Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah, Semut dan Cicak...

Showing posts with label Fabel. Show all posts
Showing posts with label Fabel. Show all posts

Dongeng Fabel Kuda dan Anjing

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang cerita Dongeng Fabel Kuda dan Anjing, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel,
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang cerita Dongeng Fabel Kuda dan Anjing, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Zaman dahulu, anjing memang sudah bersahabat dengan kuda. Mereka kemana-mana selalu bersama, jika kuda sedang makan rumput di padang, anjing menunggu sambil tiduran. Demikian juga jika anjing sedang makan, kuda pun duduk sambil mengunyah – ngunyah rumput. Meskipun begitu, anjing sering usil pada kuda. Namun Kuda adalah binatang yang sabar. Walau diusik dengan keusilan anjing, ia tetap saja tersenyum.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
“Hai, kuda ! Aku mendengar manusia menuduh kawannya. Manusia itu mengatakan bahwa senyum kawannya itu seperti senyum kuda.” Kata Anjing. Kuda tidak menjawab . Ia hanya tersenyum . “Apakah senyummu itu menarik atau menjijikan ?” Tanya anjing menggoda kuda . “Manusia memang ada-ada saja yang diceritakan, mereka pandai mencaci, tetapi mereka sendiri tetap jahat.” Kata kuda, yang merasa dirinya juga tersinggung dengan ucapannya itu. “Hai anjing ! aku juga sering mendengar manusia menuduh sesamanya. Katanya senyum manusia itu seperti anjing. Apa ya, kira-kira makudnya ?” Balas kuda.

Anjing yang merasa terpukul lalu menjawab. “Ah, sama saja dengan katamu tadi bahwa manusia suka mencaci, menjelek-jelekkan orang lain. Padahal mereka sendiri lebih jelek. Bukankah mereka itu yang membunuh dan membakar anjing ? Senyum anjing dibakar adalah senyum penderitaan bukanlah senyum kegembiraan.”

Suatu ketika, anjing mengundang kuda agar datang ke rumahnya. Ia hendak mengadakan pesta, kuda datang tanpa curiga. Sambil membawa bingkisan dedak padi bercampur garam.
Ketika kuda tiba di rumah anjing, persiapan pesta telah siap. Kambing, kerbau, dan lembu juga hadir.”

“Saudara-saudara, acara pesta akan kita mulai, saya harap saudara – saudara duduk dengan tertib.” kata anjing. “Mbek, ……. Sejak nenek moyangku belum pernah duduk, susah juga nih !” kata Kambing. “Saya juga belum pernah duduk, tapi kita harus menghormati tuan rumah.” Kata Kuda juga. “Uh…..betul-betul terlalu, masak kita disuruh duduk ! apakah anjing tidak tahu bahwa kita tidak dapat duduk ?” Ucap lembu kesal merasa dipermainkan. “Saya jadi serba salah mana mungkin saya dapat duduk seperti anjing !” kata kerbau.

Anjing yang sejak tadi di dapur menyediakan makanan, diam-diam mendengarkan keluhan para tamunya tersebut, ia pun tertawa dalam hati. “Tahu rasa kalian !” kata anjing dalam hati sambil berjalan menuju ke ruang tamu. “Silakan duduk dengan enak, saudara – saudara ! Mengapa kelihatan gelisah ? apa ruang tamu ini kurang serasi ?” kata anjing sambil menyodorkan makanan.

Mereka terdiam sambil terus mencoba duduk. Kambing duduk dengan kaki belakang selonjor. Kaki depan ditopangnya. Punggungnya terasa pegal, mau patah. Kuda juga begitu. Kerbau berkali-kali terguling karena kaki depannya sulit menopang perutnya yang besar, lembu melenguh-lenguh menahan napasnya yang terasa sesak. Akhirnya tamu – tamu itu memberontak dan marah-marah. Apalagi ketika mereka mendengar anjing tertawa terbahak – bahak di dapur.

“Kurang ajar, kau ! Berani mempermainkan kami !” bentak kuda sambil menyepak anjing dengan kaki belakangnya. Hadirin beramai – ramai hendak menghajar anjing. Akan tetapi, anjing dapat melarikan diri. Dengan terpincang – pincang, anjing lari terbirit – birit meninggalkan tamunya. Rumah anjing itu diobrak-abrik hingga berantakan. Sejak saat itu persahabatan mereka menjadi retak. Itulah sebabnya, anjing selalu menggonggong jika bertemu dengan kuda, kambing, lembu, atau kerbau.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk belajar memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari cerita Dongeng Fabel Kuda dan Anjing diatas temanya apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.


Dongeng Fabel Kura-Kura dan Seekor Kadal

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kura-Kura dan Seekor Kadal, Dongeng Bahasa Sunda, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kura-Kura dan Seekor Kadal, Dongeng Bahasa Sunda, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel.

Zaman dahulu kala, disebuah kampung hiduplah seekor kura-kura. Suatu hari dia pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan dapurnya. Walau sangat lambat jalannya, tetapi akhirnya sampai juga dia ke pasar. Dia membeli bahan makanan di pasar. Setelah mengikat Dia membeli banyak belanjaan sampai dua karung. Satu karung terdiri dari bahan bunbu dapur, dan sekarung lainnya berisi sayuran kegemarannya. Setelah dia mengikat karung-karung itu dengan tali, ia pun menyeretnya pulang.

Dalam perjalanan pulang ia melewati depan rumah Kadal. Saat itu Kadal sedang duduk-duduk santai di teras rumahnya. Dia melihat Kura-kura menyeret sekarung makanan. "Ahaa..., kini aku bisa mendapat banyak makanan!" pikir si Kadal.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Perlahan-lahan dia membuntuti si Kura-kura. Di tempat yang sepi Kadal memotong satu tali penarik karung milik Kura-kura dan karung itu dibawanya pulang. Kura-kura mula-mula tidak tahu kalau satu karung belanjaanya sudah tidak ada lagi. Namun ketika dia menoleh ke belakang ... "Waduh, mana karungku yang satunya??" teriaknya bingung. "Belanjaanku hilang satu karung!"

Dia pun segera berbalik. Ia menelusuri kembali jalan yang tadi dilaluinya, untuk mencari harungnya barangkali putus dan tertinggal di jalanan itu. Dia menoleh ke kiri dan ke kanan, namun tak juga ditemui. Akhirnya di depan rumah Kadal, Kura-kura melihat karung belanjaannya ada di sana. Kura-kura segera menghampiri si Kadal. "Maaf Kadal, mungkin kamu telah salah mengambil karung saya. Saya paham betul kalau ini belanjaan yang aku beli di pasar tadi!" kata Kura-kura menjelaskan.

"Oh, tidak mungkin, kamu jangan mengaku-ngaku!" kata si Kadal, "Ini bukan karungmu!. Aku tadi menemukannya di jalan, Benda ini tergeletak di jalanan. Aku mengambil dan membawanya pulang. Berarti ini miliku sekarang!" Kadal pun memasukkan karung belanjaan tersebut ke dalam rumahnya.

Beberapa hari kemudian tampak Kura-kura berjalan melalui jalan itu kembali. Dia lewat di depan rumah si Kadal. Dilihatnya Kadal sedang tertidur pulas sedangkan ekornya menjulur keluar tergeletak melintang di jalanan. Perlahan Kura-kura mendekat. Dipegangnya ekor si Kadal erat-erat lalu ditariknya sekuat tenaga. Dan ... ekor itu pun putus. "Aduh! sakit sekali!!!" teriak si Kadal. "Hai kau apakan ekorku! Oh, rupanya kamu memutuskan ekorku yah?!!! Cepat sini!.. kembalikan ekor itu padaku!"

Dengan enteng si Kura-kura menjawab. "Tidak bisa! Ini bukan ekormu! Aku mengambilnya di jalan. Benda ini tergeletak begitu saja di jalanan. Jadi aku ambil. dan sekarang benda ini adalah punyaku, bukan punyamu!" jawab si Kura-kura sambil berlalu. Sementara si Kadal hanya bengong sambil sesekali melihat pantatnya yang tampak lucu tanpa ekor. Dia kini paham dengan apa yang barusan di lakukan si Kura-kura. Rupanya si Kura-kura ingin memberi pelajaran berharga tentang perilaku dalam kehidupan. Si kadal lalu berjanji dalam hati, kalau dia tidak akan mengulangi kesalahannya lagi, mengambil barang yang bukan haknya adalah perbuatan tidak baik dan tercela.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk belajar memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari cerita Dongeng Fabel Kura-Kura dan Seekor Kadal diatas bertema apa, pesan/amanatnya apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.


Dongeng Fabel Ayam dan Musang

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Ayam dan Musang, Dongeng Bahasa Sunda, Dongeng Anak Indonesia
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Ayam dan Musang, Dongeng Bahasa Sunda, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia

Di sebuah hutan yang lebat, langit tampak mendung dan menghitam. Gerimis pun mulai turun membasahi dedaunan dan membuat suara gemericik. Angin pun berhembus agak kencang seolah akan terjadi hujan lebat. Di sebuah goa kecil yang berada di tebing curam, tinggal seekor ayam betina yang sedang mengerami telurnya. Menurut perhitungan nenek dukun ayam, telur tersebut tidak lama lagi akan menetas. Tentu hal tersebut sangat membuat induk ayam bahagia, karena Sang induk ayam memang sangat menyayangi bakal anak-anaknya tersebut. Dari kejauhan tampak seekor musang mendekati goa tempat tinggal si ayam betina. Tampaknya dia sudah paham betul tempat tinggal si ayam dan dia yakin kalau si jago tidak ada di rumah kalau sore-sore seperti ini. Dia pun mulai mengendap-endap supaya kedatanganya tidak di ketahui si ayam betina.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Sesampai di dekat goa, Musang terhenti. Nampaknya dia sedang berfikir, karena jalan menuju goa tidak semudah yang ia bayangkan apalagi suasana hujan seperti saat itu, si musang harus menaiki sebuah batu besar yang memang satu-satunya jalan untuk menuju mulut goa tersebut, sayangnya musang tidak bisa memanjat batu itu. Memang untuk keluar masuk goa si ayam pun biasanya menggunakan tangga.

Akhirnya akal licik dan akal bulus musang muncul, ia mondar-mandir di sekitar mulut goa, lalu berteriak "Hai ayam, aku membawa pesan penting dari Tuan Singa, tolong turunkan tangga tali yang biasa kamu pakai" pinta si musang.

Rupanya si ayam betina sudah mengetahui bahwa musang sedang mengincarnya. "Ya tunggulah sebentar, akan saya turunkan tangga untukmu. Tapi sebelum itu aku juga ada pesan dari serigala sahabatku, dia punya sesuatu untuk kamu....sebentar ya..serigala...serigala...kemari sini!! Ini ada si Musang kebetulan datang!! Cepatlah kemari Serigala!" si induk ayam berteriak-teriak dari dalam goa.

Mendengar si ayam berteriak memanggil Serigala, Nyali Si musang langsung ciut dan ia pun berfikir "Wah ternyata dia sahabat serigala yang menjadi musuhku, Bahaya nih, dari dulu aku selalu babak belur dibuatnya! Sebaiknya aku pergi saja!". Si musang langsung lari terbirit-birit meninggalkan kediaman induk ayam.

Akhirnya si ayam dan telur-telurnya selamat dari akal licik si musang yang hendak memangsanya. "Bukan hanya kamu, aku saja takut dan lari kalau beneran ada serigala disini, ahihihi" tawa induk ayam sambil membetulkan posisi duduknya mengerami telur-telur kesayanganya. Tak beberapa lama, benar saja perkiraan nenek dukun ayam. Telur-telur tersebut mulai menetas dan bersamaan dengan itu ayam jago pulang dari mencari makanan di hutan. Dia membawa banyak sekali makanan untuk keluarganya. Mereka pun hidup bahagia dengan kehadiran anggota keluarga yang baru, sepuluh anak ayam telah menetas dan membuat hangat suasana di goa terpencil itu.

Pesan Moral Dongeng Fabel Ayam dan Musang adalah : Janganlah suka berbohong kepada siapapun karena bohong itu perbuatan dosa dan tercela, apalagi jika berbohong untuk sebuah tindak kejahatan. Hendaknya kita saling menyayangi dan kasih mengasihi sesama makhluk Tuhan, karena itu adalah perbuatan mulia.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk belajar memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari cerita diatas temanya apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.


Dongeng Fabel Ayam Jantan dan Merpati

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Asal Usul dan Kenapa Ayam Jantan Berkokok, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Asal Usul dan Kenapa Ayam Jantan Berkokok, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel.

Alkisah, di sebuah hutan nun jauh disana. Hiduplah beragam jenis binatang diantaranya Gajah, singa, beruang, kancil, serigala, dan Badak. Selain hewan-hewan besar disana juga hidup bernaeka binatang dari jenis unggas dan burung, diantaranya ayam Jago dan burung Merpati/Dara. Sejak dulu ayam jago memang selalu iri pada merpati. Ayam jago punya tabiat yang kurang baik, bukan hanya pada merpati, tapi juga ke semua binatang. Ia sombong dan selalu membangga-baggakan mahkota yang ada di kepalanya. Dia selalu saja mengejek burung merpati dan binatang kecil lainnya dengan ucapan yang tidak baik. Sedangkan Burung Merpati hanya menerima saja jika diejek oleh ayam jago, dia lebih baik diam daripada melayani ejekan si jago.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Suatu hari, dihutan itu akan diadakan perlombaan mengambil seikat padi yang di gantung di dahan pohon. Perlombaan itu memang di khususkan untuk kalangan burung yang bisa terbang. Merpati yang mengetahui akan ada lomba segera mendaftar pada panitia lomba. Mengetahui hal itu tentu saja Si ayam Jago tidak senang. Ia tidak ingin melihat merpati menang dalam lomba tersebut, lalu ia pun memaksakan untuk ikut lomba itu walau sebenarnya dia tidak pandai terbang. Karena memaksa, akhirnya panitia pun memperbolehkan si Jago untuk ikut mendaftar. Perlombaan itu tampaknya akan cukup ramai karena diikuti banyak bangsa burung. Diantara peserta ada sekelompok burung bagau, burung gagak, burung elang, burung pipit dan burung kakak tua. Dalam perlombaan tersebut yang mendapat perhatian paling banyak adalah ayam jago dan juga burung merpati. Karena semua hewan tahu kalau Ayam jago dan merpati memang tidak Akur.

Tepat pukul sembilan pagi perlombaan pun segera dimulai. Panitia lomba mengumumkan peraturan lomba. ternyata lomba tersebut menggunakan sistem gugur, dan di babak terakhir akan mempertemukan dua peserta saja. Giliran pertama adalah burung elang melawna burung gagak, mereka bersiap-siap di titik yang telah di tentukan. Setelah aba-aba di bunyikan, merekapun melesat terbang berebut siapa yang paling dulu mendapatkan seikat padi yang tergantung tersebut. Dan ternyata di menangkan oleh Elang. Begitu seterusnya hingga singkat cerita sampailah pada babak final. Di babak akhir bertemulah ayam jago dan burung merpati.

Ayam jago sudah bersiap-siap begitu pula dengan Merpati. Setelah terdengar aba-aba, ayam Jagi kangsung melompat tinggi sambil susah payah berusaha mengepakan sayapnya, sementara burung merpati hanya bengong melihat tingkah ayam jago. Ayam jago menyadari bahwa ia hanya bisa melompat dan tidak bisa terbang seperti burung merpati, namun burung merpati segera menyusul terbang dengan mudahnya. Pelan-pelan, ketika burung merpati berhasil melewati ayam jago untuk meraih ikatan padi, ayam jago mematuk kaki burung merpati agar burung merpati tidak berhasil mendapatkan padi itu.

Rupanya siasat licik ayam jago berhasil, kaki burung merpati terluka dan patah, tapi bukannya turun kembali, sambil menahan sakit burung merpati justru makin kencang mengepakkan sayapnya dan berhasil mendapatkan padi tersebut. Sementara itu, ayam jago yang sudah kelelahan mengepakkan sayapnya akhirnya terjun bebas dan harus mengakui kekalahannya dari burung merpati. Tak disangka oleh ayam jago, ternyata sang dewa melihat perbuatan yang telah dilakukannya dan kemudian memberi hukuman. Mahkota yang selalu dibanggakan dan kemana-mana dikenakan di kepala ayam jago, diambil paksa dan hanya disisakan sebagian saja di atas kepalanya. Sang dewa bilang, “Kau kuhukum karena tekah berbuat curang pada burung merpati, dan mahkotamu kuambil. Jika kau ingin mahkotamu kembali, panggil aku dan teriakkan penyesalanmu di setiap pagi. Mungkin mahkota ini akan kukembalikan.” Kemudian, sang dewa pun pergi, dan ia memberi hadiah kepada burung merpati berupa kesembuhan pada kakinya.

Sejak saat itu, Mahkota ayam jago tidak utuh lagi. Dan setiap pagi ayam jago pun meneriakkan penyesalannya serta memohon kepada sang dewa untuk mengembalikan mahkotanya yang telah diambil dari kepalanya.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Ayam Jantan dan Merpati adalah : Penyesalan selalu datang terlambat, berbuatlah jujur dan jangan pernah curang. Ketidak jujuran seringkali membawa petaka. Jika kita sudah kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidup kita, penyesalan tidak ada gunanya lagi.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.


Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.

Di sebuah hutan, huduplah seekor Kuda dan Kancil. tentu bukan hanya mereka saja penghuni di hutan tersebut. Ada Musang, serigala, Kerbau, Gajah, Keledai, Kura-kura dan hewan lainnya. Mereka saling berbagi dan hidup rukun di dalam hutan yang sejuk nan indah dengan pepohonan hijau rindang. Walau pun mereka hidup dengan rukun, namun ada saja hewan yang punya tabiat buruk yaitu si Kuda. Sifatnya yang suka usil dan agak sombong membuatnya beda dengan hewan-hewan yang lain di hutan tersebut. Menurut rencana ketua hewan di hutan itu, Beberapa hari lagi akan diadakan perlombaan lari tingkat hewan pemakan rumput untuk memperebutkan sebuah hadiah berupa sepetak padang rumput yang hijau dan muda-muda daunnya. Siapapun yang menang, hewan lain tidak boleh memakan rumput di padang rumput tersebut tanpa seijin pemiliknya/pemenang lomba.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Suatu hari, ketika si Kancil sedang berjalan-jalan menyusuri jalanan setapak di hutan itu, tiba tiba ada si Kuda yang berlari sangat kencang mendahuluinya. “Hai Kancil jelek! ayo kejar aku kalau bisa.... kamu tidak bisa berlari.. hehehehehe!” Ejek si Kuda sambil terus berlari. Si Kancil yang kaget menghentikan langkahnya. “Dasar kuda jangan sombong, aku bisa berlari cepat kok, Besok kita buktikan di perlombaan”. Gumam Kancil. sementara si Kuda sudah tidak tampak, menghilang di sebuah kelokan.

Esok paginya, acara perlombaan pun akan segera dimulai. Tampak si Kerbau dan Si sapi sudah siap-siap dengan kostum lari kebanggaan mereka. Sementara Si Kuda asyik merumput tak jauh dari tempat panitia lomba. Dia pun sudah mengenakan kostumnya. Tak jauh dari si Kuda tampak si Kambing, Si Keledai, dan Si Kancil sedang melakukan pemanasan dengan bolak-balik berlari-lari kecil. Sementara si Jerapah sedang melakukan pendaftaran di panitia lomba. Selesai merumput, si Kuda mendekati si Kancil yang masih melakukan pemanasan. "Buat apa kamu melakukan itu semua cil, buang-buang tenaga saja!!!." Kata si Kuda meremehkan. "Ini namanya pemanasan agar otot-otot kita tidak tegang tau???" Jawab si Kancil. “Ah bohong, paling-paling kamu lagi bergaya biar dilihat sama yang lain. Aku tidak pernah pemanasan tidak pernah ototnya tegang tuh!!!” Kata Kuda lagi. "Lihat itu si Kambing dan si keledai juga tau pentingnya pemanasan, mereka melakukannya". Kata kancil sambil menunjuk ke arah Kambing dan Keledai, kemudian dia berlalu meninggalkan si Kuda yang memperhatikan Si Kambing dan keledai berlari bolak-balik tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Tepat pada pukul sepuluh pagi pertandingan pun segera akan dimulai. "Priiiiiiiiiiittttttttt !!!!!!" terdengar suara pluit panjang dari panitia pertandingan menandakan agar para peserta lomba untuk segera berkumpul. Setelah mereka berkumpul dan mendengarkan beberapa instruksi dari panitia, merekapun segera menuju lintasan lari. Aba-aba pun di bunyikan, Si Kuda langsung berlari meninggalkan si kancil dan peserta lainnya. Teman-teman si kancil berteriak memberi semangat pada kancil, sehingga ia terus berusaha berlari mengejar kuda yang sudah jauh di depan. Di belakang si kancil tampak si Kambing, Keledai dan jerapah. Sementara peserta yang lain masih jauh tertinggal di belakang. Di urutan paling depan si Kuda yang merasa sudah jauh meninggalkan peserta lain seskali menengok ke belakang dan sesekali sengaja bergaya dengan berjalan mundur. Tampak olehnya si kancil sudah mulai menyusul. Dengan cepat si kuda berlari dan menambah kecepatannya. Namun tiba-tiba dia meringkik keras sambil jatuh terduduk memegangi kakinya yang terasa kaku dan sakit. Rupanya si Kuda kejang otot gara-gara malas melakukan pemanasan. Akhirnya si kancil bisa mendahului si kuda yang sedang meringis kesakitan di lintasan. Disusul kemudian oleh si Kambing, si Keledaia dan peserta yang lain. Akhirnya si kancil itupun memenangkan lomba lari sebagai juara pertama dan disusul Kambing dan Keledai.

sementara Si kuda langsung di hampiri oleh para medis yang terdiri dari si gajah dan si badak. Si gajah yang sudah hafal benar dengan tabiat buruk si kuda yang suka mengejek binatang lain sengaja menakut-nakuti si Kuda. "Wah gawat nih, otot kaki kamu kayaknya tidak bisa pulih, lihatlah !!! ini kaku sekali seperti batang kayu" Mendengar itu si Kuda sangat ketakutan dan cemas kalau dia tidak akan bisa berlari lagi. "Jangan begitu dong pak Gajah, tolong sembuhkan sakit di kakiku ini. Apapun permintaanmu akan saya penuhi" Janji si Kuda. "Benarkah??? kamu akan memenuhi permintaan saya kalau kakimu sembuh nanti?" Tanya gajah. "Iya saya janji, sembuhkan dulu kakiku ini" Jawab si Kuda. Mendengar jawaban si Kuda, gajah lalu memoleskan ramuan ke kaki si Kuda. dengan di urut sebentar, kaki kuda pun mulai bisa digerakan dan berkurang rasa sakitnya. Sebenarnya walau kuda tidak berjanji apa-apa pun, si gajah juga akan menyembuhkan kakinya karena tugasnya sebagai para medis pertandingan. Namun sekalian menyelam minum air ibarat pepatah, maka kesempatan itu ia gunakan untuk menyadarkan si Kuda atas tabiat buruknya. "Sekarang kakimu sudah baikan, sekarang aku ingin meminta sesuatu dari kamu, Kuda". Kata gajah menagih janji. "katakanlah apa yang pak gajah inginkan dari saya, pasti saya kabulkan." kata Kuda. "Saya hanya minta kamu untuk belajar merubah sifat kamu yang kurang baik, jangan suka meremehkan binatang lain dan janganlah sombong pada sesama hewan, itu saja permintaanku padamu". Kuda terdiam dan merenungi kata-kata si Gajah, "Rupanya selama ini aku telah banyak berbuat kesalahn, telah berlaku sombong dan jahat pada teman-teman saya. Dan hari ini masih ada yang peduli dan mau mengingatkan aku atas kesalahan yang selama ini aku lakukan" Kata kuda dalam hati. Akhirnya ia pun menyadari kesalahannya. dia bersumpah tidak akan melakukan kesalah yang sama. Kuda yang sombong itu pun segera meminta maaf pada si kancil dan semua teman-temannya yang pernah dia jahati. Kini si Kuda sudah banyak mempunyai teman, tidak seperti dulu yang selalu dijauhi karena sifat buruknya. Akhirnya semua hewan di hutan itu pun hidup dengan rukun dan damai.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah adalah : Hendaknya kita jauhi sifat sombong dan merasa paling bisa. Dan jangan suka jahil terhadap teman. Orang yang sombong, jahil dan nakal akan dijauhi teman. Perbuatan sombong adalah perbuatan yang dibenci Tuhan.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.


Dongeng Fabel Jerapah dan Kelinci

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Jerapah dan Kelinci, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Jerapah dan Kelinci, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.

Zaman dahulu, di sebuah hutan yang dipenuhi pohon besar nan subur menghijau tinggallah para hewan dengan berbagai jenis, mulai dari kupu-kupu, lebah, penyu, burung gagak, kura-kura, gajah, kancil, jerapah, singa, harimau, elang, bangau, kelinci hingga semut. Suatu hari, Singa sedang sakit tetapi tak satu pun binatang yang bisa memberikannya obat, dan hanya buah apel pelangi yang bisa menyembuhkannya. Tetapi dengan ketinggian bukit yang sangat curam, Si Srigala yang merupakan Tabib di hutan itu tidak bisa mengambilnya. Karena semua hewan yang dimintai tolong semuanya tidak ada yang berani mengambil, akhirnya Sang Singa itu mengadakan sayembara. Sayembaranya adalah “Bagi hewan yang dapat mengambil buah apel pelangi yang bisa menyembuhkan dirinya yang sedang sakit, dan dapat mengambilnya dengan tepat waktu di atas bukit di hutan tersebut. Singa akan memberikan mahkota pangeran sebagai pendamping Raja Hutan dan dua peti emas”.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Mendengar sayembara dengan hadiah yang cukup besar itu, para penghuni hutan yang tadinya takut dan tidak berani mengambil buah di lereng curam itu akhirnya menjadi sangat tertarik dan ingin mengikuti sayembara yang diberikan Singa. Tetapi dengan ketinggian bukit itu yang sangat curam, jarang ada hewan yang bisa melewatinya. Sayembara itu membuat hutan menjadi ramai dengan para hewan yang membicarakannya. “Hai teman-teman, Apakah kalian juga akan mengikuti sayembara dari raja hutan baginda Singa itu?”, tanya seekor Jerapah. “Iya, aku pasti akan mengikuti sayembara itu, karena aku ingin menjadi pangeran hutan dan kaya raya.”, jawab seekor Badak. “Bukan hanya kamu, aku pun ingin menjadi pangeran di hutan ini.” Kata seekor Keledai. “Kalau aku juga ingin mendapat sekarung emas.” Kata kancil juga. “Kalau hadiahnya sebesar itu, aku juga akan mengikuti sayembara itu, kamu sendiri bagaimana Jerapah?” tanya Kelinci pada Jerapah. “Itu sudah pasti, aku kan hewan yang paling kuat dan punya jangkauan paling tinggi di hutan ini, pasti dengan mudah buah itu akan saya dapatkan dan aku sudah pasti yang akan menjadi pangeran hutan ini.” Jerapah menjawab dengan sombongnya. “Hei, kamu jangan merasa paling bisa dulu Jerapah, kita kan belum bertanding.” Kata Gajah. “Belum bertanding saja aku sudah tau pasti kalian tidak akan kuat mendaki bukit itu.” Ketus Jerapah sambil mengibaskan kepalanya. “Jerapah, kamu tidak boleh sombong dengan kekuatanmu, dan untuk teman-teman yang lain. bertandinglah untuk menyelamatkan sang raja, bukan hanya untuk mendapatkan hadiah.”, jelas kelinci dengan sopan. “Iya kelinci, pada dasarnya aku ingin menyelamatkan raja.” Kata kura-kura. “Ah Sudahlah! Aku malas berbicara dengan kalian. Aku ingin pulang saja, dan aku ingin beristirahat supaya besok aku akan memenangkan sayembara itu.” kata Jerapah kesal. Mendengarkan pernyataan ketus Jerapah, hewan-hewan lainnya pun menjadi kesal akan sikap Jerapah yang sangat angkuh dan sombong itu. Dan mereka pun beranjak pulang untuk menyiapkan diri mengikuti sayembara besok.

Keesokkan harinya, Raja Hutan Baginda Singa menyatakan untuk memulai sayembara bagi warga hutan. “Bagi para penduduk hutan yang ingin mengikuti sayembara, segera maju ke depan. Karena sayembara akan segera dimulai.” Suara raja hutan Singa dari atas podium di depan Istana. Mendengar pernyataan itu, para hewan yang akan mengikuti sayembara segera berlari mendekati Singa yang tampak lemah karena sakitnya. Dengan berbekal semangat dan kekuatan, para hewan dengan percaya dirinya mengikuti sayembara. Para binatang pun sudah berkumpul di depan istana, raja Singa pun memberikan pengarahan kepada para binatang. “Peraturannya adalah bahwa para binatang harus memetik apel pelangi yang berada di atas bukit dan segera membawanya turun ke dalam istana, lalu memberikannya padaku.” Jelas raja Singa. “Pasti aku yang akan memenangkan sayembara ini, aku lebih kuat dan tangguh daripada kalian semua. Hai, kura-kura! Sebaiknya kamu tidak usah mengikuti sayembara ini, kamu terlalu lemah sudah pasti kamu kalah.” kata Jerapah mengejek kura-kura yang berada di sampingnya saat itu. “Kamu sombong sekali Jerapah, semua hewan berhak mengikuti sayembara ini.” kata kura-kura. “Iya itu benar, semua hewan berhak mengikuti ini, dan yang terpenting kami sudah melakukan pemanasan.” Kata Kelinci. “Terserah kalian sajalah! Kamu juga kelinci, kamu pasti akan aku kalahkan, meski aku tidak melakukan pemanasan seperti kalian, tapi aku sudah pasti menang.” Kata Jerapah dengan sombongnya. Mereka saling bicara hingga membuat gaduh. Tiba-tiba sang Raja Singa mengatakan bahwa sayembara akan segera dimulai. “Perhatian untuk semaunya, harap tenang.... Saya berpesan berhati-hatilah dalam mendaki bukit, dan Apakah kalian sudah siap?” . tanya Raja Singa. “Kami sudah siap Baginda!!” teriak para hewan yang mengikuti sayembara serentak.

“Guungggggggg…!!!!".  Raja baginda Singa memukul Bende/Gong sebagai tanda sayembara telah dimulai. Semua hewan yang mengikuti sayembara pun berlarian menurut rutenya masing-masing, mereka berlari sekencang mungkin saling berlomba untuk lebih dahulu mencapai puncak bukit. Dan ketika setengah perjalanan menuju atas bukit banyak hewan yang kelelahan dan akhirnya menyerah dan terkulai lemas dengan nafas yang tersengal-sengal. Si Keledai malah sampai nyungsep karena saking capeknya. Sementara Gajah terduduk di bawah pohon sambil menjulur-julurkan belalainya dan mengibaskan telinganya untuk kipasan. Bahkan si Kambing dan Serigala sudah balik arah sebelum sampai mendekati bukit. Kini peserta yang masih bertahan tinggal menyisakan dua ekor hewan yaitu, Jerapah dan Kelinci. Awalnya Jerapah memimpin di depan, tetapi ketika hampir sampai di atas bukit, tiba-tiba saja kaki Jerapah mengalami kejang-dan keram, ia pun tidak bisa melanjutkan perjalanannya mengambil buah apel pelangi, akhirnya ia berhenti di bawah pohon yang teduh sambil meringis kesakitan memegangi kakinya. Kelinci yang awalnya berada di belakang Jerapah, sekarang ia sudah sampai di atas bukit dan segera memetik beberapa buah apel tersebut untuk diberikan pada raja hutan Baginda Singa.

Ketika ia hendak turun untuk kembali ke istana, ia melihat Jerapah yang sedang merintih kesakitan sambil berguling-guling seperti anak kecil yang minta mainan. “Jerapah, Kakimu kenapa, mengapa kamu terlentang begitu?” Tanya kelinci sambil melihat kaki jerapah yang kaku mengacung ke atas. “Kakiku sakit sekali...!!! kakiku kejang, mungkin karena aku belum melakukan pemanasan seperti kamu sebelum bertanding tadi, aku sangat sulit untuk berjalan sendiri, tolong aku kelinci!!!.” Pinta Jerapah. “Baiklah Jerapah, aku akan membantumu menuruni bukit ini, dan kita harus segera memberikan buah apel ini kepada Paduka raja Singa.” Kata Kelinci sambil membantu jerapah untuk berdiri. “Maafkan aku ya kelinci, selama ini aku sudah bersikap buruk kepada kamu dan teman-teman yang lain.” Kata Jerapah sambil menampakkan raut menyesali perbuatannya yang lalu. “Kita harus selalu bersikap baik dengan semua orang sekalipun ia sudah berbuat jahat kepada kita. Mari... kita harus segera turun ke istana.” Ucap kelinci. “Kamu bergitu mulia hatinya. saya sangat menyesal dengan telah berbuat yang tidak baik padamu”. Kata Jerapah sambil beranjak menuruni bukit.

Tidak beberapa lama kemudian Jerapah dan kelinci sampai di depan istana, kelinci yang membawa buah apel pelangi langsung memberikannya kepada Singa di dalam istana. Dengan disaksikan oleh banyak binatang lain, Baginda Singa pun segera memakan buah itu dan seketika ia pun sembuh dari sakitnya. Para hewan pun bersorak gembira dan mengucapkan selamat untuk Kelinci karena ia sudah berhasil menyembuhkan sang Raja. Raja Singa memenuhi janjinya, ia memberikan mahkota pangeran dan dua peti emas kepada Kelinci. “Kelinci, Aku sangat berterima kasih kepadamu, kamu sudah berhasil menyembuhkanku dengan buah yang kau bawa. Sekali lagi, Terima Kasih Banyak.” Kata Raja Singa. “Iya Raja, aku sangat senang bisa membantu paduka. Dan terima kasih banyak atas hadiah yang paduka berikan ini.” Kata Kelinci dengan sopan.

Tiba-tiba Jerapah menghampiri Kelinci. “Kelinci, Sekali lagi terima Kasih ya, karena tadi kamu sudah menolongku, dan selamat kamu sudah menjadi Pangeran di Hutan ini. Selamat ya teman, kamu masih tetap mau menjadi temanku kan?” Kata Jerapah sambil tersenyum dan berharap. Semua pun kaget dengan sikap Jerapah yang lembut , karena selama ini ia bersikap buruk kepada semua hewan. “Iya Jerapah, aku senang bisa membantumu dan bisa membuatmu berubah sikap menjadi baik. Iya, kamu tetap akan menjadi temanku untuk selamanya.” Kata Kelinci sambil tersenyum. Hewan-hewan yang lain pun ikut terharu dan bahagia dengan kejadian yang baru saja dialaminya. Jerapah pun menjadi hewan yang baik hati, suka membantu hewan lain yang kesusahan dan tidak sombong lagi. Sementara Kelinci menjadi pangeran hutan yang selalu baik dan membantu warga hutan dan teman-temannya. Mereka pun hidup rukun damai sentausa dalam kebersamaan di Hutan itu.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Jerapah dan Kelinci adalah : Janganlah kita merasa paling pandai dan sombong kepada orang lain. Orang yang sombong dan merasa paling pintar dan serba bisa suatu saat pasti membutuhkan bantuan orang lain, bahkan bukan tidak mungkin bantuan itu datang dari orang yang kita musuhi dan dianggap bodoh dan lemah.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Dongeng Fabel Keledai Yang Cerdas

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Keledai Yang Cerdas, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Keledai Yang Cerdas, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.

Alkisah di sebuah perkampungan, tinggalah seorang Petani dengan keledainya. Suatu hari, keledai milik petani terperosok ke dalam lubang bekas galian yang cukup dalam. Hewan itu tidak bisa keluar dari parit tersebut dan terus menangis antara takut dan kesakitan, sementara Pak Tani berusaha sebisanya mengeluarkan hewan itu dari sana. Upaya penyelamatan itu berkali-kali dilakukan namun selalu gagal. Dari dalam lubang galian itu sudah tidak terdengar lagi rengekan si keledai. Baik Pak Tani maupun si keledai sama-sama terkuras tenaganya dan merasa letih.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Dengan putus asa akhirnya, Pak Tani memutuskan untuk meninggalkan keledainya di dalam lubang itu sendirian. Dia berpikir keledainya sudah sangat tua dan tidak produktif lagi maka tidak ada ruginya jika ia ditinggalkan dan mati di dalam lubang itu.

Setelah beberapa hari, dan mengira si keledai telah mati. Pak Tani datang ke lubang bekas galian itu dengan mengajak para tetangganya untuk datang membantunya menguruk lubang bekas galian itu. Selain lubang itu berbahaya jika dibiarkan ada, dia juga bermaksud mengubur si keledai. Mereka membawa cangkul dan sekop dan mulai melemparkan tanah ke dalam lubang yang menyerupai sumur itu. Mereka pun mulai menimbun keledai itu. Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi dan menimpanya, ia menangis sedih, ternyata Pak Tani tega berbuat seperti itu padanya. Tetapi kemudian, semua orang kagum dan takjub karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah dituangkan ke dalam lubang, si petani melihat ke dalam lubang untuk memastikan keadaan si keledai yang malang itu. Namun ia kaget dan tercengang, dia tidak percaya pada apa yang dilihatnya.

Walaupun punggungnya terus ditimpa bersekop-sekop tanah dan pasir, si keledai melakukan sesuatu yang diluar nalar manusia. Ia menggoyang-goyangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu ia berpijak diatas tanah itu. Sementara para tetangga Pak Tani terus menuangkan tanah dan pasir makin banyak ke atas punggung hewan itu. Si keledai terus melanjutkan menggoyangkan badannya dan melangkah naik diatas tanah yang turun dari punggungnya. Sampai akhirnya kepala si keledai bisa melihat permukaan tanah yang hampir rata menutup lubang tempatnya terjebak. Segera saja si keledai melompat keluar dari lubang dan menyepak pak petani hingga jatuh tersungkur dan lalu melarikan diri ke rerimbunan pohon di pinggiran hutan.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Keledai Yang Cerdas adalah : Kadang sesuatu yang dianggap oleh kita sebagai sebuah derita atau hal yang tidak disukai, jika kita mampu memahami dan memanfaatkan dengan bijak maka akan berubah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi kita. Permasalahan dalam hidup bukanlah suatu alasan untuk kita berputus asa, belajar dari cerita keledai yang pintar kita bisa merubah suatu masalah menjadi solusi yang bisa mendewasakan dan berpengaruh baik buat kita.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Dongeng Fabel Kerbau dan Sapi

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kerbau dan Sapi, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kerbau dan Sapi, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.

Pada zaman dahulu kala, di suatu tempat terdapat sebuah desa yang pemandangannya sangat indah. Tapi, di tempat itu pada siang hari matahari bersinar sangat panas. Di sawah, para petani mengairi sawah-sawah mereka secara rutin dan tidak boleh sampai lupa untuk mengairinya sebab bila lupa, sawah mereka bisa mengering seketika dan akan menyebabkan tanaman padinya mati. Tampak seekor kerbau sedang mondar mandir kepanasan mencari kubangan untuk berendam mendinginkan badan. Dari arah lain tampak seekor Sapi yang juga sedang mencari air, rupanya dia juga sedang kegerahan siang itu. Akhirnya kerbau dan sapi bertemu dan sepakat untuk mencari kubangan untuk berendam bersama-sama.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Mereka berjalan menyusuri pematang sawah yang tampak basah, rupanya pak Tani baru saja mengairi sawahnya. Si sapi berkata kepada kerbau. "Aduh hari makin panas saja. Aku serasa mau pingsan. Bagaimana ya kita bisa mendinginkan badan kita agar tidak kepanasan?" Lalu si kerbau menjawab, "Bagaimana kalau kita berendam di sawah pak petani saja, tampaknya sawahnya banyak airnya?" Lalu si sapi berkata lagi. "Tapi apakah pak petani tidak akan marah bila kita berendam di sawahnya,sedangkan disana banyak tanaman padi?" Tanya si Sapi, lalu kerbau menjawab. "Tenang saja pak petani pasti sedang beristirahat dan tidak menjaga sawahnya. Kita akan berendam hingga puas di sawah pak petani."

Kemudian mereka berduapun pergi berendam ke sawah pak petani. Sesampainya mereka disana, mereka langsung melepas baju (kulit) mereka dan segera berendam di sawah tersebut. Mereka merasa lega karena dapat berendam untuk mendinginkan badan. Si sapi berkata. "Asyikk... Akhirnya kita bisa berendam juga." Lalu kerbau berkata, "Iya. Aku juga merasa lega sekarang."

Namun, tiba-tiba tanpa di sangka-sangka pak petani datang untuk memeriksa sawahnya. Seketika kerbau dan sapi langsung mengambil baju mereka dan lari terbirit-birit. Ketika mereka sampai di rumah masing-masing, mereka memakai baju mereka dan ternyata baju mereka tertukar. Akhirnya mereka memakai baju yang ada yaitu sapi memakai baju kerbau yang sangat longgar dan kerbau memakai baju sapi yang sangat sempit. Itulah sebabnya sampai saat ini sapi bajunya longgar dan kerbau bajunya sempit.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Kerbau dan Sapi adalah : Jangan melakukan sesuatu dengan terburu-buru karena hasilnya tidak akan memuaskan, bahakan bisa merugikan diri kita. Seperti sapi dan kerbau karena terburu-buru akhirnya bajunya tertukar dan merugikan mereka sendiri.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Cerita Dongeng Kancil, Semut dan Cicak

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Kancil, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Kancil, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel. 

Pada Zaman dulu, disebuah hutan tinggallah seekor kancil, cicak dan kawanan semut. Mereka hidup dengan bahagia di hutan tersebut. Hanya saja si Cicak agak nakal dan sering mengganggu teman-temannya. Suatu hari Kancil sedang bercengkrama dengan kawanan semut. Dia meloncat-loncat di sepanjang jalan setapak di hutan itu, sementara para semut berlari-lari di belakangnya sambil menari dan menyanyi.

Ketika para semut melihat segerombol buah apel merah yang ranum, mereka berteriak-teriak pada Sang Kancil untuk memetiknya. Maka Sang Kancil dengan gesit melompat dan menyundul apel-apel itu hingga jatuh ke tanah. 

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Tak berapa lama kemudian para semut merubungi apel-apel tersebut dan mulai memotongnya menjadi potongan kecil-kecil. Sebagian dipanggul, sebagian lagi didorong beramai-ramai. Begitulah acara bermain dihentikan sejenak setelah mereka menemukan tempat yang nyaman untuk beristirahat sambil menikmati buah apel.

Namun saat para semut sedang berpesta apel, tiba-tiba muncul Cicak yang merayap cepat dan Happp!!! menangkap potongan apel yang paling besar dengan lidahnya lalu cepat-cepat kabur ke balik semak-semak. “Waaaduhhh ada pencuri! Pencuri! Pencuri!” teriak para semut dengan kagetnya. 

Kancil yang sedang enak-enak berjemur sambil menikmati manisnya buah apel jadi kaget. Kemudian setelah tahu apa yang telah terjadi maklumlah dia. Rupanya ada cicak badung yang berulah menyerobot potongan apel yang di bawa para semut. Setelah berpikir sejenak, Si Kancil yang sangat bijaksana ini membisikkan suatu rencana pada para semut. Sontak setelah mendengar kata-kata yang dibisikkan, para semut serentak tertawa terpingkal-pingkal. 

Sang Kancil melompat ke semak-semak dan sebentar kemudian kembali dengan membawa segenggam buah kecil berwarna merah. Para semut membawa potongan buah merah itu sambil sebentar-sebentar berhenti karena tak kuat menahan tawa. Rupanya para semut menganggap rencana mereka benar-benar sangat lucu. Pesta dimulai lagi, para semut kembali makan apel yang telah dipotong kecil-kecil. Buah merah pemberian Sang Kancil sengaja diletakkan di pinggir dan tidak dijaga oleh para semut. Mereka tertawa, bergandengan tangan, menari sambil sebentar-sebentar melirik ke tumpukan buah merah di pinggiran. 

Disaat para semut sedang berpesta, tiba-tiba Cicak kembali datang dan langsung menangkap buah-buah merah yang diletakkan di pinggir lalu kabur. Anehnya bukannya marah, tapi para semut malahan tertawa terpingkal-pingkal melihat Cicak membawa lari buah-buah itu. Terdengar suara tawa para semut riuh rendah mentertawakan Cicak yang lari sambil menggondol buah merah. Cicak yang tengah berlari itu jadi bertanya-tanya mengapa para semut tertawa terbahak-bahak melihat dia mencuri buah merah. Kemudian dicicipinya buah merah itu, hhmmm rasanya manis dan enak. Tak terasa beberapa saat kemudian dia sudah tertidur kekenyangan dan lupa dengan pertanyaan yang timbul dalam benaknya. 

Saat terbangun si Cicak penasaran dengan tawa para semut. Maka dia kembali mendekat dan mengintip ingin tahu apa yang aneh dengan para semut. Dilihatnya Sang Kancil sedang dikerumuni para semut sambil berbicara sesuatu. “Jadi buah merah tadi bukan cabe yah???. Percuma dong kita gagal memberi pelajaran pada si pencuri” kata seekor semut paling besar mewakili teman-temannya. Rupanya para semut tertawa terpingkal-pingkal karena menyangka buah yang mereka letakkan di pinggir adalah cabe, sehingga si pencuri akan kepedasan saat memakannya. Saat tahu buah merah itu bukan cabe mereka jadi kecewa. “Kalian terlalu tulus untuk bisa menjebak orang lain. Kalian tak bisa menahan tawa terpingkal-pingkal mendengar rencanaku. Pastilah si pencuri akan curiga dan meneliti buah yang dicurinya. Saat tahu itu cabe, dia tidak akan memakan dan akan kembali untuk mencuri buah lainnya. Jadi aku ganti saja dengan buah strawberry yang banyak di sekitar sini. Biar saja dia kenyang, biar tidak mengganggu kita lagi” kata Kancil

Para semut saling berpandang-pandangan dan mengakui bahwa mereka tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa. Pastilah si pencuri mendengar tawa itu dan jadi curiga. Para semut memang tidak bisa berpura-pura, mereka selalu jujur dalam bertindak dan berkata-kata. “Pencurinya adalah si Cicak. Biarlah nanti aku datang ke rumahnya sambil membawa sekeranjang strawberry dan sedikit nasehat. Biar dia tidak mencuri lagi” kata Si Kancil. 

Tak terasa, Si Cicak meneteskan air mata mendengar semua kata-kata Si Kancil. Rupanya Sang Kancil mengganti cabe dengan apel bukan saja karena para semut tidak bisa menahan tawa, tapi juga karena dia sayang pada Cicak kecil. Buktinya Sang Kancil akan datang ke rumahnya sambil membawa sekeranjang strawberry. Diam-diam Cicak kecil merasa dirinya telah melakukan perbuatan hina dina pada makhluk-makhluk yang baik hati.

Pesan Moral Cerita Dongeng Kancil, Semut dan Cicak adalah : Jangan kita balas kejahatan dengan kejahatan. dengan kita berbuat baik pada orang yang telah menjahati kita, maka orang tersebut akan berfikir dan kemungkinan besar akan menyadari kesalahannya. Berbuat baik adalah perbuatan mulia.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Dongeng Fabel Serigala dan Domba

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Serigala dan Domba, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia dan Cerita Lucu.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Serigala dan Domba, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia dan Cerita Lucu.

Disebuah hutan hiduplah seekor serigala liar yang sedang kelaparan. Sudah beberapa hari ini dia tidak menemukan mangsa untuk dimakan. Hari itu dia berencana untuk mencari makanan di pinggiran hutan tersebut, karena dia tahu kalau di pinggiran hutan itu sering ada penggembala yang menggembalakan dombanya. Dan benar saja, dari kejauhan serigala melihat kawanan domba yang sedang asyik merumput. Namun langkah serigala terhenti ketika dilihatnya Pak Gembala duduk di dekat domba-domba tersebut. "Wah, kalau begini mana mungkin aku bisa memakan salah satu diantara domba-domba itu". Pikirnya.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Namun serigala memang banyak akalnya, tentu saja akal bulus dan akal licik. Hingga suatu malam, ia berhasil memangsa seekor domba milik Pak gembala. Ia tidak langsung memakannya melainkan dibawanya pulang ke hutan dan menguliti domba tersebut."Hahahaha... dengan kulit domba berbulu ini, saya pasti akan dengan mudah memangsa domba" Katanya bangga sambil memegang kulit domba yang sudah dia modifikasi menyerupai sebuah kostum hewan. Hari berikutnya, dengan memakai kulit dan bulu domba, sang Serigala menyusup masuk ke kawanan domba dan dengan mudahnya dia bisa memangsa anak domba. Hal tersebut makin membuat serigala makin bangga dengan kostum buatanya itu.

Pagi itu Serigala mencoba keampuhan kostum dombanya, ia memberanikan diri membaur dengan kawanan domba yang sedang merumput di pinggiran hutan. Penggembala yang sudah tau gerak gerik serigala diam saja dan pura-pura tidak melihatnya. Sepertinya penggembala mempunyai rencana untuk serigala itu. Pak gembala memang sudah kesal dengan kelakuan serigala yang telah memangsa dombanya akhir-akhir ini. Merasa tipu muslihatnya manjur, Serigala makin yakin dan berani. Tanpa sepengetahuan pak gembala, Pada malam harinya sang Serigala juga ikut bersama kawanan domba untuk masuk ke dalam kandang, tepat tengah malam dia memangsa anak domba lagi dan membawanya ke hutan. Pagi harinya, mengetahui anak domba peliharaanya tidak ada, pak gembala makin kesal dengan serigala. Maka dia punya rencana untuk menjebak serigala tersebut.

Hari itu Pak Gembala sudah siap menggiring domba-domba ke hutan untuk merumput, tak lama mereka pun sampai di pinggiran hutan. Serigala yang sudah dari tadi menunggu mereka akhirnya mengendap-endap membaur dengan kawanan domba. Pak Gembala tau kalau serigala sudah datang dan ada diantara mereka. Setelah para domba puas merumput, pak gembala pun menggiring mereka untuk pulang. Serigala pun ikut dalam rombongan itu, Sebelum masuk kandang satu persatu domba di cukur karena bulunya akan di jual oleh Pak Gembala. Mengetahui hal tersebut, Serigala mulai panik. Namun sudah kepalang basah, maka dia pun menurut saja ketika mendapat giliran di cukur. Pak Gembala yang sudah tau kalau itu adalah serigala lalu mengikat keempat kaki serigala dan melepaskan kulit domba yang dikenakanya. Kini terlihatlah Serigala seperti aslinya dan tanpa ampun dicukur habis oleh pak gembala hingga gundul. serigala kini tampak lucu dan semua Domba menertawakannya. Merasa di permalukan akhirnya serigala berontak dan berhasil membuat ukatan di kakinya lepas. Dia berlari kencang menuju hutan untuk menyelamatkan diri. Dia terus berlari seolah dikejar sesuatu. Naas, dia terjatuh ke jurang dan serigala pun akhirnya mati tanpa ada yang menolongnya. Perbuatan buruknya tekah menuai balasan dari yang Kuasa.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Serigala dan Domba adalah : Orang yang berbuat jahat pasti akan ketahuan dan menerima hukuman yang setimpal. Selalu berbuat baiklah terhadap sesama dan jauhi sifat licik dan kepura-puraan.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Dongeng Fabel Ular dan Emas

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang cerita Dongeng Fabel Ular dan Emas, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang cerita Dongeng Fabel Ular dan Emas, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia.

Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang petani miskin yang bernama Pak Joyo yang tinggal di pinggiran sebuah hutan dengan anak semata wayangnya. Suatu hari pak tani sedang mencari kayu bakar di dalam hutan, setelah berjalan cukup jauh masuk ke hutan ia bermaksud beristirahat. Pak tani lalu berteduh di bawah pohon, ia berbaring sejenak sambil menikmati semilirnya udara . Tiba-tiba dilihatnya ular berbisa yang keluar dari semak-semak di dekatnya. Saat itu dia berpkir, "Pasti ular ini adalah penjaga hutan ini dan harus dihormati." Begitulah, karena masyarakat masih percaya dengan hal-hal tahayul seperti halnya pak tani ini. Petani itupun pulang untuk mengambil sedikit makanan dari rumahnya yang berada di pinggiran hutan, ia meletakan makanan berupa air gula ke dalam mangkuk, dan menaruhnya dekat sarang ular tersebut sebagai ucapan rasa terima kasih, lalu petani itu berkata, "Wahai penjaga hutan ini, saya memberikan semangkuk air gula ini sebagai ucapan terima kasih saya kepadamu!" Setelah itu, petani tersebut pulang ke rumahnya. 

Baca Cerita Dongeng Selengkapnya :
Keesokan pagi saat dia datang kembali ke tempat kemarin dia menaruh mangkuk, dia melihat kepingan emas di dalam mangkuk. Dan sejak saat itu, setiap hari kejadian itu terus berulang. Pak tani setiap hari memberikan semangkuk air gula ke ular tersebut dan setiap pagi pula dia selalu mendapatkan sekeping emas.

Suatu hari petani tersebut akan pergi ke desa sebelah selama beberapa hari dan untuk itu dia memerintahkan anaknya untuk menaruh semangkuk air gula di depan sarang ular di hutan. Sang anak melakukan perintah ayahnya, membawa semangkuk air gula, lalu menaruhnya di depan sarang ular. Keesokan paginya saat dia membawa semangkuk air gula lagi, dia menemukan sekeping emas di mangkuk yang lama, dan sang Anak berpikir: "Di perut ular ini mungkin penuh dengan emas; Jika saya membunuh ularnya, saya dapat mengambil semuanya sekaligus dan saya akan cepat kaya." Keesokan hari, saat dia menaruh semangkuk makanan di depan sarang ular, dia menunggu ular tersebut keluar, dan saat sang Ular keluar dari sarang, sang Anak memukul kepala ular tersebut dengan pentungan. Tetapi ular itu masih beruntung bisa lolos dari kematian dan dalam keadaan marah, ia mematuk sang Anak dengan giginya yang tajam dan berbisa sehingga sang Anak langsung tidak bernyawa. Orang-orang sekampung yang menemukan sang Anak yang telah meninggal lalu mengubur anak tersebut dan memanggil sang Petani pulang.

Dua hari kemudian setelah sang Petani tiba di rumah dan mendapatkan penjelasan tentang kematian anaknya, sang Petani merasa sangat bersedih. Tetapi setelah beberapa hari, dia kembali mengambil semangkuk air gula dan menaruhnya di depan sarang ular. Pak Tani lalu memanggil sang Ular untuk keluar dari sarangnya. Setelah lama menanti, sang Ular akhirnya muncul dan berkata kepada sang Petani: "Keserakahan yang membawamu sekarang ke sini, keserakahan membuat kamu lupa akan kematian anakmu. Mulai saat ini, persahabatan antara kita tidak akan bisa terjalin lagi. Anakmu yang serakah itu memukul saya dengan kayu, dan Saya menggigitnya hingga meninggal. Bagaimana saya bisa melupakan pukulan dengan kayunya? dan bagaimana kamu bisa melupakan rasa duka akan kehilangan anakmu?" Setelah itu, sang Ular memberikan sebuah mutiara yang mahal kepada sang Petani dan menghilang masuk ke dalam sarang. Tetapi sebelum menghilang, sang Ular berkata: "Jangan engkau datang lagi ke sarangku." Sang Petani mengambil mutiara tersebut, pulang ke rumahnya sambil menyimpan rasa penyesalan dalam hatinya.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Ular dan Emas adalah : Janganlah kita menjadi orang yang serakah, karena sifat serakah sangat tercela dan di benci Tuhan. Keserakahan seringkali menghilangkan akal sehat manusia. berlakulah lebih bijak dalam berfikir dan bertindak.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.


Cerita Fabel Beruang dan Lebah

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Sarang Laba-Laba Emas, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Sarang Laba-Laba Emas, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Dahulu kala, hiduplah seekor beruang di sebuah hutan yang sangat subur. Siang itu dia sedang berjalan menyusuri tepian danau yang ada di hutan tersebut, rupanya dia sedang kelaparan dan bermaksud mencara makanan kegemarannya yaitu madu. Tak memerlukan banyak waktu, dia pun melihat sarang lebah yang berada di lubang pohon tumbang dekat danau. dengan berhati-hati dia mendekati sarang lebah tersebut.

Beruang itu mulai mengendus-endus dengan hati-hati di sekitar pohon tumbang tersebut untuk mencari tahu apakah lebah-lebah sedang berada dalam sarang tersebut. Tepat pada saat itu, sekumpulan kecil lebah terbang pulang dengan membawa banyak madu. Lebah-lebah yang pulang tersebut, tahu akan maksud sang Beruang dan mulai terbang mendekati sang Beruang, tanpa ampun mereka menyengat pantat Beruang dengan sengatnya yang tajam. Mendapat serangan tiba-tiba, beruangpun kaget bukan kepalang. Dia mengamuk membabi buta dan menyerang balik kawanan lebah. Mendapat perlawanan dari Beruang, para lebah pun ketakutan dan lari bersembunyi ke dalam lubang batang pohon.

Sengatan di pantat beruang rupanya cukup banyak, Beruang tersebut menjadi sangat marah dan seketika itu juga, loncat ke atas batang yang tumbang tersebut dan dengan cakarnya menghancurkan sarang lebah. Tetapi hal ini malah membuat marah seluruh kawanan lebah yang berada dalam sarang, mereka keluar dan menyerang sang Beruang. Beruang yang sial itu akhirnya lari terbirit-birit dengan penuh benjolan bekas sengatan lebah. Para lebah terus mengejarnya, karena merasa kewalahan akhirnya beruang itu menyelamatkan dirinya dengan cara menyelam ke dalam air danau. Dia benar-benar sial hari itu, madu tidak ia dapatkan namun sengatan lebah penuh di badan.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Beruang dan Lebah adalah : Janganlah kita mengusik kehidupan orang lain, karena perbuatan itu sangat tercela. Belajarlah mencari rejeki dengan tidak merugikan orang lain.

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.


Cerita Dongeng Sarang Laba-Laba Emas

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Sarang Laba-Laba Emas, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Sarang Laba-Laba Emas, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Disebuah hutan, tinggal beraneka macam hewan. mereka hidup dengan damai. Pagi itu udara berhembus segar meniup embun di dedaunan nan subur menghijau. Matahari baru menampakan sinarnya yang hangat. Sorot cahaya menembus kerimbunan hutan kecil itu. Semua penghuni hutan itu langsung terjaga. Mereka menyambut hari baru itu dengan bersuka ria. Bunga-bunga mekar berseri. Kupu-kupu menari-nari riang. Burung-burung bernyanyi-nyanyi gembira. Cuma Laba-laba yang nampak tidak bergairah. Sepertinya laba-laba mungil itu sedang bersedih hati.

Baru beberapa hari ini Laba-laba tinggal di hutan kecil itu. Tadinya ia tinggal di sebuah gubuk kosong bekas pemburu yang letaknya tak jauh dari hutan itu. Di sana ia tinggal dengan tenang. Kemudian datanglah bencana itu. Gubuk itu dirobohkan petani untuk dijadikan kayu bakar, dan dia tidak bisa lagi bersarang di gubuk itu.

Setelah gubuk itu rata dengan tanah dan dibawa pergi, Ia kemudian terlunta-lunta. Suatu ketika Laba-laba juga hendak ditangkap oleh seekor burung, ia lari menyelamatkan diri. Ia lalu bersembunyi di hutan kecil itu. Ketika Kaba-laba menyesali nasibnya, Peri Bintang lewat di dekatnya. Agaknya Peri penguasa hutan kecil itu melihat kesedihan Si Laba-laba. "Apa yang bisa kuperbuat untuk membuatmu gembira, Laba-laba?" ujar Peri itu lembut. "Aku ingin anak-anak itu mengagumiku, Peri!" jawab Laba-laba.

Peri Bintang terdiam lama sekali. Sepertinya ia sedang berpikir. Beberapa saat terdengar ia berkata, "Baiklah! Aku akan menolongmu, Laba-laba! Tetapi, jangan salah gunakan pemberianku ini, ya!" Peri Bintang membuat ramuan. Lalu, ia menyuruh Laba-laba meminum ramuan itu. Setelah itu Laba-laba bergegas pergi ke sebuah pohon dekat rumah penduduk di pinggiran hutan. namun ia tidak berani masuk ke dalam rumah. Ia memilih tempat di sudut kebun petani. Di situ ia mulai memintal sarangnya. "Hei! Itu Lihatlah! Ada laba-laba ajaib! Sarangnya terbuat dari emas,"Tak lama terdengar suara anak-anak. Laba-laba terkejut sekali. "Oh, jadi inikah keajaiban yang diberikan Peri Bintang kepadaku," pikir Laba-laba dalam hati. "Wah! Benar-benar emas murni! Ayo kita tangkap laba-laba ini. la akan membuat kita kaya!" usul salah seorang anak. Anehnya! Laba-laba tak berusaha menghindar ketika anak-anak itu menangkapnya. Ia bahkan merasa bangga sekali.

"Aku akan membuat kalian terus mengagumiku!"janji Laba-laba. Ia kemudian ditempatkan di dalam sebuah ruangan yang mewah. "Ayo pintallah sarang emas buat kami, Laba-laba Manis! Ayo pintal lagi! Pintal lagi! Pintal lagi!" sorak anak-anak kegirangan. Sementara itu Laba-laba terus memintal dan memintal. Sampai ruangan mewah itu nyaris penuh dengan sarang emas. Celakanya! Anak-anak itu tak pernah merasa puas. Mereka menyuruh Laba-laba terus mengeluarkan benang emas sampai badan Spini terasa sangat lemas. "Ahh...! Badanku lemas sekali. Sebentar lagi pasti aku mati...." gumam Laba-laba lirih.

Laba-laba kemudian menyadari ketololannya. Ia sadar bahwa kesombonganya telah dimanfaatkan oleh manusia. Akibatnya, ia sendiri yang sengsara. Laba-laba ingin sekali melarikan diri. Tetapi, rasanya tidak ada kesempatan untuk melakukan keinginannya itu. Sebab, anak-anak itu menjaganya dengan ketat.

Untung, ada seorang Nenek yang baik hati. Nenek itu heran melihat anak-anak yang sedang bermain laba-laba. Laba-laba itu sudah tampak lemas, Setelah tahu sebabnya Nenek itu memarahi mereka. "Astaga? Kalian telah menyiksa binatang itu!" seru si Nenek. "Tetapi, Nek. Ia bisa membuat kita kaya," jawab mereka. "Kalian sungguh kejam. Tahukah kalian bahwa ketamakan kalian itu bisa membuat binatang itu binasa. Ayo segera tinggalkan tempat ini!" kata Nenek tegas.

Keempat anak itu pergi dengan wajah kecewa. Laba-laba merasa lega sekali. Ternyata, masih ada manusia yang berhati emas seperti Nenek ini, pikirnya. "Kasihan kau, Laba-laba Manis!" ujar Nenek lembut. "Mari kubebaskan kau!" Nenek itu melepaskan Laba-laba di pekarangan rumahnya. Tubuhnya yang lemah itu diletakkannya di atas rerumputan yang lembut. Andai Nenek itu bisa mengerti, Laba-laba ingin berteriak, "Terima kasih, Nek!"

Dengan tertatih-tatih Laba-laba segera menemui Peri Bintang. "Apakah anak-anak itu sangat mengagumimu, Laba-laba?"tanya Peri Bintang. "Anak-anak itu memang sangat mengagumiku. Tetapi, kekaguman mereka itu justeru membuatku sengsara, Peri. Karena ulah mereka aku nyaris mati kehabisan tenaga," jawab Laba-laba menyesal.

Laba-laba menceritakan pengalamannya dengan berlinang air mata. "Aku menyesal telah bersikap sombong. Aku ini memang sangat tolol," ujar Laba-laba setengah terisak. Peri Bintang tercenung. Ia juga merasa bersalah. Karena keajaiban yang diberikannya nyaris membuat Laba-laba celaka. "Sekarang apa yang ingin kuperbuat untukmu, Laba-laba?" tanya Peri. "Aku ingin dikembalikan ke wujud asalku, Peri. Aku ingin jadi seekor laba-laba biasa. Setelah itu aku ingin tinggal di hutan ini," ucap Laba-laba lirih. "Baik. Permintaanmu itu akan segera kukabulkan!" tukas Peri Bintang mantap.

Peri yang baik hati itu kemudian membuat ramuan lagi. "Nah! Minumlah ini," tuturnya lembut sambil menyodorkan ramuan. Laba-laba segera meminum ramuan itu. Ternyata ramuan itu sangat mujarab. Tak lama Laba-laba telah kembali berubah jadi seekor laba-laba biasa. Sarang yang dipintalnya bukan sarang emas melainkan sarang biasa. Betapa girangnya si Laba-laba! "Terima kasih, Peri. Aku berjanji tidak akan mengotori hutan ini dengan membuat sarang di sembarang tempat," ucap Laba-laba tulus.

Sejak saat itulah, Laba-laba menjadi penghuni hutan kecil itu. Setiap matahari terbit merekah di ufuk timur ia selalu menyambut hari baru itu dengan wajah cerah dan ceria.

Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.