Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Kancil dan Gajah yang takut Tikus, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.
Suatu hari, si Koko Kancil berniat bertandang ke kediaman si Mose tikus sahabat lamanya. Pagi-pagi sekali si Koko Kancil sudah mulai berangkat dari kediamannya, agar dia tak terlalu siang tiba di rumah si Tikus. Si Tikus tinggal di sebuah kawasan kecil di pinggir hutan, tempat itu sangat indah karena terdapat sebuah danau kecil di tempat itu. Si Tikus tinggal secara berkelompok, terdiri dari beberapa keluarga dan di pimpin oleh sesepuh tikus yang menjadi sahabat karib si kancil. Akhirnya setelah berjalan hampir setengah hari, si kancil tiba di perkampungan tikus dan di sambut gembira oleh tikus sahabatnya. “ Wah.. kancil sahabat ku, sudah lama kita tidak bersua. Tapi kau masih saja kurus tak gemuk-gemuk”. Canda si tikus menggoda. “ Ah.. benar.. sejak peristiwa terahir kali kita bertemu dengan Harimau, hingga kini kita baru bertemu lagi. Tapi anehnya, badan mu tetap saja kecil tak tinggi-tinggi. Hehehe..”. si kancil membalas kelakar sahabatnya itu.
Mereka memang sudah sangat lama tak bertemu sejak peristiwa si kancil menolong tikus dari terkaman harimau, bahkan karena pertolongan si kancil, tikus dan harimau akhirnya bersahabat. Kedua kawan lama itu bersenda gurau dengan hangatnya mengenang masa lalu mereka. Saling puji dan saling ejek seakan menjadi hal biasa yang selalu bisa mendatangkan tawa yang membuat mereka lebih akrab. Tapi beberapa waktu kemudian, mereka dikagetkan oleh tanah yang terguncang. Mereka lari keluar dari rumah karena mengira terjadi gempa bumi, tek terkecuali si kancil. Tapi ternyata anggapan mereka salah. Karena yang membuat bumi berguncang adalah segerombolan gajah yang merangsak masuk ke daerah pinggir utan dan memakan semua tumbuhan di sana. Akibatnya, tempat itu menjadi porak poranda karena banyak pohon yang tumbang dan patah diterjang oleh para gajah.
Melihat hal itu, si tikus menjadi perihatin. Merasa memiliki tanggung jawab sebagai kepala kampung, si tikuspun menghampiri kawanan gajah itu untuk memberi nasehat. Melihat kawanya berjalan kearah gerombolan gajah, si kancil mengikuti karena takut jika terjadi sesuatu pada si tikus. “ Hai kawan-kawan.. aku mohon jangan merusak alam di sekitar sini. Ini kampong kami, jadi silahkan kembali dan mencari makan ke padang rumput tempat biasa kalian mencari makan. Lihatlah, banyak pohon yang patah dan tumbang karena kalian terjang membabi buta”. Kata tikus. Mendengar ada yang berkata pada mereka, gerombolan gajah mencari-cari dari mana arah suar itu muncul. Lama merak mencari tapi tak melihat satu sosok yang mereka lihat. Tapi begitu mereka tahu bahwa yang berkata pada merekaadalah seekor tikus yang sedang berdiri di atas batu, kontan mereka tertawa terbahak-bahak. Lalu datanglah satu gajah yang cukup besar menghampiri si tikus yang ditemani kancil disampingnya. Mungkin gajah besar itu adalah kepala gerombolan.
“ Hai makhluk kecil, apa yang kau bilang? Mau mengatur kami? Mahluk kecil rendahan seperti mu tak pantas berada disini sok menasehati. Bisa-bisa kamu terinjak oleh kami lalu gepeng dan mati. Hahahahaha..”. kata kepala gajah itu. Si tikus terdiam, dia agak takut karena gajah itu memiliki tubuh yang besar dan kuat. Sedangkan dirinya bertubuh kecil dan lemah jika dibanding para gajah. Melihat temanya yang ketakutan, si kancil akhirnya ikut angkat bicara. “ Hai makhluk sombong.. kamu tak tahu dengan siapa kamu bicara?”. Teriak kancil. Para gajahpun mengalihkan pandangan pada si kancil yang bertubuh mungil dan kecil. “ Hahahaha.. ada hewan mungil lagi yang sok jadi pahlawan kesiangan. Memangnya si kerdil itu sapa? Kamu tak tahu kalu kami ini hewan terkuat di sini? Bahkan harimau dan singa, tak ada yang berani melawan kami..”. kata gajah menyombongkan diri.
Dengan geram kancil menjawab.. “ Dia itu adalah raja hutan di sini. Jangankan Cuma kamu, harimau dan singa saja mampu dia makan dengan giginya yang tajam dan kuat”. Kata kancil. “hahahaha.. apa kamu bilang? Kamu mimpi ya? Makhluk kecil rendahan ini mau memakan kami juga? Sudah gila kau ya?”. Kata gajah mengejek sambil tertawa terbahak. “Oooo.. jadi kalian meragukan kemampuan raja kami ini? mau bukti?”. Tantang kancil. “Buktikan kalau memang benar begitu.. apa yang ingin kau tunjukan hewan kecil?”. Tanya gajah mulai marah karena tersinggung. “ Baik.. apa kau mampu memakan batang pohon dan kayu?” Tanya kancil. “ Hah.. gila kau..!! mana mungkin ada hewan yang mampu memakan batang kayu? Bahkan gigi singan dan harimau yang tajam, tak akan mampu memakan kayu”. Kata gajah. Seakan tahu dengan siasat kancil, si tikus berusaha sok angkuh dan berani. “ Raja ku ini, giginya sangat kuat dan tajam, jangankan daging kalian, batang kayu yang besarpun tak menjadi masalah untuk dirinya. Mampu dia robohkan dan dia makan..”. kata kancil. “ Hahahahahaha.. dua hewan kecil yang gila..”. kata gajah semakin mengejek.
“Baiklah kalau kalian tak percaya.. tapi jika semua kata-kata ku mampu dibuktikan, kalian harus bersedia menjadi santapan raja ku ini. Dia sudah cukup lama tak makan daging gajah, kalian jangan lari ya..”. Kata si kancil menantang. Si kancil lalu member isyarat pada si tikus untuk melanjutkan tugasnya, tikuspun lalu menuju sebuah pohon yang cukup besar. Lalu menggigit batang pohon itu, mengeratnya hingga pohon itu lama-lama terkikis dan hampir tumbanga. Melihat hal itu, para gerombolan gajah menjadi kaget, mereka mengira bahwa tikus memang kuat dan mampu memakan segalanya termasuk mereka. Tanpa menunggu perintah, semua kawanan gajah itu lari tunggang langgang mencari selamat karena takut jika tikus benar-benar akan memakan mereka. Melihat hal itu, tikus dan kancil tertawa geli..” Ya.. lari sana.. tapi jika sampai raja ku bertemu kalian lagi, maka dia akan memakan kalian hidup-hidup.. ingat itu..!!”. gajah adalah hewan yang memiliki ingatan yang cukup kuat. Semenjak hari itu, kawanan gajah tak ada lagi yang berani ke tempat itu. Bahkan sampai sekarang setiap gajah bertemu dengan tikus, mereka akan merasa ketakutan karena takut dimakan olehnya.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan
kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur
Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng,
Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng,
Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta
Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik
Cerita atau Dongeng.