Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah, Semut dan Cicak...

Legenda Asal Usul Nama Madura

Cerita Dongeng Indonesia - Portal dongeng anak Indonesia, cerita dongeng, cerita rakyat Indonesia, cerita binatang Fabel, Hikayat, Legenda Indonesia dan Dongeng Asal Usul.
Cerita Dongeng Indonesia - Legenda Asal Usul Nama Madura. Pada zaman dahulu ada sebuah kerajaan di atas pegunungan Tengger, bernama Kerajaan Medangkamulan. Pada masa itu, diperintah oleh Prabu Gilingwesi yang sangat dihormati dan disegani rakyatnya. Raja dibantu oleh perdana menteriyang gagah berani dan cerdik bernama Patih Pranggulang.

Meskipun Kerajaan Medangkamulan adil dan makmur, tetapi agak bersedih hati karena Putrinya yang cantik jelita yang bernama Putri Raden Ayu Tunjungsekar tidak mau bersuami. Telah banyak lamaran datang dari para putra mahkota kerajaan-kerajaan tetangga, namun semua itu ditolak oleh Putri Raden Ayu Tunjungsekar

Pada suat malam Putri Raden Ayu Tunjungsekar tidur amat pulas. Dalam tidurnya ia bermimpi sedang berjalan-jalan di tengah kebun yang sangat indah. Di kejauhan terdengar tembang seorang pangeran yang sangat merdu. Ketika ia sedang menikmati keindahan itu, tiba-tiba bulan purnama muncul di langit yang bersih tanpa awan. Ia sangat terpesona melihat sinar bulan yang sangat lembut itu.

Bulan itu pun turun. Makain lama makin rendah. Putri Tunjungsekar heran melihat peristiwa itu setelah dekat, bulan itu masuk ke Putri Tunjngsekar. Pada saat itulah Putri Tunjungsekar terbangun. Ia terkejut. Ia pun kemudian mencoba untuk mengartikan mimpi itu. Beberapa bulan setelah mimpi itu Putri Tunjungsekar hamil.Prabu Gilingwersi merasa terpukul dan amat murka. Ia tidak percaya kalau kehamilan putrinya itu diakibatkan oleh mimpi. Maka kemudian ia memutuskan untuk menghukum Putri Tunjungsekar.

“ Patih“, kata raja dengan nada sangat marah, “Bawalah Putri Tunjungsekar ke hutan, dan di sana bunuhlah ia sebagai hukuman atas kesalahannya.”

Patih Pranggulang pun berangkat. Setelah berjalan sehari semalam, sampailah mereka di hutan yang sangat lebat yang kebetulan dekat dengan laut. Mereka berhenti di tempat tersebut.

“ Ki Patih, “ ujar Tunjungsekar,’ Silakan hukuman mati untukku dilaksanakan. Tetapi ingat, kalau Ki Patih tidak bisa membunuhku, berarti aku memang tidak bersalah.”

“ Baik, Tuan Putri, “ jawab Ki Patih.

Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang ke Putri Tunjungsekar. Akan tetapi, sebelum menyentuh tubuh Putri Tunjungsekar pedang itu jatuh ke tanah. Ki Patih memungut pedang itu, kemudian berusaha mengayunkan ke leher Putri Tunjungsekar, tetapi sebelum menyentuh leher sang Putri pedangnya malah terpental jauh. Ki Patih tidak putus asa. Ia mencoba lagi, tetapi tetap gagal. Kali ini bahkan pedangnya terpental makin jauh.

“Tuan Putri, kiranya benarlah apa yang Tuan putri katakan. Tuan Putri memang tidak bersalah”, kata Ki Patih.” Karena itu, sebaiknya Tuan Putri segera pergi meninggalkan tempat ini. Hamba akan membuat rakit untuk Tuan Putri. Berakitlah melalui laut ini, hamba yakin nanti Tuan Putri akan menemui daratan. Hamba sendiri tidak akan pulang ke kerajaan tetapi akan bertapa di sini untuk mendoakan agar Tuan Putri selamat,” tambahnya.

Tunjungsekar pun kemudian menaiki rakit yang telah dibuat Ki Patih. Ketika sampai di tengah laut pada suatu malam, kebetulan waktu itu bulan sedang purnama, perut Tunjungsekar terasa sangat sakit. Ketika bulan benar-benar di atas Tunjungsekar lahirlah seorang bayi laki-laki yang mungil dari perut Tunjungsekar. Bayi itu didekapnya dengan penuh kasih sayang. Karena lahir di laut, bayi itu diberi nama Raden Sagara. Sagara dalam bahasa Madura sama dengan segara dalam bahasa Jawa, artinya laut.

Beberapa hari kemudian pada suatu pagi tampaklah di mata Tunjungsekar sebuah pulau. Ia pun kemudian mendekatinya. Ketika rakit yang dinaikinya sudah menepi di pulau itu, Tunjngsekar sambil mendekap bayinya turun dari rakit. Tiba- tiba hal aneh terjadi. Ketika sampai di darat, raden sagara yang baru berumur beberapa hari tiba-tiba melocat ke tanah . Ia pun kemudian berlari kesana kemari dengan riangnya tubuh raden sagarapun cepat bertambah besar.

Raden Sagara dan ibunya berjalan terus. Pulau itu sangat sepi, tidak ada manusia lain kecuali mereka berdua. Mereka kemudian tiba di sebuah tanah yang lapang. Dalam bahasa Madura tanah lapang disebut ra-ara atau hampir sama dengan ara-ara dalam bahasa Jawa. Di sudut tanah lapang itu Raden Sagara melihat sebatang pohon. Ia mendekati pohon itu. Di dahan paling rendah ada sarang lebah yang cukup besar. Ketika Raden Sagara mendekat lebah-lebah bertebangan menjauh, seolah-olah mempersilahkan Raden Sagara untuk mengambil madunya. Kemudian Raden Sagara pun dapat menikmati madu bersama ibunya sepuas-puasnya.

“Karena mereka menemukan madu di tanah lapang yang luas, tempat itu kemudian diberi nama Madura, yaitu berasal dari kata madu era – ara, artinya madu di tanah yang lapang. Raden Sagara pun kemudian hidup bersama ibunya, dan kelak kemudian hari ia menjadi raja memerintah Pulau Madura untuk kali pertamanya.

Cerita Dongeng Indonesia - Portal Edukasi dongeng anak Indonesia, cerita dongeng, cerita rakyat Indonesia, Dongeng Nusantara, cerita binatang, Fabel, Hikayat, Legenda Indonesia, Dongeng Asal Usul, Cerita rakyat nusantara, kumpulan kisah dongeng anak indonesia, kumpulan cerita anak Indonesia, kumpulan cerita lucu, daftar cerita dongeng, fabel, hikayat, tips belajar, edukasi anak usia dini, PAUD, dan Balita.

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng.


Asal usul Kota Surabaya

Cerita Dongeng Indonesia - Portal dongeng anak Indonesia, cerita dongeng, cerita rakyat Indonesia, cerita binatang Fabel, Hikayat, Legenda Indonesia dan Dongeng Asal Usul.
Cerita Dongeng Indonesia - Asal usul Kota Surabaya. Dahulu, dilautan luas sering terjadi perkelahian antara Ikan Hiu Sura dengan Buaya. Mereka berkelahi hanya karena berebut mangsa.Keduanya sama-sama kuat, sama-sama tangkas,sama-sama cerdik, sama-sama ganas dan sama-sama rakus.Sudah berkali-kali mereka berkelahi belum pernah ada yang menang atau pun yang kalah. akhirnya mereka mengadakan kesepakatan. "Aku bosan terus-menerus berkelahi, Buaya," kata ikan Sura. "Aku juga, Sura.Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak lagi berkelahi?" tanya Buaya. Ikan Hiu Sura sudah punya rencana untuk menghentikan perkelahiannya dengan Buaya segera menerangkan.

"Untuk mencegah perkelahian di antara kita,sebaiknya kita membagi daerah kekuasaan menjadi dua. Aku berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air,sedangkan kamu barkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di daratan. Sebagai batas antara daratan dan air, kita tentukan batasnya,yaitu tempat yang dicapai oleh air laut pada waktu pasang surut!"

"Baik aku setujui gagasanmu itu!" kata Buaya. Dengan adanya pembagian wilayah kekuasaan, maka tidak ada lagi perkelahian antara Sura dan Buaya. Keduanya telah sepakat untuk menghormati wilayah masing-masing. Tetapi pada suatu hari, Ikan Hiu Sura mencari mangsa di sungai. Hal ini dilakukan dengan sembunyi-sembunyi agar Buaya tidak mengetahui. Mula-mula hal ini memang tidak ketahuan. Tetapi pada suatu hari Buaya memergoki perbuatan Ikan Hiu Sura ini.Tentu saja Buaya sangat marah melihat Hiu Sura melanggar janjinya.

"Hai Sura, mengapa kamu melanggar peraturan yang telah kita sepakati berdua? Mengapa kamu berani memasuki sungai yang merupakan wilayah kekuasaanku?" tanya Buaya. Ikan Hiu Sura yang merasa tak bersalah tenang-tenang saja. "Aku melanggar kesepakatan? Bukankah sungai ini berair.Bukankah aku sudah bilang, bahwa aku adalah penguasa di air? Nah, sungai ini 'kan ada airnya, jadi juga termasuk daerah kekuasaanku, " Kata Ikan Hiu Sura. "Apa? Sungai itu 'kan tempatnya di darat, sedang daerah kekuasaanmu ada di laut, berarti sungai itu adalah darerah kekuasaanku!" Buaya ngotot. "Tidak bisa. Aku 'kan tidak pernah bilang kalau di air itu hanya air laut, tetapi juga air sungai" jawab Hiu Sura? "Kau sengaja mencari gara-gara,Sura?" "Tidak! kukira alasanku cukup kuat dan aku memang dipihak yang benar!" kata Sura. "Kau sengaja mengakaliku.Aku tidak sebodoh yang kau kira!" kata Buaya mulai marah. "Aku tidak perduli kau bodoh atau pintar, yang penting air sungai dan air laut adalah kekuasaanku!" Sura tak mau kalah.

Karena tidak ada yang mau mengalah, maka pertempuran sengit antara Ikan Hiu Sura dan Buaya terjadi lagi. Pertarungan kali ini semakin seru dan dahsyat. Saling menerjang dan menerkam, saling menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap, air disekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang tersebut. Mereka terus bertarung mati-matian tanpa istirahat sama sekali.

Dalam pertarungan dahsyat ini, Buaya mendapat gigitan Hiu Sura di pangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membengkok kekiri. Sementara ikan Sura juga tergigit ekornya hingga hampir putus, lalu ikan Sura kembali ke lautan. Buaya puas telah dapat mempertahankan daerahnya.

Pertarungan antara ikan Hiu yang bernama Sura dan Buaya ini sangat berkesan di hati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu,nama Surabaya selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa ini. Dari peritiwa inilah kemudian dibuat lambang Kota Surabaya yaitu gambar "ikan sura dan buaya".

Namun ada juga sebahagian berpendapat, asal usul Surabaya baerasal dari kata Sura dan Baya. Sura berarti Jaya atau selamat. Baya berarti bahaya, jadi Surabaya berarti "selamat menghadapi bahaya". Bahaya yang dimaksud adalah serangan tentara Tar-tar yang hendak menghukum Raja Jawa. Seharusnya yang dihukum adalah Kartanegara, karena Kartanegara sudah tewas terbunuh, maka Jayakatwang yang diserbu oleh tentara Tar-tar itu. Setelah mengalahkan Jayakatwang, orang Tar-tar itu merampas harta benda dan puluhan gadis-gadis cantik untuk dibawa ke Tiongkok. Raden Wijaya tidak terima diperlakukan seperti itu. Dengan siasat yang jitu, Raden Wijaya menyerang tentara Tar-tar di pelabuhan Ujung Galuh hingga mereka menyingkir kembali ke Tiongkok.

Selanjutnya, dari hari peristiwa kemenangan Raden Wijaya inilah ditetapkan sebagai hari jadi Kota Surabaya. Surabaya sepertinya sudah ditakdirkan untuk terus baergolak. Tanggal 10 November 1945 adalah bukti jati diri warga Surabaya yaitu berani menghadapi bahaya serangan Inggris dan Belanda.

Di zaman sekarang, setelah ratusan tahun dari cerita asal usul Surabaya tersebut, ternyata pertarungan memperebutkan wilayah air dan darat terus berlanjut. Di kala musim penghujan tiba kadangkala banjir menguasai kota Surabaya. Pada musim kemarau kadangkala tempat-tempat genangan air menjadi daratan kering. Itulah Surabaya.

Cerita Dongeng Indonesia - Portal Edukasi dongeng anak Indonesia, cerita dongeng, cerita rakyat Indonesia, Dongeng Nusantara, cerita binatang, Fabel, Hikayat, Legenda Indonesia, Dongeng Asal Usul, Cerita rakyat nusantara, kumpulan kisah dongeng anak indonesia, kumpulan cerita anak Indonesia, kumpulan cerita lucu, daftar cerita dongeng, fabel, hikayat, tips belajar, edukasi anak usia dini, PAUD, dan Balita.

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng.


Dongeng Si Miskin dan Si Kaya

Cerita Dongeng Indonesia - Dongeng Si Miskin dan Si Kaya. Alkisah di sebuah dunia antah berantah hiduplah 2 gerombolan besar yaitu si kaya dan si miskin berdampingan. Sering kali si miskin mengeluh dan marah kepada negeri , kepada raja, kepada pejabat, kepada si kaya.

"Kenapa dunia tidak adil, dan banyak kebijakan raja yang tidak memikirkan nasib kami"Tiada hari tanpa mengeluh sepertinya, dan marah. Namun menanti nanti keadaan tidak kunjung berubah. Tahunberganti tahun nasibpun tetap sama tidak berubah. Protes demi protes tidak juga bisa merubahnya.

Namun demikian salah seorang dari gerombolan miskin ini bermimpi ingin menjadi berhasil seperti para gerombolan si kaya. Sebut saja namanya Oke, dan Oke punya sahabat karib bernama Enggak.

Oke selalu kagum melihat gerombolan kaya, namun Enggak selalu marah menuntut nasibnya berubah.

Waktu pun berjalan Oke belajar memahami apa yang dilakukan si gerombolan kaya. Sedangkan Enggak menghabiskan waktunya menghina, ngedumel, marah , dengan kondisi nya.

Waktu pun berjalan lagi si oke lebih memahami sebab dan akibat kenapa seseorang bisa berpindah ke gerombolan si kaya, sedangkan si Enggak tetap aja ngedumel dan marah dengan keadaan.

Si Oke dan Si Enggak mereka memang sama sama pekerja kasar namun si Oke dengan mempelajari grombolan si kaya mengerti bagaimana memutar pendapatannya kepada hal lain yang bisa membuat keadaan berubah. Dia mencoba ....

Namun ternyata keadaan tidaklah semulus apa yang diinginkan Si Oke,Si Oke menceritakantemannya Si Enggak namun bukan dukungan yang diterimanya, dimintanya Si Oke untuk berhenti bermimpi.

Adalah suatu ketika Si Oke mempunyai cukup uang untuk berusaha menjual makanan , masyarakat sekitarnya di gerombolan miskin selalu memberikan komentar negatif, dari pada masukan untuk memperbaiki dagangannya , tetapi gerombolan miskin lebih suka mengata ngatai dan menjatuhkan sesamanya. Setelah mengata ngatai mereka biasanya merasakan diri menjadi lebih baik, begitulah tabiat si miskin.

Dalam usahanya Si Oke ini tentu banyak badainya dan kesulitannya, satu demi satu, semuanya berhadapan dengan kata kata negatif orang orang miskin tsb.

Namun seperti biasanya dalam kehidupan kegagalan tidak selamanya dekat bagi orang yang bisa belajar darinya.

Si Oke akhirnya mulai berubah, mulailah dia bisa mempekerjakan teman teman miskinya, dan juga mempunyai aset yang makin banyak, ada kereta kuda, kereta onta, kereta banteng, dan yang paling mahal kereta naga.

Sampai satu saat itu Si Oke sudah mempunyai cukup kepandaian dan kemampuan merubah hidupnyua, Sedangkan Si Enggak masih saja marah marah kepada keadaan, dan juga sibuk menjatuhkan teman teman lain yang di ajak si Oke untuk berpindah ke gerombolan kaya.

Kemudian sampai namanya termasyur dan terdengar ke mana mana Si Oke dihormati bahkan oleh gerombolan kaya lainnya, dan juga oleh raja Antahberantah. Rajapun mendengar kabar itu dan memanggil Si Oke, tapi karena si Oke dan si Enggak berteman baik maka Oke ingin mengajak si Enggak dalam perjalanannya menghadap raja,

Akhirnya Rajapun ingin berbincang bincang dengan Si Oke, dan Si Enggak ikut bersamanya

"Raja bertanya bagaimana sih kamu bisa?" "Lihatlah ada jutaan orang miskin tapi tidak satupun yang keluar dari kemiskinannya. Apa yang kamu lakukan ?"

Si Oke pun menjawab," Saya merasa saya salah paduka?"

Rajapun heran dengan jawaban tersebut, dan minta Si Oke menjelaskan maksud dari jawabannya

"Dari mula saya merasa sangat kurang, jadi saya merasa kagum dengan orang orang yang hebat dan bisa berada dalam gerombolan si kaya. Karena merasa salah saya mengkoreksi diri apa sebenarnya kesalahan yang saya lakukan, saya merasa banyak melakukan kesalahan dan banyak belajar untuk memberbaiki diri, semua adalah perjalanan yang menyedihkan, begitu banyak kesalahan yang harus diperbaiki dan saya harus belajar satu per satu, taunya setelah lama melakukanitu tiba tiba saya menjadi punya kemampuan untuk seperti sekarang ini ." Jawab Si Oke kepada Raja.

Raja betul betul terkesima dengan sikap Oke dan penjelasannya. namun dia heran kenapa teman dekatnya tidak ikut kaya seperti Si Oke dan dia bertanya kepada Si Enggak

"heh, kog kamu gak maju maju padahal si Oke teman baik kamu kan?"

Si Enggak gelagapan menjawabnya dia hanya ingat raja berlaku tidak adil dan tidak memperjuangkan nasib si miskin. "Raja tidak adil saya terus terusan berjuang dan menyuarakan nasib kami tapi negeri ini tidak mau dengar, sayasudah bertahun tahun menuntut "Kata Enggak kepada Raja.

Raja geleng geleng kepala mendengar jawaban si Enggak kemudian bertanya" Lalu kalau si Oke merasa melakukan banyak kesalahan sehingga dia memperbaiki diri menjadi berhasil seperti sekarang, apakah kamu tidak pernah merasa bersalah ?"

"Bukan salah saya pak , keadaan begini , siapa yang mau lahir jadi orang susah, orang kaya enak begitu lahir sudah ada uang , sudah ada modal, sedangkan kami? bahkan negara tidak mau membantu!" balas Enggak kepada Raja "Jadi kamu ngak merasa melakukankesalahan, ?" "ya bukan saya saya dong pak" "Lalu kenapa kamu mau menjatuhkan Si Oke waktu dia ingin menanjak naik? kamu bukan memberikan dukungan , tapi kamu malah membanjiri Oke dengan cemooh dan menjatuhkan?

Lalu raja mengeleng geleng kepala. Dari penjelasan Oke Raja memahami, persoalan negeri itu, persoalan kenapa si Kaya makin kaya dan si miskin makin miskin. Semua sama sama makan nasi, namun si Kaya selalau mempunyai kerendahan diri ketika memulai dari hal kecil sekalipun bahkan dalam keadaan tidak punya apapun. Sedangkan si miskin sudah miskin tinggi kepala dan tidak pernah merasa salah dan lebih suka menyalahkan orang. Si kaya suka mengajak teman temanya membangun diri menjadi kaya, Sedang kan si miskin ramai ramai saling menjatuhkan, siapapun yang mencoba naik si miskin akan dengan segera mencemoohnya agar si miskin menadi merasa tinggi.

Demikian pula hasil dari pengamatan Raja ternyata terjadi si seluruh negeri Antahberantah Raja sebenarnya sangat baik dia tidak ingin ada orang miskin lagi di negerinya, tetapi ada masalah mendasar dari si miskin ini . Dan raja memerintahkan agar setiap orang rendah diri dan meninggi kan yang lain, dan saling mendukung dan mengapresiasi apapun yang dilakukan saudara segerombolannya agar mereka bisa menanjak bersama sama.

Karena perintah Raja itu akhirnya lama kelamaan si miskin belajar semua untuk menjadi kaya dan akhrinya negeri itu dipenuhi oleh orang kaya dan berpikiran positif yang saling bahu membahu dan saling mendukung satu sama lain. Demikianlah rakyat negeri itu hidup bahagia selamanya dan keturunan keturunannya menjadi bangsa yang besar dan jaya. Dan Si Oke dinobatkan menjadi pahlawan perubahan.

Namun demikian karena adanya ketidak sempurnaan , masih ada juga si miskin yang tinggi hati dan tidak mau belajar , dia masih suka menjatuh jatuhkan orang, suka marah dengan keadaan. dan menyalahkan orang lain. Dia mengikuti jejak si Enggak padahal Si Enggak sekarang sudah berubah menjadi kaya.

Rajapun pasrah dengan keadaan demikian , untuk orang yang begini memang tidak ada obatnya...kita cuma bisa tertawakan saja kebodohannya, bagaimana dia menginjak injak orang yang ingin maju. "memang sangat lucu dunia ini . Si miskin marah kepada si kaya. Tapi pada saat yang lain si miskin menghina si kaya sebelum si kaya menanjak. Setelah si kaya di atas dia marah. apa ngak ingat dia, kalau saya jadi si kaya yang dihina gitu pada awalnya, saya mah gak mau tau dia miskin dan masa bodoh bgt, ?"kata raja

akhirnya beberapa si miskin yang bebal di negeri itu hanya bisa ditertawakan saja oleh orang orang lain..karena tetap saja si miskin setia pada prilakunya yaitu kesombongan dan tidak mau belajar, menyalahkan menuntut tiada habisnya .. sampai akhir hidupnya. dan itu ganjaran yang paling berat untuk si miskin.

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng.


Dongeng Asal Mula Rumah Siput

Cerita Dongeng Indonesia - Dongeng Asal Mula Rumah Siput. Dongeng Asal Mula Rumah Siput. Pada zaman dahulu kala, siput tidak memiliki rumah seperti sekarang ini. Karena tak memiliki rumah, siput tinggal dari satu tempat ke tempat lainya. Dia terus berpindah-pindah demi mencari tempat yang tepat untuk di jadikan rumahnya.

Dahulu siput tinggal di atas pohon. Dia mendiami sarang burung yang telah di tinggal pemiliknya. Waktu pertama kali dia menempati sarang burung itu, siput merasa sangat nyaman. Daun dan dahan-dahan pohon melindunginya dari terpaan sinar mata hari. Sedangkan hangatnya sarang, melindunginya dari udara dingin di malam hari. Tapi semua tak berjalan lama, karena ketika musim hujan tiba siput tak bisa berbuat apa-apa. Karena daun dan ranting pohon tak bisa melindunginya dari terpaan air hujan. Sehingga siput merasa sangat kedinginan.

Akhirnya dia pun berpindah dari sarang burung itu, kemudian dia melihat sebuah lubang di batang pohon. Siput pun memutuskan untuk tinggal dan menjadikan lubang itu sebagai rumah barunya. Dia merasa nyaman, karena dia tak akan terpapar panasnya terik mentari dan tak kedinginan terguyur oleh air hujan. Tapi lagi-lagi ketenanganya tak bertahan lama. Karena pada suatu hari ada seekor burung pelatuk yang mematuk pohon tempat siput tinggal. Siput menjadi sangat terganggu dan tak bisa beristirahat dengan tenang, akhirnya dia kembali pindah dan turun dari atas pohon untuk mencari rumah baru.

Kemudian siput menemukan sebuah lubang di tanah. Dia pun mencoba untuk tinggal dan menjadikan lubang itu sebagai rumahnya. Suasana lubang yang hangat membuat siput sangat senang dan nyaman. Tapi gangguan kembali datang. Ketika malam tiba, para tikus datang dan menggali tanah tempat siput berada. Dan akhirnya rumah barunya kembali porak poranda. Dan siput akhirnya terpaksa untuk kembali pergi mencari rumah idamanya.

Hingga sampailah siput di tepi sebuah pantai. Dia menemukan sebuah lubang di batu karang dan mencoba untuk tinggal disana. "Mungkin ini bisa menjadi rumah yang tepat bagi ku. Aku tak akan kepanasan ataupun kehujanan. Tak akan ada burung pelatuk yang mengganggu ku, dan tak ada tikus yang mampu menggali batu karang ini untuk mengusik aku." kata siput dalam hati. Tapi lagi-lagi semua di luar perkiraanya. Ketika air laut pasang, rumah barunya ikut terendam dan membuat siput tersapu oleh ombak. Dan akhirnya dengan hampir berputus asa siput memutuskan untuk kembali mencari rumah baru.

Siput berjalan gontai menyisiri pantai. Rasa lelah membuatnya lemas. Akhirnya, dia menemukan sebuah cangkang kosong yang sangat cantik. Dan diapun masuk ke cangkang itu untuk beristirahat sementara waktu sebelum melanjutkan pencarianya. Tapi ketika pagi tiba dan siput terbangun, dia mulai sadar bahwa cangkang itu terasa sangat nyaman dan pas untuknya. Bentuknya yang indah dan cukup ringan, membuatnya leluasa untuk di bawa kemanapun siput pergi. Akhirnya, siput memutuskan untuk menjadikan cangkang itu sebagai rumah barunya yang sangat nyaman dan bebas dari gangguan.

Pesan Moral Dongeng dan Cerita : Janganlah menyerah untuk terus berusaha. Karena sebuah kegagalan adalah wujud dari keberhasilan yang tertunda.

Cerita Dongeng Indonesia - Portal Edukasi dongeng anak Indonesia, cerita dongeng, cerita rakyat Indonesia, Dongeng Nusantara, cerita binatang, Fabel, Hikayat, Legenda Indonesia, Dongeng Asal Usul, Cerita rakyat nusantara, kumpulan kisah dongeng anak indonesia, kumpulan cerita anak Indonesia, kumpulan cerita lucu, daftar cerita dongeng, fabel, hikayat, tips belajar, edukasi anak usia dini, PAUD, dan Balita.

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng.


Ayam Jantan yang Cerdik dan Rubah yang Licik

Cerita Dongeng Indonesia - Portal dongeng anak Indonesia, cerita dongeng, cerita rakyat Indonesia, cerita binatang Fabel, Hikayat, Legenda Indonesia dan Dongeng Asal Usul.
Cerita Dongeng Indonesia - Ayam Jantan yang Cerdik dan Rubah yang Licik. Suatu senja saat matahari mulai tenggelam, seekor ayam jantan terbang ke dahan pohon untuk bertengger. Sebelum dia beristirahat dengan santai, dia mengepakkan sayapnya tiga kali dan berkokok dengan keras. Saat dia akan meletakkan kepalanya di bawah sayap-nya, mata nya menangkap sesuatu yang berwarna merah dan sekilas hidung yang panjang dari seekor rubah. "Sudahkah kamu mendengar berita yang bagus?" teriak sang Rubah dengan cara yang sangat menyenangkan dan bersemangat. "Kabar apa?" tanya sang Ayam Jantan dengan tenang. Tapi dia merasa sedikit aneh dan sedikit gugup, karena sebenarnya sang Ayam takut kepada sang Rubah.

"Keluargamu dan keluarga saya dan semua hewan lainnya telah sepakat untuk melupakan perbedaan mereka dan hidup dalam perdamaian dan persahabatan mulai dari sekarang sampai selamanya. Cobalah pikirkan berita bagus ini! Aku menjadi tidak sabar untuk memeluk kamu! Turunlah ke sini, teman, dan mari kita rayakan dengan gembira."

"Bagus sekali!" kata sang Ayam Jantan. "Saya sangat senang mendengar berita ini." Tapi sang Ayam berbicara sambil menjinjitkan kakinya seolah-olah melihat dan menantikan kedatangan sesuatu dari kejauhan. "Apa yang kau lihat?"tanya sang Rubah sedikit cemas. "Saya melihat sepasang Anjing datang kemari. Mereka pasti telah mendengar kabar baik ini dan -"

Tapi sang Rubah tidak menunggu lebih lama lagi untuk mendengar perkataan sang Ayam dan mulai berlari menjauh. "Tunggu," teriak sang Ayam Jantan tersebut. "Mengapa engkau lari? sekarang anjing adalah teman-teman kamu juga!"

"Ya,"jawab Fox. "Tapi mereka mungkin tidak pernah mendengar berita itu. Selain itu, saya mempunyai tugas yang sangat penting yang hampir saja saya lupakan." Ayam jantan itu tersenyum sambil membenamkan kepalanya kembali ke bawah bulu sayapnya dan tidur, karena ia telah berhasil memperdaya musuhnya yang sangat licik.

Pesan Moral Dongeng Ayam jantan: Penipu akan mudah untuk ditakut-takuti.
Cerita Dongeng Indonesia - Portal Edukasi dongeng anak Indonesia, cerita dongeng, cerita rakyat Indonesia, Dongeng Nusantara, cerita binatang, Fabel, Hikayat, Legenda Indonesia, Dongeng Asal Usul, Cerita rakyat nusantara, kumpulan kisah dongeng anak indonesia, kumpulan cerita anak Indonesia, kumpulan cerita lucu, daftar cerita dongeng, fabel, hikayat, tips belajar, edukasi anak usia dini, PAUD, dan Balita.

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng.


Timun Mas


Cerita Dongeng Indonesia - Portal Edukasi dongeng anak Indonesia, cerita dongeng, cerita rakyat Indonesia, Dongeng Nusantara, cerita binatang, Fabel, Hikayat, Legenda Indonesia, Dongeng Asal Usul, Cerita rakyat nusantara, kumpulan kisah dongeng anak indonesia, kumpulan cerita anak Indonesia, kumpulan cerita lucu, daftar cerita dongeng, fabel, hikayat, tips belajar, edukasi anak usia dini, PAUD, dan Balita.

Alkisah Cerita Timun Emas diawali oleh kisah seorang nenek tua yang tinggal menyendiri di sebuah rumah tua di pinggiran hutan di dekat sebuah dusun yang sunyi. Awalnya kehidupan dusun itu sangat damai, sampai akhirnya datang seorang raksasa yang tinggal dan menetap di hutan tersebut.

Si nenek tidak merasakan takut seperti layaknya para penghuni dusun, karena banyak sekali hewan yang dimangsa oleh si raksasa. Sampai akhirnya si raksasa merasa terganggu akibat rasa lapar yang amat sangat untuk memangsa manusia, karena sudah tidak ada lagi hewan yang bisa ia makan.

Sampailah si raksasa tadi ke rumah si nenek tersebut, nenek tua itu bertanya kepada si raksasa, " apa gerangan yang membawa engkau kemari, hai raksasa?", tanya si nenek. "Aku ingin memakan seorang perempuan saat ini, apakah kau memilikinya?" tanya si raksasa kepada si nenek.

Nenek berkata kepada si raksasa, "dari dulu aku ingin punya anak perempuan, tapi aku tidak bisa, tapi bukan untuk aku makan, tapi ingin aku pelihara dan aku besarkan" jawab si nenek kepada raksasa. " Hmm..baiklah tunggu aku sebentar", si raksasa kembali masuk kedalam hutan dan kembali dengan menggenggam biji-bijian dan memberikan kepada si nenek.

"Untuk apa biji mentimun ini?" tanya si nenek kepada raksasa. "Kau tanamlah di pekarangan mu, sampai nanti berbuah sebesar ukuran manusia, aku akan datang kembali". Raksasa langsung masuk kembali ke dalam hutan meninggalkan si nenek yang masih kebingungan dengan perkataan raksasa.

Akhirnya biji mentimun tadi di tanam juga oleh nenek yang memang ingin sekali memiliki anak perempuan dari dulu untuk ia asuh dan besarkan, sampai akhirnya biji mentimun itu tumbuh dan berbuah, akhirnya biji mentimun itu tumbuh sebesar manusia, nenek tua itu sangat senang dan terharu, ternyata apa yang ia harapkan selama ini bisa menjadi kenyataan.

Malam itu bulan purnama penuh, si nenek sangat letih seharian mencari kayu bakar untuk ia jual dan sisanya ia simpan untuk membakar bahan makanan untuknya. Pagi harinya ia terkejut ketika ia bangun sudah ada sarapan pagi dan secangkir teh hangat ada di meja sebelah tempat tidurnya.

"Hei, siapa yang membuatkan aku sarapan?, tanya si nenek dalam hati keheranan. "Aku nek.."..tiba-tiba ada suara di luar pintu kamar si nenek. Si nenek terkejut ketika ada sesosok perempuan cantik yang menghampirinya. "Siapakah tuan puteri gerangan?", si nenek terpukau oleh kecantikan anak perempuan tadi. "Aku adalah timun emas, biji mentimun yang engkau tanam di pekaranganmu". Si nenek merasa bahagia dan tiba-tiba ia merasa sedih. "Kenapa engkau bersedih?, bukankah kau menginginkan aku dari dulu?". Ternyata si nenek ingat pesan si raksasa yang akan membawa anak perempuan yang berasal dari biji mentimun yang ia tanam.

Si nenek merasa galau luar biasa, di satu sisi ia ingin membesarkan seorang anak perempuan, disatu sisi ia harus merelakan timun emas pergi agar ia tidak dimakan oleh raksasa jahat. "Timun emas yang cantik, pergilah nak engkau dari sini, aku lebih bahagia kau pergi, ketimbang engkau menjadi mangsa raksasa". Akhirnya si nenek memberikan bekal kepada timun emas berupa biji timun, jarum, garam dan terasi. Taburkanlah jika kau merasa dalam bahaya.

Tak lama setelah berkata demikian, muncullah raksasa yang menagih janji kepada si nenek, dan nenek itu langsung menyuruh timun emas lari sekencang-kencangnya untuk menyelamatkan diri dari raksasa jahat yang kelaparan itu. Raksasa itu melihat timun emas lari kedalam hutan , dan ia pun mengejarnya. Timun emas langsung menebar biji mentimun di dalam hutan, seketika hutan itu berubah menjadi tanaman mentimun yang sangat besar dan melilit kaki raksasa yang mengejar timun emas.

Namun raksasa masih tangguh dengan lilitan timun. Lalu timun mas menebarkan jarum, dan seketika tumbuh tanaman bambu yang sangat tajam dan melukai kaki raksasa tersebut. Dan akhirnya juga raksasa lepas dari pohon bambu yang lebat tadi.

Tibalah timun mas di dekat sungai besar, dan ia pun menebarkan garam di sungai tersebut, seketika pula sungai berubah menjadi lautan yang dalam, namun bukanlah rintangan yang berarti bagi si raksasa. Sampai akhirnya timun emas menebarkan terasi pada sebuah danau, si raksasa terjerembab dalam danau yang berubah menjadi lumpur hidup dan menghisap si raksasa masuk kedalamnya hingga tenggelam. Timun emas sangat lega, ia pun kembali ke rumah nenek tua tadi. dan ia pun sangat berterima kasih kepada si nenek tua dan mereka pun kini tinggal bersama dan bahagia.

Mungkin hikmah yang bisa kita ambil dari cerita timun emas diatas adalah jangan lah kita berputus asa ketika kita memiliki sebuah keinginan untuk kita wujudkan , percayalah bahwa kita bisa mewujudkan impian jika kita tidak mudah putus asa. Jangan lewatkan juga membaca Kisah Pangeran Buruk Rupa yang Baik Hati yang sangat seru dan mengasyikan.

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng.


Bawang Merah dan Bawang Putih


Cerita Dongeng Indonesia - Portal Edukasi dongeng anak Indonesia, cerita dongeng, cerita rakyat Indonesia, Dongeng Nusantara, cerita binatang, Fabel, Hikayat, Legenda Indonesia, Dongeng Asal Usul, Cerita rakyat nusantara, kumpulan kisah dongeng anak indonesia, kumpulan cerita anak Indonesia, kumpulan cerita lucu, daftar cerita dongeng, fabel, hikayat, tips belajar, edukasi anak usia dini, PAUD, dan Balita.

Alkisah, hiduplah sebuah keluarga yang hidup dengan tenteram dan damai. Keluarga ini terdiri dari ayah, ibu, dan anak semata wayangnya bernama Bawang Putih. Namun, ketenteraman dan kedamaian ini terganggu lantaran si ibu jatuh sakit dan akhirnya meninggal. Kejadian tersebut membuat keluarga kecil itu bersedih karena kehilangan orang yang dicintai.

Tak jauh dari rumah mereka, tinggallah seorang janda dan putrinya bernama Bawang Merah. Ketika ibu Bawang Putih telah meninggal, kedua orang ini sering datang ke rumah Bawang Putih. Pada awalnya, antara ibu Bawang Merah dengan ayah Bawang Putih hanya saling berbincang saja. Namun, lama-kelamaan, timbul juga pemikiran di pikiran ayah Bawang Putih untuk mempersunting ibu Bawang Merah. Ayah Bawang Putih tidak ingin putri semata wayangnya tumbuh tanpa kehadiran seorang ibu.

Setelah berdiskusi dengan Bawang Putih, keduanya pun melangsungkan pernikahan. Saat baru menikah, ibu tiri dan Bawang Merah sangat baik terhadap Bawang Putih. Akan tetapi, ternyata itu hanyalah kamuflase keduanya. Diam-diam, keduanya merencanakan sesuatu untuk menyingkirkan Bawang Putih.

Maka, ibu tiri dan Bawang Merah menyuruh Bawang Putih melakukan banyak pekerjaan rumah yang berat-berat. Tentunya, semua beban ini tidak diceritakan Bawang Putih kepada ayahnya. Lagipula, setelah menikah dengan ibu Bawang Merah, ayahnya bukannya kunjung bahagia melainkan malah sakit-sakitan yang berujung pada kematiannya.

Bawang Putih yang sedih mengetahui dirinya sebatang kara tetap tak bisa berbuat apapun di hadapan ibu tiri dan Bawang Merah. Satu-satunya hal yang bisa dilakukannya adalah mematuhi perintah ibu dan saudara tirinya. Bawang Putih berharap keduanya bisa berubah. Namun, mereka malah semakin menjadi-jadi.

Suatu hari, ketika Bawang Putih pergi ke sungai untuk mencuci, baju kesayangan ibu tirinya hanyut terbawa arus sungai. Bawang Putih melapor kepada ibu tirinya. Namun, bukannya mengasihaninya, ibu tiri Bawang Putih malah menyuruh untuk mencarinya sampai ketemu. Jika tidak, Bawang Putih tidak diperbolehkan pulang.

Bawang Putih menyusuri sungai untuk mencari baju kesayangan ibu tirinya. Namun, sejauh kakinya melangkah tidak ditemukannya baju kesayangan ibunya. Padahal hari sudah malam. Bawang Putih hampir saja menangis jika tidak melihat lampu minyak di gubuk tepi sungai. Bawang Putih pun menghampirinya.

Tok. Tok. Tok. Bawang Putih mengetuk pintu gubuk itu. Selang berapa lama kemudian muncullah seorang nenek tua dari dalam. Nenek tua itu memperhatikan Bawang Putih dan berkata, "Hai, gadis manis, apa yang kamu lakukan malam-malam?" "Begini, Nek, aku kehilangan sebuah baju dan sedang mencarinya, apakah Nenek melihatnya?" "Apakah baju yang kamu cari berwarna merah?" "Ah iya benar sekali, Nek. Bisakah Nenek memberikannya padaku?" Nenek itu tersenyum. "Dengan satu syarat. Kamu harus tinggal di sini dan membantu Nenek selama seminggu. Bagaimana?"

Bawang Putih berpikir sejenak. Jika dirinya tidak mau, ibu tirinya tentu akan marah lagi. "Baiklah, Nek, aku mau." Tinggallah Bawang Putih selama seminggu di gubuk si Nenek. Selama tinggal di sana, Bawang Putih melakukan apa yang sudah dijanjikannya dengan rajin dan tanpa mengeluh sedikit pun.

Seminggu pun lewat. Akhirnya, Nenek itu memanggil Bawang Putih untuk mengembalikan baju ibu tirinya. Bahkan, si Nenek memberikan Bawang Putih bonus sebuah labu. Ada dua labu yang disodorkan untuk dipilih Bawang Putih, labu besar dan labu kecil. Bawang Putih mengambil labu yang kecil. Si Nenek bertanya padanya, "Kenapa kamu mengambil labu yang kecil, Nak?" "Tangan-tanganku kecil dan tenagaku hanya kuat mengangkat labu yang kecil. Jadi, aku memilih labu kecil."

Si Nenek pun tersenyum. Bawang Putih pulang dengan riang gembira. Sesampainya di rumah, setelah memberikan baju kepada ibu tirinya, Bawang Putih membelah labu kecil miliknya. Tak disangka ternyata isinya emas-berlian yang sangat banyak. Bawang Merah yang mengintip tak jauh dari situ segera memanggil ibunya. Melihat emas-berlian itu, ibu Bawang Merah segera merebutnya dari tangan Bawang Putih. Kemudian bertanya, "Dari mana kau mendapatkan ini semua?" Bawang Putih menceritakannya dengan jujur tanpa kurang satu detail pun. Ibu Bawang Merah kemudian punya ide. Dia memerintahkan Bawang Merah untuk melakukan hal serupa Bawang Putih.

Bawang Merah pun setuju. Dia pergi ke rumah Nenek itu dan tinggal selama seminggu. Namun, dasar pemalas, Bawang Merah tidak melakukan semuanya dengan sungguh-sungguh. Pada akhir minggu, Bawang Merah dipanggil oleh si Nenek yang hendak mengembalikan bajunya. Waktu si Nenek hendak beranjak, Bawang Merah bertanya, "Mana labu untukku?"

Si Nenek bingung mendengar pertanyaan itu. Namun, akhirnya dia mengerti. Kemudian, membawakan dua labu, kecil dan besar, kepada Bawang Merah. Tentu saja, Bawang Merah mengambil labu yang besar. Si Nenek tersenyum dan bertanya pada Bawang Merah. "Kenapa kamu memilih labu yang besar?" "Yang besar tentu isinya banyak."

Lalu Bawang Merah pulang ke rumah. Ibunya yang sudah tidak sabar segera menyambut kedatangan putrinya. Keduanya kemudian membelah labu besar pemberian si Nenek. Bukannya keluar emas-berlian, yang keluar justru binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking dan sebagainya yang segera mematuk mereka berdua. Keduanya langsung meninggal di tempat.

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng.