Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah, Semut dan Cicak...

Showing posts with label Sastra Dongeng. Show all posts
Showing posts with label Sastra Dongeng. Show all posts

Dongeng Gajah dan Orang Buta

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Gajah dan Orang Buta, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Gajah dan Orang Buta, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia.

Dahulu kala, di sebuah negeri ada seorang raja yang mengalami kerepotan dengan para menterinya. Mereka terlalu banyak berbantah sehingga nyaris tak satupun keputusan dapat diambil. Para menteri itu mengikuti tradisi kuno, masing-masing menyatakan bahwa dirinyalah yang paling benar dan yang lainnya salah. Meskipun demikian, ketika sang raja yang penuh kuasa menggelar sebuah pesta di negeri tersebut, mereka semua bisa sepakat untuk cuti bersama. Intinya, jika hal tersebut menguntungkan mereka, maka mereka baru sependapat.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Pesta rakyat yang luar bisa itu digelar di alun-alun istana. Ada banyak atraksi yang ditampilkan, ada nyanyian dan tarian tradisional, akrobat, musik dan banyak lagi. Dan di puncak acara, di kerumunan banyak orang dengan para menteri yang tentunya menempati tempat duduk terbaik, tampak sang raja menuntun sendiri seekor gajah ke tengah arena pesta. Di belakang gajah itu berjalanlah beriringan orang-orang buta.

Setekah sampai di tengah arena, Sang raja kemudian meraih tangan orang buta pertama, menuntunnya untuk meraba belalai gajah itu dan memberitahunya bahwa itulah gajah. Raja lalu membantu orang buta kedua untuk meraba gading sang gajah, orang buta ketiga meraba kupingnya, yang keempat meraba kepalanya, yang kelima meraba badannya, yang keenam meraba kaki, dan yang ketujuh meraba ekornya, lalu menyatakan kepada masing-masing orang buta bahwa itulah yang dinamakan gajah.

Lalu raja kembali kepada si buta pertama dan memintanya untuk menyebutkan dengan lantang seperti apakah gajah itu.

"Menurut pertimbangan dan pendapat saya," kata si buta pertama, yang meraba belalai gajah, "saya nyatakan dengan keyakinan penuh bahwa seekor ‘gajah’ adalah sejenis ular"

"Sungguh omong kosong," seru si buta kedua yang meraba gading gajah. "Seekor ‘gajah’ terlalu keras untuk dianggap sebagai seeokr ular. Fakta sebenarnya, dan saya tak pernah salah, gajah itu seperti bajak petani."

"Jangan ngawur kamu!," cemooh si buta ketiga yang meraba kuping gajah. "Seekor ‘gajah’adalah seperti daun kipas yang besar dan lebar."

"Kalian semua makin ngawur... hahahahaha...!" tawa si buta keempat yang meraba kepala gajah. "Seekor ‘gajah’ sudah pasti adalah sebuah gentong air yang besar."

"Makin aneh saja kalian ini!," cibir si buta kelima yang meraba badan gajah. "Seekor ‘gajah’adalah sebuah batu karang besar."

"Dasar orang-orang aneh dan pembohong semua!" kata si buta terakhir yang meraba ekor gajah. "Aku akan memberitahu kalian apa sebenarnya ‘gajah’ itu. Seekor gajah adalah semacam pecut. Aku tahu, aku dapat merasakannya dengan sangat."

"Sumpah! Gajah itu seekor ular.". "Tidak bisa! Itu gentong air!". "Bukan! Gajah itu… " Dan para buta itu pun mulai berbantah dengan sengitnya, semuanya bicara berbarengan, menyebabkan kata-kata melebur menjadi teriakan-teriakan yang lantang dan panjang. Tatkala kata-kata penghinaan mulai mengudara, lantas datanglah jotosan. Para buta itu tidak yakin betul siapa yang mereka jotos, tetapi tampaknya itu tidak terlalu penting dalam tawuran semacam itu. Mereka sedang berjuang demi pronsip, demi integritas, demi kebenaran. Kebenaran masing-masing pada kenyataannya.

Saat prajurit raja melerai perkelahian diantara orang-orang buta itu, kerumunan hadirin di alun-alun istana terpaku diam dan wajah para menteri tampak malu. Setiap orang yang hadir menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh raja melalui pelajaran itu.

Masing-masing dari kita hanya mengetahui sebagian saja dari kebenaran. Bila kita memegang teguh pengetahuan kita yang terbatas itu sebagai kebenaran mutlak, kita tak ubahnya seperti salah satu dari orang buta yang meraba satu bagian dari seekor gajah dan menyimpulkan bahwa pengalaman mereka itu sebagai sebuah kebenaran, dan yang lainnya: salah.

Bayangkanlah jika ketujuh orang buta itu mampu menarik suatu kesimpulan bahwa ‘seekor gajah’ adalah sesuatu yang seperti batu karang besar, yang ditopang oleh empat batang pohon. Di bagian belakang batu karang itu ada seutas pecut pengusir lalat, dan di depannya ada gentong air besar. Di setiap sisi gentong air itu terdapat dua daun kipas, dengan dua bajak yang mengapit seekor piton panjang! Mewreka tentu akan tahu gambaran seekor gajah yang sebenarnya, bagi orang yang tak akan pernah melihatnya.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.


Dongeng Si Buta dan Si Bongkok

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Si Buta dan Si Bongkok, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Si Buta dan Si Bongkok, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia.

Pada zaman dahulu kala, hiduplah dua orang pemuda yang tinggal di sebuah kampung terpencil. Mereka berdua bersahabat karib, kemana pun mereka pergi selalu bersama, dan hampir tidak ada perselisihan yang mereka alami. Mereka memang saling butuh karena keadaan fisik mereka yang sama-sama tidak sempurna. Pemuda yang bertubuh kekar dan kuat tidak bisa melihat/buta matanya, sementara yang dapat melihat mempunyai kekurangan yaitu tubuhnya bungkuk/bongkok. Oleh karena fisik mereka itulah, orang di kampung tersebut kemudian menyebut mereka dengan julukan si Buta dan si Bongkok.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Si Buta sangat ramah dan baik hati, dan selalu percaya pada si Bungkuk teman karibnya. Sementara si Bungkuk sebenarnya sering menipu si Buta. Setiap ada undangan kenduri si Buta duduk berdampingan dengan si Bungkuk. Saat makan si Buta selalu mengeluh, “Pemilik rumah ini kikir ya,” bisiknya,
“masak tak ada dagingnya, lauknya cuma sayur dan kerupuk.”

Si Bungkuk hanya tersenyum karena diam-diam sudah mengambil daging dari piring si Buta. Si Bungkuk bahagia bersahabat dengan si Buta. Setiap ada kesempatan, ia manfaatkan kebutaan temannya itu untuk menguntungkan dirinya sendiri. Si Buta yang tidak mengetahui kelicikan dan kcurangan si Bungkuk juga merasa senang. Setiap saat si Bungkuk dapat jadi matanya dan bisa membantu kemanapun dia pergi.

Pada suatu hari si Bungkuk mengajak si Buta pergi ke hutan untuk berburu. Kebetulan tidak jauh dari kampungnya memang ada hutan lebat tempat bermacam binatang hidup. Pada waktu itu belum ada senapan untuk berburu. Penduduk yang ingin mendapatkan buruan biasa menggunakan jerat sebagai jebakan dan tombak, begitu juga si Bungkuk dan si Buta.

“Kalau nanti kita mendapat rusa atau hewan apa pun, pokoknya hasilnya kita bagi sama rata,” ujar si Bungkuk. Tentu saja si Buta sangat setuju dengan usul si Bungkuk. Sementara si Bungkuk sibuk menyiapkan jerat dan tombak sebagai senjatanya untuk berburu.

Rupanya hari itu mereka sangat beruntung. Seekor rusa yang cukup gemuk berhasil mereka tangkap. Si Bungkuk segera membagi rusa hasil buruan jadi dua bagian, namun dengan licik ia mengatakan kalau rusa yang mereka tangkap adalah rusa kurus dan tua, si Bungkuk pun menyisihkan tulang-tulang dan sebagian kecil dagingnya untuk si Buta. Sementara daging yang besar dan empuk dia sisihkan untuk dirinya sendiri.

“Kita masak sendiri-sendiri saja ya, biar sesuai selera kita,” kata si Bungkuk sambil memberikan bagian Si Buta. Si Buta pun menurut saja, dan pergi ke rumah untuk mulai memasak. Walaupun tidak melihat, kemampuan si Buta dalam memasak tidak meragukan. Aromanya mengundang si Bungkuk untuk datang, dan mereka pun makan bersama-sama. Si Bungkuk makan daging empuk rusa, Si Buta makan tulang-tulang dan daging yang sangat sedikit bagiannya. “Nikmat sekali daging rusa ini!” kata si Bungkuk. “Iya, Sedaaaap sekali!” kata si Buta. “Tapi sayang ya, rusanya kurus!”

Si Bungkuk hanya tersenyum tanpa merasa bersalah. Sementara si Buta, karena merasa sayang tulang-tulangnya sudah dimasak dengan susah payah, ia memaksa menggigit tulang itu lagi. la mengerahkan segenap tenaga menggigit tulang sekuat-kuatnya hingga bola matanya melotot. Ajaib! Mata si Buta seketika itu bisa melihat lagi! “Aku bisa melihat!... Aku bisa melihat!!!! Bungkuk.... Aku bisa melihat sekarang!!!” teriaknya. Si Buta menatap sekeliling, dan dilihatnya tulang-tulang di piringnya dan daging-daging di piring si Bungkuk.

“Kurang ajar! Rupanya selama ini kau telah menipuku ya?!” katanya. Si Buta pun mengambil tulang rusa paling besar, menghajar si Bungkuk dengan tulang itu dengan beberapa pukulan. Badan si Bungkuk pun babak belur. Dan seperti si Buta, keajaiban pun terjadi ketika si bungkuk bangkit dari duduknya ternyata punggungnya tidak bungkuk lagi.

“Lihat !!!... Aku berdiri tegak! Punggungku tidak bungkuk lagi!” teriaknya girang. Mereka pun berpelukan dan bermaaf-maafan, seterusnya bersama-sama makan daging rusa yang masih ada. Sejak saat itu, mereka bersahabat baik kembali, si buta yang sudah bisa melihat tidak mengingat-ingat lagi kesalahan si bungkuk yang telah menipunya. Dan si bungkuk yang telah sembuh juga berjanji tidak akan berbuat licik dan tidak jujur kepada siapapun. Dia telah menyadari semua kesalahannya. Mereka pun kini hidup bahagia dengan kesempurnaan fisik mereka.

Pesan Moral Cerita Dongeng Si Bungkuk dan Si Buta adalah : Ternyata, dalam penderitaan hidup ada saja hikmah yang bisa kita peroleh. Dan satu lagi, janganlah berperilaku licik, tidak jujur apalagi oleh ketika kita dipercaya oleh orang lain.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Dongeng Fabel Ayam Jantan dan Merpati

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Asal Usul dan Kenapa Ayam Jantan Berkokok, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Asal Usul dan Kenapa Ayam Jantan Berkokok, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel.

Alkisah, di sebuah hutan nun jauh disana. Hiduplah beragam jenis binatang diantaranya Gajah, singa, beruang, kancil, serigala, dan Badak. Selain hewan-hewan besar disana juga hidup bernaeka binatang dari jenis unggas dan burung, diantaranya ayam Jago dan burung Merpati/Dara. Sejak dulu ayam jago memang selalu iri pada merpati. Ayam jago punya tabiat yang kurang baik, bukan hanya pada merpati, tapi juga ke semua binatang. Ia sombong dan selalu membangga-baggakan mahkota yang ada di kepalanya. Dia selalu saja mengejek burung merpati dan binatang kecil lainnya dengan ucapan yang tidak baik. Sedangkan Burung Merpati hanya menerima saja jika diejek oleh ayam jago, dia lebih baik diam daripada melayani ejekan si jago.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Suatu hari, dihutan itu akan diadakan perlombaan mengambil seikat padi yang di gantung di dahan pohon. Perlombaan itu memang di khususkan untuk kalangan burung yang bisa terbang. Merpati yang mengetahui akan ada lomba segera mendaftar pada panitia lomba. Mengetahui hal itu tentu saja Si ayam Jago tidak senang. Ia tidak ingin melihat merpati menang dalam lomba tersebut, lalu ia pun memaksakan untuk ikut lomba itu walau sebenarnya dia tidak pandai terbang. Karena memaksa, akhirnya panitia pun memperbolehkan si Jago untuk ikut mendaftar. Perlombaan itu tampaknya akan cukup ramai karena diikuti banyak bangsa burung. Diantara peserta ada sekelompok burung bagau, burung gagak, burung elang, burung pipit dan burung kakak tua. Dalam perlombaan tersebut yang mendapat perhatian paling banyak adalah ayam jago dan juga burung merpati. Karena semua hewan tahu kalau Ayam jago dan merpati memang tidak Akur.

Tepat pukul sembilan pagi perlombaan pun segera dimulai. Panitia lomba mengumumkan peraturan lomba. ternyata lomba tersebut menggunakan sistem gugur, dan di babak terakhir akan mempertemukan dua peserta saja. Giliran pertama adalah burung elang melawna burung gagak, mereka bersiap-siap di titik yang telah di tentukan. Setelah aba-aba di bunyikan, merekapun melesat terbang berebut siapa yang paling dulu mendapatkan seikat padi yang tergantung tersebut. Dan ternyata di menangkan oleh Elang. Begitu seterusnya hingga singkat cerita sampailah pada babak final. Di babak akhir bertemulah ayam jago dan burung merpati.

Ayam jago sudah bersiap-siap begitu pula dengan Merpati. Setelah terdengar aba-aba, ayam Jagi kangsung melompat tinggi sambil susah payah berusaha mengepakan sayapnya, sementara burung merpati hanya bengong melihat tingkah ayam jago. Ayam jago menyadari bahwa ia hanya bisa melompat dan tidak bisa terbang seperti burung merpati, namun burung merpati segera menyusul terbang dengan mudahnya. Pelan-pelan, ketika burung merpati berhasil melewati ayam jago untuk meraih ikatan padi, ayam jago mematuk kaki burung merpati agar burung merpati tidak berhasil mendapatkan padi itu.

Rupanya siasat licik ayam jago berhasil, kaki burung merpati terluka dan patah, tapi bukannya turun kembali, sambil menahan sakit burung merpati justru makin kencang mengepakkan sayapnya dan berhasil mendapatkan padi tersebut. Sementara itu, ayam jago yang sudah kelelahan mengepakkan sayapnya akhirnya terjun bebas dan harus mengakui kekalahannya dari burung merpati. Tak disangka oleh ayam jago, ternyata sang dewa melihat perbuatan yang telah dilakukannya dan kemudian memberi hukuman. Mahkota yang selalu dibanggakan dan kemana-mana dikenakan di kepala ayam jago, diambil paksa dan hanya disisakan sebagian saja di atas kepalanya. Sang dewa bilang, “Kau kuhukum karena tekah berbuat curang pada burung merpati, dan mahkotamu kuambil. Jika kau ingin mahkotamu kembali, panggil aku dan teriakkan penyesalanmu di setiap pagi. Mungkin mahkota ini akan kukembalikan.” Kemudian, sang dewa pun pergi, dan ia memberi hadiah kepada burung merpati berupa kesembuhan pada kakinya.

Sejak saat itu, Mahkota ayam jago tidak utuh lagi. Dan setiap pagi ayam jago pun meneriakkan penyesalannya serta memohon kepada sang dewa untuk mengembalikan mahkotanya yang telah diambil dari kepalanya.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Ayam Jantan dan Merpati adalah : Penyesalan selalu datang terlambat, berbuatlah jujur dan jangan pernah curang. Ketidak jujuran seringkali membawa petaka. Jika kita sudah kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidup kita, penyesalan tidak ada gunanya lagi.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.


Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.

Di sebuah hutan, huduplah seekor Kuda dan Kancil. tentu bukan hanya mereka saja penghuni di hutan tersebut. Ada Musang, serigala, Kerbau, Gajah, Keledai, Kura-kura dan hewan lainnya. Mereka saling berbagi dan hidup rukun di dalam hutan yang sejuk nan indah dengan pepohonan hijau rindang. Walau pun mereka hidup dengan rukun, namun ada saja hewan yang punya tabiat buruk yaitu si Kuda. Sifatnya yang suka usil dan agak sombong membuatnya beda dengan hewan-hewan yang lain di hutan tersebut. Menurut rencana ketua hewan di hutan itu, Beberapa hari lagi akan diadakan perlombaan lari tingkat hewan pemakan rumput untuk memperebutkan sebuah hadiah berupa sepetak padang rumput yang hijau dan muda-muda daunnya. Siapapun yang menang, hewan lain tidak boleh memakan rumput di padang rumput tersebut tanpa seijin pemiliknya/pemenang lomba.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Suatu hari, ketika si Kancil sedang berjalan-jalan menyusuri jalanan setapak di hutan itu, tiba tiba ada si Kuda yang berlari sangat kencang mendahuluinya. “Hai Kancil jelek! ayo kejar aku kalau bisa.... kamu tidak bisa berlari.. hehehehehe!” Ejek si Kuda sambil terus berlari. Si Kancil yang kaget menghentikan langkahnya. “Dasar kuda jangan sombong, aku bisa berlari cepat kok, Besok kita buktikan di perlombaan”. Gumam Kancil. sementara si Kuda sudah tidak tampak, menghilang di sebuah kelokan.

Esok paginya, acara perlombaan pun akan segera dimulai. Tampak si Kerbau dan Si sapi sudah siap-siap dengan kostum lari kebanggaan mereka. Sementara Si Kuda asyik merumput tak jauh dari tempat panitia lomba. Dia pun sudah mengenakan kostumnya. Tak jauh dari si Kuda tampak si Kambing, Si Keledai, dan Si Kancil sedang melakukan pemanasan dengan bolak-balik berlari-lari kecil. Sementara si Jerapah sedang melakukan pendaftaran di panitia lomba. Selesai merumput, si Kuda mendekati si Kancil yang masih melakukan pemanasan. "Buat apa kamu melakukan itu semua cil, buang-buang tenaga saja!!!." Kata si Kuda meremehkan. "Ini namanya pemanasan agar otot-otot kita tidak tegang tau???" Jawab si Kancil. “Ah bohong, paling-paling kamu lagi bergaya biar dilihat sama yang lain. Aku tidak pernah pemanasan tidak pernah ototnya tegang tuh!!!” Kata Kuda lagi. "Lihat itu si Kambing dan si keledai juga tau pentingnya pemanasan, mereka melakukannya". Kata kancil sambil menunjuk ke arah Kambing dan Keledai, kemudian dia berlalu meninggalkan si Kuda yang memperhatikan Si Kambing dan keledai berlari bolak-balik tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Tepat pada pukul sepuluh pagi pertandingan pun segera akan dimulai. "Priiiiiiiiiiittttttttt !!!!!!" terdengar suara pluit panjang dari panitia pertandingan menandakan agar para peserta lomba untuk segera berkumpul. Setelah mereka berkumpul dan mendengarkan beberapa instruksi dari panitia, merekapun segera menuju lintasan lari. Aba-aba pun di bunyikan, Si Kuda langsung berlari meninggalkan si kancil dan peserta lainnya. Teman-teman si kancil berteriak memberi semangat pada kancil, sehingga ia terus berusaha berlari mengejar kuda yang sudah jauh di depan. Di belakang si kancil tampak si Kambing, Keledai dan jerapah. Sementara peserta yang lain masih jauh tertinggal di belakang. Di urutan paling depan si Kuda yang merasa sudah jauh meninggalkan peserta lain seskali menengok ke belakang dan sesekali sengaja bergaya dengan berjalan mundur. Tampak olehnya si kancil sudah mulai menyusul. Dengan cepat si kuda berlari dan menambah kecepatannya. Namun tiba-tiba dia meringkik keras sambil jatuh terduduk memegangi kakinya yang terasa kaku dan sakit. Rupanya si Kuda kejang otot gara-gara malas melakukan pemanasan. Akhirnya si kancil bisa mendahului si kuda yang sedang meringis kesakitan di lintasan. Disusul kemudian oleh si Kambing, si Keledaia dan peserta yang lain. Akhirnya si kancil itupun memenangkan lomba lari sebagai juara pertama dan disusul Kambing dan Keledai.

sementara Si kuda langsung di hampiri oleh para medis yang terdiri dari si gajah dan si badak. Si gajah yang sudah hafal benar dengan tabiat buruk si kuda yang suka mengejek binatang lain sengaja menakut-nakuti si Kuda. "Wah gawat nih, otot kaki kamu kayaknya tidak bisa pulih, lihatlah !!! ini kaku sekali seperti batang kayu" Mendengar itu si Kuda sangat ketakutan dan cemas kalau dia tidak akan bisa berlari lagi. "Jangan begitu dong pak Gajah, tolong sembuhkan sakit di kakiku ini. Apapun permintaanmu akan saya penuhi" Janji si Kuda. "Benarkah??? kamu akan memenuhi permintaan saya kalau kakimu sembuh nanti?" Tanya gajah. "Iya saya janji, sembuhkan dulu kakiku ini" Jawab si Kuda. Mendengar jawaban si Kuda, gajah lalu memoleskan ramuan ke kaki si Kuda. dengan di urut sebentar, kaki kuda pun mulai bisa digerakan dan berkurang rasa sakitnya. Sebenarnya walau kuda tidak berjanji apa-apa pun, si gajah juga akan menyembuhkan kakinya karena tugasnya sebagai para medis pertandingan. Namun sekalian menyelam minum air ibarat pepatah, maka kesempatan itu ia gunakan untuk menyadarkan si Kuda atas tabiat buruknya. "Sekarang kakimu sudah baikan, sekarang aku ingin meminta sesuatu dari kamu, Kuda". Kata gajah menagih janji. "katakanlah apa yang pak gajah inginkan dari saya, pasti saya kabulkan." kata Kuda. "Saya hanya minta kamu untuk belajar merubah sifat kamu yang kurang baik, jangan suka meremehkan binatang lain dan janganlah sombong pada sesama hewan, itu saja permintaanku padamu". Kuda terdiam dan merenungi kata-kata si Gajah, "Rupanya selama ini aku telah banyak berbuat kesalahn, telah berlaku sombong dan jahat pada teman-teman saya. Dan hari ini masih ada yang peduli dan mau mengingatkan aku atas kesalahan yang selama ini aku lakukan" Kata kuda dalam hati. Akhirnya ia pun menyadari kesalahannya. dia bersumpah tidak akan melakukan kesalah yang sama. Kuda yang sombong itu pun segera meminta maaf pada si kancil dan semua teman-temannya yang pernah dia jahati. Kini si Kuda sudah banyak mempunyai teman, tidak seperti dulu yang selalu dijauhi karena sifat buruknya. Akhirnya semua hewan di hutan itu pun hidup dengan rukun dan damai.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah adalah : Hendaknya kita jauhi sifat sombong dan merasa paling bisa. Dan jangan suka jahil terhadap teman. Orang yang sombong, jahil dan nakal akan dijauhi teman. Perbuatan sombong adalah perbuatan yang dibenci Tuhan.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.


Dongeng Fabel Jerapah dan Kelinci

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Jerapah dan Kelinci, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Jerapah dan Kelinci, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.

Zaman dahulu, di sebuah hutan yang dipenuhi pohon besar nan subur menghijau tinggallah para hewan dengan berbagai jenis, mulai dari kupu-kupu, lebah, penyu, burung gagak, kura-kura, gajah, kancil, jerapah, singa, harimau, elang, bangau, kelinci hingga semut. Suatu hari, Singa sedang sakit tetapi tak satu pun binatang yang bisa memberikannya obat, dan hanya buah apel pelangi yang bisa menyembuhkannya. Tetapi dengan ketinggian bukit yang sangat curam, Si Srigala yang merupakan Tabib di hutan itu tidak bisa mengambilnya. Karena semua hewan yang dimintai tolong semuanya tidak ada yang berani mengambil, akhirnya Sang Singa itu mengadakan sayembara. Sayembaranya adalah “Bagi hewan yang dapat mengambil buah apel pelangi yang bisa menyembuhkan dirinya yang sedang sakit, dan dapat mengambilnya dengan tepat waktu di atas bukit di hutan tersebut. Singa akan memberikan mahkota pangeran sebagai pendamping Raja Hutan dan dua peti emas”.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Mendengar sayembara dengan hadiah yang cukup besar itu, para penghuni hutan yang tadinya takut dan tidak berani mengambil buah di lereng curam itu akhirnya menjadi sangat tertarik dan ingin mengikuti sayembara yang diberikan Singa. Tetapi dengan ketinggian bukit itu yang sangat curam, jarang ada hewan yang bisa melewatinya. Sayembara itu membuat hutan menjadi ramai dengan para hewan yang membicarakannya. “Hai teman-teman, Apakah kalian juga akan mengikuti sayembara dari raja hutan baginda Singa itu?”, tanya seekor Jerapah. “Iya, aku pasti akan mengikuti sayembara itu, karena aku ingin menjadi pangeran hutan dan kaya raya.”, jawab seekor Badak. “Bukan hanya kamu, aku pun ingin menjadi pangeran di hutan ini.” Kata seekor Keledai. “Kalau aku juga ingin mendapat sekarung emas.” Kata kancil juga. “Kalau hadiahnya sebesar itu, aku juga akan mengikuti sayembara itu, kamu sendiri bagaimana Jerapah?” tanya Kelinci pada Jerapah. “Itu sudah pasti, aku kan hewan yang paling kuat dan punya jangkauan paling tinggi di hutan ini, pasti dengan mudah buah itu akan saya dapatkan dan aku sudah pasti yang akan menjadi pangeran hutan ini.” Jerapah menjawab dengan sombongnya. “Hei, kamu jangan merasa paling bisa dulu Jerapah, kita kan belum bertanding.” Kata Gajah. “Belum bertanding saja aku sudah tau pasti kalian tidak akan kuat mendaki bukit itu.” Ketus Jerapah sambil mengibaskan kepalanya. “Jerapah, kamu tidak boleh sombong dengan kekuatanmu, dan untuk teman-teman yang lain. bertandinglah untuk menyelamatkan sang raja, bukan hanya untuk mendapatkan hadiah.”, jelas kelinci dengan sopan. “Iya kelinci, pada dasarnya aku ingin menyelamatkan raja.” Kata kura-kura. “Ah Sudahlah! Aku malas berbicara dengan kalian. Aku ingin pulang saja, dan aku ingin beristirahat supaya besok aku akan memenangkan sayembara itu.” kata Jerapah kesal. Mendengarkan pernyataan ketus Jerapah, hewan-hewan lainnya pun menjadi kesal akan sikap Jerapah yang sangat angkuh dan sombong itu. Dan mereka pun beranjak pulang untuk menyiapkan diri mengikuti sayembara besok.

Keesokkan harinya, Raja Hutan Baginda Singa menyatakan untuk memulai sayembara bagi warga hutan. “Bagi para penduduk hutan yang ingin mengikuti sayembara, segera maju ke depan. Karena sayembara akan segera dimulai.” Suara raja hutan Singa dari atas podium di depan Istana. Mendengar pernyataan itu, para hewan yang akan mengikuti sayembara segera berlari mendekati Singa yang tampak lemah karena sakitnya. Dengan berbekal semangat dan kekuatan, para hewan dengan percaya dirinya mengikuti sayembara. Para binatang pun sudah berkumpul di depan istana, raja Singa pun memberikan pengarahan kepada para binatang. “Peraturannya adalah bahwa para binatang harus memetik apel pelangi yang berada di atas bukit dan segera membawanya turun ke dalam istana, lalu memberikannya padaku.” Jelas raja Singa. “Pasti aku yang akan memenangkan sayembara ini, aku lebih kuat dan tangguh daripada kalian semua. Hai, kura-kura! Sebaiknya kamu tidak usah mengikuti sayembara ini, kamu terlalu lemah sudah pasti kamu kalah.” kata Jerapah mengejek kura-kura yang berada di sampingnya saat itu. “Kamu sombong sekali Jerapah, semua hewan berhak mengikuti sayembara ini.” kata kura-kura. “Iya itu benar, semua hewan berhak mengikuti ini, dan yang terpenting kami sudah melakukan pemanasan.” Kata Kelinci. “Terserah kalian sajalah! Kamu juga kelinci, kamu pasti akan aku kalahkan, meski aku tidak melakukan pemanasan seperti kalian, tapi aku sudah pasti menang.” Kata Jerapah dengan sombongnya. Mereka saling bicara hingga membuat gaduh. Tiba-tiba sang Raja Singa mengatakan bahwa sayembara akan segera dimulai. “Perhatian untuk semaunya, harap tenang.... Saya berpesan berhati-hatilah dalam mendaki bukit, dan Apakah kalian sudah siap?” . tanya Raja Singa. “Kami sudah siap Baginda!!” teriak para hewan yang mengikuti sayembara serentak.

“Guungggggggg…!!!!".  Raja baginda Singa memukul Bende/Gong sebagai tanda sayembara telah dimulai. Semua hewan yang mengikuti sayembara pun berlarian menurut rutenya masing-masing, mereka berlari sekencang mungkin saling berlomba untuk lebih dahulu mencapai puncak bukit. Dan ketika setengah perjalanan menuju atas bukit banyak hewan yang kelelahan dan akhirnya menyerah dan terkulai lemas dengan nafas yang tersengal-sengal. Si Keledai malah sampai nyungsep karena saking capeknya. Sementara Gajah terduduk di bawah pohon sambil menjulur-julurkan belalainya dan mengibaskan telinganya untuk kipasan. Bahkan si Kambing dan Serigala sudah balik arah sebelum sampai mendekati bukit. Kini peserta yang masih bertahan tinggal menyisakan dua ekor hewan yaitu, Jerapah dan Kelinci. Awalnya Jerapah memimpin di depan, tetapi ketika hampir sampai di atas bukit, tiba-tiba saja kaki Jerapah mengalami kejang-dan keram, ia pun tidak bisa melanjutkan perjalanannya mengambil buah apel pelangi, akhirnya ia berhenti di bawah pohon yang teduh sambil meringis kesakitan memegangi kakinya. Kelinci yang awalnya berada di belakang Jerapah, sekarang ia sudah sampai di atas bukit dan segera memetik beberapa buah apel tersebut untuk diberikan pada raja hutan Baginda Singa.

Ketika ia hendak turun untuk kembali ke istana, ia melihat Jerapah yang sedang merintih kesakitan sambil berguling-guling seperti anak kecil yang minta mainan. “Jerapah, Kakimu kenapa, mengapa kamu terlentang begitu?” Tanya kelinci sambil melihat kaki jerapah yang kaku mengacung ke atas. “Kakiku sakit sekali...!!! kakiku kejang, mungkin karena aku belum melakukan pemanasan seperti kamu sebelum bertanding tadi, aku sangat sulit untuk berjalan sendiri, tolong aku kelinci!!!.” Pinta Jerapah. “Baiklah Jerapah, aku akan membantumu menuruni bukit ini, dan kita harus segera memberikan buah apel ini kepada Paduka raja Singa.” Kata Kelinci sambil membantu jerapah untuk berdiri. “Maafkan aku ya kelinci, selama ini aku sudah bersikap buruk kepada kamu dan teman-teman yang lain.” Kata Jerapah sambil menampakkan raut menyesali perbuatannya yang lalu. “Kita harus selalu bersikap baik dengan semua orang sekalipun ia sudah berbuat jahat kepada kita. Mari... kita harus segera turun ke istana.” Ucap kelinci. “Kamu bergitu mulia hatinya. saya sangat menyesal dengan telah berbuat yang tidak baik padamu”. Kata Jerapah sambil beranjak menuruni bukit.

Tidak beberapa lama kemudian Jerapah dan kelinci sampai di depan istana, kelinci yang membawa buah apel pelangi langsung memberikannya kepada Singa di dalam istana. Dengan disaksikan oleh banyak binatang lain, Baginda Singa pun segera memakan buah itu dan seketika ia pun sembuh dari sakitnya. Para hewan pun bersorak gembira dan mengucapkan selamat untuk Kelinci karena ia sudah berhasil menyembuhkan sang Raja. Raja Singa memenuhi janjinya, ia memberikan mahkota pangeran dan dua peti emas kepada Kelinci. “Kelinci, Aku sangat berterima kasih kepadamu, kamu sudah berhasil menyembuhkanku dengan buah yang kau bawa. Sekali lagi, Terima Kasih Banyak.” Kata Raja Singa. “Iya Raja, aku sangat senang bisa membantu paduka. Dan terima kasih banyak atas hadiah yang paduka berikan ini.” Kata Kelinci dengan sopan.

Tiba-tiba Jerapah menghampiri Kelinci. “Kelinci, Sekali lagi terima Kasih ya, karena tadi kamu sudah menolongku, dan selamat kamu sudah menjadi Pangeran di Hutan ini. Selamat ya teman, kamu masih tetap mau menjadi temanku kan?” Kata Jerapah sambil tersenyum dan berharap. Semua pun kaget dengan sikap Jerapah yang lembut , karena selama ini ia bersikap buruk kepada semua hewan. “Iya Jerapah, aku senang bisa membantumu dan bisa membuatmu berubah sikap menjadi baik. Iya, kamu tetap akan menjadi temanku untuk selamanya.” Kata Kelinci sambil tersenyum. Hewan-hewan yang lain pun ikut terharu dan bahagia dengan kejadian yang baru saja dialaminya. Jerapah pun menjadi hewan yang baik hati, suka membantu hewan lain yang kesusahan dan tidak sombong lagi. Sementara Kelinci menjadi pangeran hutan yang selalu baik dan membantu warga hutan dan teman-temannya. Mereka pun hidup rukun damai sentausa dalam kebersamaan di Hutan itu.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Jerapah dan Kelinci adalah : Janganlah kita merasa paling pandai dan sombong kepada orang lain. Orang yang sombong dan merasa paling pintar dan serba bisa suatu saat pasti membutuhkan bantuan orang lain, bahkan bukan tidak mungkin bantuan itu datang dari orang yang kita musuhi dan dianggap bodoh dan lemah.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Dongeng Fabel Keledai Yang Cerdas

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Keledai Yang Cerdas, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Keledai Yang Cerdas, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.

Alkisah di sebuah perkampungan, tinggalah seorang Petani dengan keledainya. Suatu hari, keledai milik petani terperosok ke dalam lubang bekas galian yang cukup dalam. Hewan itu tidak bisa keluar dari parit tersebut dan terus menangis antara takut dan kesakitan, sementara Pak Tani berusaha sebisanya mengeluarkan hewan itu dari sana. Upaya penyelamatan itu berkali-kali dilakukan namun selalu gagal. Dari dalam lubang galian itu sudah tidak terdengar lagi rengekan si keledai. Baik Pak Tani maupun si keledai sama-sama terkuras tenaganya dan merasa letih.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Dengan putus asa akhirnya, Pak Tani memutuskan untuk meninggalkan keledainya di dalam lubang itu sendirian. Dia berpikir keledainya sudah sangat tua dan tidak produktif lagi maka tidak ada ruginya jika ia ditinggalkan dan mati di dalam lubang itu.

Setelah beberapa hari, dan mengira si keledai telah mati. Pak Tani datang ke lubang bekas galian itu dengan mengajak para tetangganya untuk datang membantunya menguruk lubang bekas galian itu. Selain lubang itu berbahaya jika dibiarkan ada, dia juga bermaksud mengubur si keledai. Mereka membawa cangkul dan sekop dan mulai melemparkan tanah ke dalam lubang yang menyerupai sumur itu. Mereka pun mulai menimbun keledai itu. Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi dan menimpanya, ia menangis sedih, ternyata Pak Tani tega berbuat seperti itu padanya. Tetapi kemudian, semua orang kagum dan takjub karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah dituangkan ke dalam lubang, si petani melihat ke dalam lubang untuk memastikan keadaan si keledai yang malang itu. Namun ia kaget dan tercengang, dia tidak percaya pada apa yang dilihatnya.

Walaupun punggungnya terus ditimpa bersekop-sekop tanah dan pasir, si keledai melakukan sesuatu yang diluar nalar manusia. Ia menggoyang-goyangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu ia berpijak diatas tanah itu. Sementara para tetangga Pak Tani terus menuangkan tanah dan pasir makin banyak ke atas punggung hewan itu. Si keledai terus melanjutkan menggoyangkan badannya dan melangkah naik diatas tanah yang turun dari punggungnya. Sampai akhirnya kepala si keledai bisa melihat permukaan tanah yang hampir rata menutup lubang tempatnya terjebak. Segera saja si keledai melompat keluar dari lubang dan menyepak pak petani hingga jatuh tersungkur dan lalu melarikan diri ke rerimbunan pohon di pinggiran hutan.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Keledai Yang Cerdas adalah : Kadang sesuatu yang dianggap oleh kita sebagai sebuah derita atau hal yang tidak disukai, jika kita mampu memahami dan memanfaatkan dengan bijak maka akan berubah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi kita. Permasalahan dalam hidup bukanlah suatu alasan untuk kita berputus asa, belajar dari cerita keledai yang pintar kita bisa merubah suatu masalah menjadi solusi yang bisa mendewasakan dan berpengaruh baik buat kita.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Dongeng Fabel Kerbau dan Sapi

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kerbau dan Sapi, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kerbau dan Sapi, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.

Pada zaman dahulu kala, di suatu tempat terdapat sebuah desa yang pemandangannya sangat indah. Tapi, di tempat itu pada siang hari matahari bersinar sangat panas. Di sawah, para petani mengairi sawah-sawah mereka secara rutin dan tidak boleh sampai lupa untuk mengairinya sebab bila lupa, sawah mereka bisa mengering seketika dan akan menyebabkan tanaman padinya mati. Tampak seekor kerbau sedang mondar mandir kepanasan mencari kubangan untuk berendam mendinginkan badan. Dari arah lain tampak seekor Sapi yang juga sedang mencari air, rupanya dia juga sedang kegerahan siang itu. Akhirnya kerbau dan sapi bertemu dan sepakat untuk mencari kubangan untuk berendam bersama-sama.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Mereka berjalan menyusuri pematang sawah yang tampak basah, rupanya pak Tani baru saja mengairi sawahnya. Si sapi berkata kepada kerbau. "Aduh hari makin panas saja. Aku serasa mau pingsan. Bagaimana ya kita bisa mendinginkan badan kita agar tidak kepanasan?" Lalu si kerbau menjawab, "Bagaimana kalau kita berendam di sawah pak petani saja, tampaknya sawahnya banyak airnya?" Lalu si sapi berkata lagi. "Tapi apakah pak petani tidak akan marah bila kita berendam di sawahnya,sedangkan disana banyak tanaman padi?" Tanya si Sapi, lalu kerbau menjawab. "Tenang saja pak petani pasti sedang beristirahat dan tidak menjaga sawahnya. Kita akan berendam hingga puas di sawah pak petani."

Kemudian mereka berduapun pergi berendam ke sawah pak petani. Sesampainya mereka disana, mereka langsung melepas baju (kulit) mereka dan segera berendam di sawah tersebut. Mereka merasa lega karena dapat berendam untuk mendinginkan badan. Si sapi berkata. "Asyikk... Akhirnya kita bisa berendam juga." Lalu kerbau berkata, "Iya. Aku juga merasa lega sekarang."

Namun, tiba-tiba tanpa di sangka-sangka pak petani datang untuk memeriksa sawahnya. Seketika kerbau dan sapi langsung mengambil baju mereka dan lari terbirit-birit. Ketika mereka sampai di rumah masing-masing, mereka memakai baju mereka dan ternyata baju mereka tertukar. Akhirnya mereka memakai baju yang ada yaitu sapi memakai baju kerbau yang sangat longgar dan kerbau memakai baju sapi yang sangat sempit. Itulah sebabnya sampai saat ini sapi bajunya longgar dan kerbau bajunya sempit.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Kerbau dan Sapi adalah : Jangan melakukan sesuatu dengan terburu-buru karena hasilnya tidak akan memuaskan, bahakan bisa merugikan diri kita. Seperti sapi dan kerbau karena terburu-buru akhirnya bajunya tertukar dan merugikan mereka sendiri.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Pengertian Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng. Kami mencoba mengulas sedikit tentang Pengertian Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Dongeng atau Karya Sastra
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng. Kami mencoba mengulas sedikit tentang Pengertian Lengkap Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Dongeng atau Karya Sastra.

Pengertian Sastra
Kesusastraan berarti segala tulisan atau karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah.

Fungsi Sastra
Dalam kehidupan masayarakat sastra mempunyai beberapa fungsi yaitu :
  1. Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca/peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi.
  2. Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya.
  3. Fungsi religius, yaitu sastra pun menghasilkan karya-karya yang mengandung ajaran agama yang dapat diteladani para penikmat/pembaca sastra.
  4. Fungsi didaktif, yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
  5. Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan bagi penikmat/pembacanya karena sifat keindahannya.
Ragam/Macam-macam Sastra
Dilihat dari bentuknya, sastra terdiri atas 4 bentuk, yaitu :
  • Prosa, bentuk sastra yang diuraikan menggunakan bahasa bebas dan panjang tidak terikat oleh aturan-aturan seperti dalam puisi.
  • Puisi, bentuk sastra yang diuraikan dengan menggunakan habasa yang singkat dan padat serta indah. Untuk puisi lama, selalu terikat oleh kaidah atau aturan tertentu, yaitu :
  1. Jumlah baris tiap-tiap baitnya,
  2. Jumlah suku kata atau kata dalam tiap-tiap kalimat atau barisnya,
  3. Irama, dan
  4. Persamaan bunyi kata.
  • Drama, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan panjang, serta disajikan menggunakan dialog atau monolog.
  • Prosa liris, bentuk sastra yang disajikan seperti bentuk puisi namun menggunakan bahasa yang bebas terurai seperti pada prosa.
Drama ada dua pengertian, yaitu drama dalam bentuk naskah dan drama yang dipentaskan.
  • Dilihat dari isinya, sastra terdiri atas 4 macam, yaitu :
  1. Epik, karangan yang melukiskan sesuatu secara obyektif tanpa mengikutkan pikiran dan perasaan pribadi pengarang. 
  2. Dramatik, karya sastra yang isinya melukiskan sesuatu kejadian(baik atau buruk) denan pelukisan yang berlebih-lebihan.
  3. Lirik, karangan yang berisi curahan perasaan pengarang secara subyektif.
  4. Didaktif, karya sastra yang isinya mendidik penikmat/pembaca tentang masalah moral, tatakrama, masalah agama, dll.
  • Dilihat dari sejarahnya, sastra terdiri dari 3 bagian, yaitu :
  1. Kesusastraan Lama, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat lama dalam sejarah bangsa Indonesia. Kesusastraan Lama Indonesia dibagi menjadi : Kesusastraan zaman purba, Kesusastraan zaman Hindu Budha, Kesusastraan zaman Islam, dan Kesusastraan zaman Arab – Melayu.
  2. Kesusastraan Peralihan
  3. Kesusastraan Baru, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat baru Indonesia.
  • Kesusastraan Baru mencangkup kesusastraan pada Zaman :
  1. Balai Pustaka / Angkatan ‘20
  2. Pujangga Baru / Angkatan ‘30
  3. Jepang
  4. Angkatan ‘45
  5. Angkatan ‘66
  6. Mutakhir / Kesusastraan setelah tahun 1966 sampai sekarang
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik
Karya sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya. Dua unsur yang dimaksud ialah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti : tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latae dan pelataran, dan pusat pengisahan. Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari luarnya menyangkut aspek sosiologi, psikologi, dan lain-lain.

Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.
  • Tema dan Amanat
Tema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Tema mayor ialah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan. Tema minor ialah tema yang tidak menonjol. Amanat ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan di dalam karya sastra. Amanat biasa disebut makna. Makna dibedakan menjadi makna niatan dan makna muatan. Makna niatan ialah makna yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Makna muatan ialah makana yang termuat dalam karya sastra tersebut.
  • Tokoh dan Penokohan
Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat (round character). Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalny6a baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. 

Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau tokoh dalam suatu cerita. Dialog ialah cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh. Dualog ialah cakapan antara dua tokoh saja. Monolog ialah cakapan batin terhadap kejadian lampau dan yang sedang terjadi. Solilokui ialah bentuk cakapan batin terhadap peristiwa yang akan terjadi.
  • Alur dan Pengaluran
Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh.

Alur terdiri atas beberapa bagian :
  • Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya.
  • Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku.
  • Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru.
  • Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.
  • Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap.
  • Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.
Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur erat dan alur longggar. Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan cerita. Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu dalam karya sastra. Alur ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi urutan waktu, pengaluran dibedakan kedalam alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus bisa menggunakan gerak balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau campauran keduanya.
  • Latar/Setting dan Pelataran
Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan menjadi latar material dan sosial. Latar material ialah lukisan latar belakang alam atau lingkungan di mana tokoh tersebut berada. Latar sosial, ialah lukisan tatakrama tingkah laku, adat dan pandangan hidup. Sedangkan Pelataran ialah teknik atau cara-cara menampilkan latar. Pusat pengisahan ialah dari mana suatu cerita dikisahkan oleh pencerita. Pencerita di sini adalah pribadi yang diciptakan pengarang untuk menyampaikan cerita. Paling tidak ada dua pusat pengisahan yaitu pencerita sebagai orang pertama dan pencerita sebagai orang ketiga. Sebagai orang pertama, pencerita duduk dan terlibat dalam cerita tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita. Sebagai orang ketiga, pencerita tidak terlibat dalam cerita tersebut tetapi ia duduk sebagai seorang pengamat atau dalang yang serba tahu.
  • Sudut Pandang
Sudut Pandang adalah posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita. Sudut pandang dibedakan atas : Sudut pandang orang kesatu adalah pengarang berfungsi sebagai pelaku yang terlibat langsung dalam cerita, terutama sebagai pelaku utama. Pelaku utamanya (aku, saya, kata ganti orang pertama jamak : kami, kita). Sudut pandang orang ketiga adalah pengarang berada di luar cerita, ia menuturkan tokoh-tokoh di luar, tidak terlibat dalam cerita. Pelaku utamanya (ia, dia, mereka,kata ganti orang ketiga jamak, nama-nama lain)

Unsur Ekstrinsik
Tidak ada sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu pasti berhubungan secara ekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan lingkungan, pembacan sastra, serta kejiwaan mereka. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa unsur ekstrinsik ialah unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri. Untuk melakukan pendekatan terhadap unsur ekstrinsik, diperlukan bantuan ilmu-ilmu kerabat seperti sosiologi, psikologi, filsafat, dan lain-lain.

Kesimpulan
Unsur-unsur intrinsik Karya Sastra/Dongeng adalah terdiri dari : Tema, Pesan Moral/Amanat, Alur/Plot, Penokohan/Perwatakan, Latar/Setting, dan Sudut Pandang.

Penjelasan unsur Intrinsik Karya Sastra

A. TEMA
Tema adalah sesuatu yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran dari pengarang yang ditampilkan dalam karangannya 

B. AMANAT
Amanat adalah pesan/kesan yang dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, dan sesuatu yang bermakna dalam hidup yang memberikan penghiburan, kepuasan dan kekayaan batin kita terhadap hidup 

C. PLOT/ALUR
Plot/Alur adalah jalan cerita/rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir. Alur/Plot memiliki tahapan sebagai berikut :
  • Tahap perkenalan/Eksposisi adalah tahap permulaan suatu cerita yang dimulai dengan suatu kejadian, tetapi belum ada ketegangan (perkenalan para tokoh, reaksi antarpelaku, penggambaran fisik, penggambaran tempat)
  • Tahap pertentangan /Konflik adalah tahap dimana mulai terjadi pertentangan antara pelaku-pelaku (titik pijak menuju pertentangan selanjutnya)
Konflik ada dua macam
  1. Konflik internal adalah konflik yang terjadi dalam diri tokoh.
  2. Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi di luar tokoh(konflik tokoh dengan tokoh, konflik tokoh dengan lingkungan, konflik tokoh dengan alam, konlik tokoh denganTuhan dll)
Tahapan Konflik
  • Tahap penanjakan konflik/Komplikasi adalah tahap dimana ketegangan mulai terasa semakin berkembang dan rumit (nasib pelaku semakin sulit diduga, serba samar-samar)
  • Tahap klimaks adalah tahap dimana ketegangan mulai memuncak (perubahan nasip pelaku sudah mulai dapat diduga, kadang dugaan itu tidak terbukti pada akhir cerita) 
  • Tahap penyelesaian adalah tahap akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Ada pula yang penyelesaiannya diserahkan kepada pembaca, jadi akhir ceritanya menggantung, tanpa ada penyelesaian.
MACAM-MACAM ALUR
  • Alur Maju adalah peristiwa –peristiwa diutarakan mulai awal sampai akhir/masa kini menuju masa datang.
  • Alur Mundur/Sorot Balik adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi bagian penutup diutarakan terlebih dahulu/masa kini, baru menceritakan peristiwa-peristiwa pokok melalui kenangan/masa lalu salah satu tokoh.
  • Alur Gabungan/Campuran adalah peristiwa-peristiwa pokok diutarakan. Dalam pengutararaan peristiwa-peristiwa pokok, pembaca diajak mengenang peristiwa-peristiwa yang lampau,kemudian mengenang peristiwa pokok ( dialami oleh tokoh utama) lagi.
D. PERWATAKAN/PENOKOHAN
Perwatakan adalah bagaimana pengarang melukiskan watak tokoh

ADA TIGA CARA UNTUK MELUKISKAN WATAK TOKOH
  • Analitik adalah pengarang langsung menceritakan watak tokoh.
Contoh : Siapa yang tidak kenal Pak Yono yang lucu, periang, dan pintar. Meskipun agak pendek justru melengkapi sosoknya sebagai guru yang diidolakan siswa. Dia Lucu dan penyanyang.
  • Dramatik adalah pengarang melukiskan watak tokoh dengan tidak langsung. Bisa melalui tempat tinggal,lingkungan,percakapan/dialog antartokoh, perbuatan, fisik dan tingkah laku, komentar tokoh lain terhadap tokoh tertentu, jalan pikiran tokoh.
Contoh : Begitu memasuki kamarnya, Yuni pelajar kelas 1 SMA itu langsung melempar tasnya ke tempat tidur dan membaringkan dirinya tanpa melepaskan sepatu terlebih dahulu. (tingkah laku tokoh)
  • Campuran adalah gabungan analitik dan dramatik. Pelaku dalam cerita dapat berupa manusia , binatang, atau benda-benda mati yang diinsankan
E. PELAKU/TOKOH DALAM CERITA
  • Pelaku utama adalah pelaku yang memegang peranan utama dalam cerita dan selalu hadir/muncul pada setiap satuan kejadian.
  • Pelaku pembantu adalah pelaku yang berfungsi membantu pelaku utama dalam cerita.Bisa bertindak sebagai pahlawan mungkin juga sebagai penentang pelaku utama.
  • Pelaku protagonis adalah pelaku yang memegang watak tertentu yang membawa ide kebenaran.(jujur,setia,baik hati dll)
  • Pelaku antagonis adalah pelaku yang berfungsi menentang pelaku protagonis (penipu, pembohong dll)
  • Pelaku tritagonis adalah pelaku yang dalam cerita sering dimunculkan sebagai tokoh ketiga yang biasa disebut dengan tokoh penengah.
F. LATAR/SETTING
Latar/ setting adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita.

Macam-macam latar
  • Latar tempat adalah latar dimana pelaku berada atau cerita terjadi (di sekolah, di kota, di ruangan dll)
  • Latar waktu adalah kapan cerita itu terjadi ( pagi, siang,malam, kemarin, besuk dll)
  • Latar suasana adalah dalam keadaan dimana cerita terjadi. (sedih, gembira, dingin, damai, sepi dll)
G. SUDUT PANDANG PENGARANG
Sudut pandang adalah posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita.

Sudut pandang dibedakan atas :
  • Sudut pandang orang kesatu adalah pengarang berfungsi sebagai pelaku yang terlibat langsung dalam cerita, terutama sebagai pelaku utama. Pelaku utamanya(aku, saya, kata ganti orang pertama jamak : kami, kita)
  • Sudut pandang orang ketiga adalah pengarang berada di luar cerita, ia menuturkan tokoh-tokoh di luar, tidak terlibat dalam cerita. Pelaku utamanya (ia, dia, mereka,kata ganti orang ketiga jamak, nama-nama lain)
UNSUR EKSTRINSIK 
Unsur Ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar

UNSUR-UNSUR EKSTRINSIK
  • Latar Belakang Penciptaan adalah kapan karya sastra tersebut diciptakan
  • Kondisi masyarakat pada saat karya sastra diciptakan adalah keadaan masyarakat baik itu ekonomi, sosial, budaya,politik pada saat karya sastra diciptakan

Kancil Dan Raja Singa

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Kancil dan Raja Singa, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Kancil dan Raja Singa, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Tersebutlah sebuah desa kecil tempat para binatang yang bernama Alas Roban. Di desa itu dihuni oleh beberapa keluarga binatang. Dan salah satunya adalah keluarga pak Kancil, dia hidup bersama isterinya. Pada waktu itu istri pak kancil tengah hamil tua. Dan pada hari yang di sudah tunggu-tunggu oleh keluarga kecil itu,ahirnya lahirlah seekor bayi laki-laki yang melengkapi kebahagiaan keluarga kecil itu.

"Kita kasih nama siapa bu?".Tanya pak kancil. "Bagaimana kalau kita beri nama Kancil Junior saja pak?".Jawab bu istrinya. "Lho? Apa tidak terlalu aneh?".Kata pak kancil heran. "Hahaha..Kenapa harus heran pak? Nama adalah sebuah do'a.. Dan ku harap dengan memberi anak kita nama Kancil Junior, suatu saat nanti dia bisa menjadi orang besar dan cerdik seperti bapaknya.. "Hehehe..Benar juga kata mu bu. Aku setuju dengan nama itu..Yah,moga-moga saja ketika dia besar nanti dia mewarisi kecerdasan ibunya juga ".Kata pak kancil. "Dan juga kelincahan dan kegesitan bapaknya.. ".Sambung bu istrinya menimpali.

Dan sejak saat itu,di mulailah kehidupan si kancil kecil yang di didik dengan kasih sayang oleh keluarganya. Dia tumbuh menjadi kancil yang cerdas dan lincah,dan di desa kecil itu pun si kancil selalu terlihat menonjol di antara anak-anak binatang lain. Bahkan di sekolah pun si kancil terkenal sebagai anak yang cerdas,bahkan dia selalu mendapat ranking satu. Yah..Walau tak dapat di pungkiri dia juga sedikit nakal dan bandel karena terlalu ceroboh dan mudah penasaran.

Pada suatu hari, si kancil mengajak teman-temanya untuk berjalan-jalan keluar desa. Dia sangat penasaran dengal hal apa saja yang ada di luar desanya. Si kelinci dan si tupai yang selalu menjadi teman setianya mengikutinya dari belakang.

"Cil..Apa kita tak terlalu jauh dari desa?Yuk kita pulang saja yuk..Aku takut..".Kata si kelinci. "iya cil..Kata ibu ku,area di luar desa tidak aman. Daerah ini di kuasai oleh para bandit yang di juluki the Lion". Kata tupai menimpali. "Halah..Kalian gak usah takut,kan ada aku..Emangnya ada apa dengan para Lion itu?".Tanya kancil. "Mereka itu adalah kelompok singa yang suka memakan bangsa lain, kadang mereka juga masuk ke desa kita. Pimpinan mereka sangat menyeramkan,bertubuh besar dan bercakar serta bertaring tajam. Itulah yang membuatnya sangat di takuti dan di segani,karena sangat jarang yang bisa lolos dari pemburu hidup-hidup..".Kata tupai menjelaskan. "Ah..Masa? Kalo cuma lolos dari pemburu saja..Itu urusan kecil..". "Jaga mulut mu bocah..Kau tak tahu di mana kau berada. Ini daerah kekuasaan ku".Tiba-tiba sebuah suara memotong perkataan kancil. Dalam sekejap tempat itu telah di kepung para Singa, mereka menghampiri kancil dan kawan-kawan.

"Sungguh anak kecil yang pemberani tapi ceroboh..Kau berani menghina ku di daerah kekuasaan ku..".Kata pemimpin Singa itu. "Lho..Memang kau ini siapa? Emang hutan ini milik bapak mu?".Jawab kancil santai, sementara kedua temanya menggigil ketakutan di belakangnya. "Lancang sekali kau bocah..!! Lihat baik-baik diri ku.. Dengan tubuh yang besar dan kuat. Nama ku melegenda..Akulah hewan terkuat di wilayah ini, akulah satu-satunya hewan yang mampu lepas dari para pemburu..Akulah pimpinan the Lion". Jawab Singa itu dengan penuh gaya..

"Huuaahmmmm.....Sampai ngantuk aku dengernya..Udah ngocehnya? Terus kalau kamu pimpinan Lion, emangnya kenapa? Terus kalo kamu punya nama the king kong raja kera emang kenapa? Terus kalo kamu pernah bebas dari para pemburu aku harus apa? Harus bilang "Wooww..!!" gitu? Sudahlah paman,paman singa gak usah sok nakut-nakuti aku. Lagian semua kisah tentang paman juga belum ada buktinya..Kalo cuma kabur dari pemburu saja aku juga bisa paman. Jangankan cuma di tangkap,di bawa sampai rumah mereka saja aku juga masih bisa pulang..".Raja Singa sangat terkejut mendengar jawaban kancil itu, bahkan semua singa dan kedua teman kancil ikut melongo di buatnya.

"Hmm..Besar juga mulut mu bocah..Kalau begitu,bagaimana kalau kita bertaruh untuk membuktikan ocehan mu..".Kata raja Singa. "Boleh..Emang taruhan paman apa kalau aku menang? Dan pastinya sih aku bakal menang.. ".Jawab kancil enteng. "hahaha..Aku suka gayamu bocah.. Sangat percaya diri dan bersemangat..Tapi juga sangat ceroboh.. Baiklah..Apapun yang kau minta katakan pada ku..". "Oke..Aku gak minta yang aneh-aneh.. Aku cuma minta kalau aku menang, paman dan para gerombolan paman tidak boleh jadi bandit lagi. Dan tentunya tidak boleh menjarah barang yang bukan haknya, mulailah hidup dengan baik.. Dan yang kedua..Jika aku berhasil lolos, paman dan para gerombolan paman..Harus menceritakan kisah tentang diri ku kesemua penjuru Alas roban ini. Agar semua tahu tentang kisah ku.. Bagaimana paman Singa? Setuju?".Tanya kancil. "Hahaha..Dasar kau bocah yang aneh.. Kau mempertaruhkan nyawa mu hanya untuk hal sebodoh itu? Kau tak berminat jadi raja menggantikan ku?". "Tidak paman..Cuma itu aja.. Lagian aku juga gak minat jadi raja..Kebanyakan mikir,takut botak. Dan lagi takut gendut karena kebanyakan makan, contohnya seperti perut paman..Hehehe".Kata kancil.

"Huahahahaha..Gue suka gaya loe bocah..Baru kali ini aku bertemu bocah bernyali besar seperti mu..Baiklah,aku sanggupi permintaan mu.. Sekarang buktikan semua ocehan mu barusan..Atau kau akan menyesal karena telah berani mempermainkan aku..".Ancam Raja Singa. "Oke..Siapa takut..Sekarang antar aku di mana tempat perangkap para pemburu..".Kata kancil menyanggupi.

"Cil..Kamu yakin mau melakukan ini? Itu sangat berbahaya lho cil, sama saja kamu mengantar nyawa. Lebih baik kita lari saja dan pulang ke desa".Bisik kelinci dan tupai pada kancil. "kalian tenang saja kawan-kawan..Aku pasti baik-baik saja. Aku punya seribu satu rencana,kalian tak usah hawatir. Kalian tunggu saja aku di sini..".Kata kancil menenangkan kedua temanya.

Akhirnya dengan di pandu seekor singa anak buah raja Singa, si kancil berjalan menuju tempat perangkap berada. Perjalanan yang lumayan jauh,karena letak perangkap itu berada di pinggiran hutan. "Nah..Kita sudah sampai, aku hanya bisa mengantarmu sampai sini saja. Itu dia letak perangkapnya..Kamu lihat daun-daun kering itu? Jika kamu menginjaknya..Maka sebuah akan menjerat kaki mu hingga kau akan terperangkap.. Aku akan mengawasi mu dari sini untuk memastikan kamu benar-benar terperangkap oleh tali itu, kemudian aku akan pergi menghadap raja untuk melapor".Kata singa pemandu itu menjelaskan.

"Ok..Cuma hal yang simpel.. Baiklah,kamu tunggu di sini. Aku akan menuju ke arah perangkap itu..Gitu aja kok repot".Kata si kancil sambil berlalu.

Kemudian si kancilpun menuju ke arah perangkap itu dan menginjaknya,hingga kakinya terjerat dan terikat terbalik di atas pohon. Setelah memastikan si kancil benar-benar terjebak dan tak dapat lepas, singa pemandu pun kembali untuk melapor ke rajanya. "hmm..Jadi bocah itu benar-benar melakukanya?". Tanya raja. "Benar paduka..".Jawab singa pemandu. "Benar-benar bocah yang bernyali besar,aku salut dan akan berkabung untuk kematianya sebagai ungkapan rasa penghormatan ku..".Kata raja Singa.

Sementara si kelinci dan Tupai hanya bisa menangisi nasib yang menimpa kancil. Mereka tak mengira si kancil akan mati dengan cara yang mengenaskan. Sementara itu di tempat lain..Si kancil masih tergelantung di atas perangkap. Sudah berkali-kali dia berusaha melepaskan diri, tapi tetap tak berhasil melepaskan kakinya dari jerat tali itu. "Ternyata tali ini benar-benar erat.. Aku tak mampu lepas sendiri.Wah..Bisa-bisa aku benar-benar tertangkap pemburu nih.. Aku harus cepat-cepat cari akal..".Gumam kancil. Ketika si kancil sedang berfikir keras,tiba-tiba tiga ekor elang hinggap di pohon itu. "Kamu sedang apa cil? Kenapa kamu bisa ada di tempat ini?Ini kan sudah terlalu jauh dari desa..".Tanya ketiga merpati itu serentak.

Kancil seperti mengenali suara itu,itu seperti suara teman lamanya. Lalu dia pun melihat ke atas pohon.. "Elang?! Kenapa kamu bisa ada di sini?".Kata kancil senang sekaligus terkejut. "Aku sedang cari makan, lalu aku melihat mu tergelantung. Memangnya ceritanya gimana kok sampai kamu bisa terjebak di perangkap ini?".Tanya si Elang.

Lalu kancil pun menceritakan semua hal yang dia alami kepada elang itu. "Nah..Kamu sudah tahu ceritanya. Sekarang aku membutuhkan bantuanmu sebelum para pemburu datang..".Pinta kancil. "Apa yang bisa saya lakukan untukmu cil?".Tanya Elang. "Kamu buanglah kotoran di tubuhku sebanyak-banyaknya,kalau bisa lumuri seluruh tubuh ku dengan kotoran kamu. Kalian tak usah tanya alasanya apa, yang penting lakukan saja. Dan setelah itu,cepat-cepat kalian pergi sebelum para pemburu datang..".Perintah kancil. Elang pun segera melakukan perintah si kancil,setelah semua selesai dan di rasa cukup..Dia kemudian terbang meninggalkan si kancil.

Tak lama setelah elang pergi, para pemburu datang. Mereka melihat tubuh si kancil yang tergantung terkena perangkap mereka. "Hei lihat apa yang kita tangkap..Seekor kancil..".Kata pemburu 1. "hmm..Tapi sepertinya kancil itu sudah membusuk,mungkin sudah beberapa hari dia terjebak dan mati kelaparan. Kita kan sudah hampir satu minggu tidak melihat perangkap gara-gara kita pergi ke kota menjual hasil panen. Lihat saja..Tubuhnya sudah berbau busuk dan di kerubungi banyak lalat..".Kata pemburu 2.

"Wah..Sepertinya benar kak..Lalu mau kita apakan bangkai ini?".Tanya pemburu 1. "Ya kita turunkan lalu kita buang ke hutan biar di makan harimau, memangnya bangkai busuk mau kita apakan lagi? Setelah itu kita pasang lagi perangkapnya..".Jawab pemburu 2. "Baik kak..".Kata pemburu 1 kemudian melepaskan tali perangkap yang menjerat si kancil. Kemudian tubuh si kancil mereka gotong dan di buang ke hutan kemudian mereka tinggalkan. Setelah memastikan para pemburu sudah pergi,si kancil yang dari tadi pura-pura mati segera bangun. Dia merasa lega karena rencananya benar-benar berhasil. Si kancilpun kemudian membersihkan diri di sungai dan pulang menemui raja kong untuk menagih taruhan mereka.

Kontan saja para Singa dan kedua temanya di buat terkejut dengan kembalinya si kancil,lebih-lebih raja Singa. Dia hampir tak percaya dengan apa yang di lihatnya,bahkan sikancil bisa pulang tanpa ada luka sedikit pun..

"Hai paman Singa.. Sekarang tepati janji mu..Lihat,aku menang taruhan seperti yang ku katakan..Hehehe ".Kata kancil. "Ba..Ba..Bagaimana kau bisa lolos? Sungguh di luar duga'an..Tak masuk akal..".Tanya raja Singa tergagap tak percaya. "hehehe..Sudah..Tak perlu aku jelaskan.Sekarang yang penting aku sudah membuktikan omongan ku dan sekarang paman harus menepati janji paman..". Jawab kancil.

"Hahahaha..Kau memang punya banyak kejutan bocah..Sebagai raja,aku akan menepati janji ku. Aku dan semua rakyat ku tidak akan menjarah lagi..Dan aku akan menyebarkan semua kisah mu keseluruh pelosok hutan, agar mereka mengalmu dan mengetahui akan kehebatanmu. Tapi bocah..Aku belum tahu siapa nama mu..Dan harus ku panggil apa diri mu dalam cerita ku?".Tanya raja Singa. "Sebut saja nama ku..Kancil Junior.. Lalu setelah kejadian itu, kancilpun mengajak kedua temanya kembali ke desa. Sungguh petualangan yang melelahkan.

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng.