Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah, Semut dan Cicak...

Si Kancil dan Buaya


Si Kancil dan Buaya
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang berisi tentang Kumpulan Dongeng Anak Bergambar Indonesia, Cerita Rakyat Indonesia, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Legenda Indonesia, Dongeng Asal Usul, Cerita Rakyat Nusantara dan Kumpulan Cerita Anak Indonesia

Hai adik-adik yang pintar, jumpa lagi dengan Kak Edi nih. Kali ini Kakak akan mendongeng tentang Kisah Si kancil yang cerdik dan seekor buaya. Ikutin terus ya dongeng kak Edi di blog ini, blog Cerita Dongeng Indonesia Portal Edukasi yang berisi tentang Kumpulan Dongeng Anak Bergambar Indonesia, Cerita Rakyat Indonesia, Cerita Binatang atauFabel, Hikayat, Legenda Indonesia, Dongeng Asal Usul dan Cerita Rakyat Nusantara. 

Baiklah adik-adik, yuk ita mulai saja dongengnya, Ceritanya begini : Pada zaman dulu, di suatu pagi yang cerah, Si Kancil, binatang yang terkenal cerdik itu, sedang berjalan-jalan di pinggir sebuah hutan. Dia hanya ingin mencari makan sambil menikmati udara segar, rasanya sudah lama juga dia tidak melihat matahari yang cerah bersinar. Di dalam hutan terlalu gelap, karena pohon-pohon sangat lebat dan rimbun. Dia ingin menghangatkan badan di bawah terik matahari. Di situ ada sungai yang airnya cukup dalam dan lebar. Setelah sekian lama berjemur, Si Kancil merasa perutnya lapar sekali, berulangkali perutnya berbunyi minta segera diisi.. Dia membayangkan betapa enaknya kalau ada makanan kesukaannya daun segar dan buah mentimun. Namun untk menemukan buah mentimun dan dedaunan segar kesukaanya itu dia harus menyeberangi sungai, bagaimana cara menyeberanginya ya? Sungai ini sangat deras dan sepertinya sangat dalam. Dia berfikir sejenak. Tiba-tiba dia melompat kegirangan, rupanya kali ini si Kancil menemukan ide untuk bisa menyeberangi sungai itu. Sambil melompat-lompat si kancil berteriak: 
 
“Buaya….buaya…. ayo keluar….. Aku punya sesuatu untukmu…!!” Begitu Kancil berteriak kepada buaya-buaya yang banyak tinggal di sungai yang dalam itu. Sekali lagi Kancil berteriak, kali ini suaranya lebih dikeraskan supaya didengar oleh kawanan buaya di sungai itu. “Buaya…buaya… ayo keluar… mau daging segar nggak nih?, saya membawa banyak” rayu si kancil. Tak lama kemudian, seekor buaya muncul dari dalam air, “Huaahhhahaha… siapa yang teriak-teriak siang-siang begini.. mengganggu tidurku saja.” Gerutu si buaya besar yang tampak sudah tua. “Hei Kancil, diam kau.. kalau masih berisik terus, aku makan nanti kamu.” Kata buaya kedua yang juga muncul dari dalam air. “Wah…. bagus kalian mau keluar, mana yang lain kok cuma berdua saja?” kata Kancil kemudian. “Kalau cuma dua ekor masih sisa banyak nanti makanan ini. Ayo keluar semuaaa biar kebagian daging yang aku bawa nih…!” Kancil berteriak lagi. “Ada apa Kancil sebenarnya, ayo cepat katakan,” kata buaya. “Begini, maaf kalau aku mengganggu tidurmu, tapi aku akan bagi-bagi daging segar buat buaya-buaya di sungai ini,” makanya harus keluar semua biar daging yang aku bawa tidak mubadzir dan terisa,” lanjut kancil meyakinkan. Mendengar bahwa mereka akan dibagikan daging segar, buaya-buaya itu segera memanggil teman-temannya untuk keluar dan berkumpul. “Hei, teman-teman semua, mau makan gratis nggak? Ayo sini keluaaaar….cepat berkumpul …!” buaya tua rupanya sebagai pemimpin kawanan buaya di sungai tersebut. Ia berteriak memberikan komando. Tak berapa lama, bermunculanlah buaya-buaya dari dalam air. 
 
“Nah, untuk memastikan daging yang aku berikan tidak ada yang tersisa nantinya, sekarang aku harus menghitung dulu ada berapa buaya yang datang, ayo kalian para buaya pada baris berjajar hingga ke tepi sungai di sebelah sana,” “Nanti aku akan menghitung satu persatu, masalahnya saya juga malu nantinya kalau dagingnya ternyata kurang.” Ujar si kancil tampak meyakinkan. Tanpa berpikir panjang, buaya-buaya itu segera mengambil posisi, berbaris berjajar dari tepi sungai satu ke tepi sungai lainnya, sehingga membentuk seperti jembatan. “Oke, sekarang aku akan mulai menghitung nih, awas jangan ada yang bergerak-gerak nanti malah rugi gak kena hitungan” kata Kancil yang segera melompat ke punggung buaya pertama, sambil berteriak, “Satu….. dua….. tiga…..” begitu seterusnya sambil terus meloncat dari punggung buaya satu ke buaya lainnya. Hingga akhirnya dia sampai di seberang sungai. Hatinya tertawa, “Mudah sekali ternyata menyeberangi sungai ini.” 
 
Begitu sampai di seberang sungai, Kancil berkata pada buaya, “Hai teman-teman buaya, mohon maaf ya, sebetulnya tidak ada daging segar yang akan aku bagikan. Tidakkah kau lihat bahwa aku tidak membawa sepotong daging pun?” “Sebenarnya aku hanya ingin menyeberang sungai ini, dan aku butuh jembatan untuk lewat. Kalau begitu saya ucapkan terima kasih pada kalian, dan sekali lagi mohon maaf kalau aku mengerjai kalian,” kata Kancil. “Ha!….huaahh… sialan… Kancil nakal, ternyata kita cuma dibohongi. Awas kamu ya.. kalau ketemu lagi saya makan kamu,” kata buaya-buaya itu geram. Si Kancil segera berlari menghilang di balik pohon, menuju kebun Pak Tani untuk mencari sayur segar dan mentimun buah kesukaanya. 

 

Baca juga Dongeng Fabel Lainnya dengan KLIK DISINI

 

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng. 


Unsur intrinsik dari dongeng diatas adalah : 
  • Latar/seting tempat yaitu cerita tersebut terjadi di dalam hutan tepian sungai.
  • Latar waktu yaitu terjadinya cerita di siang hari ketika kancil habis berjemur di bawah sinar matahari. 
  • Pesan moral/Amanat : Pintar harus, tapi jangan suka membodohi orang lain, kita juga jangan terlalu lugu sehingga mudah dibodohi orang lain. Berbuatlah sesuatu yang tidak merugikan orang lain, jangan meniru si kancil yang membohongi buaya padahal buaya tidak sedang mengancam keselamatan si kancil. Ingat ya adik-adik, berbohong itu tidak boleh dan dilarang oleh Tuhan. 
 
Demikianlah adik-adik cerita dongeng dari Kak Edi, semoga bisa menjadi bahan pembelajaran bagi kita semua untuk selalu berbuat baik. Sampai jumpa lagi di dongeng menarik lainnya, daa…daaa…