Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah, Semut dan Cicak...

Timun Mas


Cerita Dongeng Indonesia - Portal Edukasi dongeng anak Indonesia, cerita dongeng, cerita rakyat Indonesia, Dongeng Nusantara, cerita binatang, Fabel, Hikayat, Legenda Indonesia, Dongeng Asal Usul, Cerita rakyat nusantara, kumpulan kisah dongeng anak indonesia, kumpulan cerita anak Indonesia, kumpulan cerita lucu, daftar cerita dongeng, fabel, hikayat, tips belajar, edukasi anak usia dini, PAUD, dan Balita.

Alkisah Cerita Timun Emas diawali oleh kisah seorang nenek tua yang tinggal menyendiri di sebuah rumah tua di pinggiran hutan di dekat sebuah dusun yang sunyi. Awalnya kehidupan dusun itu sangat damai, sampai akhirnya datang seorang raksasa yang tinggal dan menetap di hutan tersebut.

Si nenek tidak merasakan takut seperti layaknya para penghuni dusun, karena banyak sekali hewan yang dimangsa oleh si raksasa. Sampai akhirnya si raksasa merasa terganggu akibat rasa lapar yang amat sangat untuk memangsa manusia, karena sudah tidak ada lagi hewan yang bisa ia makan.

Sampailah si raksasa tadi ke rumah si nenek tersebut, nenek tua itu bertanya kepada si raksasa, " apa gerangan yang membawa engkau kemari, hai raksasa?", tanya si nenek. "Aku ingin memakan seorang perempuan saat ini, apakah kau memilikinya?" tanya si raksasa kepada si nenek.

Nenek berkata kepada si raksasa, "dari dulu aku ingin punya anak perempuan, tapi aku tidak bisa, tapi bukan untuk aku makan, tapi ingin aku pelihara dan aku besarkan" jawab si nenek kepada raksasa. " Hmm..baiklah tunggu aku sebentar", si raksasa kembali masuk kedalam hutan dan kembali dengan menggenggam biji-bijian dan memberikan kepada si nenek.

"Untuk apa biji mentimun ini?" tanya si nenek kepada raksasa. "Kau tanamlah di pekarangan mu, sampai nanti berbuah sebesar ukuran manusia, aku akan datang kembali". Raksasa langsung masuk kembali ke dalam hutan meninggalkan si nenek yang masih kebingungan dengan perkataan raksasa.

Akhirnya biji mentimun tadi di tanam juga oleh nenek yang memang ingin sekali memiliki anak perempuan dari dulu untuk ia asuh dan besarkan, sampai akhirnya biji mentimun itu tumbuh dan berbuah, akhirnya biji mentimun itu tumbuh sebesar manusia, nenek tua itu sangat senang dan terharu, ternyata apa yang ia harapkan selama ini bisa menjadi kenyataan.

Malam itu bulan purnama penuh, si nenek sangat letih seharian mencari kayu bakar untuk ia jual dan sisanya ia simpan untuk membakar bahan makanan untuknya. Pagi harinya ia terkejut ketika ia bangun sudah ada sarapan pagi dan secangkir teh hangat ada di meja sebelah tempat tidurnya.

"Hei, siapa yang membuatkan aku sarapan?, tanya si nenek dalam hati keheranan. "Aku nek.."..tiba-tiba ada suara di luar pintu kamar si nenek. Si nenek terkejut ketika ada sesosok perempuan cantik yang menghampirinya. "Siapakah tuan puteri gerangan?", si nenek terpukau oleh kecantikan anak perempuan tadi. "Aku adalah timun emas, biji mentimun yang engkau tanam di pekaranganmu". Si nenek merasa bahagia dan tiba-tiba ia merasa sedih. "Kenapa engkau bersedih?, bukankah kau menginginkan aku dari dulu?". Ternyata si nenek ingat pesan si raksasa yang akan membawa anak perempuan yang berasal dari biji mentimun yang ia tanam.

Si nenek merasa galau luar biasa, di satu sisi ia ingin membesarkan seorang anak perempuan, disatu sisi ia harus merelakan timun emas pergi agar ia tidak dimakan oleh raksasa jahat. "Timun emas yang cantik, pergilah nak engkau dari sini, aku lebih bahagia kau pergi, ketimbang engkau menjadi mangsa raksasa". Akhirnya si nenek memberikan bekal kepada timun emas berupa biji timun, jarum, garam dan terasi. Taburkanlah jika kau merasa dalam bahaya.

Tak lama setelah berkata demikian, muncullah raksasa yang menagih janji kepada si nenek, dan nenek itu langsung menyuruh timun emas lari sekencang-kencangnya untuk menyelamatkan diri dari raksasa jahat yang kelaparan itu. Raksasa itu melihat timun emas lari kedalam hutan , dan ia pun mengejarnya. Timun emas langsung menebar biji mentimun di dalam hutan, seketika hutan itu berubah menjadi tanaman mentimun yang sangat besar dan melilit kaki raksasa yang mengejar timun emas.

Namun raksasa masih tangguh dengan lilitan timun. Lalu timun mas menebarkan jarum, dan seketika tumbuh tanaman bambu yang sangat tajam dan melukai kaki raksasa tersebut. Dan akhirnya juga raksasa lepas dari pohon bambu yang lebat tadi.

Tibalah timun mas di dekat sungai besar, dan ia pun menebarkan garam di sungai tersebut, seketika pula sungai berubah menjadi lautan yang dalam, namun bukanlah rintangan yang berarti bagi si raksasa. Sampai akhirnya timun emas menebarkan terasi pada sebuah danau, si raksasa terjerembab dalam danau yang berubah menjadi lumpur hidup dan menghisap si raksasa masuk kedalamnya hingga tenggelam. Timun emas sangat lega, ia pun kembali ke rumah nenek tua tadi. dan ia pun sangat berterima kasih kepada si nenek tua dan mereka pun kini tinggal bersama dan bahagia.

Mungkin hikmah yang bisa kita ambil dari cerita timun emas diatas adalah jangan lah kita berputus asa ketika kita memiliki sebuah keinginan untuk kita wujudkan , percayalah bahwa kita bisa mewujudkan impian jika kita tidak mudah putus asa. Jangan lewatkan juga membaca Kisah Pangeran Buruk Rupa yang Baik Hati yang sangat seru dan mengasyikan.

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng.


Bawang Merah dan Bawang Putih


Cerita Dongeng Indonesia - Portal Edukasi dongeng anak Indonesia, cerita dongeng, cerita rakyat Indonesia, Dongeng Nusantara, cerita binatang, Fabel, Hikayat, Legenda Indonesia, Dongeng Asal Usul, Cerita rakyat nusantara, kumpulan kisah dongeng anak indonesia, kumpulan cerita anak Indonesia, kumpulan cerita lucu, daftar cerita dongeng, fabel, hikayat, tips belajar, edukasi anak usia dini, PAUD, dan Balita.

Alkisah, hiduplah sebuah keluarga yang hidup dengan tenteram dan damai. Keluarga ini terdiri dari ayah, ibu, dan anak semata wayangnya bernama Bawang Putih. Namun, ketenteraman dan kedamaian ini terganggu lantaran si ibu jatuh sakit dan akhirnya meninggal. Kejadian tersebut membuat keluarga kecil itu bersedih karena kehilangan orang yang dicintai.

Tak jauh dari rumah mereka, tinggallah seorang janda dan putrinya bernama Bawang Merah. Ketika ibu Bawang Putih telah meninggal, kedua orang ini sering datang ke rumah Bawang Putih. Pada awalnya, antara ibu Bawang Merah dengan ayah Bawang Putih hanya saling berbincang saja. Namun, lama-kelamaan, timbul juga pemikiran di pikiran ayah Bawang Putih untuk mempersunting ibu Bawang Merah. Ayah Bawang Putih tidak ingin putri semata wayangnya tumbuh tanpa kehadiran seorang ibu.

Setelah berdiskusi dengan Bawang Putih, keduanya pun melangsungkan pernikahan. Saat baru menikah, ibu tiri dan Bawang Merah sangat baik terhadap Bawang Putih. Akan tetapi, ternyata itu hanyalah kamuflase keduanya. Diam-diam, keduanya merencanakan sesuatu untuk menyingkirkan Bawang Putih.

Maka, ibu tiri dan Bawang Merah menyuruh Bawang Putih melakukan banyak pekerjaan rumah yang berat-berat. Tentunya, semua beban ini tidak diceritakan Bawang Putih kepada ayahnya. Lagipula, setelah menikah dengan ibu Bawang Merah, ayahnya bukannya kunjung bahagia melainkan malah sakit-sakitan yang berujung pada kematiannya.

Bawang Putih yang sedih mengetahui dirinya sebatang kara tetap tak bisa berbuat apapun di hadapan ibu tiri dan Bawang Merah. Satu-satunya hal yang bisa dilakukannya adalah mematuhi perintah ibu dan saudara tirinya. Bawang Putih berharap keduanya bisa berubah. Namun, mereka malah semakin menjadi-jadi.

Suatu hari, ketika Bawang Putih pergi ke sungai untuk mencuci, baju kesayangan ibu tirinya hanyut terbawa arus sungai. Bawang Putih melapor kepada ibu tirinya. Namun, bukannya mengasihaninya, ibu tiri Bawang Putih malah menyuruh untuk mencarinya sampai ketemu. Jika tidak, Bawang Putih tidak diperbolehkan pulang.

Bawang Putih menyusuri sungai untuk mencari baju kesayangan ibu tirinya. Namun, sejauh kakinya melangkah tidak ditemukannya baju kesayangan ibunya. Padahal hari sudah malam. Bawang Putih hampir saja menangis jika tidak melihat lampu minyak di gubuk tepi sungai. Bawang Putih pun menghampirinya.

Tok. Tok. Tok. Bawang Putih mengetuk pintu gubuk itu. Selang berapa lama kemudian muncullah seorang nenek tua dari dalam. Nenek tua itu memperhatikan Bawang Putih dan berkata, "Hai, gadis manis, apa yang kamu lakukan malam-malam?" "Begini, Nek, aku kehilangan sebuah baju dan sedang mencarinya, apakah Nenek melihatnya?" "Apakah baju yang kamu cari berwarna merah?" "Ah iya benar sekali, Nek. Bisakah Nenek memberikannya padaku?" Nenek itu tersenyum. "Dengan satu syarat. Kamu harus tinggal di sini dan membantu Nenek selama seminggu. Bagaimana?"

Bawang Putih berpikir sejenak. Jika dirinya tidak mau, ibu tirinya tentu akan marah lagi. "Baiklah, Nek, aku mau." Tinggallah Bawang Putih selama seminggu di gubuk si Nenek. Selama tinggal di sana, Bawang Putih melakukan apa yang sudah dijanjikannya dengan rajin dan tanpa mengeluh sedikit pun.

Seminggu pun lewat. Akhirnya, Nenek itu memanggil Bawang Putih untuk mengembalikan baju ibu tirinya. Bahkan, si Nenek memberikan Bawang Putih bonus sebuah labu. Ada dua labu yang disodorkan untuk dipilih Bawang Putih, labu besar dan labu kecil. Bawang Putih mengambil labu yang kecil. Si Nenek bertanya padanya, "Kenapa kamu mengambil labu yang kecil, Nak?" "Tangan-tanganku kecil dan tenagaku hanya kuat mengangkat labu yang kecil. Jadi, aku memilih labu kecil."

Si Nenek pun tersenyum. Bawang Putih pulang dengan riang gembira. Sesampainya di rumah, setelah memberikan baju kepada ibu tirinya, Bawang Putih membelah labu kecil miliknya. Tak disangka ternyata isinya emas-berlian yang sangat banyak. Bawang Merah yang mengintip tak jauh dari situ segera memanggil ibunya. Melihat emas-berlian itu, ibu Bawang Merah segera merebutnya dari tangan Bawang Putih. Kemudian bertanya, "Dari mana kau mendapatkan ini semua?" Bawang Putih menceritakannya dengan jujur tanpa kurang satu detail pun. Ibu Bawang Merah kemudian punya ide. Dia memerintahkan Bawang Merah untuk melakukan hal serupa Bawang Putih.

Bawang Merah pun setuju. Dia pergi ke rumah Nenek itu dan tinggal selama seminggu. Namun, dasar pemalas, Bawang Merah tidak melakukan semuanya dengan sungguh-sungguh. Pada akhir minggu, Bawang Merah dipanggil oleh si Nenek yang hendak mengembalikan bajunya. Waktu si Nenek hendak beranjak, Bawang Merah bertanya, "Mana labu untukku?"

Si Nenek bingung mendengar pertanyaan itu. Namun, akhirnya dia mengerti. Kemudian, membawakan dua labu, kecil dan besar, kepada Bawang Merah. Tentu saja, Bawang Merah mengambil labu yang besar. Si Nenek tersenyum dan bertanya pada Bawang Merah. "Kenapa kamu memilih labu yang besar?" "Yang besar tentu isinya banyak."

Lalu Bawang Merah pulang ke rumah. Ibunya yang sudah tidak sabar segera menyambut kedatangan putrinya. Keduanya kemudian membelah labu besar pemberian si Nenek. Bukannya keluar emas-berlian, yang keluar justru binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking dan sebagainya yang segera mematuk mereka berdua. Keduanya langsung meninggal di tempat.

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng.