Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah, Semut dan Cicak...

Ikan Salem Yang Gigih

Ikan Salem Yang Gigih
Cerita Dongeng Indonesia - Portal Edukasi yang berisi tentang Kumpulan Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Indonesia, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Legenda Indonesia, Dongeng Asal Usul, Cerita Rakyat Nusantara, Kumpulan Kisah Dongeng Anak Indonesia, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Zaman dulukala, hiduplah sekelompok ikan salem di lautan lepas. Ikan salem hidup berkelompok dan mencari makan di laut lepas bersama-sama. Suatu ketika, tibalah saatnya ikan-ikan salem berkembang biak. Salem betina bertelur di atas karang-karang di dasar laut, kemudian telur-telur itu dibuahi oleh telur-telur salem jantan. Tetapi sayang, belum sempat telur itu menjadi anak, banyak binatang lain yang memangsanya. Pemangsa telur-telur itu diantaranya adalah kepiting, penyu, dan ikan-ikan lainnya. Tentu saja hal itu membuat ikan salem murka. Kalau hal itu berlanjut terus, maka bisa dipastikan ikan-ikan salem akan punah.

Suatu hari datanglah seekor kepiting merusak telur-telur ikan salem. Ikan salem betina mengadukan hal itu kepada ikan salem jantan ketika dilihatnya seekor kepiting sedang memakan telur-telur ikan salem. Ikan salem jantan marah bukan kepalang lalu segera menghampiri kepiting yang sedang melahap telur.

“Hai kepiting! Kenapa kau makan telur-telur kami?! tegur ikan salem jantan murka. “Memang kenapa? Bukankah telur-telurmu ini enak sekali untuk dimakan?” sahut kepiting membuat ikan salem jantan bertambah murka. “Kepiting jahat! Teganya kau makan telur-telur kami. Bagaimana kami bisa berkembangbiak nanti? Tidak lama lagi kamu pasti akan punah, tidak punya keturunan.” Seru ikan salem betina sambil menangis.”Biar saja yang penting aku tidak kelaparan!” sahut kepiting acuh.

Mendengar ucapan kepiting yang menyakitkan itu, ikan salem jantan langsung menyerang kepiting. Kepiting mencoba melawan dengan menggunakan capitnya yang besar. Terjadilah perkelahian yang seru antara ikan salem jantan dengan kepiting. Capit kepiting sebelah kiri patah oleh serangan ikan salem jantan. Namun ikan salem jantan pun tubuhnya luka-luka karena terkena jepitan capit kepiting. Melihat ikan salem jantan luka-luka, ikan salem betina tidak tinggal diam. Dengan gerakan cepat ikan salem betina ikut menyerang kepiting dari arah belakang. Akibat serangan itu kepiting kehilangan kedua capitnya. Kepiting itupun lari setelah kehilangan kedua senjatanya. Ikan-ikan salem yang lain menyambut gembira dengan kemenangan ikan salem itu. Ikan salem jantan memuji ikan salem betina yang dengan berani membantu ikan salem jantan, sehingga kepiting itu lari ketakutan.

Ikan salem kembali hidup dengan tenang. Setelah kejadian itu kepiting tidak pernah muncul lagi mengganggu telur-telur ikan salem. Tetapi ketenteraman ikan-ikan salem tidak berlangsung lama, karena sekelompok udang raksasa telah mengintai telur-telur mereka di malam hari. Keadaan itu tentu saja membuat ikan-ikan salem gelisah kembali. Sebab bagaimana mungkin mereka dapat melawan udang-udang raksasa itu, sedangkan udang-udang raksasa itu selalu beraksi di malam hari, di saat ikan-ikan salem sedang tertidur lelap. Untuk memecahkan masalah itu, ikan-ikan salem berunding.

“Aku mempunyai usul…!” ujar salah satu ikan salem jantan. “Ya, bagaimana usulmu kawan?” tanya ikan salem jantan lainnya. “Begini, bagaimana kalau mulai malam nanti kita semua tidak usah tidur. Kita semua berjaga-jaga untuk melawan udang raksasa.” Seru ikan salem itu. Bukankah kita sudah lelah seharian mencari makan, mana mungkin kita kuat tidak tidur semalaman, sedangkan esok hari kita harus mencari makan lagi.” Ujar ikan salem betina merasa keberatan. “Betul…, betul…” ujar ikan salem betina lainnya.

“Baik, baiklah begini saja. Bagaimana kalau ikan salem jantan saja berjaga bergantian. Sedangkan ikan salem betina tidak usah berjaga. Namun bila ada udang raksasa datang menyerang, kita semua harus bangun untuk melawannya bersama-sama. Bagaimana, setuju semua?” usul ikan salem yang paling besar. “Setuju, kami semua setuju!” akhirnya mereka semua sepakat dengan keputusan itu. Hari menjelang sore. Matahari sudah tenggelam di ufuk barat. Ikan-ikan salem terlihat sedang beristirahat karena kelelahan. Tiba saatnya ikan-ikan salem jantan bergantian jaga malam untuk melindungi telur-telurnya dari serangan udang raksasa. Hingga hari menjelang malam, keadaan sepi-sepi saja. Tidak nampak seekor binatang lain yang mengganggu.

“Hei kawan…, bangunlah. Kini giliran kamu yang berjaga.” Bisik salah satu ikan salem yang sudah mengantuk. “Apa?” sahut ikan salem yang baru saja terbangun. “Baiklah sekarang giliranku untuk berjaga. Silakan kamu beristirahat.” “Baiklah, aku lelah sekali. Berhati-hatilah kamu, kalau ada kejadian cepat bangunkan teman-teman semua.” Pesan ikan salem itu. Tak lama kemudian ikan salem itu tidur. Giliran ikan salem yang baru terbangun itu berjaga. Matanya yang masih lekat itu memandangi telur-telur yang ada di atas karang. Kelihatannya aman tidak ada apa-apa, pikirnya dengan hati agak tenang. Namun beberapa saat kemudian, tiba-tiba saja datang sekawanan udang raksasa dari arah selatan. Udang-udang raksasa itu sengaja datang di tengah malam untuk memakan telur-telur ikan salem.

Ikan salem yang sedang berjaga segera bersembunyi setelah mengetahui kedatangan udang-udang raksasa itu. “Wah! jumlah mereka banyak sekali.” Pikir ikan salem itu. Udang-udang raksasa tersebut lalu menuju ke tempat telur-telur ikan salem itu berada. Sedangkan ikan salem yang berjaga segera melaporkan kejadian itu kepada teman-temannya. “Sssss… perlahan-lahan, nampaknya ikan-ikan salem itu tertidur semua. Ayo kita makan telur-telur mereka sampai habis.” Ucap salah seekor udang yang paling besar. “Ya benar, tetapi janganlah terlalu lama karena nanti bisa ketahuan oleh ikan-ikan salem itu.” Seru udang raksasa yang lain.

Pada saat yang bersamaan ikan salem itu sudah membangunkan semua temannya. Mereka semua telah siap bertarung mati-matian untuk mempertahankan telur-telur mereka. Kemudian ikan-ikan salem itu berpencar untuk mengepung udang-udang raksasa dari segala arah. Tak ketinggalan yang betina pun ikut bertarung. Tidak berapa lama terjadilah pertarungan yang seru antara kelompok ikan salem dan kelompok udang raksasa. Namun dalam pertarungan tersebut ikan salem banyak yang gugur, terutama ikan salem jantan. Tidak sedikit pula ikan salem betina yang gugur demi membela telur-telur mereka.

“Wahai salem betina! Mengungsilah kalian ke tempat yang aman dan selamatkanlah telur-telur itu agar menetas di sana!” teriak seekor ikan salem jantan. “Lantas bagaimana dengan nasib kalian!?” seekor ikan salem betina bertanya. “Tidak usah pikirkan kami, kami akan berjuang mati-matian melawannya! Cepatlah pergi, sebelum terlambat!” sahut ikan salem jantan. “Baiklah kalau begitu, mari kita cepat berangkat!” ajak ikan salem betina kepada ikan salem betina lainnya. “Tapi kemana kita hendak pergi?” tanya seekor ikan salem betina.”Sebaiknya kita pergi ke hulu sungai saja, di sana pasti aman.” Seekor ikan salem betina menyarankan.

“Tetapi hulu sungai itu kan sulit dijangkau.” Sahut ikan salem betina lain. “Memang betul, untuk mencapai hulu kita harus melawan arus dan mendaki. Tapi kita harus berjuang menyelamatkan telur-telur kita agar bisa sampai ke hulu dan bisa menetas di sana. Lihatlah ikan-ikan salem jantan! Mereka rela mati untuk membela kita, maka kita pun harus rela berkorban demi menyelamatkan telur-telur kita.” Sahut seekor ikan salem betina dengan bijak. “Baiklah, mari kita berangkat.”

Mereka segera berduyun-duyun menuju muara sungai dengan membawa telur-telurnya. Sesampainya di muara mereka dengan sekuat tenaga mendaki menuju hulu sungai dengan melawan arus yang deras. Perjuangan ikan salem betina tak kalah kerasnya dengan perjuangan salem jantan. Banyak ikan salem betina yang gugur karena terkena batu-batu yang runcing saat melompati tebing, salem jantan pun banyak yang mati terkena cabikan udang raksasa yang ganas.

Beberapa ikan salem betina akhirnya sampai pada hulu sungai dengan selamat. Mereka bahagia dapat menyelamatkan telur-telur mereka sampai di hulu. Walaupun akhirnya mereka itu harus mati karena kelelahan.

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng.



Cerita Si Anak Ikan

Cerita Si Anak Ikan
Cerita Dongeng Indonesia - Portal Edukasi dongeng anak Indonesia, cerita dongeng, cerita rakyat Indonesia, Dongeng Nusantara, cerita binatang, Fabel, Hikayat, Legenda Indonesia, Dongeng Asal Usul, Cerita rakyat nusantara, kumpulan kisah dongeng anak indonesia, kumpulan cerita anak Indonesia, kumpulan cerita lucu, daftar cerita dongeng, fabel, hikayat, tips belajar, edukasi anak usia dini, PAUD, dan Balita.

Dahulu kala, ada seekor anak ikan dan ibunya yang sedang berenang-renang di lautan dalam. Ibu ikan sedang mengajar anak kesayangannya akan erti kehidupan danrealiti yang mereka hadapi. Anak ikan ini bertanya, “Apa banyakkah perkara yang anakanda tidak ketahui wahai ibu?”.

Ibu ikan ini pun berkata, “Duhai anakku yang ku kasihi, sesungguhnya terdapat suatuperkara yang amat penting yang ibu ingin sampaikan…ajaran ini telah disampaikan olehpendita-pendita ikan yang terulung sejak zaman berzaman, telah disebarkan kepadaseluruh warga alam air ini dan ibu harap anakanda juga ambil berat apa yang ingin ibu katakan…Suatu hari nanti, anakanda akan beruji dengan godaan-godaan yang mengelirukan akal… akan anakanda jumpa cacing yang sungguh enak sedang dicucukoleh mata kail dan diikat pada tali yang tidak nampak oleh mata kasar.

Cacing itu kelihatan sungguh mengiurkan, sungguh lazat sehinggakan anakanda tidak terfikir akanapapun kecuali utk menikmati juadah yang enak itu… tetapi anakanda kena ingat ituhanyalah muslihat manusia, mengumpan anakanda ke alam lain yang penuh sengsara.”

“Alam apa itu ibu?” “Jika anakanda terjerumus ke perangkap manusia itu.. leher anakanda akan disentapoleh besi yang bercangkuk tajam dan akananda akan merasa kesakitan di muluanakanda. Kemudian, mereka akan tarik anakanda ke arah sesuatu yang menyilaupandangan sehingga anakanda rasa anakanda akan buta… anakanda akan di campakumpama sampah di perut perahu mereka dan anakanda akan berasa sesak keranaanakanda bukan lagi dikelilingi oleh air tetapi udara…

Kemudian mereka akan membawaanakanda ke pasar, mereka letakkan harga..ada manusia yang datang danmencocok-cocok badan anakanda sebelum ada yang membawa anakanda ke rumahmereka. Siksaan mereka belum selesai…manusia itu akan mengelar- ngelar anakanda,menghiris daging dan meletakkan garam dan .. pedihnya ibu tak dapat bayangkan danceritakan..”, sambil si ibu tunduk sayu dan ketakutan.

“Setelah dikelar-kelar… anakanda akan melihat minyak yang panas mengelegak, sehingga percikannya bisa meleburkan kulit anakanda yang halus itu… manusia kemudiannya akan menurunkan anakanda ke dalam minyak yang panas itu sehingga segala daging dan kulit anakanda melecur dan bertukar warna…

Akhirnya.. anakanda akan dilapah, dimamah dan dikunyah oleh gigi-gigi manusia yang tidak mengenal erti belas kasihan itu… Semua siksaan itu berpunca dari godaan yang sedikit… ibu berpesan agar anakanda ingat dan berhati-hati di laut lepas tu…”

Si anak..hanya mengangguk-anggukkan kepalanya… dalam hatinya masih tidak yakin..kerana belum pernah ketemu cacing yang sebegitu… Suatu hari.. setelah di anak ini remaja..dan bersiar-siar dengan kawan-kawannya..mereka terlihat seekor cacing yang amat besar, tampak lazat berseri-seri… semuaikan-kan itu telah mendengar cerita dari orang tua masing-masing.. cuma baru sekarangmelihatnya dengan mata kasar sendiri.. masing- masing menolak satu sama lain.. dan mencabar-cabar agar pergi menjamah juadah itu.. akhirnya si anak yang tidak yakindengan ceritaibunya tadi berkata, “

Ahhhh…masakan benar kata-kata ibuku.. makanan selazat ini tidak akanmendatangkan apa-apa kecuali kenyang perutku. Ini habuanku….”, terlintas nafsu yangdtg menggoda… lalu.. setelah si anak itu mengangakan mulutnya luas-luas dan denganrakusnya membaham cacing itu… mulut dan tekaknya terasa kesakitan yang amatsangat…setelah puas cuba melepaskan diri.. si anak tadi berasa kesal dan sedih dalamdirinya.. kerana dia tahu…apa yang ibu katakan memang benar…cuma segalanya sudah terlambat..hanya kerana nafsu.

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng.