat berbicara dan berjalan. Wanita peri lagi-lagi menyuruh Parta untuk datang ke sesosok jin di tengah laut dan membawakan hadiah-hadiah dari wanita itu, dan memberitahunya bahwa dia berharap dapat melihat kemenakannya yang masih bayi. Parta kemudian pergi ke tengah laut dan memanggil sosok jin itu dan menyampaikan pesannya. Sosok Jin itu berkata, "Dia masih berumur beberapa jam, ibunya mungkin tidak mau memberikannya, tapi, tunggulah sebentar, saya akan mencoba menanyakannya"

Singkat kata, jin tersebut pergi dan segera muncul kembali dengan bayi yang baru lahir ditangannya. Ketika Parta melihat anak bayi itu, anak bayi itu berlari ke pangkuannya dan berkata "Kita akan ke bibi saya ya paman?" Anak nelayan mengiyakan dan membawa anak bayi itu ke rumah, dan ketika bayi tersebut melihat wanita itu, dia berteriak "Bibi!" dan memeluknya. Anak nelayan kemudian membawa bayi itu ke hadapan Saudagar Licik.

Saat bayi tersebut dibawa ke hadapan Saudagar Licik, bayi tersebut naik ke pangkuannya dan memukul wajahnya, dan berkata: "Bagaimana mungkin orang dapat membangun istana dari emas dan permata dalam sepuluh hari? membangun jembatan dari Emas juga dalam waktu yang sama? Bagaimana satu orang bisa memberi makan seluruh penduduk yang ada di kampung ini? Bagaimana mungkin keledai dapat dimunculkan dari sebuah telur?" setiap kalimat yang meluncur dari mulut sang bayi diiringi dengan tamparan keras ke wajah Saudagar Licik, hingga akhirnya Saudagar Licik berkata kepada Parta bahwa dia boleh menikahi wanita itu bila dia dapat menjauhkan dirinya dari bayi yang menampari wajahnya terus menerus. Parta kemudian pulang sambil menggendong bayi itu ke rumah, kemudian menikahi wanita itu dan mengadakan pesta selama empat puluh hari empat puluh malam. Sementara Saudagar Licik yang tidak kesampaian menikahi wanita itu akhirnya gila dan bunuh diri terjun ke laut.

Pesan Moral Cerita Dongeng Nelayan dan Peri Ikan adalah : Jangan suka memaksakan kehendak pada orang lain. Berusahalah menjadi orang yang bijak dan mampu melihat kebahagiaan orang lain. Orang yang tidak mampu melihat kebahagiaan orang lain adalah ciri orang yang iri dan dengki.

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.


Cara Mendongeng Yang Baik

Cerita Dongeng Indonesia - Cara Mendongeng Yang Baik. Portal dongeng anak Indonesia, cerita dongeng, cerita rakyat Indonesia, Dongeng Nusantara, cerita binatang Fabel, Hikayat, Legenda Indonesia dan Dongeng Asal Usul.
Cerita Dongeng Indonesia - Cara Mendongeng Yang Baik. Portal Edukasi yang berisi tentang Kumpulan Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Indonesia, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Legenda Indonesia, Dongeng Asal Usul, Cerita Rakyat Nusantara, Kumpulan Kisah Dongeng Anak Indonesia, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Anak-anak selalu suka mendengar cerita dongeng, baik yang diceritakan langsung oleh pendongeng perofesional, maupun guru mereka disekolah, bahkan anda pun bisa jadi pendongeng bagi anak anda. Tidak harus jadi profesional untuk mendongeng buat anak anda, hanya saja dibutuhkan beberapa tips dan trik khusus agar acara mendongeng anda jadi menyenangkan. Berikut beberapa tips mendongeng buat para orang tua yang ingin mendongeng untuk anak-anaknya:
  • Pilih cerita yang baik
Isi cerita menjadi faktor penting yang menentukan menarik atau tidaknya suatu dongeng. Selain itu tema yang baik juga sangat berguna bagi pekembangan kepribadiaan anak anda kelak. Pilihlah cerita yang bertemakan kelembutan, kedamaian, semangat tinggi, serta nilai-nilai lain yang dapat menguandang inspirasi dan imajinasi anak. Hindari cerita-cerita yang mengandung kekerasan, iri hati dan dengki.
  • Kuasai materi cerita
Pilih cerita yang paling Anda sukai, dan kemudian menguasainya. Jangan pernah mencoba menghapal sebuah cerita karena hanya akan membuat anda terperangkap didalamnya dan akan menemukan kesulitan untuk berimprovisasi jika lupa pada cerita yang akan diberikan.
  • Pelajari tokoh-tokoh dengan baik
Ada baiknya Anda juga menguasai mengenai tokoh-tokoh didalamnya. Karakter dan sifat dari masing-masing tokoh dalam sebuah cerita. Jadi, jika cerita harus mengalami improvisasi, tokoh-tokohnya tidak mengalami perubahan karakter.
  • Merubah isi cerita
Jika alur cerita dan detil suatu cerita terlupakan, Anda bisa untuk merubah isi dongeng yang penting inti cerita yang akan diceritakan tidak mengalami perubahan.
  • Ciptakan suasana yang tepat
Ciptakan suasana dimana mereka berada dalam kondisi sadar dan senang saat anda membacakan cerita, Namun hindari suasana formil karena suasana formil malah membuat kondisi kaku dan tidak menyenangkan. Hindari juga suasana bising selama bercerita, sebaliknya buatlah suasana tenang dan hening.
  • Gunakan vokal dan intonasi yang baik
Teknik vokal dan intonasi yang baik diperlukan dalam membangun sebuah cerita yang sedang dibacakan. Pastikan anda memilih teknik vokal dan intonasi yang tepat dan sesuai dengan isi cerita saat mendongeng. Yang terpenting jangan memaksakan membuat suara-suara aneh hanya untuk menekankan tokoh tertentu jika anda memang tidak bisa. Hal tersebut hanya akan mempersulit anda dalam mendongeng jika anda tidak menguasainya. Cara yang lebih mudah adalah anda dapat memperkecil atau memperbesar suara anda dengan disertai gerak tubuh sesuai dengan tokoh dalam cerita dongeng yang Anda bawakan.
  • Lakukan kontak mata
Pastikan anda melakukan kontak mata dengan anak anda saat bercerita, jangan hanya fokus pada buku bacaan didepan anda. Iringi juga dengan sentuhkan perhatian dan cinta kasih anda pada mereka selama mendongeng agar sikecil semakin merasa nyaman dengan moment mendongeng tersebut

Arti Sebuah Persahabatan

Cerita Dongeng Indonesia - Arti Sebuah Persahabatan. Portal dongeng anak Indonesia, cerita dongeng, cerita rakyat Indonesia, Dongeng Nusantara, cerita binatang Fabel, Hikayat, Legenda Indonesia dan Dongeng Asal Usul.
Cerita Dongeng Indonesia - adalah Portal Edukasi yang berisi tentang Kumpulan Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Indonesia, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Legenda Indonesia, Dongeng Asal Usul, Cerita Rakyat Nusantara, Kumpulan Kisah Dongeng Anak Indonesia, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Pada dahulu kala hiduplah seekor kura-kura dan seekor burung elang. Walaupun sang kura-kura dan elang jarang bertemu karena sang kura-kura lebih banyak menghabiskan waktu disemak-semak sedangkan sang elang lebih banyak terbang, namun tidak menghalangi sang elang untuk selalu mengunjungi teman kecilnya yang baik hati, sang kura-kura.

Keluarga sang kura-kura sangat ramah dan selalu menyambut kedatangan sang elang dengan gembira. Mereka juga selalu memberi sang elang makanan dengan sangat royalnya. Sehingga sang elang selalu berkali-kali datang karena makanan gratis dari keluarga kura-kura tersebut. Setiap kali sehabis makan dari keluarga kura-kura sang elang selalu menertawakan sang kura-kura : "ha ha betapa bodohnya si kura-kura, aku dapat merasakan kenikmatan dari makanan yang selalu dia berikan, namun tidak mungkin dia dapat merasakan nikmatnya makananku karena sarangku yang terletak jauh diatas gunung"

Karena begitu seringnya sang elang menertawakan dan dengan egoisnya menghabiskan makanan sang kura-kura, maka seluruh hutan mulai menggunjingkan sikap sang elang tersebut. Para penghuni hutan tersebut merasa tidak suka dengan sikap seenaknya sang elang kepada sang kura-kura yang baik hati. Suatu hari seekor kodok memanggil kura-kura yang sedang berjalan dekat sungai. "Hai temanku sang kura-kura, berilah aku semangkok kacang polong, maka aku akan memberikan kata-kata bijak untukmu" seru sang kodok. Setelah menghabiskan semangkuk kacang polong dari sang kura-kura, sang kodok berkata lagi: "kura-kura, sahabatmu sang elang telah menyalahgunakan persahabatan dan kebaikan hatimu. Setiap kali sehabis bertamu di sarangmu, selalu saja dia mengejekmu dengan berkata " ha ha betapa bodohnya si kura-kura, aku dapat merasakan kenikmatan dari makan yang selalu dia berikan, namun tidak mungkin dia dapat merasakan nikmatnya makananku karena sarangku yang terletak jauh diatas gunung". Pada suatu hari nanti sang elang akan datang kembali dan akan meminta sekeranjang makanan darimu dan berjanji akan memberikan makanan kepadamu dan anak-anakmu"

Benarlah yang dikatakan oleh sang kodok, sang elang datang dengan membawa keranjang dan seperti biasanya sang elang menikmati makanan dari sang kura-kura. Sang elang berkata: "hai temanku kura-kura, ijinkan aku mengisi keranjangku dengan makanan darimu, maka akan kukirimkan kepada anak istriku dan istriku akan memberimu makanan buatannya untuk istri dan anakmu". Kemudian sang elang terbang dan kembali menertawakan sang kura-kura. Maka segeralah sang kura-kura masuk kedalam keranjang tersebut dan ditutupi dengan sayuran buah-buahan oleh istrinya, sehingga tidak terlihat. Ketika sang elang kembali, istri sang kura-kura mengatakan bahwa suaminya baru saja pergi dan memberikan keranjang penuh berisi makanan kepada sang elang. Sang elang segera bergegas terbang sambil membawa keranjang tersebut.

Kembali dia menertawakan kebodohan sang kura-kura. Namun kali ini sang kura-kura mendengar sendiri perkataannya. Sampailah mereka di sarang sang elang, dan sang elang segera memakan isi keranjang tersebut sampai habis. Betapa terkejutnya melihat sang kura-kura keluar dari keranjang tersebut. "Hai temanku sang elang, engkau sudah sering mengunjungi sarangku namun belum pernah sekalipun aku mengunjungi sarangmu. Kelihatannya akan sangat berbahagianya aku kalau dapat menikmati makananmu seperti engkau menikmati makananku." Betapa marahnya sang elang karena merasa tersindir. Dengan marah ia mematuk sang kura-kura.Namun berkat batok rumah sang kura-kura yang keras, kura-kura tidak dapat dipatuk oleh sang elang. Dengan sedihnya sang kura-kura berkata: "Aku telah melihat persahabatan macam apa yang engkau tawarkan padaku hai sang elang. Betapa kecewanya aku. Baiklah antarkan aku kembali ke sarangku dan persahabatan kita akan berakhir." Sang elangpun berkata :"Baiklah kalau itu maumu. Aku akan membawamu pulang" Namun timbul pikiran jahat pada diri sang elang. "Aku akan menjatuhkanmu dan memakan sisa-sisa dirimu" pikirnya lagi.

Begitulah, sang kura-kura memegang kaki sang elang yang terbang tinggi. "lepaskan kakiku" seru sang elang marah. Dengan sabar sang kura-kura menjawab: "Aku akan melepaskan kakimu apabila engkau sudah mengantarkanku pulang ke sarangku" dengan kesal sang elang pun terbang tinggi, menungkik dan menggoyang-goyangkan kakinya dengan harapan sang kura-kura akan jatuh. Namun tidak ada gunanya. Akhirnya dia menurunkan sang kura-kura di sarangnya, dan segera terbang tinggi dengan perasaan malu.

Ketika sang elang terbang, sang kura-kura berseru : " Hai temanku persahabatan membutuhkan rasa saling membagi satu dengan lainnya. Aku menghargaimu dan kaupun menghargaiku. Namun bagaimanapun, sejak engkau menjadikan persahabatan kita hanya permainan, mentertawakan keramahan keluargaku dan aku maka sebaiknya engkau tidak usah lagi datang kepadaku".

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng.