Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Hikayat Abu Nawas Menipu Gajah, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.
Tidak tahu apa yang harus dikerjakan dirumah,Abunawas keluar untuk mencari angin. Abunawas bertanya kepada seorang kawan yang kebetulan berjumpa ditengah jalan. “Ada kerumunan apa di sana?” tanya Abunawas “Pertunjukan keliling yang melibatkan gajah ajaib.” “Apa maksudmu dengan gajah ajaib?” kata Abunawas ingin tahu. “Gajah yang bias mengerti bahasa manusia,dan yang lebih menakjubkan lagi adalah gajah itu hanya mau tunduk kepada pemiliknya saja.” kata kawan Abunawas menambahkan. Abunawas makin tertarik. Ia tidak tahan untuk menyaksikan kecerdikan dan keajaiban binatang raksasa tersebut.
Kini Abunawas sudah berada ditengah kerumunan para penonton. Karena begitu banyak penonton yang menyaksikan pertunjukan tersebut,sang pemilik gajah dengan bangga menawarkan hadiah yang cukup besar bagi siapa saja yang sanggup membuat gajah itu mengangguk-angguk. Tidak heran bila banyak diantara para penonton mencoba maju satu persatu. Mereka berupaya dengan beragam cara untuk membuat gajah itu mengangguk-angguk,tetapi sia-sia. Gajah itu tetap menggelengkan kepala. Melihat kegigihan gajah itu Abunawas makin penasaran. Hingga ia maju untuk mencoba. Setelah berhadapan dengan binatang berbelalai itu Abunawas bertanya, “Tahukah engkau siapa aku?” Gajah itu menggeleng. “Apakah engkau tidak takut kepadaku? tanya Abunawas. Namun gajah itu tetap menggeleng. “Apakah engkau takut kepada tuanmu?” tanya Abunawas memancing. Gajah itu mulai ragu. “Bila engkau tetap diam maka akan aku laporkan kepada tuanmu.” Lanjut Abunawas mulai mengancam. Akhirnya gajah itu terpaksa mengangguk-angguk.
Atas keberhasilan Abunawas membuat gajah itu mengangguk-angguk maka ia mendapat hadiah berupa uang yang banyak. Bukan main marah pemilik gajah itu hingga ia memukuli binatang yang malang itu. Pemilik gajah itu malu bukan kepalang. Hari berikutnya ia ingin menebus kekalahannya. Kali ini ia melatih gajahnya mengangguk-angguk. Bahkan ia mengancam akan menghukum berat gajahnya bila ia sampai bias dipancing penonton mengangguk-angguk terutama oleh Abunawas. Tak peduli pertanyaan yang diajukan.
Saat-saat yang dinantikan tiba. Kini para penonton yang ingin mencoba, harus sanggup membuat gajah itu menggelengkan kepala.Maka seperti hari sebelumnya, banyak para penonton yang tidak sanggup membuat gajah menggeleng-gelengkan kepala. Setelah tidak ada lagi yang ingin mencobanya,Abunawas maju. Ia mengulang pertanyaan yang sama. Tahukah engkau siapa aku?” Gajah itu mengangguk. “Apakah engkau tidak takut kepadaku? tanya Abunawas. Gajah itu tetap mengangguk. “Apakah engkau tidak takut kepada tuanmu?” tanya Abunawas memancing. Gajah itu tetap mengangguk karena binatang itu lebih takut terhadap ancaman tuannya daripada Abunawas. Akhirnya Abunawas mengeluarkan bungkusan kecil berisi balsam. “Tahukah engkau apa guna balsam ini?” Gajah itu tetap mengangguk “Baiklah,bolehkah ku gosok selangkanganmu dengan balsam? Gajah itu mengangguk. Lalu Abunawas menggosok selangkangan binatang itu. Tentu saja gajah itu merasa kepanasan dan mulai agak panik.
Kemudian Abunawas mengeluarkan bungkusan yang cukup besar. Bungkusan itu juga berisi balsam. “Maukah engkau bila balsam ini kuhabiskan untuk menggosok selangkangmu?” Abunawas mulai mengancam. Gajah itu mulai ketakutan. Dan rupannya ia lupa ancaman tuannya sehingga ia terpaksa menggeleng-gelengkan kepala sambil mundur beberapa langkah. Abunawas dengan kecerdikannya dan akalnya yang licin mampu memenangkan sayembara meruntuhkan kegigihan gajah yang dianggap cerdik.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan
kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur
Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng,
Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng,
Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta
Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik
Cerita atau Dongeng.