Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Dongeng Induk Burung Gagak dan Anaknya, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.
Dikisahkan, suatu hari seekor gagak muda mencuri makanan dari rumah Pak Tani dan membawanya pulang. Alih-alih menasihatinya, ibu gagak malah mengepakkan sayapnya dengan senang dan memujinya sebagai anak yang baik, karena membawa pulang makanan enak untuk ibunya yang telah bekerja keras. "Kamu anak pintar sekali, Nak!" serunya. "Ibu bangga padamu. Lain kali kamu harus membawa pulang daging, atau sesuatu yang lebih berharga, seperti emas, sendok perak atau cincin."
Gagak muda bahagia karena pujian ibunya, dia kemudian mulai mengambil barang lain dengan sungguh-sungguh. Tidak berapa lama dia sudah membawa pulang banyak sekali barang berharga seperti kalung emas, cincin, dan barang barang kecil lain sehingga keluarganya bisa saja membuka sebuah toko emas. Ibunya berkaok dengan senang dan memberitahukan semua kawan-kawannya, dalam hati induk gagak berkata " Sungguh memalukan... anak mereka tidak sepintar anak saya."
Setelah beberapa bulan lamanya, gagak muda yang selalu sibuk itu bosan mencuri dari orang-orang. Hal itu terlalu mudah baginya, sehingga tidak menyenangkan lagi. Ia lalu mencuri di sarang burung yang lain, lagipula ibunya masih selalu bilang padanya bahwa ia ada burung yang terbaik yang pernah ditetaskan seekor gagak. Perbuatannya itu berbahaya sekali, dan ia harus lebih cerdik. Tetapi pikirnya, bagaimana burung lamban seperti jalak atau bahkan elang bisa menangkapnya? Tapi, ternyata itulah yang terjadi. Dia tertangkap basah, dan dua ekor burung elang yang galak menjaganya untuk dihukum. '' Tentunya kamu harus mengerti, bahwa mencuri dari burung yang lain adalah kejahatan berat!" kata ketua burung Elang.
Setengah burung-burung hutan berkumpul pagi itu untuk menentukan nasibnya. Walaupun para burung gagak membelanya dengan usaha keras, mereka tidak bisa menyelamatkannya dari hukuman. Akhirnya ia minta satu permintaan, yaitu untuk bisa berbicara pada ibunya. Tidak ada yang bisa menolak permintaan yang menyentuh itu, dan semua burung di hutan itu terdiam menyaksikan ia dan ibunya berdiri berdampingan.
Kemudian..., tanpa basa basi, gagak muda itu mencakari dan mematuki ibunya dengan kasar sampai burung lain dengan ketakutan memisahkan mereka. Akhirnya dengan babak belur, si gagak muda itu berhasil meyakinkan mereka untuk mendengarkannya. "Kalian pikir aku adalah makhluk yang jahat dan kasar," dia bilang. "Dan mungkin memang itulah aku. Tetapi kesalahan bukan semua milikku. Aku tidak akan berada di sini sekarang jika ibuku mengajariku untuk berbuat baik. Malah, ia meyakinkanku bahwa perbuatanku itu adalah perbuatan baik. Jika kalian adil, kalian akan menghukumnya juga. Itulah perkataanku. Sekarang lakukan yang kalian mau!" Tentu saja cerita si gagak muda itu tidak meringankan hukumannya walaupun semua yang dikatakannya itu benar. Mereka kemudian mengikatnya di sebuah pohon, sebagai contoh bagi semua burung yang ingin mencuri dari sesamanya.
Pesan Moral Dongeng Induk Burung Gagak dan Anaknya adalah: Perilaku anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar kita, terutama lingkungan terdekat yaitu keluarga. Didiklah anak kita dengan contoh dan perkataan yang mulia. sebagai orang tua, kita harus bisa menjadi tauladan yang baik buat anak-anak kita.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan
kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur
Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot,
Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang
disertai unsur Ekstrinsik Cerita.